Thursday, February 24, 2011

Transaksi Esek-esek, Manfaatkan Jasa Tukang Becak


KEDIRI - Satuan Reskrim Polres Kediri Kota berhasil membongkar sindikat tansaksi seks bebas yang mulai marak di Kota Kediri. Petugas berhasil mengamankan Endi Achmadiya Laksono (44), seorang mucikari yang sehari-hari bekerja sebagai tukang becak, tinggal di Kelurahan Balowerti RT 029/ RW 07, Kecamatan Kota Kediri.

Kasubbag Humas Polres Kediri AKP Surono mengatakan, ketiganya tengah menjalani pemeriksaan secara intensif di Unit Pengaduan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Kediri Kota.

Sementara dua gadis penjaja seks tersebut masing-masing, Putri (19), asal Jalan Pahlawan, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung dan Ayu (20), ibu satu anak asal Dusun Nglaban, Desa Maron, Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri. “Kami masih memintai keterangan ketiganya,” kata Surono, Kamis (24/2)

Terbongkarnya sindikat pelacuran tersebut bermula dari informasi yang diberikan masyarakat bahwa, Endi kerap menawarkan jasa seksual gadis-gadis kepada para pria hidung belang. “Tadi malam sekitar pukul 21.30 WIB kita buntuti Endi di salah satu
hotel yang ada di Jalan Dhoho, Kota Kediri. Tersangka tengah mempertemukan seorang pria hidung belakng kepada seorang gadis (pelacur, red). Kemudian kita lakukan penggerebekan di hotel itu,” ungkapnya.

Petugas meringkus Endi dan dua gadis yang dijualnya. Mereka langsung digiring ke Mapolsek Kota Kediri. Ketiganya langsung diperiksa secara intensif oleh petugas.

Saat dikonfirmasi, Endi mengaku, hanya mendapat upah sebesar Rp 20 ribu. Uang itu kata, Endi, sebagai ongkos jasa becak atau ojek. “Saya bukan sebagai mucikari. Saya hanya mengantar ke hotel, setelah itu diberi uang. Memang saya sudah lama mengenal mbak-mbaknya (pelacur, red), itupun karena lingkungan,” akunya.

Polisi mensinyalir, sindikat penjualan pelacur ini melibatkan banyak orang. Selain Endi, diperkirakan ada pihak-pihak lain yang terlibat. Apalagi, berdasarkan keterangan tersangka, kegiatan itu sudah berlangsung selama lima tahun. Oleh sebab itu, polisi masih
mengembangkan kasus ini.

Endi dijerat dengan pasal 296 sub 506 KUHP tentang tindak pidana mempermudah perbuatan cabul. Sedangkan, dua gadis penjaja seks tersebut hanya sebagai saksi.   



Sementara itu, menurut pengakuan Ayu, ibu satu anak itu, Endi meminta bayaran tinggi dalam setiap kali ia melayani tamu prianya. Endi juga yang mencarikan calon pria penikmat tubuh Ayu. “Tarif setiap kali kencan short time sebesar Rp 200 ribu sampai Rp 300 ribu. Saya hanya mendapat Rp 70 ribu. Sementara sisanya Rp 130 ribu kami berikan kepada perantara (Endi),” aku Ayu.

Awal mula perkenalan dengan Endi, ketika itu Ayu sering ketemu di salah satu hotel di Kota Kediri, lantas Endi meminta nomor telepon, setelah itu, laki-laki hidung belang yang ingin kencan dengannya, tinggal mengubungi Endi. “Begitu, dapat mangsa, Endi langsung telpon saya, dan janjian ketemu di hotel,” ujarnya.

Bukan hanya dirinya yang memanfaatkan jasa Endi, melainkan beberapa temannya juga memanfaatkan dia. “Banyak sekali mas, nanti Endi tinggal yang mencari,” jelasnya.

Aktivitas seks bebas tersebut, diakui Ayu sudah berjalan beberapa tahun lalu, awalnya, dia tidak ada niatan terjun didunia itu, namun karena sejak ditinggal suami, dan susah mendapatkan kerja, akhirnya memilih cara instant dengan menjadi pemuas nafsu para hidung belang. “Kalau tidak begini, bagaimana dengan anak saya,” ceritanya.

Untuk pelanggan, diakuinya berasal dari semua kalangan, mulai dari usia muda, namun juga ada beberapa orang perkantoran. “Ada juga yang PNS,” akunya.

Menurutnya, dengan adanya Endi, kerja lebih ringan, karena tidak perlu lagi mencari mangsa. “Tinggal menunggu di kost-kostan, tidak perlu keluar,” ungkapnya.

Tuesday, February 22, 2011

STAIN Kediri Pindah Lokasi Perkuliahan?



KEDIRI, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri  ( STAIN ) Kediri, mengancam berencana pindah ke daerah Kabupaten Kediri. Hal itu dilakukan untuk pengembangan dunia pendidikan. Pasalnya, saat ini STAIN Kediri yang berada di wilayah Kelurahan Rejomulyo Kecamatan Kota sudah tidak mungkin, karena faktor lahan.

“Kami akan pindah ke daerah Kabupaten Kediri guna pengembangan pendidikan,” kata Ketua STAIN Kediri Adhmad Subakir, Selasa (22/2).

Saat ini, dikatakan Subakir, luas lahan STAIN hanya 3,5 hektar, sebenarnya untuk sebuah kampus negeri itu idealnya diatas 10 hektar. Untuk memperluas lahan juga sangat sulit, disebelah timur ada Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kediri, sebelah barat dan selatan ada perkampungan warga, sementara di sebelah utara ada Sekolah Dasar Negeri (SDN) 5 Ngronggo. “Kami sudah tidak bisa lagi meluaskan lahan untuk penembangan kampus,” keluhnya.

Menurutnya, dengan nantinya STAIN memiliki lahan seluas 10 hektar, pihaknya berani memberikan target memperoleh mahasiswa diatas 10 ribu. “Kalau mempunyai lahan yang luas, kami mampu mendapatkan mahassiswa 10 ribu lebih,” tegasnya.

Sebenarnya pihak STAIN, dikatakan Subakir masih ingin bertahan di Kota Kediri untuk mencari Solusi lahan milik Pemkot Kediri yang mungkin bisa di Ruislag dengan STAIN, namun sampai saat ini belum menemukan. “Memang beberapa waktu lalu  pihak STAIN meminta Ruislag pada Pemkot Kediri atas lahan Lapangan yang ada di kelurahan Ngronggo namun tidak disetujui oleh pihak Pemkot dengan alasan yang kurang jelas,” terangnya.

Saat disinggung, terkait perijinan dari Dirjen Perguruan Tinggi (Dikti) terkait hal perpindahan lokasi kampus, Subakir mengaku tidak mempermasalahkannnya. “Dikti tidak masalah, makanya dalam waktu dekat kami akan mengajukan ke Dikti, apalagi Pemerintah Kabupaten Kediri sudah siap menyediakan lahan,” ujarnya.

Sementara itu dikonfirmasikan pada pihak Pemkot Kediri terkait dengan kejelasan ruislag antara Pemkot Kediri dengan STAIN, Kabag Humas Tri Kriswinarko mengatakan, Pihak pemkot saat ini belum mengetahui kabar tersebut. “Kalau masalah itu, saya belum jelas, karena saya masih belum kordinasi dengan pihak Pembangunan maupun asisten pembangunan, coba nanti saya tanyakan dulu,” ujarnya singkat.

Sekkota Kediri Didemo Laskar Merah Putih


KEDIRI, Karena diduga telah mendukung rekomendasi Komisi A DPRD Kota Kediri untuk melakukan revisi agenda mutasi pejabat Pemkot 28 Januari lalu, Sekretaris Kota (Sekkota) Kediri Idrus Ahmad didemo puluhan massa yang mengatasnamakan Laskar Merah Putih, Selasa (22/2).

Dengan menggunakan seragam lengkap, puluhan massa dengan cepat langsung menduduki Balai Kota Kediri Jalan Basuki Rahmad Kediri. Hal itu membuat beberapa petugas Satpol PP yang berjaga di Balai Kota merasa kaget.

Setelah dilakukan pembicaraan dengan Kepala Seksi Penertiban (Kasi Trantib) Satpol PP Kota Kediri Jati Utomo, akhirnya massa menunggu di ruang lobi Balai Kota Kediri. Sementara itu, petugas kepolisian dari Polres Kediri Kota baru datang selang 15 menit kemudian. Dengan membawa tongkat, petugas kepolsian langsung berjaga di depan pintu ruang Sekkota.

Panglima Pengendali Operasi Laskar Merah Putih Jawa Timur Usama C. M mengatakan, kedatangannnya ke Balai Kota untuk meminta penjelasan kepada sekkota Idrus Ahmad terkait statemennya mendukung revisi mutasi yang dilakukan Walikota Samsul Ashar. “Kami dating kesini hanya ingin bertemu dengan Sekkota, untuk mempertanyakan statemennya yang terkesan memusuhi Walikota,” ujarnya.

Menurutnya, apa yang dilakukan Sekkkota untuk mendukung langkah komisi A melakukan peninjauan ulang, sangatlah keliru. “Bagaimana pun juga, Sekkota harus mendukung walikota,” ujarnya.

Jika ternyata dalam mutasi kemarin, lanjut Usama, ada pejabat yang merasa dirugikan, untuk melaporkan ke kepolisian atau Pengadilan tata usaha Negara (PTUN). “Silahkan saja melapor, jika merasa dirugikan,” ujarnya.

Dalam urusan mutasi, dikatakan Usama, merupakan hak pereogratif walikota, karena sudah menjadi kebijakan sebagai pemimpin untuk mengatur anak buahnya. “Soal mutasi adalah hak pereogratif walikota, jadi salah jika ada pejabat yang tidak mau dimutasi,” jelasnya.

Saat disinggung hasil pertemuan dengan Sekkota, Usama mengaku jika ternyata tidak ada permusuhan antara Walikota dan Sekkota speerti yang berkembang di masyarakat luas. “Tadi Sekkota berkata jika tidak ada permusuhan dengan Walikota, bahkan, beliau (sekkota) berjanji akan bersama-sama membangun Kota Kediri untuk menjadi lebih baik,” ujarnya.

Sekadar diketahui, sebelumnya dalam hearing bersama Komisi A DPRD Kota Kediri, Idrus Ahmad yang juga ketua Baperjakat merasa kecewa karena tidak dilibatkan dalam agenda mutasi. Bahkan mengancam akan membawa permasalahan ini ke meja hijau.

Mantan Personil CB Band Siksa Tetangga

KEDIRI, Nungki Manumayasa (27) warga jalan Imam Bonjol Nomor 342, Kelurahan Ngadirejo, Kecamatan Kediri Kota diamankan petugas unit reskrim Polsek Kediri Kota, Selasa (22/2) dini hari. Pasalnya, pria yang dikenal dengan kiprahnya di dunia musik tersebut telah menganiaya dengan cara menggergaji serta mensolder Kusaeni (51), tetangganya sendiri.

Nungki menganiaya korban yang berprofesi sebagai tukang becak secara sadis. Pelaku yang dikenal teman dekat, bahkan sering manggung bersama Wakil Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar itu menggergaji kepala korban dan mensolder mulut, tangan serta kakinya.

Akibat penganiayaan tersebut, korban mengalami luka robek di kepala bagian belakang dan luka bakar pada mulut, kaki dan tangannya. Kini korban menjalani perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara, Kota Kediri.

Kapolsek Kota Kediri Kompol Suparno mengatakan, pelaku dibekuk dirumahnya. “Kami juga mengamankan sebuah gergaji dan solder listrik sebagai barang bukti,” kata Kompol Suparno.

Menurut keterangan pelaku, penganiayaan itu terjadi pada Senin (22/2) sekitar pukul 18.30 WIB. Awalnya, korban mendatangi studio korban dalam keadaan mabuk. “Dia mabuk dan berbuat onar di studio saya. Bahkan dia juga merusak dengan memukul menggunakan sepotong kayu,” kata Nungki ditemui di Mapolsekta.

Karena jengkel, pelaku menghampiri korban dan menghajarnya. “Kebetulan saat itu saya pegang gergaji. Karena geregetan saya menggergaji kepala korban, dan mensoder mulutnya,” urai Nungki.

Dalam keadaan terluka, korban berlari pulang. Tetapi kata Nungki, korban dan keluarganya sempat mendatanginya. Saat itu, pelaku mengaku mengobati luka korban. Namun karena tidak terima akhirnya korban melapor ke kantor polisi.

Pelaku mengaku, korban sering berbuat onar di rumahnya. Perselisihan itu sudah berlangsung lebih dan satu tahun. Ia tega menganiaya korban dengan sadis karena korban dianggap terlampau batas dan membahayakan. “Dia itu sok jagoan. Tetangga kanan-kiri sudah tidak simpatik lagi,” kata Nungki.

Ketua Komunitas Musik Kediri (KMK) Kediri Agung mengakui jika Nungki adalah salah satu personil CB Band. Nungki bergabung dengan band beraliran rock tersebut sejak tahun 2001-2004 dan berperan sebagai drumer. “Saya sudah mendengar kabar tersebut,” kata Agung.

Apapun alasannya, perbuatan Nungki telah menyebabkan korban menderita. Polisi menjerat tersangka dengan pasal 351 ayat 2 KUHP tentang penganiayaan berat dengan ancaman hukuman tujuh tahun penjara.

Monday, February 21, 2011

Ingin Jadi Kepala Dinas, Bayar Rp 100 Juta?

KEDIRI – Setelah sebelumnya mengundang Badan pertimbangan jabatan dan kepangkatan (Baperjakat) dan hasilnya tidak tahu menahu. Komisi A DPRD Kota Kediri berencana memanggil walikota Samsul ashar secara langsung terkait agenda mutasi 193 pejabat pemkot 28 Januari lalu.

“Nanti akan kami ajukan dalam Banmus (Badan Musyawarah),” ujar Ketua Komisi A DPRD Kota Kediri Muhaimin, Senin (21/2).

Hal tersebut dilakukan, menurut Muhaimin, karena dalam pertemuan dengan Baperjakat beberapa waktu lalu, pihak Baperjakat tidak tahu menahu tentang mutasi tersebut, karena tidak dilibatkan. “Kita semua tahu, dalam mutasi tidak melibatkan Baperjakat, jadi kami akan meminta penjelasan walikota langsung, agar lebih jelas,” ujarnya.

Namun demikian, dikatakan Muhaimin, pihaknya juga masih menunggu apakah Walikota melakukan revisi mutasi seperti yang telah menjadi rekomendasi Komisi A. “Hari ini surat rekomendasinya masuk ke walikota,” jelasnya.

Sebelumnya, walikota Kediri Samsul Ashar tampaknya tidak akan merespon rekomendasi Komisi A DPRD Kota Kediri untuk melakukan peninjauan ulang terhadap mutasi pejabat.

Sementara itu, saat disinggung terkait kabar adanya pejabat yang ingin promosi dikenakan biaya, Muhaimin mengaku belum mengetahui. Namun demikian, jika ada pejabat yang merasa dirugikan, Komisi A siap menampung pengaduan itu. “Silahkan saja jika ada pejabat yang merasa dirugikan atas hal ini,” ungkapnya.

Kabar pengeluaran sejumlah biaya bagi pejabat yang ingin jabatan promosi dikatakan ketua fraksi Kebangkitan Bangsa Muzer Zaidib. Dia mengaku pernah mendengar kabar tersebut, Besarnya bervariasi, sesuai jabatan yang akan diembannnya. “Saya mendengar kabar harus mendengar hingga Rp 100 juta agar bisa menjadi kepala dinas,” kata Muzer.

Jika kabar itu benar, Muzer menyatakan hal itu menjadi persoalan baru bagi Pemkot. Karena pejabat yang membayar itu akan menggunakan segala cara agar uangnya kembali.

Dia memanffatkan jabatannya mencari pendapat diluar gaji yang bisa melanggar aturan dan hukum. “Ini merugikan keuangan daerah dan kepentingan masyarakat,” ujarnya.

Bila benar ada unsur KKN dalam mutasi, lanjut Muzer, tujuan pemkot meningkatkjan kinerja dan penyegaran pegawai tidak tercapai. Sebab pejabat yang dimutasi menganggap jabatannnya didapat karena membayar atau kedekatannya dengan pemimpin. Sehingga, prestasi kerja tidak diperlukan. “Bahaya jika KKN benar-benar terjadi dalam mutasi,” ingatnya.

Namun sampai kemarin, Muzer mengaku belum mengetahui kebenaran kabar tersebut. Sejauh ini hanya beredar dari mulut ke mulut. “Hanya kabar-kabar, tapi tidak jelas,” urainya.

Untuk itu, Muzer minta kesalahan dalam mutasi segera diperbaiki. Ini agar pejabat yang dimutasi sesuai dengan golongan kepangkatan dan eselon tanpa kesalahan yang dilakukannya. “Daftar urutan kepangkatan (DUK) harus dijalankan,” pintanya.

Sementara itu, Kepala Bagian humas Pemkot Kediri Tri Krisminarko mengaku jika hingga saat ini belum ada revisi mutasi seperti yang telah menjadi rekomendasi Komisi A bersama Baperjakat. “Hingga kini belum ada kabar, jika ada revisi mutasi,” ujarnya singkat.

Sunday, February 20, 2011

Kurikulum Pembelajaran Komputer Harus Diubah


KEDIRI - Upaya rasia terhadap software microsoft bajakan seakan menjadi momok masyarakat, khususnya bagi kalangan ekonomi menengah ke bawah. Mereka cendrung enggan menggunakan computer, karena softwere yang mereka pakai adalah bajakan.

Asosiasi Pengusaha komputer (APKOM) Kediri sebagai perwakilan warga dan juga pengusaha jasa computer meminta agar kurikulum pendidikan terkait computer agar diubah. “Kalau memang ternyata akan ada rasia terkait perangkat lunak Microsoft bajakan, mending dinas pendidikan merubah kurikulumnya,” ujar Ketua Apkom Kediri Bagus Suryawan.

Menurutnya, sederatan jenis sofwere gratis non Microsoft yang ditawarkan para peneliti perangkat lunak, tidak bisa mereka menfaatkan karena belum terbiasa. Hal ini Mengingat, sejak berada di bangku sekolah, para siswa telah terbiasa dicekoki dengan pelajaran softwre microsoft untuk mengoperasikan computer, sementara untuk software non microsoft seperti Linux jarang diajarkan. “Masyarakat sudah terbiasa dengan microsoft, jadi jalan satu-satunya merubah sejak dini, dengan mengajarkan para siswa berbagai jenis perangkat lunak, dan teknis penggunaannya,” pintanya

Untuk diketahui, bila user bertekad menggunakan softwere yang original, maka mereka harus merogoh kocek dalam-dalam hingga Rp 8 juta untuk satu perangkat komputer saja. Kondisi inilah yang menjadi kekhawatiran APKOM.. “Harus dilakukan revisi kurikulum, agar tidak membebani masyarakat dengan menggunakan microsoft,” ungkapnya.

Selama ini, dikatakan Bagus, dunia pendidikan cendurung memakai software microsof untuk pola pengajaran, masyarakat belum terbiasa menggunakan software Linux. Pihaknya dalam waktu dekat akan menyurati dinas pendidikan untuk merevisi kurikulum pengajaran computer. “Dalam waktu dekat, kami akan mengirimkan surat ke Dinas Pendidikan terkait hal ini,” terangnya.

Sebelumnya, upaya rasia terhadap software microsoft ini telah disosialisasikan kepada sejumlah pengusaha dan pemilik warnet. Berdasarkan fakta di lapangan ditemukan ada 80 persen instansi pemerintah yang masih menggunakan soft ware microsoft bajakan.

Ratusan Sarjana Kediri Masih Nganggur


KEDIRI, Tampaknya angka pengangguran tingkat sarjana (S-1) di Kota Kediri masih cukup tinggi. Tercatat ratusan warga Kota Kediri lulusan perguruan tinggi saat ini mengangur alias belum mendapatkan pekerjaan.

Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Kota Kediri Ivantoro mengatakan, meski belum bisa menyebutkan angka secara pasti, jumlah pengangguran tingkat sarjana tahun 2011 ini meningkat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Ivantoro mengatakan, banyaknya lulusan perguruan tinggi yang menganggur karena para sarjana tersebut banyak yang pilih-pilih pekerjaan. “Kalau sarjana itu gampang gengsi, sehingga masih pilih pilih pekerjaan yang lebih mapan dan langsung enak,” katanya.

Untuk lulusan SD hingga SMA, kata Ivantoro masih mau bekerja apa pun karena memang tidak ada pilihannya. “Kalau hanya lulusan pendidikan dasar, meski srabutan dan seadanya pasti mau, wong memang butuh kerja,” lanjutnya.

Untuk itu, Dinsosnaker menggagas membuka bursa kerja khusus tingkat sarjana. Dalam waktu dekat akan segera direalisasikan sebagai upaya mengurangi angka pengangguran di Kota Kediri. “Job Fair menjadi program awal saya sebagai Kepala Dinas,” terang mantan kepala Satpol PP ini.

Menurut Ivantoro, Dinsosnaker sudah berkoordinasi dan menjalin kerjasama dengan perusahaan perusahaan tingkat nasional. Nantinya, bursa kerja diupayakan bisa dimanfaatklan oleh lulusan dari semua jurusan. “Kami masih matangkan program ini dan semoga segera bisa direalisasikan,” pungkasnya.

Friday, February 18, 2011

Habisi Istri, trus Bunuh Diri

KEDIRI, Warga di lingkungan Waung Kelurahan Sukorame Kecamatan Mojoroto Kota Kediri digemparkan dengan adanya peristiwa pembunuhan suami istri, Sabtu (19/2). Pasangan suami istri yang tewas dengan tragis tersebut diketahui bernama Suheriyanto (43) dan Mariati (34) warga setempat.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, Suheriyanto membantai istrinya sendiri dengan sadis. Dia memukul korban dengan sebuah linggis, hingga wajah sebelah kanannya (dahi) remuk. Setelah itu, pria yang akrab disapa Heri itu bunuh diri dengan jalan gantung diri (kendat) menggunakan tali gorden.

Jenazah kedua korban pertama kali ditemukan oleh Silvi (5), anaknya. Mariati terkapar di lantai ruang tamu, tepatnya di depan televisi. Sedangkan Heri menggantung di kamarnya. Bocah yang diadopsi oleh Heri dan Mariati dari Pulau Bali sejak masih bayi itu kemudian berlari mendatangi rumah Azizah (32), tetangga sebelah timur rumahnya. Saksi memberitahu jika ayah dan ibunya telah meninggal dunia.

Mendengar cerita Silvi, Azizah bergegas menuju rumah Heri. Setelah memastikan kedua korban sudah meninggal dunia, Azizah meminta pertolongan warga. Kejadian itupun langsung dilaporkan ke Polsek Mojoroto.

Polisi datang ke lokasi untuk melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Petugas menemukan sejumlah barang bukti di sekitar korban. Diantaranya, sebuah linggis yang masih berlumuran darah, sarung dan pakaian yang berlumur darah, serta racun serangga merk Baygon dan pembersih lantai. “Kami sudah melakukan olah TKP. Sejumlah barang bukti kita amankan. Sedangkan kedua jenazah korban kita bawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk keperluan outopsi. Motivasi sementara karena pelaku cemburu. Ini sedang kita dalami,” kata Kapolres Kediri Kota AKBP Mulya Hasudungan Ritonga ditemui di lokasi kejadian.

Sementara itu, berdasarkan hasil penyelidikan yang dilakukan petugas kepolisian, Suheriyanto melakukan tiga kali percobaan bunuh diri setelah menghabisi nyawa istrinya dengan linggis. Heri, panggilan akrabnya, sempat menyayat lengannya, dan meminum baygon (racun serangga) dan yang terakhir gantung diri (kendat) dengan tali gorden. “Terdapat luka sayatan pada nadinya (Heri, red). Kemudian, dari mulutnya tercium bau baygon, lidahnya agak menjulur, dan dari lubang kemaluannya mengeluarkan cairan. Ini membuktikan jika Heri sempat melakukan tiga kali percobaan bunuh diri,” terangnya.

Heri menghabisi istrinya sekitar pukul 02.00 WIB. Sebelum insiden itu terjadi, mereka sempat terlibat cek cok mulut. Akan tetapi, Kapolres belum dapat memastikan apakah pembunuhan tersebut dilakukan secara berencana. “Kami masih mengumpulkan keterangan dari saksi-saksi. Apakah kasusnya nantinya memang kita tutup atau seperti apa, kita masih selidiki terus,” imbuhnya.

Cemburu menjadi latar belakang persitiwa
Pria yang sehari-hari berjualan pentol di area wisata Goa Selomangkleng, Kota Kediri tersebut diduga merasa cemburu hingga membuatnya gelap mata dan tega menghabisi istrinya sendiri, dan kemudian mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.

Berdasarkan keterangan yang dihimpun, hubungan suami istri tersebut retak sejak dua bulan terakhir. Tepatnya, setelah Heri memergoki istrinya menerima telepon dari salah seorang pria, yang dikabarkan adalah temannya ketika SMA.

Sejak peristiwa itu, Heri menaruh rasa cemburu terhadap istrinya. Tidak jarang mereka cek cok mulut masalah telepon tersebut. Terlebih, ketika Mariati menerima SMS dari pria yang dikabarkan sempat akrab dengan korban semasa SMA itu.

Kabar tersebut diungkapkan oleh Fatimah, tetangganya. Warga sekitar sering mendengar keduanya perang mulut. “Pak Heri adalah orang yang pendiam. Sedangkan istrinya, Bu Mariati grapyak sekali. Kabarnya mereka sering cek cok karena bu Mariati mendapat SMS dari teman sekolahnya dulu,” katanya.

Para tetangga tidak mengenal pria yang dimaksud kerap kirim SMS ke Hand phone (HP) korban. Tetapi, yang mereka tahu pria tersebut sekolah di SMA Negeri 5 Kota Kediri. Kabarnya, pria tersebut juga sudah berumah tangga.

Tetapi kabar kedekatan Mariati dengan teman SMA nya itu dibantah oleh M. Alvin Huda (39), saudara korban. Alvin mengaku, pria tersebut tidak lebih dari sekedar teman kerja. Selama ini, selain berjualan gorengan di Area Wisata Goa Selomangkleng, Mariati juga menerima pesanan kue. “Bu Mariati memiliki teman banyak. Orangnya pintar bergaul. Tetapi semua itu karena urusan kerjaan. Bahkan, dua bulan lalu sempat cerita ke ibu saya jika suaminya cemburu setelah ia menerima telpon dari teman kerjanya. Jadi, hanya cemburu yang tanpa alasan saja,” ungkapnya.

Sekadar diketahui, Mariati merupakan warga asli Jalan Mastrip, Lingkungan Waung, Kelurahan Sukorame, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri. Sementara suaminya, Heri berasal dari Kelurahan Semampir, Kecamatan Kota Kediri. Mereka belum dikaruniai anak. Sampai akhirnya mengadopsi seorang anak dari Pulau Bali yang diasuh saat ini yakni, Silvi. Silvi baru duduk di bangku Taman Kanak-kanak (TK).

Masyarakat setempat mengenal Silvi sebagai anak kandung Heri dengan Mariati. Selvi juga orang yang pertama kali mengetahui kematian korban. Bocah malang ini sekarang dibawa oleh keluarga Mariati.

Wednesday, February 16, 2011

Bupati Malang Gagas 'ATM' Kondom

MALANG, Bupati Malang Rendra Kresna menggagas adanya anjungan tunai mandiri (ATM) kondom di kawasan lokalisasi, sebagai upaya mencegah penyebaran HIV/AIDS yang lebih luas di daerah itu.

"Gagasan ini bukan untuk melegalkan lokalisasi, namun semata-mata untuk mencegah penyebaran sekaligus menanggulangi penyakit HIV/AIDS," ucap Rendra di Malang, Jatim, Senin.

Selain itu, tegasnya, juga untuk menegakkan aturan pada setiap "tamu" yang wajib menggunakan kondom. Oleh karena itu, pemilik wisma dan juru parkir di kawasan lokalisasi juga harus berperan aktif untuk menyosialisasikan penggunaan kondom, bahkan setiap tamu harus ditekan agar menggunakannya.
Ia mengakui, pihaknya sudah berkali-kali mengeluarkan surat keputusan (SK) penutupan lokalisasi (prostitusi) di daerah itu, tetapi fakta di lapangan tetap saja masih operasional (buka).

Sehingga, lanjutnya, satu-satunya upaya untuk menekan penyebaran HIV/AIDS di daerah itu, setiap tamu yang datang ke lokalisasi harus menggunakan kondom yang sudah dipasok dari Komite Penanggulangan AIDS (KPA) maupun Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat.

Rendra yang juga Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Malang itu mengatakan, hubungan seks memang bukan satu-satunya cara penularan HIV/AIDS, tapi bisa memalui berbagai cara, seperti narkoba terutama melalui jarum suntik.

Data dari KPA Kabupaten Malang, hampir di setiap kecamatan yang berjumlah 33 kecamatan di Kabupaten Malang itu ada "sarang" prostitusi atau lokalisasi. (republika.co.id)

Minuman energi Bahaya Bagi Anak

LA, Minuman energi banyak diantaranya yang mengandung kafein berlebihan, dan diduga bisa berbahaya bagi anak-anak. Demikian menurut hasil pengkajian baru yang diterbitkan pada Senin (14/2).
''Temuan itu berdasarkan hasil pengkajian terhadap literatur mengenai minuman energi,'' kata para peneliti di University of Miami dalam hasil studi yang ditampilkan dalam jurnal Pediatrics.
Banyak minuman energi yang diperiksa ternyata itu mengandung tiga kali kafein dari cola. Beberapa di antaranya justru lebih dari lima kali lipat. Laporan studi tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kafein dalam minuman bisa memperburuk kondisi jantung, terutama pada anak dengan gangguan makan. Kafein juga mengganggu penyerapan kalsium dan mineralisasi tulang pada remaja muda.
Menurut penelitian ini, minuman energi menghasilkan kalori tambahan yang dapat berkontribusi pada diabetes, indeks massa tubuh tinggi dan masalah gigi. ''Minuman energi juga mengandung bahan-bahan tambahan yang dapat meningkatkan kadar kafein,'' kata studi tersebut.
Studi ini juga menemukan bahwa banyak anak-anak dan orang dewasa muda di Amerika Serikat telah mencoba minuman energi. Beberapa di antara mereka bahkan menjadi konsumen berat.
Sebuah survei mahasiswa melaporkan bahwa 51 persen mereka mengonsumsi secara teratur satu atau lebih dari botol minuman per bulan. Mayoritas dari mahasiswa meminumnya beberapa kali dalam sepekan. ''Kurangnya tidur dan keinginan untuk menambah energi dikutip sebagai alasan untuk konsumsi tersebut,'' kata studi itu.
Minuman itu tidak diatur di Amerika Serikat. ''Jumlah overdosis kafein dari yang mereka minum tetap tidak diketahui,'' kata penelitian tersebut. Tapi Jerman, Irlandia dan Selandia Baru, menurut penelitian ini, telah melaporkan kasus kerusakan hati, gagal ginjal, kejang, kebingungan dan aritmia terkait dengan penggunaan minuman energi. (republika.co.id)

Demo Tolak Penutupan Tambang Pasir Berlangsung Ricuh


Kediri, Ratusan warga Desa Trisulo, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri, Rabu (16/2/2011) menggelar aksi demonstrasi menolak dilakukannya penutupan lokasi penambangan pasir oleh pemerintah daerah setempat. Aksi ini berlangsung ricuh, setelah warga dan aparat kepolisian terlibat adu mulut dan nyaris saling pukul.

Demonatrasi oleh warga ini dilakukan dengan memblokir jalan masuk menuju ke PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII Rangkah Sepawon, yang didalamnya juga terdapat lokasi penambangan pasir. Aksi yang dilakukan dengan menggunakan batu dan drum bekas ini sendiri sebagai merupakan protes dilakukannya penutupan lokasi penambangan sejak awal Januari 2011 lalu.

"Itu satu-satunya sandang pangan kami. Kalau itu tiba-tiba ditutup tanpa ada solusi, mau dikasih makan apa anak istri kami," Domo,salah satu demonstran yang juga pelaku penambangan pasir.

Kericuhan sendiri terjadi saat 2 truk pengangkut hasil perkebunan tertahan akibat warga menolak membuka blokir jalan. Langkah polisi memaksa  dilakukannya pembukaan jalan ditentang demonstran, hingga memunculkan adu mulur sengit. Bahkan seorang anggota kepolisian sempat akan memukul warga,sebelum akhirnya bisa diredam oleh rekan sejawatnya.

Kondisi tersebut mereda setelah koordinator demonstran berhasil dibujuk oleh aparat kepolisian agar menghentikan aksinya. Demonstran sendiri bersedia mengakhiri aksinya setelah sebelumnya dijanjikan oleh Camat Plosoklaten  lokasi penambangan pasir segera dibuka kembali.

"Demo yang dulu kami juga dijanjikan hal yang sama. Kami masih tunggu, kalau yang ini diingkari lagi, kami akan lebih berani," tegas Sahong, koordinator aksi warga.

Sementara informasi yang berhasil dihimpun menyebutkan, lokasi penambangan pasir tersebut ditutup oleh Satpol PP serta Kantor Pelayanan dan Perijinan (KPP) Kabupaten Kediri, setelah dianggap ilegal karena tak berijin. Meski demikian tudingan tersebut disanggah demonstran, karena itikad pengurusan ijin sudah diambil namun tak kunjung disetujui. "Sekarang tak berijin dipermasalahkan. Tapi kalau kami urus malah berbelit-belit," beber Sahong.

Sahong yang juga asli warga Desa Trisulo juga mengungkapkan, dia dan pelaku penambangan lain  enggan mengurus ijin setelah pungutan liar oleh oknum Satpol PP terus terjadi. Diakuinya, penambang pasir minimal mengeluarkan Rp.25 ribu per hari untuk pungutan tersebut. "Kalau sekarang kami tam berijin, jangan bisanya hanya menyalahkan.  Periksa anggota Satpol PP yang sudah menerima upeti dari kami setiap hari," pungkasnya tegas.

Wanita Tewas Tercebur Septik Tank


Seorang warga saat menunjukkan septik tank

KEDIRI, Masyarakat di Kelurahan Bujel, Gang III, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri digemparkan dengan kematian Sukati (55), masyarakat setempat. Wanita yang sehari-hari bekerja sebagai buru cuci di salah satu Rumah Sakit swasta di Kota Kediri tewas tercebur Septik Tank di belakang rumahnya, Rabu (16/2).
 
Penemuan jasad pertama kali ditemukan oleh Denik Mariani (34), anak bungsu korban. Denik menemukan korban sekitar pukul 06.00 WIB setelah beberapa lama mencarinya. Saat ditemukan, korban dalam keadaan tertelungkup menghadap timur barat dengan kepala masuk didalam kubangan limbah manusia, sedangkan badannya tertumpu pada beton yang ambruk.

Sementara berdasarkan informasi yang dihimpun, kejadian tersebut berawal saat korban sekitar pukul 05.00 WIB hendak membuang sampah rumah tangga di halaman belakang rumahnya.  Namun naas ketika melintas diatas septic tank, tiba-tiba beton penutupnya ambrol dan korban terperosok kedalamnya. “Kata Denik, tadi mau buang sampah di belakang rumah,” tutur Kasemi (65), tetangga korban.

Kasemi menuturkan, saat itu dirinya mendengar teriakan minta tolong yang keras. Dia sempat kaget kemudian mencari asal suara tersebut. “Tadinya saya kira kesetrum, ternyata malah ibuknya kecebur,” imbuhnya.

Kasemi merupakan orang yang pertamakali datang ditempat kejadian. Sebab, dirinya juga mengaku turut serta berteriak meminta tolong sebab karena datang dilokasi, belum ada warga lainnya. “Pas saya datang belum ada laki-laki, jadi saya juga ikut teriak agar secepatnya ditolong,” urainya.

Tidak beberapa lama berselang, beberapa warga bebondong-bondong datang dan kemudian menolong korban. Namun demikian, karena sempitnya lokasi septic tank yang berukuran sekitar 2 meter persegi  ditambah beratnya beton penutup yang menghimpit korban membuat proses evakuasi berjalan sulit. “Tadi sempat kesulitan, untuk mengangkat beton penutupnya harus menggunakan derek, dan agak lama,” ujar M.Musholin (45), adik ipar korban.

Setelah berhasil diangkat, korban segera dibersihkan dari kotoran yang melekat dibadannya dan tidak beberapa lama petugas kepolisian dari sektor Mojoroto datang.  Namun demikian keluarga menolak untuk dilakukan otopsi pada korban. “Kita tadi hanya melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) saja dan keluarga menolak dilakukan otopsi,” kata Kasubag Humas Polres Kediri Kota, AKP.Surono.

Dari hasil olah TKP tersebut, AKP.Surono menambahkan, diduga penyebab kematian korban diakibatkan oleh tertimpa dan terhimpit beton penutup septic tank. “Penyebab kematiannya diduga karena tertimpa beton,” pungkasnya. (kdr-1)

Monday, February 14, 2011

Valentine Day, 5 PSK Dijaring


Para WPS saat dijaring petugas Satpol PP
KEDIRI, Guna mengantisipasi perbuatan mesum dalam perayaan hari valentine, Petugas Satpol PP Kota Kediri melakukan razia di sejumlah tempat hiburan dan objek wisata serta eks Lokalisasi Semampir. Hasilnya, petugas menjaring lima orang Pekerja Seks Komersial (PSK).

Kelima Wanita Pekerja Seks (WPS) tersebut digaruk petugas saat mangkal di Wisma Primatop lokalisasi Semampir. Kemudian mereka diangkut dengan mobil patroli dan dibawa ke Kantor Satpol PP Kota Kediri yang berada di lingkungan Balai Kota Kediri.

Kepala Satpol PP Kota Kediri Moch Ivantoro mengemukakan, mereka yang terjaring kemudian dilakukan pendataan dan selanjutnya diberi pembinaan. “Kita lakukan pembinaan agar tidak kembali melakukan praktik prostitusi kembali,” kata Ivantoro, Senin (14/2).

Lebuh lanjut dikatakan Ivantoro, pihaknya juga meminta para PSK tersebut bisa menunjukkan surat keterangan bekerja, jika bukan penduduk Kota Kediri. “Jika bukan orang sini, mereka harus mempunyai surat keterangan bekerja atau boro, jika tidak maka tidak akan kami ijinkan,” pungkasnya.

Selain menggelar razia bagi para PSK, petugas Satpol PP juga menggelar razia dibeberapa tempat para pelajar yang membolos. Hasilnya banyak ditemukan pelajar yang membolos. Bahkan, ada yang lari ketika didatangi petugas.

Sementara itu, sebut saja Wk, WPS berusia 27 tahun ini mengaku, jika di hari valentine ini mengalami peningkatan jumlah tamu. Dari kondisi hari biasa maksimal hanya 3 tamu, semalam dia bisa melayani 7 tamu. “Kalau Valentine begini memang biasanya banyak. Rejeki tahunan, sama kayak pas malam tahun baru,” aku wanita asal dari Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.

80 Persen Software Di Pemkot Kediri Bajakan

Salah satu komputer milik Pemkot Kediri
KEDIRI, Sedikitnya sekitar 80 persen instansi pemerintahan di Kota Kediri menggunakan software bajakan. Hal tersebut diketahui berdasarkan data yang berhasil dihimpun Asosiasi Pengusaha Komputer Kediri.

Ketua Asosiasi Pengusaha Komputer Kediri Bagus Suryawan mengatakan, untuk instansi pemerintahan lebih banyak yang menggunakan software bajakan. “Dari survei yang kami lakukan, ada sekitar 80 persen lebih software di jajaran instansi adalah bajakan, sementara di tingkat pengusaha ada sekitar 20 persen,” kata Bagus.

Bagus yang ditemui usai kegiatan sosialisasi penggunaan software legal dan dampak penggunaan software bajakan di aula Markas Kepolisian Kediri Kota beberapa waktu lalu menilai pemerintah masih belum perhatian untuk menggunakan software asli. Hal itu sebenarnya berdampak tidak bagus. Pemerintah sebagai aparat yang resmi, seharusnya memberi contoh dengan tidak menggunakan software bajakan. “Bagitu juga di tingkat pengusaha, masih banyak yang menggunakan software bajakan, di antara mereka adalah para pengusaha warung internet dan ‘game online’,” paparnya.

Pihaknya sengaja melakukan sosialisasi dengan harapan para pengusaha bersedia menggunakan software yang asli. Hal itu juga sesuai dengan ketentuan pemerintah yaitu Undang – Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta, dimana jika melakukan pelanggaran bisa dipidana.

Dalam kegiatan itu, juga diikuti oleh seluruh pengusaha komputer di Kota maupun Kabupaten Kediri. Jumlah anggota pengusaha komputer di Kediri mencapai 100 pengusaha.Walaupun pengeluaran yang akan dikeluarkan dengan menggunakan software asli lebih tinggi, Bagus memastikan hal itu tidak akan merugikan si pengusaha, karena tidak harus berhadapan dengan hukum dan taat pada aturan.

Sementara itu, Kepala Kepolisian Resor Kediri Kota AKBP Mulya Hasudungan Ritonga mengatakan memang perlu melakukan sosialisasi ini, agar para pengusaha juga mematuhi aturan dengan menggunakan software asli bukan bajakan. “Kami berharap, agar paraturan ini segara dipatuhi, karena ancamannya berupa pidana,” ancamnya.

Pihaknya juga sudah melakukan agenda untuk turun ke lapangan melakukan inspeksi mendadak (sidak) penggunaan software asli dengan tujuan para pengusaha. Hal itu akan dilakukan satu bulan setelah sosialisasi. “Dalam waktu dekat akan kita lakukan razia di beberapa pengusaha warnet,” tegasnya.

Sementara itu menanggapi rencana kepolisian akan melakukan razia software bajakan, Wakil Walikota Kediri meminta agar merasia instansi pemerintah terlebih dahulu. Pihaknya khawatir bila rasia langsung dilakukan terhadap perusahaan, maka laju perekonomiaan di Kota Kediri akan terhambat. “Kalau bisa yang dirasia instansi pemerintahan dulu,” pintanya.

Pihaknya setuju adanya rasia terhadap soft ware bajakan, karena hal itu memang diamanatkan Undang-undang. Namun demikian, dia berharap penerapannya secara bertahap dan proporsional. Untuk penegakakn soft ware bajakan harus dilakukan kepada instansi pemerintah terlebih dahulu. “Dengan instansi pemerintahan yang dirasia, maka akan memberikan dampak positif bagi para pengusaha,” ujarnya.

Abubakar mengakui bahwa sebagian besar perangkat komputer di lingkungan Pemkot Kediri menggunakan soft ware bajakan. Untuk itu pemkot dalam waktu dekat siap merubah sofware mereka yang semula bajakan menjadi original. “Namun demikian, dengan adanya aturan ini, kami dalam waktu dekat akan merubah semua perangkat computer dengan menggunakan software yang original,” pungkasnya.

Untuk diketahui, perbandingan harga antara soft ware original dengan bajakan cukup mencolok. Bila satu unit menggunakan software original membutuhkan anggaran hingga Rp 8 juta, sementara untuk soft ware bajakan satu kepingan program tinggal mengcopi senilai Rp 5 ribu.

Komunitas Gusdurian Desak Pembubaran MUI


KEDIRI, Sedikitnya Empat puluh tokoh lintas agama yang tergabung dalam komunitas Gusdurian se-wilayah Mataraman menyampaikan sikap keprihatinan atas konflik agama yang terjadi belakangan ini. Mereka meminta pemerintah mencabut SKB tiga menteri dan membubarkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang kerap memberikan fatwa ngawur.

Komunitas Gusdurian ini dibentuk oleh para pengagum Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Kelompok ini juga berjuang mempertahankan pluralisme yang ditanamkan Gus Dur semasa hidupnya.

Juru bicara Gusdurian, Faizuddin, mengatakan aksi kekerasan yang menimpa jemaah Ahmadiyah di Cikeusit, Pandeglang, Banten, serta pembakaran gereja di Temanggung, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu merupakan tragedi kemanusiaan yang luar biasa.

Pemerintah diminta bertanggungjawab penuh atas insiden tersebut karena tak mampu memberikan perlindungan bagi semua warga negara. “Itu pelanggaran Hak Asasi Manusia berat,” kata Faizuddin dalam pertemuan Gusdurian se-wilayah Mataraman di salah satu stasiun televisi lokal di Kediri.

Faizuddin menyebut biang keladi polemik Ahmadiyah di Indonesia adalah munculnya SKB tiga menteri yang menyudutkan kelompok Ahmadiyah. Menurut Faizuddin, SKB tersebut cenderung menyerang kelompok minoritas seperti Ahmadiyah. Bahkan kekerasan serupa juga kerap terjadi di tempat ibadah umat Kristiani yang dituding tidak memiliki izin. “Kalau mau jujur, berapa banyak musholla atau langgar yang juga tak memiliki izin mendirikan bangunan,” ujarnya.

Gusdurian juga menuding MUI terlalu mudah mengobral fatwa yang bisa menimbulkan konflik antar agama. Lembaga ini bahkan disebut kerap mewakili Tuhan yang dengan mudah menuding sebuah kelompok dan ajaran sesat. Karena itu mereka meminta pemerintah mengevaluasi MUI dan jika perlu membubarkannya.

Kritikan serupa disampaikan Romo Benedictus, perwakilan Gusdurian wilayah Blitar. Dia meminta pemerintah benar-benar memberikan pemahaman yang utuh tentang agama di lingkungan pendidikan dasar. Siswa harus diberitahu bahwa agama yang hidup di Indonesia memang sudah berbeda sejak dulu. “Ini untuk mencegah munculnya fanatisme yang berlebihan,” paparnya.

Selain tokoh agama, pertemuan tersebut juga dihadiri perwakilan Kejawen, etnis Tiong Hoa, serta tiga pengurus Ahmadiyah Kediri. Hasil pertemuan akan disampaikan kepada Kepolisian Daerah Jawa Timur dan pemerintah untuk mendapat tindak lanjut.(tempointeraktif)

Sunday, February 13, 2011

Susu Rendah Lemak Bisa Turunkan Tensi Darah

Jakarta - Usaha yang paling baik dilakukan untuk menurunkan tekanan darah adalah dengan minum dan makan makanan yang berkhasiat. Meskipun pelan tetapi zat nutrisinya bisa membuat tensi darah turun secara bertahap. Seperti tiga jenis minuman ini!

Makanan dan minuman punya andil dalam mengendalikan tekanan darah. Jika sudah cenderung meninggi, ada baiknya mulai waspada dan teliti dalam mengatur makanan dan minuman. Tiga jenis minuman ini mengandung sejumlah nutrisi yang baik untuk tekanan darah.

Susu Nonfat dan Rendah Lemak
Kandungan potassium dan kalsium diperlukan untuk tekanan darah yang sehat. Tambahan vitamin D pada susu juga sangat baik buat tekanan darah. Mengganti susu fullcream dengan susu rendah lemak atau nonfat  dapat membuat tekanan darahlebih cepat turun. Demikian hasil riset tahun 2009 yang dilakukan British Journal of Nutrition. Pembuluh darah arteri sifatnya elastis, bisa melebar dan menyempit untuk menjaga tekanan darah. Susu fullcream mengandung asam palmitic yang bisa meninggalkan plak dalam pembuluh darah dan membuat tekanan darah naik.

Teh Hibiscus
Teh bunga sepatu atau hibiscus ini sangat berkhasiat menurunkan tekanan darah. Demikian hasil riset yang dilakukan tahun 2010 di Journal of Nutrition. Diane L. McKay, Ph.D yang melakukan riset percaya bahwa anthocyanin dan antioksidan lain dalam the hibiscus bekerja sama menjaga pembukluh darah tetap bagus. Sebaiknya minum 3 cangkir per hari. Saat menyeduh, diamkan selama 6 menit agar hasilnya bagus. Bisa diminum panas atau dingin.

Jus Cranberry
Jus cranberry ini sama khasiatnya dengan red wine untuk menurunkan tekanan darah. Inilah yang diungkap dalam riset tahun 2010 di Journal of Agricultural Food Chemistry. Kedua minuman tersebut juga jus apel dan cokelat punya antioksidan yang disebut  proanthocyanidin yang dikenal dengan nama ET-1 yang berperan dalam memelihara pembuluh darah. (detik)

Friday, February 11, 2011

Pukul Pelajar, Guru SMK Dipolisikan

KEDIRI - Mahardi (42), salah seorang guru di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) PGRI I Kota Kediri harus berurusan dengan pihak yang berwajib. Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia itu dilaporkankan siswanya sendiri, Putut Wijanarko (19) karena diduga telah melakukan penganiayaan.

Berdasarkan laporan yang diterima petugas Reskrim Polres Kediri Kota, terlapor telah memukul korban dengan tangah kosong, kemudian menendang kakinya. Akibatnya, korban mengalami luka memar pada kepala sebelah kiri dan lengannya.

Kasubbag Humas Polres Kediri Kota AKP Surono mengatakan, penganiayaan itu terjadi pada Senin (7/2) lalu. Awalnya, terlapor memberi mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas 1 Teknik Tenaga Listrik (TTL).

Pada saat terlapor menerangkan, korban malah membuat suara gaduh, dan tidak memperhatikan. Karena kesal, terlapor mendatangi korban dan memukul dengan tangan kosong kemudian menendangnya. Karena tidak terima, korban melapor ke kantor polisi. “Kami sedang melakukan pemeriksaan secara intensif terhadap para saksi-saksi. Apabila memang ada unsur kesengajaan maka terlapor akan kita jerat dengan pasal 352 KUHP tentang tindak pidana penganiayaan ringan,” kata Surono, Jumat (11/2).

Kepala SMK PGRI I Kediri Rojiun Sunarto saat dikonfirmasi mengakui bahwa salah seorang guru memukul siswanya (korban, red). Namun, kata Rojuin, pemukulan itu karena ada alasannya. “Berdasarkan keterangan dari teman - teman, guru sudah memperingatkan hingga dua kali, tetapi korban tidak mempedulikan. Bahkan korban terus mengganggu dan bermain - main di jendela,” kata Rojiun.

Berdasarkan informasi yang didapat, korban memang dikenal mempunyai kebiasaan bandel, dan sering mengganggu teman - temannya. “Pak Mahardi terkenal sangat sabar. Saya sampai kaget jika ia tega memukul,” imbuhnya.

Pihak sekolah, kata Rojiun berniat memanggil orangtua korban, sehingga permasalahan itu dapat diselesaikan secara kekeluargaan. Sementara itu, hingga kini korban belum masuk sekolah.

Sekolah juga akan berupaya mendatangi rumah korban di Dusun Kebonagung, Desa Wonojoyo, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri. Sebab, orang tua korban bekerja sebagai karyawan Pabrik Rokok PT. Gudang Garam Tbk, dan aktifitasnya sangat sibuk.