Sunday, February 28, 2010
Susu Unta Lebih Bergizi Dibandingkan Susu Sapi
Susu unta lebih bergizi dibandingkan dengan susu sapi karena susu itu lebih rendah lemak dan kolesterol, namun lebih kaya potassium, zat besi dan mineral seperti sodium dan magnesium.
Kesimpulan adalah isi dokumen Konferensi Kelima Keselamatan Makanan Internasional di Dubai, yang diselenggarakan 22-25 Februari di Dubai International Convention and Exhibition Center.
Dokumen itu menyebutkan, "Unta adalah bagian penting dalam tradisi dan kebudayaan Arab dan susunya adalah komponen makanan penting di Emirat dan negara lain Arab."
Dokumen berjudul "Standrds for Camel Milk" ini diajukan oleh Fatima AbdulRahman, pemimpin Ahli Mikrobiologi Makanan di Laboratorium Pusat Dubai di Kotapraja Dubai, Uni Emirat Arab (UAE).
"Sekarang, susu unta sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia di banyak negara lain," kata Fatima dalam dokumen itu.
"Terdapat 18 juta unta di dunia yang mendukung kelangsungan hidup manusia di daerah setengah tandus," demikian antara lain isi dokumen itu sebagaimana dikutip Kantor Berita Uni Emirat Arab, WAM.
Fatima mengatakan rasa susu unta biasanya manis dan tajam, tapi kadangkala terasa asin dan pada saat lain terasa berair.
"Kualitas susu dipengaruhi oleh jumlah anak unta, usia hewan tersebut, kadar hewan itu menyusui anak, kualitas dan jumlah makanan, serta jumlah air yang tersedia," kata Fatima.
Ketika berbicara mengenai manfaat susu unta, Fatima mengatakan susu unta adalah sumber protein yang berlimpah dengan kegiatan perlindungan dan potensi antimikroba.
"Sebagian protein itu tak ditemukan pada susu sapi, kalaupun ditemukan hanya sedikit. Susu unta tak perlu dimasak sampai mendidih seperti susu sapi atau kambing. Susu unta, yang kaya akan rasa, harus diminum secara perlahan untuk memungkinkan perut mencernanya," kata Fatima.
Ia mengatakan beberapa studi telah dilakukan sehubungan dengan komposisi susu unta.
"Semua studi tersebut menunjukkan bahwa kandungan lemak per unit susu unta adalah 1,8 persen-3,8 persen. Vitamin C dan Niacin jauh lebih tinggi pada susu unta. Kandungan vitamin dan protein berbeda pada susu unta. Namun jumlah laktosa pada susu unta sama dengan laktosa pada susu sapi," papar Fatima.
Dia melanjutkan, "Susu unta berisi lebih sedikit vitamin A, B2, folic acid dan panthonthenic acid dibandingkan dengan pada susu sapi, yang dapat dipandang tak menguntungkan pada susunan susu unta."
Mengenai meminum susu unta mentah-mentah, ia mengatakan susu unta yang tak dimasak dapat menciptakan "brucellosis".
"Bakteri `brucellosis` menular ke manusia melalui produk susu yang tak diolah. Kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi dan pencemaran lingkungan melalui darah hewan itu dan jaringan yang terinfeksi juga dapat mengakibatkan `brucellosis`," katanya.
Susu unta juga memiliki berumur lebih lama dibandingkan jenis susu lain karena adanya beberapa susunan khusus dan kuat.
"Temuan ini memiliki kepentingan besar bagi manusia yang hidup di daerah gurun, tempat instlasi pendingin tak tersedia. Nilai Lactoferrin dan immunoglobulin diperkirakan agak lebih tinggi pada susu unta dibandingkan dengan yang dilaporkan pada susu sapi," kata Fatima.
Spesifikasi bagi susu unta itu disiapkan oleh Kotapraja Dubai setelah bekerjasama dengan Emirates Standards and Metrological Authority (ESMA), Emirates Industry for Camel Milk & Products dan Central Veterinary Research Laboratory di Dubai.
"Pentingnya spesifikasi ini menjadi pengejawantahan dari perawatan yang diberikan oleh negara dan disajikan oleh para tetuanya, bagi unta yang menjadi warisan kebudayaan negara Dewan Kerja Sama Teluk (GCC)," kata Fatima.
Dia mengatakan, produk susu unta berbeda dari yang lain karena banyak ciri khas luar biasa yang menjadikannya produk yang kaya dan kemudian dikembangkan melalui penelitian ilmiah secara luas.
"Spesifikasi ini dipandang unik oleh negara ini (UEA) sehingga perlu dilindung melalui jejak kebudayaan. Negara ini memiliki instalasi pengolahan susu unta di Dubai dan al Ain," kata Fatima.
UAE telah melaksanakan tugas mempersiapkan spesifikasi bagi susu unta melalui ESMA dan badan lain yang mengkhususkan diri dalam menyetujui spesifikasi internasional.
"Pertemuan regional Codex Middle East memberi persetujuan mengenai spesifikasi susu unta ini," demikian Fatiman. (antara)
Saturday, February 13, 2010
Wartawan Kediri Peduli Sesama
Berbagai kegiatan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kediri dalam memperingati Hari Pers Nasional (HPN) 9 Februari lalu. Menariknya, kegiatan ini bukan saja ditujukan untuk insan pers tetapi untuk masyarakat namun juga menggelar bhakti sosial (baksos) sebagai wujud peduli sesama.
Dalam upaya preventif dan pengendalian dampak sosial yang dilakukan sejumlah masyarakat berupa pendirian panti asuhan di Kota dan Kabupaten Kediri hingga kini sudah cukup banyak. Para pengelola panti yang rata-rata mendapat sumbangan dari donatur tetap dan ada juga yang biaya sendiri untuk mencuki biaya operasional sehari-hari. Namun hingga kini masih ada sejumlah panti asuhan yang masih kesulitan untuk mencukupi kebutuhan operasional anak asuhnya. “Untuk operasional kami dalam sebulan mencapai Rp 5 juta,” kata pengasuh Panti asuhan Ar-Risalah Kota Kediri, Hairudin ketika ditemui dikediamannya, Sabtu (13/2).
Seperti halnya Satu panti asuhan dengan asumsi jumlah anak asuh 25 orang membutuhkan biaya operasional hingga 5 juta rupiah per bulannya tersebut membuat PWI Kediri memberikan kontribusi sosial berupa sumbangan beras sebanyak 3 setengah kwintal kepada para pengelola dan anak yatim di panti asuhan Kota dan Kabupaten Kediri. “Ini merupakan wujud kepedulian kita kepada sesama, agar mereka juga bisa meresakan kebahagiaan, dan juga mempererat tali persaudaraan,” kata sekretaris panitia HPN Faiq Nur Aini.
Menurut Faiq, beras menjadi permasalahan pelik dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari di panti asuhan. Mereka terkadang harus meminta sumbangan ke semua kalangan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Maka PWI Kediri berupaya membantu sekitar 10 Panti asuhan dengan memberikan bantuan beras. “Mudah-mudahan beras yang kami berikan inimemberi manfaat bagi mereka semua,” ungkapnya.
Sementara itu Ketua Panitia HPN 2010 PWI Kediri Yoga Pamungkas mengatakan, peringatan HPN ke-64 ini, ada 4 kegiatan yang akan dilaksanakan. Seperti Donor darah yang telah dilaksanakan pada Jumat (12/2), pembagian sembako kepada panti asuhan, Sabtu (13/2) pertandingan turnamen Futsal yang rencananya pada Jumat (19/2) nanti, ngobrol santai (ngobras) bersama kandidat Bupati Kediri dan puncak acaranya akan idadakan sarasehan dengan tema Pers dan tanggung jawab publik. “Untuk ngobras para kandidat Bupati akan dilaksanakan pada 20 februari 2010 mendatang,“ kata Yoga.
Untuk kegiatan pertandingan Futsal nanti juga akan menghadirkan tim-tim hebat dari kalangan pejabat pemkot maupun pemkab, TNI, Polri, GG, dan juga tim-tim lain. “Undangannya sudah kami serahkan, tinggal pelaksanaannya, mudah-mudahan tidak ada kendala dan bisa berjalan dengan lancar,” ungkapnya.
Monday, February 8, 2010
Demam Berdarah Membludak
Pasien demam berdarah (DB) setelah beberapa hari yang lalu sempat dirawat hingga menempati lorong-lorong, Senin (8/2) penyakit yang diakibatkan dari nyamuk aides aigepty in kembali mengalami peningkatan khusunya yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Gambiran, hingga pihak RSUD mengalami kewalahan dalam menanganinya. Akibatnya sebagian dari mereka ditempatkan di salah satu ruang kantor RSUD Gambiran.
Hal tersebut diketahui saat Wali Kota Kediri Samsul Ashar melakukan inspeksi mendadak (sidak) k eRSUD Gambiran, setelah melihat ruang anak yang sudah penuh sesak, hingga 3 pasiennya terpaksa dirawat di luar, Samsul Ashar juga melihat lokasi kantor yang digunakan untuk merawat pasien DB.
Didalam ruang kantor yang sudah terlihat penuh tersebut, didalamnya terdapat pasien tidak hanya anak-anak, melainkan juga ibu-ibu yang terkena demam berdarah. “Lihat saja kan, demam berdarah itu tidak hanya mengenai anak-anak, tapi juga orang-orang dewasa,” kata Samsul ditemui saat sidak di RSUD Gambiran Kota Kediri, Senin (8/2).
Untuk itu wali kota yang juga dokter ini tidak henti-hentinya berpesan kepada masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan. “Kalau digigit nyamuk, segera dicablek (dipukul red.) biar nyamuknya mati tidak menyebar kemana-mana,” ujarnya.
Sementara itu data yang berhasil dihimpun dari dinas kesehatan Kota Kediri, Januari 2010 ini mengalami tren peningkatan jumlah penderita DB jika dibandingkan pada Januari 2009 yang lalu. Jika Bulan Januari 2009 yang lalu hanya 41 penderita, namun pada Januari 2010 ini sudah ditemukan 53 penderita. Atau setidaknya 12 penderita lebih baanyak jika dibandingkan Januari 2009.
Menanggapi temuan tersebut, Samsul Ashar mengaku, jika penyakit DB merupakan penyakit siklus tahunan, jadi terkadang tahun ini menurun, bisa juga naik. “Biasanya siklus 3 tahunan,dan tahun ini atau bulan ini merupakan puncak-puncaknya penyakit ini,” ungkapnya.
Saat disinggung pemindahan pasien DB ini ke Paviliun Wijaya Kusuma, Samsul mengaku jika Paviliun tersebut masih terkendala belum ada sarana dan prasarana. “Airnya belum ada ditempat itu, baru Jumat nanti akan kita launching,” ujarnya.
Hingga saat ini jumlah penderita DB yang dirawat di RSUD Gambiran terus bertambah, khusunya tiga bulan terakhir ini. Pada bulan Desember 2009 terdapat 20 pasien, Januari 2010 terdapat 30 pasien, dan hingga bulan Februari tanggal 8 ini sudah terdapat 18 pasien. “Kami terpaksa menggunakan kantor ini, karena memang sudah tidak ada tempat lagi,” kata Direktur RSUD Gambiran Sentot Imam Suprapto.
Namun demikian saat ini ruang yang mempunyai kapasitas 18 orang ini sudah penuh sesak, untuk itu pihaknya akan berkoordinasi dengan Rumah Sakit swasta untuk menampung pasien ini jika nantinya masih akan bertambah. “Sebenarnya kami tidak bisa menolak, tapi gimana lagi tempatnya sudah tidak ada,” kata Sentot.
Sementara itu, Sri Suciani (45) warga Mojoroto ini mengaku positif penderita DB dan langsung menjalani perawatan ditempatkan di ruang kantor bersama 17 pasien lainnya sejak Minggu (7/2) sore. “Saya masuk kemarin sore, dan langsung ditempattkan disini,” katanya singkat.
SMP/MTs Ikut Jeblok
Hasil mengecewakan try out ujian nasional (unas) SMA/MA di Kota Kediri 'menular' ke tingkat SMP/MTs. Ribuan siswa tak bisa memenuhi standar kelulusan 5,5. Dari 5.478 peserta, hanya 2.653 yang lulus. Sedangkan 2.825 atau 51,6 persen di antaranya tidak.
Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Kediri Edy Purnomo melalui Kabid Pendidikan Dasar (Dikdas) Umi Laila, mereka tersebar merata di 39 SMP/MTs. Baik negeri maupun swasta. "Tidak ada satu sekolahan pun yang mampu meluluskan 100 persen siswanya," ujarnya.
Sebaliknya, lanjut Umi, ada sembilan sekolah swasta yang 100 persen siswanya tidak lulus. Yaitu SMP YBPK, SMP YBWPI, SMP PGRI IV, SMP Joyoboyo, SMP Mrican, SMP Airlangga, SMP Hasanuddin, serta SMP Terbuka I dan II.
Untuk diketahui, try out unas SMP/MTs digelar 1-4 Februari lalu. Mata ujiannya meliputi bahasa Indonesia, bahasa Inggris, matematika, dan ilmu pengetahuan alam (IPA). Di antara mata pelajaran tersebut, kata Umi, matematika tetap menjadi 'momok'. Mayoritas siswa gagal di sana. Rata-rata nilai try out unas matematika hanya 4,62. Di bawah standar nilai minimal. "Saya tidak tahu mengapa matematika selalu menjadi momok bagi anak-anak," katanya.
Selain gagal pada matematika, Umi menduga, jebloknya hasil try out unas pertama itu karena siswa kurang siap. Sebab, hingga bulan ini, materi pelajaran belum terserap 100 persen. Sementara, bobot soal try out sudah dibuat sesuai standar unas sehingga mereka kesulitan. Faktor lain, siswa belum terbiasa mengerjakan soal unas. Maklum, uji coba ini baru pertama kali digelar.
Meski demikian, sambung Umi, hasil try out itu masih lebih bagus dibandingkan try out SMA/MA. Pada SMA, angka ketidaklulusannya mencapai 3.109 siswa atau 74,8 persen dari 4.155 peserta. "Masih lumayan lah," sambungnya.
Namun, dia tetap meminta semua pihak, mulai siswa, guru, hingga orang tua, untuk sama-sama memperbaiki. Sehingga hasil jeblok try out unas pertama tidak terulang dalam try out kedua. Harapannya, dalam unas sesungguhnya 29 Maret-1 April nanti, mereka benar-benar siap dan memperoleh hasil menggembirakan. "Siswa harus menyiapkan diri dengan baik jika tidak mau gagal pada unas yang sesungguhnya," katanya mengingatkan.
Secara terpisah, Kepala SMPN 1 Noto mengakui, dalam try out pekan lalu, siswanya belum bisa lulus 100 persen. Hal ini disebabkan beberapa faktor. Di antaranya adalah bobot soal yang lebih berat dibanding unas. Selain itu, siswa belum siap untuk menghadapi. Maklum, baru uji coba yang pertama. "Biasa, kalau pertama ya seperti ini," akunya.
Diungkapkan Noto, dalam try out pekan lalu, ada enam dari 313 siswanya yang belum lulus. Jika dipersentase, angkanya hanya 1,9 persen. Itu pun, tiga di antaranya karena sakit sehingga tidak bisa mengikuti try out. "Sekali absen saja sudah tidak lulus," ungkapnya.
Meski demikian, Noto tetap akan memperbaiki semua kelemahan yang ada dalam try out pertama itu. Dia menargetkan, dalam try out kedua 15-18 Februari, siswanya bisa lulus seratus persen. Demikian pula dalam unas yang sesungguhnya nanti.
Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Kediri Edy Purnomo melalui Kabid Pendidikan Dasar (Dikdas) Umi Laila, mereka tersebar merata di 39 SMP/MTs. Baik negeri maupun swasta. "Tidak ada satu sekolahan pun yang mampu meluluskan 100 persen siswanya," ujarnya.
Sebaliknya, lanjut Umi, ada sembilan sekolah swasta yang 100 persen siswanya tidak lulus. Yaitu SMP YBPK, SMP YBWPI, SMP PGRI IV, SMP Joyoboyo, SMP Mrican, SMP Airlangga, SMP Hasanuddin, serta SMP Terbuka I dan II.
Untuk diketahui, try out unas SMP/MTs digelar 1-4 Februari lalu. Mata ujiannya meliputi bahasa Indonesia, bahasa Inggris, matematika, dan ilmu pengetahuan alam (IPA). Di antara mata pelajaran tersebut, kata Umi, matematika tetap menjadi 'momok'. Mayoritas siswa gagal di sana. Rata-rata nilai try out unas matematika hanya 4,62. Di bawah standar nilai minimal. "Saya tidak tahu mengapa matematika selalu menjadi momok bagi anak-anak," katanya.
Selain gagal pada matematika, Umi menduga, jebloknya hasil try out unas pertama itu karena siswa kurang siap. Sebab, hingga bulan ini, materi pelajaran belum terserap 100 persen. Sementara, bobot soal try out sudah dibuat sesuai standar unas sehingga mereka kesulitan. Faktor lain, siswa belum terbiasa mengerjakan soal unas. Maklum, uji coba ini baru pertama kali digelar.
Meski demikian, sambung Umi, hasil try out itu masih lebih bagus dibandingkan try out SMA/MA. Pada SMA, angka ketidaklulusannya mencapai 3.109 siswa atau 74,8 persen dari 4.155 peserta. "Masih lumayan lah," sambungnya.
Namun, dia tetap meminta semua pihak, mulai siswa, guru, hingga orang tua, untuk sama-sama memperbaiki. Sehingga hasil jeblok try out unas pertama tidak terulang dalam try out kedua. Harapannya, dalam unas sesungguhnya 29 Maret-1 April nanti, mereka benar-benar siap dan memperoleh hasil menggembirakan. "Siswa harus menyiapkan diri dengan baik jika tidak mau gagal pada unas yang sesungguhnya," katanya mengingatkan.
Secara terpisah, Kepala SMPN 1 Noto mengakui, dalam try out pekan lalu, siswanya belum bisa lulus 100 persen. Hal ini disebabkan beberapa faktor. Di antaranya adalah bobot soal yang lebih berat dibanding unas. Selain itu, siswa belum siap untuk menghadapi. Maklum, baru uji coba yang pertama. "Biasa, kalau pertama ya seperti ini," akunya.
Diungkapkan Noto, dalam try out pekan lalu, ada enam dari 313 siswanya yang belum lulus. Jika dipersentase, angkanya hanya 1,9 persen. Itu pun, tiga di antaranya karena sakit sehingga tidak bisa mengikuti try out. "Sekali absen saja sudah tidak lulus," ungkapnya.
Meski demikian, Noto tetap akan memperbaiki semua kelemahan yang ada dalam try out pertama itu. Dia menargetkan, dalam try out kedua 15-18 Februari, siswanya bisa lulus seratus persen. Demikian pula dalam unas yang sesungguhnya nanti.
Friday, February 5, 2010
Banyak Membaca Membuat Pintar
Banyak membaca membuat orang pintar, namun pada kenyataannya masih banyak masyarakat yang tidak gemar membaca, untuk itulah perpustakaan Kota Kediri untuk bergerak lebih mendekatkan diri kepada masyarakat dengan menyediakan layanan khusus berupa mobil perpustakaan yang menyediakan ribuan buku yang bisa dibaca tidak harus datang ke kantor perpustakaan.
Pagi-pagi mobil dengan kombinasi warna putih dan biru parkir dihalaman Pasar Pahing Kota Kediri, tidak banyak pengunjung yang berbelanja bertanya-tanya, mobil ini menyediakan buku dijual atau hanya sekadar dipinjam dan dibaca. Pengeras suara yang dibunyikan salah satu petugas tidak membuat mereka paham.
“Kalau ada tulisannya 400 berarti berapa harganya?,” tanya salah satu pengunjung sambil menunjukkan tulisan kode dirak dalam mobil yang menyebutkan angka 400.
Mendapat pertanyaan itu, salah satu petugas dari kantor arsip dan perpustakaan Kota Kediri dengan ramah menjelaskan, jika buku ini tidak dijual, tetapi untuk dibaca dan dipinjam secara cuma-Cuma. “Buku ini tidak dijual ibu, tapi untuk dibaca disini atau dipinjam,” kata petugas menjelaskan.
Baru diparkir beberapa menit, mobil tersebut sudah didatangi satu per satu pengunjung pasar yang lewat, banyak diantara mereka yang melihat-lihat koleksi buku, mengambil, membaca dan ada juga yang menanyakan persyaratan untuk meminjam buku. “Kebetulan kalau begitu, anak saya kan gemar membaca, biar nanti kesini, sekalian mengurus kartu biar bisa untuk meminjam,” kata Lindawati (39) warga Kelurahan Jamsaren Kota Kediri.
Masih kata ibu yang gemar membaca novel ini, dia berharap pihak perpustakaan keliling ini untuk menyediakan kursi lipat yang bisa dimanfaatkan jika ada masyarakat yang ingin membaca. “Kalau tidak ada kursi, masak membaca sambil berdiri, capek juga kan nantinya,” harapnya.
Mobil perpustakaan keliling yang merupakan bantuan hibah dari pemerintah pusat tersebut berisi 1.632 buku dengan kategori umum. “Mulai dari bacaan anak-anak, remaja maupun untuk mahasiswa dan juga ibu rumah tangga ada semua di dalam mobil ini,” kata Kepala Kantor Arsip dan perpustakaan Kota Kediri Yetty Sisworini ditemui di Pasar Pahing Kota Kediri, Sabtu (6/2).
Saat disinggung terkait permintaan salah satu pengunjung, tentang penyediaan kursi, Yetty dengan senang hati menerima masukan itu. “Namanya juga baru, jadi masih belum kami siapkan fasilitasnya, untuk masalah kursi pasti akan kami usahakan dalam waktu dekat ini, yang penting masyarakat bisa memanfaatkan fasilitas mobil perpustakaan ini,” ujarnya.
Untuk sasarannya, mobil perpustakaan keliling ini, nantinya akan standby ditempat-tempat strategis, seperti tempat pendidikan, seperti kampus-kampus, tempat wisata maupun tempat keramaian. “Nanti mobil ini akan keliling ke sekolahan-sekolaha, dan kami juga ingin mengunjungi LP (Lembaga pemasyarakatan),” ungkapnya.
Lebih lanjut Yetty juga menjelaskan, jika disamping buku-buku ini untuk dibaca, tapi juga boleh dipinjam, dengan syarat mempunyai kartu tanda anggota (KTA). “Kami juga menyiapkan, jika ada masyarakat yang berminat meminjam, persyaratannya membuat KTA, yakni foto 3x4 dan KTP, dan tidak dipungut biaya,” ungkapnya.
Namun demikian, Yetty juga mengeluhkan tidak ada jaminan dalam persyaratan dalam mengurus KTA, membuatnya banyak kehilangan buku yang dipinjam tapi tidak dikembalikan. Setidaknya dalam setiap tahunnya ada sekitar 100 buku yang hilang. Untuk itu dia berharap ada payung hukumnya, jika persyaratan membuat KTA harus ada jaminan uang. “Minimal ada jaminan uang Rp 100 ribu, jika buku tidak kembali, uang tersebut bisa digunakan untuk membeli buku lagi,” ujarnya.
Meski saat ini sudah ada 1 unit mobil yang pada hari Jumat (5/2) secara simbolis diresmikan Wali Kota Kediri Samsul Ashar, Yetty berharap akan ada tambahan lagi minimal 2 unit mobil. “Kalau nanti ada 3 mobil, bisa setiap kecamatan ada 1 mobil perpustakaan keliling,” harapnya.
Subscribe to:
Posts (Atom)