Penemuan patahan batu bata kuno tersebut awalnya saat warga setempat melakukan penggalian tanah untuk menggali sumber mata air, saat melakukan penggalian dikedalaman kurang lebih 3 meter, mereka menemukan banyaknya bongkahan batu bata ukuran besar. Mengetahui hal itu, warga melaporkan penemuan ini ke Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan olah raga (Disbudparpora) Kota Kediri.
Suharno, salah satu warga mengatakan, begitu mengetahui banyaknya bonggahan batu bata, proses penggalian dihentikan sementara. “Saat itu kami melakukan penggalian untuk mencari sumber mata air, tiba-tiba menemukan pecahan batu bata,” ujarnya, Jumat (22/3).
Sementara itu, Nugroho tim dari BP3 Trowulan mengatakan belum bisa memastikan bentuk dari situs tersebut, karena harus membutuhkan beberapa data dan keterangan dari berbagai pihak. “Kita belum bisa memastikan bagamana konstruksi situs ini, karena kami perlu kajian yang lebih mendalam,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Disbudparpora Kota Kediri Nur Muhyar mengatakan mendukung upaya BP3 Trowulan untuk melakukan kajian mendalam atas temuan ini. “Jika memang ini merupakan sebuah situs, kami mendukung upaya BP 3 Trowulan untuk melakukan kajian yang lebih mendalam,” ujarnya.
Masih kata Nur Muhyar, jika memang nantinya benar bangunan tersebut merupakan situs peninggalan kerajaan kediri, maka pihaknya akan mendukung untuk melakukan penggalian lebih mendalam