MALANG, Bupati Malang Rendra Kresna menggagas adanya anjungan tunai mandiri (ATM) kondom di kawasan lokalisasi, sebagai upaya mencegah penyebaran HIV/AIDS yang lebih luas di daerah itu.
"Gagasan ini bukan untuk melegalkan lokalisasi, namun semata-mata untuk mencegah penyebaran sekaligus menanggulangi penyakit HIV/AIDS," ucap Rendra di Malang, Jatim, Senin.
Selain itu, tegasnya, juga untuk menegakkan aturan pada setiap "tamu" yang wajib menggunakan kondom. Oleh karena itu, pemilik wisma dan juru parkir di kawasan lokalisasi juga harus berperan aktif untuk menyosialisasikan penggunaan kondom, bahkan setiap tamu harus ditekan agar menggunakannya.
Ia mengakui, pihaknya sudah berkali-kali mengeluarkan surat keputusan (SK) penutupan lokalisasi (prostitusi) di daerah itu, tetapi fakta di lapangan tetap saja masih operasional (buka).
Sehingga, lanjutnya, satu-satunya upaya untuk menekan penyebaran HIV/AIDS di daerah itu, setiap tamu yang datang ke lokalisasi harus menggunakan kondom yang sudah dipasok dari Komite Penanggulangan AIDS (KPA) maupun Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat.
Rendra yang juga Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Malang itu mengatakan, hubungan seks memang bukan satu-satunya cara penularan HIV/AIDS, tapi bisa memalui berbagai cara, seperti narkoba terutama melalui jarum suntik.
Data dari KPA Kabupaten Malang, hampir di setiap kecamatan yang berjumlah 33 kecamatan di Kabupaten Malang itu ada "sarang" prostitusi atau lokalisasi. (republika.co.id)
"Gagasan ini bukan untuk melegalkan lokalisasi, namun semata-mata untuk mencegah penyebaran sekaligus menanggulangi penyakit HIV/AIDS," ucap Rendra di Malang, Jatim, Senin.
Selain itu, tegasnya, juga untuk menegakkan aturan pada setiap "tamu" yang wajib menggunakan kondom. Oleh karena itu, pemilik wisma dan juru parkir di kawasan lokalisasi juga harus berperan aktif untuk menyosialisasikan penggunaan kondom, bahkan setiap tamu harus ditekan agar menggunakannya.
Ia mengakui, pihaknya sudah berkali-kali mengeluarkan surat keputusan (SK) penutupan lokalisasi (prostitusi) di daerah itu, tetapi fakta di lapangan tetap saja masih operasional (buka).
Sehingga, lanjutnya, satu-satunya upaya untuk menekan penyebaran HIV/AIDS di daerah itu, setiap tamu yang datang ke lokalisasi harus menggunakan kondom yang sudah dipasok dari Komite Penanggulangan AIDS (KPA) maupun Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat.
Rendra yang juga Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Malang itu mengatakan, hubungan seks memang bukan satu-satunya cara penularan HIV/AIDS, tapi bisa memalui berbagai cara, seperti narkoba terutama melalui jarum suntik.
Data dari KPA Kabupaten Malang, hampir di setiap kecamatan yang berjumlah 33 kecamatan di Kabupaten Malang itu ada "sarang" prostitusi atau lokalisasi. (republika.co.id)