KEDIRI
- Perebutan rekomendasi Partai Golkar dalam Pemilihan Umum Kepala
Daerah (Pemilukada) Kota Kediri sangat sengit. Pasalnya, ada tujuh
bakal calon yang mengincar untuk berebut rekom dari Partai Golkar.
Tujuh
bakal calon walikota dan wakil walikota tersebut, Minggu (5/5)
bergantian menyampaikan visi dan misinya di Kantor DPD Partai Golkar
Kota Kediri Jalan Super Semar, Kota Kediri. Mereka, Haryono Dwi
Pramana (pengusaha), Adi Suwono (bos hotel Bukit Daun Kediri),
Mandung Sulaksono (pejabat Pemkot Kediri), Ahmad Subakir (Ketua STAIN
Kediri), Gatot Adi Prayoga (Ketua DPD Golkar Kota Kediri), Herry
Muler (pensiunan PNS), Tjejep M. Yasin (LSM Komunitas Peduli Kediri).
Para
bakal calon walikota, satu per satu memberikan pandangan tentang Kota
Kediri, mulai dari segi ekonomi, geografis, dan sejarah. Adi Suwono
menginginkan, menggali sejarah dan budaya Kota Kediri yang luar
biasa.
Sementara
Mandung Sulaksono menginginkan Kota Kediri berkembang senada dengan
perkembangan koperasi. "Sebagai kepala Dinas Koperasi dan UMKM
sudah sesui dengan visi dan misi partai Golkar dan Partai Hanura,"
ujarnya.
Sementara
Ahmad Subakir, Kota Kediri sudah cukup bagus dalam segala hal, tapi
kesejahteraan belum tersentuh masyarakat kalangan bawah. "Masih
banyak masyarakat kita yang belum merasakan makna kesejahteraan
rakyat," ujarnya sambil mencontohkan adanya kasus percobaan
bunuh diri karena kemiskinan.
Gatot
Adi Prayoga mengatakan, Kota Kediri sudah cukup, namun ia
menginginkan Kota kediri juga mengembangkan wisata kuliner.
Herry
Muler menginginkan Kota Kediri mewujudkan Tri Bina Kota. Yakni,
pendidikan, kesehatan dan jasa.
Tjejep
M. Yasin lebih mengkritisi beberapa kasus yang akhir-akhir mencuat.
"Kota kediri menjadi kota purel, kota yang tidak maju, tapi
sarang koruptor. Ironisnya, tokoh-tokohnya adem ayem," ujarnya.
Sekretaris
DPD Partai Golkar Kota Kediri, Juwito mengatakan, kegiatan ini
merupakan bentuk pengenalan bakal calon ke publik. Setelah pengenalan
ini, tahap selanjutnya berupa survey elektabilitas yang akan
menentukan turunnya rekomendasi dari DPP Partai Golkar. “Istilahnya
kami melempar bakal calon ke masyarakat melalui paparan visi - misi.
Dari situ akan dilakukan survey elektabilitas. Hasilnya survey itu
nantinya yang akan mendasari turunnya rekom,” terang Juwito.
Disinggung
tentang ketidakhadiran dr Samsul Ashar, calon incumbent yang
sebelumnya santer dikabarkan akan maju lewat Golkar, dengan
diplomatis Juwito menjawab bahwa hanya 7 bakal calon yang mengikuti
paparan visi - misi. Juwito memastikan tidak akan memberi perlakuan
khusus pada siapapun. “Tentunya karena mekanisme ini merupakan
koalisi, maka tidak akan ada yang diistimewakan,” imbuhnya.
Sementara
itu, usai pengenalan terhadap Kota Kediri, para bakal calon juga
diminta menyampaikan rencana ke depan jika menjadi Walikota kediri.
Pada Pemilukada Kota Kediri Agustus 2013, partai berlambang Pohon
Beringin itu berkoalisi dengan Partai Hanura. Jumlah kursi di
parlemen dari dua partai tersebut telah memenuhi standar syarat
pencalonan yang ditetapkan KPU Daerah Kota Kediri.