“Kita masih upayakan terus mencari solusinya. Alhamdulillah, pihak konsorsium membuat surat pernyataan berisi komitmennya untuk melunasi kekurangan dana yang dijanjikan dahulu,” ujar pengurus Persik Arya Wisnuadhi, Kamis (28/2).
Hutang itu sisa dari kompetisi Divisi Utama Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) 2011/2012 lalu. Persik yang memberanikan diri menjadi bagian klub profesional tanpa Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) mengikat kontra kerjasama dengan pihak konsorsium.
Persik, waktu itu dijanjikan dana segar Rp 8 miliar, sebagai biaya operasional selama mengaruhi kompetisi. Tetapi, kenyataanya Persik gagal kembali naik ke kasta tertinggi sepakbola Indonesia. Disisi lain, dana yang dijanjikan tidak dikucurkan sepenuhnya.
Tentunya, manajemen tim bertajuk Macan Putih kelabakan. Pasalnya, mereka sudah menutupi kekurangan biaya dengan menghutang kepada pihak ketiga. Tentunya, dengan perjanjian nilai bunga hutang.
Musim kompetisi ini, Persik kembali hijrah ke PT Liga Indonesia. Prestasi Persik nampaknya mulai naik. Kini, Persik berhasil memimprin grup V, dengan perolehan poin 7 dari tiga laga yang sudah dilakoninya.
Sementara itu, Walikota Kediri Samsul Ashar yang juga selaku pembina Persik Kediri berharap masyarakat punya andil dalam membesarkan tim kebanggaannya dengan cara membeli tiket saat menonton. Pihaknya juga merangsang pemain dengan menjanjikan bonus bila tim macan putih prestasinya terus menanjak dan bisa naik kasta.