KEDIRI - Dinilai rawan
politis sebagai pencitraan Walikota Kediri
dr. Samsul Ashar yang maju kembali menjadi walikota pada Pilihan Walikota
(pilwali) Kota Kediri akhir Agustus mendatang. Kalangan DPRD Kota Kediri
meminta agar pemberian program Biaya Langsung Tunai (BLT) diserahkan usai
pelaksanaan pilwali mendatang.
Ketua Komisi C DPRD Kota Kediri Hadi Sucipto mengatakan,
pemberian BLT yang rencananya akan diserahkan menjelang Pilwali, akan
menimbulkan keresahan bagi calon walikota yang lain. “Jika diserahkan mendekati
pilwali, maka akan menimbulkan keresahan bagi calon lain,” ujaarnya, Jumat
(26/4).
Untuk itu, politisi PDI Perjuangan ini menghimbau agar
pemberian ditunda, sampai pelaksanaan pilwali. “Memang sesuai dengan amanah
anggaran tersebut untuk tahun anggaran 2013, alangkah lebih netralnya jika
diberikan usai pilwali,” harapnya.
Masih kata Hadi Sucipto, jika memang terpaksa diberikan
sebelum pilwali, pihaknya menghimbau, dalam penyerahan BLT, juga didampingi tokoh
partai politik, maupun unsur dewan serta wakil walikota Abdullah Abu Bakar,
yang diketahui juga maju menjadi calon walikota. “Kalau memang terpaksa
diberikan sekarang, semua unsur harus dilibatkan, mulai tokoh partai politik,
unsur DPRD maupun wawali sendiri,” ujarnya.
Sementara itu, Kabag Humas Pemkot Kediri Hariadi mengaku,
tidak bisa ditunda penyaluran BLT, karena sudah masuk dalam Rincian Kegiatan Anggaran
(RKA). “Sifatnya mendesak, jadi tidak bisa ditunda-tunda lagi,” ujarnya.
Masih kata Hariadi, pihaknya juga membantah, jika penyaluran
BLT tersebut digunakan salah satu kampanye walikota. “Tidak ada unsur
politis-politis ini, kegiatannya murni untuk sosial,” ujarnya.