KEDIRI, Warga di lingkungan Waung Kelurahan Sukorame Kecamatan Mojoroto Kota Kediri digemparkan dengan adanya peristiwa pembunuhan suami istri, Sabtu (19/2). Pasangan suami istri yang tewas dengan tragis tersebut diketahui bernama Suheriyanto (43) dan Mariati (34) warga setempat.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Suheriyanto membantai istrinya sendiri dengan sadis. Dia memukul korban dengan sebuah linggis, hingga wajah sebelah kanannya (dahi) remuk. Setelah itu, pria yang akrab disapa Heri itu bunuh diri dengan jalan gantung diri (kendat) menggunakan tali gorden.
Jenazah kedua korban pertama kali ditemukan oleh Silvi (5), anaknya. Mariati terkapar di lantai ruang tamu, tepatnya di depan televisi. Sedangkan Heri menggantung di kamarnya. Bocah yang diadopsi oleh Heri dan Mariati dari Pulau Bali sejak masih bayi itu kemudian berlari mendatangi rumah Azizah (32), tetangga sebelah timur rumahnya. Saksi memberitahu jika ayah dan ibunya telah meninggal dunia.
Mendengar cerita Silvi, Azizah bergegas menuju rumah Heri. Setelah memastikan kedua korban sudah meninggal dunia, Azizah meminta pertolongan warga. Kejadian itupun langsung dilaporkan ke Polsek Mojoroto.
Polisi datang ke lokasi untuk melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Petugas menemukan sejumlah barang bukti di sekitar korban. Diantaranya, sebuah linggis yang masih berlumuran darah, sarung dan pakaian yang berlumur darah, serta racun serangga merk Baygon dan pembersih lantai. “Kami sudah melakukan olah TKP. Sejumlah barang bukti kita amankan. Sedangkan kedua jenazah korban kita bawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk keperluan outopsi. Motivasi sementara karena pelaku cemburu. Ini sedang kita dalami,” kata Kapolres Kediri Kota AKBP Mulya Hasudungan Ritonga ditemui di lokasi kejadian.
Mendengar cerita Silvi, Azizah bergegas menuju rumah Heri. Setelah memastikan kedua korban sudah meninggal dunia, Azizah meminta pertolongan warga. Kejadian itupun langsung dilaporkan ke Polsek Mojoroto.
Polisi datang ke lokasi untuk melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Petugas menemukan sejumlah barang bukti di sekitar korban. Diantaranya, sebuah linggis yang masih berlumuran darah, sarung dan pakaian yang berlumur darah, serta racun serangga merk Baygon dan pembersih lantai. “Kami sudah melakukan olah TKP. Sejumlah barang bukti kita amankan. Sedangkan kedua jenazah korban kita bawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk keperluan outopsi. Motivasi sementara karena pelaku cemburu. Ini sedang kita dalami,” kata Kapolres Kediri Kota AKBP Mulya Hasudungan Ritonga ditemui di lokasi kejadian.
Sementara itu, berdasarkan hasil penyelidikan yang dilakukan petugas kepolisian, Suheriyanto melakukan tiga kali percobaan bunuh diri setelah menghabisi nyawa istrinya dengan linggis. Heri, panggilan akrabnya, sempat menyayat lengannya, dan meminum baygon (racun serangga) dan yang terakhir gantung diri (kendat) dengan tali gorden. “Terdapat luka sayatan pada nadinya (Heri, red). Kemudian, dari mulutnya tercium bau baygon, lidahnya agak menjulur, dan dari lubang kemaluannya mengeluarkan cairan. Ini membuktikan jika Heri sempat melakukan tiga kali percobaan bunuh diri,” terangnya.
Heri menghabisi istrinya sekitar pukul 02.00 WIB. Sebelum insiden itu terjadi, mereka sempat terlibat cek cok mulut. Akan tetapi, Kapolres belum dapat memastikan apakah pembunuhan tersebut dilakukan secara berencana. “Kami masih mengumpulkan keterangan dari saksi-saksi. Apakah kasusnya nantinya memang kita tutup atau seperti apa, kita masih selidiki terus,” imbuhnya.
Cemburu menjadi latar belakang persitiwa
Pria yang sehari-hari berjualan pentol di area wisata Goa Selomangkleng, Kota Kediri tersebut diduga merasa cemburu hingga membuatnya gelap mata dan tega menghabisi istrinya sendiri, dan kemudian mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.
Sejak peristiwa itu, Heri menaruh rasa cemburu terhadap istrinya. Tidak jarang mereka cek cok mulut masalah telepon tersebut. Terlebih, ketika Mariati menerima SMS dari pria yang dikabarkan sempat akrab dengan korban semasa SMA itu.
Kabar tersebut diungkapkan oleh Fatimah, tetangganya. Warga sekitar sering mendengar keduanya perang mulut. “Pak Heri adalah orang yang pendiam. Sedangkan istrinya, Bu Mariati grapyak sekali. Kabarnya mereka sering cek cok karena bu Mariati mendapat SMS dari teman sekolahnya dulu,” katanya.
Para tetangga tidak mengenal pria yang dimaksud kerap kirim SMS ke Hand phone (HP) korban. Tetapi, yang mereka tahu pria tersebut sekolah di SMA Negeri 5 Kota Kediri. Kabarnya, pria tersebut juga sudah berumah tangga.
Tetapi kabar kedekatan Mariati dengan teman SMA nya itu dibantah oleh M. Alvin Huda (39), saudara korban. Alvin mengaku, pria tersebut tidak lebih dari sekedar teman kerja. Selama ini, selain berjualan gorengan di Area Wisata Goa Selomangkleng, Mariati juga menerima pesanan kue. “Bu Mariati memiliki teman banyak. Orangnya pintar bergaul. Tetapi semua itu karena urusan kerjaan. Bahkan, dua bulan lalu sempat cerita ke ibu saya jika suaminya cemburu setelah ia menerima telpon dari teman kerjanya. Jadi, hanya cemburu yang tanpa alasan saja,” ungkapnya.
Sekadar diketahui, Mariati merupakan warga asli Jalan Mastrip, Lingkungan Waung, Kelurahan Sukorame, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri. Sementara suaminya, Heri berasal dari Kelurahan Semampir, Kecamatan Kota Kediri. Mereka belum dikaruniai anak. Sampai akhirnya mengadopsi seorang anak dari Pulau Bali yang diasuh saat ini yakni, Silvi. Silvi baru duduk di bangku Taman Kanak-kanak (TK).
Masyarakat setempat mengenal Silvi sebagai anak kandung Heri dengan Mariati. Selvi juga orang yang pertama kali mengetahui kematian korban. Bocah malang ini sekarang dibawa oleh keluarga Mariati.