Friday, September 23, 2011
Arca Berbetuk Ganesha dan Budha Culai Ditemukan Warga
KEDIRI – Warga Kelurahan Gayam Kecamatan Mojoroto Kota Kediri digegerkan dengan ditemukannnya dua arca berbentuk Ganesha dan Budha Culai yang terjepit diantara kayu pohon Sepreh (Beringin), Sabtu (18/6)
Kedua arca yang diduga peninggalan kerajaan Hindu itu pertama kali ditemukan Supadi (51) warga setempat saat mencari kayu dari pohon yang berusia ratusan tahun dan sudah mati tersebut. Supadi mengaku terkejut saat menemukan arca itu. Saat kapak yang digunakan untuk memecah akar kayu sepreh itu membentur batu. Saat ia teliti lagi, ternyata batu itu bukan batu biasa, melainkan mirip dengan arca. “Awalnya kaget ketika sedang memecah akar kayu untuk dijadikan kayu bakar, kapak saya mengenai benda yang sangat keras. Setelah saya cek, ternyata benda yang keras itu merupakan batu berbentuk seperti arca yang terjepit,” ujarnya.
Mengetahui kejadian itu, Supadi langsung memanggil beberapa warga yang ada di lokasi, meminta bantuan untuk mengeluarkan batu itu. Beberapa warga juga langsung membersihkan batu itu dari beberapa kotoran seperti tanah dan juga bekas kayu.
Kayu-kayu yang berasal dari akar pohon sepreh itu menurut Supadi rencananya akan digunakan untuk bahan bakar. Ia juga sudah meminta izin dari perangkat kelurahan, karena kayu itu tumbuh di tanah desa. Pohon itu juga sudah tumbang, sekitar 15 bulan lalu karena angin kencang.
Sementara itu, Sabaruddin (45), warga lainnya mengatakan di lokasi ini memang terkenal dengan mistis. Tidak jarang, ada warga yang tiba-tiba tidak bisa bicara jika ada di dekat daerah yang disebut warga dengan punden sendang ini. “Kalau daerah ini memang terkenal mistis, tetapi kami tidak tahu jika ada benda seperti ini ditemukan di tempat ini,” ucapnya.
Dia juga menceritakan, sebelum pohon itu tumbang sekitar 1,5 tahun lalu, pria yang dikenal dengan panggilan Mbah Din ini mengaku pernah bermimpi bertemu dengan seseorang yang meminta tolong untuk tempat tinggal. “Dulu saat pohon ini akan tumbang, saya pernah bermimpi ada sesosok bayangan yang minta pertolongan untuk bertempat tinggal, mungkin ada hubungannnya dengan penemuan arca ini,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Mbah Din juga sempat mengukur kondisi arca yang baru ditemukan terjepit di akar kayu pohon sepreh yang tingginya dulu mencapai 250 meter dengan diameter 2 meter tersebut. Ada dua batu yang mirip dengan Arca Ganesha (Gajah) serta patung Budha. Untuk batu mirip Arca Ganesha, tingginya diketahui hanya 30 sentimeter dengan lebar 25 sentimeter dan ketebalannya mencapai 11 sentimeter.
Sementara, untuk arca yang mirip patung Budha Culai ketinggiannya mencapai 19 sentimeter dengan lebar hingga 26 sentimeter dan ketebalannya hingga 14 sentimeter.
Pihaknya juga belum mengetahui persis kedua arca itu peninggalan zaman apa. Tetapi, dimungkinkan arca itu adalah peninggalan zaman kerajaan Majapahit.
Untuk ke depan, pihaknya berencana akan meminta warga secara sukarela menjaga lokasi itu. Temuan itu juga yang pertama kali dan dimungkinkan masih ada temuan-temuan lain.
Dalam kesempatan itu, Mbah Din juga meminta agar Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri perhatian dan menangani dua arca yang ditemukan dan diharapkan dapat memastikan apakah dua benda tersebut peninggalan sejarah yang harus dilestarikan. “Kebetulan saya juga salah satu tokoh di lingkungan ini. Masyarakat menghendaki agar penemuan ini diperhatikan oleh pemerintah kota. Sehingga dapat dilakukan penetilian. Apakah benar, jika benda ini peninggalan sejarah,” katanya.
Selain meminta agar Pemkot Kediri memperhatikan, imbuh Mbah Din, masyarakat juga tidak akan melepas dua arca tersebut untuk dipindah ditempat lain. Sebab, jika benar peninggalan sejarah, dua arca itu merupakan simbol, dan kebanggaan masyarakat di Kelurahan Gayam. “Kami yakin, dua arca ini memiliki nilai sejarah yang wajib untuk dilestarikan. Bukan berarti diuri-uri, yang menimbilkan syirik, tetapi untuk dikenal sebagai benda peninggalan nenek moyang terdahulu,” imbuhnya.
Sayangnya, meski masyarakat sudah melapor ke kelurahan setempat. Namun, sepertinya belum mendapat respon. Begitu juga dengan Pemkot Kediri. Belum ada pejabat yang datang untuk melihatnya.
Terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Kediri, Muhaimin mengaku belum mendengar tentang temuan dua arca di Kota Kediri itu. Pihaknya masih meminta staf untuk turun langsung ke lapangan, mengecek kondisi arca yang baru ditemukan itu. Jika benar, pemerintah berencana mengundang BP3 Trowulan untuk cek benda itu. “Kami kok belum dapat kabar pasti tentang temuan itu. Biar nanti staf kami untuk turun langsung ke sana,” ujarnya singkat.
Atur Durasi Tidur Anak, Jika Ingin Berprestasi
Tidur merupakan suatu keharusan untuk bisa melakukan kegiatan di hari berikutnya. Durasi tidur pada malam hari ternyata sangat mempengaruhi kesehatan tubuh seseorang, apalagi pada anak-anak.
Sebuah penelitian yang melibatkan 142 siswa sekolah dasar dilakukan untuk membandingkan jumlah jam tidur dengan kinerja keterampilan akademik. Bila jam tidur anak-anak kurang dari sembilan jam biasanya menemukan kesulitan dalam belajar di sekolah keesokan harinya.
Anak-anak berusia enam dan tujuh tahun yang kurang tidur cenderung akan sulit berkomunikasi dan mengerjakan matematika. Keahlian mengeja, tata bahasa yang digunakan, serta pemahaman mereka juga terganggu. Memori dan kemampuan belajarlah yang terpengaruh.
Penelitian ini juga menemukan bahwa semakin banyak anak yang diijinkan menggunakan komputer dan televisi di kamar tidur mereka. Padahal, fasilitas ini memicu kurangnya tidur. "Saat ini ada kekhawatiran besar mengenai kebiasaan anak-anak menonton televisi, bermain game komputer atau video pada malam hari yang membuat mereka tidak tidur pada waktu yang sama setiap malamnya," kata Ramon Cladellas dari Universitas Autonomous di Barcelona.
"Kebanyakan anak waktu tidurnya kurang dari yang direkomendasikan, padahal ini penting untuk intelektual mereka. Bahkan, ini tidak dapat diperbaiki," tambah Cladellas.
Profesor Russell Foster, kepala ilmu saraf di Universitas Oxford mengatakan, "Sudah jelas bahwa tidur mulai pukul 21.00 hingga pukul 09.00 dapat mengoptimalkan kinerja kognitif anak." Kebiasaan buruk tidur larut malam mempengaruhi kinerja anak dalam tugas sehari-hari, dan membuat mereka sulit menemukan solusi dari masalah yang lebih kompleks.
Nah, jika anak-anak membutuhkan waktu tidur selama 9 - 11 jam, orang dewasa hanya perlu 6,5 - 8,5 jam saja. (TRIBUNNEWS.COM)
Hutan Lindung Wilis Terbakar * 3 Bulan 90 Hektar Hutan Hangus
KEDIRI – Puluhan hektar lahan hutan lindung di lereng Gunung Wilis, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur terbakar. Titik api mulai terlihat sejak Kamis (22/9) malam. Bahkan Hingga Jumat (23/9) titik api makin bertambah dan terus melebar.
Pihak Perhutani hingga saat ini belum bisa memastikan penyebab kebakaran tersebut. Namun dugaan terkuat penyebab kebakaan tersebut adalah faktor kekeringan yang saat ini tengah melanda kawasan hutan tersebut, sedangkan kerugian materi akibat kebakaran itu ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.
Mengingat dalam kawasan hutan lindung tersebut terdapat ribuan pohon pinus yang mudah terbakar. Angin yang bertiup kencang semakin memperparah dan semakin memperluas area hutan lindung yang terbakar tersebut. Semula titik api hanya terlihat satu titik, namun kemudian dengan cepat merembet dan meluas.
Wakil Kepala Administratur Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Kediri Erik Alberto mengatakan, hingga kini, pihaknya belum bisa menaksir jumlah area hutan yang terbakar. “Kami masih mengirimkan petugas untuk meninjau lokasi hutan lindung yang terbakar,” ujarnya.
Menurutnya, lokasi hutan yang terbakar itu adalah kawasan hutan lindung. Selain beragam tanaman di hutan lindung, ada sejumlah tanaman pinus yang juga ikut terbakar. Namun, ia mengaku belum mengetahui dengan pasti luas lahan yang terbakar.
Saat ini, petugas masih terjun ke lapangan, untuk mengetahui kondisi kebakaran hutan dengan pasti. “Kami tidak mungkin menerjunkan petugas pada malam hari, mengingat angin bertiup kencang dari arah gunung menuju lembah, dan itu sangat berbahaya. Kami baru menerjunkan petugas Jum’at (24/9) pagi, karena angin bertiup dari lembah ke gunung, jadi cukup aman,” pungkasnya.
Untuk diketahui, kebakaran hutan di wilayah KPH Kediri sudah mulai terjadi sejak Juli lalu, yang hanya berselang 3 bulan dari kebakaran Kamis malam kemarin. Dari peristiwa tersebut, terhitung sudah sekitar 90 hektare lahan Perhutani Kediri yang hangus terbakar.
Pihak Perhutani hingga saat ini belum bisa memastikan penyebab kebakaran tersebut. Namun dugaan terkuat penyebab kebakaan tersebut adalah faktor kekeringan yang saat ini tengah melanda kawasan hutan tersebut, sedangkan kerugian materi akibat kebakaran itu ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.
Mengingat dalam kawasan hutan lindung tersebut terdapat ribuan pohon pinus yang mudah terbakar. Angin yang bertiup kencang semakin memperparah dan semakin memperluas area hutan lindung yang terbakar tersebut. Semula titik api hanya terlihat satu titik, namun kemudian dengan cepat merembet dan meluas.
Wakil Kepala Administratur Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Kediri Erik Alberto mengatakan, hingga kini, pihaknya belum bisa menaksir jumlah area hutan yang terbakar. “Kami masih mengirimkan petugas untuk meninjau lokasi hutan lindung yang terbakar,” ujarnya.
Menurutnya, lokasi hutan yang terbakar itu adalah kawasan hutan lindung. Selain beragam tanaman di hutan lindung, ada sejumlah tanaman pinus yang juga ikut terbakar. Namun, ia mengaku belum mengetahui dengan pasti luas lahan yang terbakar.
Saat ini, petugas masih terjun ke lapangan, untuk mengetahui kondisi kebakaran hutan dengan pasti. “Kami tidak mungkin menerjunkan petugas pada malam hari, mengingat angin bertiup kencang dari arah gunung menuju lembah, dan itu sangat berbahaya. Kami baru menerjunkan petugas Jum’at (24/9) pagi, karena angin bertiup dari lembah ke gunung, jadi cukup aman,” pungkasnya.
Untuk diketahui, kebakaran hutan di wilayah KPH Kediri sudah mulai terjadi sejak Juli lalu, yang hanya berselang 3 bulan dari kebakaran Kamis malam kemarin. Dari peristiwa tersebut, terhitung sudah sekitar 90 hektare lahan Perhutani Kediri yang hangus terbakar.
Kentang Ungu Turunkan Tekanan Darah
Kentang selama ini selalu mendapat reputasi buruk, terutama karena makanan berbahan kentang yang terkenal adalah kentang goreng atau keripik kentang yang tinggi kalori. Padahal, jika diolah dengan benar, maka kentang bisa menyehatkan jantung.
Dalam sebuah penelitian berskala kecil, terbukti bahwa kentang (Solanum tuberosum L) bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah dan menjaga berat badan. Efek kentang tersebut diklaim hampir sama seperti jika kita mengonsumsi oatmeal.
Joe Vinson, seorang profesor kimia di University of Scranton, Pennsylvania, menganalisis 18 pasien yang mengonsumsi enam hingga delapan kentang ungu kecil sebanyak dua kali sehari selama satu bulan. Hasil analisis menunjukkan, tekanan darah sistolik dan diastolik masing-masing turun sebesar 3,5 dan 4,3 persen.
Kentang ungu yang dimakan para partisipan studi itu dimasak dengan microwave agar nutrisi penting dalam kentang tidak rusak. Kentang seukuran bola golf itu juga dan tidak diberi topping seperti keju atau krim agar tidak ada tambahan kalori.
Vinson menyebutkan, kentang ungu merupakan salah satu jenis kentang yang memiliki antioksidan paling tinggi. Meski begitu, pada dasarnya kentang yang berkulit merah dan putih juga memiliki antioksidan.
Lona Sandon, juru bicara American Dietetic Association, mengatakan bahwa kentang merupakan bahan pangan yang kaya akan kalium, yang dikenal mampu membantu mengontrol tekanan darah.
"Kentang merupakan makanan pokok yang sehat karena rendah lemak, relatif rendah kalori, dan sarat akan nutrisi, terutama pada bagian kulit," kata Sandon, yang juga seorang asisten profesor gizi di University of Texas Southwestern Medical Center, Dallas. (KOMPAS.com)
Menilik Kondisi Payudara di Tiap Usia
Payudara wanita adalah salah satu struktur tubuh yang rumit dan luar biasa. Payudara wanita mulai tumbuh pada masa puber dan terus berubah seiring dengan fluktuasi hormonnya. Biasanya payudara mulai kendur pada akhir usia 40-an. Seperti apa kondisi payudara payudara dalam setiap tahapan usia?
Usia 20-an
Pada masa pubertas ketika tubuh seorang gadis remaja pertama menghasilkan estrogen dalam jumlah cukup, payudaranya akan berkembang pesat, membentuk dua kerangka jaringan ikat serta sistem kelenjar, saluran, pembuluh darah, kelenjar getah bening, dan saraf. Secara bersamaan, payudara juga mengembangkan sel-sel lemak yang membentuk gumpalan kelenjar payudara.
Payudara juga lebih cepat terpengaruh gaya gravitasi. Untuk mencegahnya, kenakan bra yang mampu menyangga "aset" Anda ini dengan sempurna.
Usia 30-an
Selama kehamilan, payudara secara bertahap akan membesar. Boleh jadi bobot kedua payudara akan bertambah sebanyak setengah kilogram. Peregangan kulit di sekitar payudara akibat kenaikan berat badan juga bisa mengganggu produksi kolagen sehingga membuat kulit di sekitar payudara menjadi kendur, terutama setelah persalinan.
Lakukan pemeriksaan payudara sendiri sekali setiap bulan. Jika ibu atau saudari Anda memiliki riwayat kanker, lakukan mamografi di usia 35 tahun.
Usia 40-an
Walaupun Anda belum pernah hamil dan melahirkan, di usia ini kelenjar penghasil susu (lobule) akan mengecil sehingga payudara terlihat kendur. Penurunan berat badan yang drastis juga bisa membuat payudara terlihat kendur akibat lapisan lemak pada payudara menyusut. Push up bra bisa menyiasati hal tersebut. Mamografi disarankan setahun sekali.
Usia 50-an
Pada saat menopause, perubahan pada payudara yang biasanya terjadi selama siklus haid tidak terjadi lagi. Namun, risiko kanker payudara akan semakin meningkat seiring bertambahnya usia. Pemeriksaan payudara menjadi lebih penting lagi dilakukan setelah menopause. (KOMPAS.com)
Usia 20-an
Pada masa pubertas ketika tubuh seorang gadis remaja pertama menghasilkan estrogen dalam jumlah cukup, payudaranya akan berkembang pesat, membentuk dua kerangka jaringan ikat serta sistem kelenjar, saluran, pembuluh darah, kelenjar getah bening, dan saraf. Secara bersamaan, payudara juga mengembangkan sel-sel lemak yang membentuk gumpalan kelenjar payudara.
Payudara juga lebih cepat terpengaruh gaya gravitasi. Untuk mencegahnya, kenakan bra yang mampu menyangga "aset" Anda ini dengan sempurna.
Usia 30-an
Selama kehamilan, payudara secara bertahap akan membesar. Boleh jadi bobot kedua payudara akan bertambah sebanyak setengah kilogram. Peregangan kulit di sekitar payudara akibat kenaikan berat badan juga bisa mengganggu produksi kolagen sehingga membuat kulit di sekitar payudara menjadi kendur, terutama setelah persalinan.
Lakukan pemeriksaan payudara sendiri sekali setiap bulan. Jika ibu atau saudari Anda memiliki riwayat kanker, lakukan mamografi di usia 35 tahun.
Usia 40-an
Walaupun Anda belum pernah hamil dan melahirkan, di usia ini kelenjar penghasil susu (lobule) akan mengecil sehingga payudara terlihat kendur. Penurunan berat badan yang drastis juga bisa membuat payudara terlihat kendur akibat lapisan lemak pada payudara menyusut. Push up bra bisa menyiasati hal tersebut. Mamografi disarankan setahun sekali.
Usia 50-an
Pada saat menopause, perubahan pada payudara yang biasanya terjadi selama siklus haid tidak terjadi lagi. Namun, risiko kanker payudara akan semakin meningkat seiring bertambahnya usia. Pemeriksaan payudara menjadi lebih penting lagi dilakukan setelah menopause. (KOMPAS.com)
Hobi Makan Lemak Saat Hamil, Bayi akan Gemuk dengan Hati Kecil
Jakarta - Ibu hamil sebaiknya menjaga asupan makanannya selama masa kehamilan sebab nutrisi yang dikonsumsi selama kehamilan berpengaruh terhadap kondisi anak yang dilahirkan. Ibu hamil yang banyak makan lemak sebelum dan selama kehamilan akan melahirkan bayi yang gemuk dan memiliki hati yang kecil.
Penelitian terdahulu telah menunjukkan bahwa bayi yang mendapat asupan gizi terlalu banyak atau terlalu sedikit dalam rahim akan mengalami perubahan yang mendalam dan permanen dalam perkembangannya.
Perubahan tersebut meliputi perubahan struktur otak, hati dan pankreas. Kesemuanya meningkatkan kerentanan terhadap risiko berbagai penyakit di kemudian hari, termasuk obesitas, diabetes dan penyakit kardiovaskular.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat (Centers for Disease Control and Prevention) melansir hampir separuh perempuan usia subur di Amerika memiliki kelebihan berat badan atau obesitas.
Oleh sebab itu, ada kebutuhan mendesak untuk menginformasikan perempuan dan penyedia layanan kesehatan mengenai bahaya ibu yang makan terlalu banyak terhadap perkembangan kesehatan dan risiko penyakit kronis anak mereka di masa depan.
"Salah satu temuan kunci di sini adalah bahwa keturunan yang dilahirkan mengalami pergeseran komposisi tubuhnya, yaitu jauh dari massa tubuh ramping dan lebih cenderung ke massa tubuh gemuk, bahkan sebelum anak mendapat asupan gizi dari makanannya sendiri," kata peneliti Stephanie M. Krasnow, PhD, ilmuwan di Pape Pediatric Research Institute di Rumah Sakit Anak Doernbecher OHSU seperti dikutip Eurekalert, Selasa (20/9/2011).
Krasnow dan rekan-rekannya di Daniel Marks Lab menggunakan tikus untuk meneliti konsumsi makanan kaya lemak selama kehamilan dan pengaruhnya pada bayi yang baru lahir. Tikus betina diberi makan makanan rendah lemak maupun kaya lemak selama enam bulan.
Tikus yang makan makanan tinggi lemak, berat badannya naik dan memiliki jumlah lemak lebih tinggi daripada yang mengonsumsi makanan rendah lemak. Ketika melahirkan, tikus dengan konsumsi tinggi lemak melahirkan bayi tikus yang tubuhnya mengandung banyak lemak, kurang ramping dan livernya lebih kecil daripada bayi tikus yang dilahirkan tikus dengan konsumsi makanan rendah lemak. (detik.com)
Penelitian terdahulu telah menunjukkan bahwa bayi yang mendapat asupan gizi terlalu banyak atau terlalu sedikit dalam rahim akan mengalami perubahan yang mendalam dan permanen dalam perkembangannya.
Perubahan tersebut meliputi perubahan struktur otak, hati dan pankreas. Kesemuanya meningkatkan kerentanan terhadap risiko berbagai penyakit di kemudian hari, termasuk obesitas, diabetes dan penyakit kardiovaskular.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat (Centers for Disease Control and Prevention) melansir hampir separuh perempuan usia subur di Amerika memiliki kelebihan berat badan atau obesitas.
Oleh sebab itu, ada kebutuhan mendesak untuk menginformasikan perempuan dan penyedia layanan kesehatan mengenai bahaya ibu yang makan terlalu banyak terhadap perkembangan kesehatan dan risiko penyakit kronis anak mereka di masa depan.
"Salah satu temuan kunci di sini adalah bahwa keturunan yang dilahirkan mengalami pergeseran komposisi tubuhnya, yaitu jauh dari massa tubuh ramping dan lebih cenderung ke massa tubuh gemuk, bahkan sebelum anak mendapat asupan gizi dari makanannya sendiri," kata peneliti Stephanie M. Krasnow, PhD, ilmuwan di Pape Pediatric Research Institute di Rumah Sakit Anak Doernbecher OHSU seperti dikutip Eurekalert, Selasa (20/9/2011).
Krasnow dan rekan-rekannya di Daniel Marks Lab menggunakan tikus untuk meneliti konsumsi makanan kaya lemak selama kehamilan dan pengaruhnya pada bayi yang baru lahir. Tikus betina diberi makan makanan rendah lemak maupun kaya lemak selama enam bulan.
Tikus yang makan makanan tinggi lemak, berat badannya naik dan memiliki jumlah lemak lebih tinggi daripada yang mengonsumsi makanan rendah lemak. Ketika melahirkan, tikus dengan konsumsi tinggi lemak melahirkan bayi tikus yang tubuhnya mengandung banyak lemak, kurang ramping dan livernya lebih kecil daripada bayi tikus yang dilahirkan tikus dengan konsumsi makanan rendah lemak. (detik.com)
Subscribe to:
Posts (Atom)