Wawali saat melihat kondisi atap SDN IV Mojoroto yang jebol |
KEDIRI – Tampaknya kualitas pembangunan dan
rehabilitasi gedung sekolah di Kota Kediri, Jawa Timur kondisinya masih cukup memprihatinkan. Hal itu
salah satunya terlihat di SDN Mojoroto IV. Meski baru dibangun 3 tahun lalu,
tapi saat ini kondisi sejumlah ruang di sekolah itu sudah rusak. Selain tampak
rapuh, atap beberapa ruangan juga rawan ambruk.
Ruangan baru yang kualitasnya rendah salah satunya perpustakaan. Di ruangan itu, bagian atapnya sudah bolong dan lapuk. Untuk menjaga agar tidak ambruk, atap terpaksa disangga dengan kayu. Tidak hanya perpustakaan, hal serupa disebut juga terjadi pada kamar mandi dan beberapa ruangan lain. “Pembangunannya 2010 lalu. Tapi sekarang memang kondisinya sudah seperti itu,” ujar salah satu guru.
Selain bangunan baru yang kualitasnya rendah hingga cepat mengalami kerusakan, di sekolah itu juga terdapat satu ruang kelas yang rusak parah. Atap ruangan kelas 5 itu rawan ambrol sehingga para guru akhirnya sepakat untuk melepas seluruh genting. Langkah itu terpaksa dilakukan untuk menjaga keselamatan para siswa. Para guru juga mengambil kebijakan untuk memindahkan lokasi belajar siswa ke ruang aula yang disekat menggunakan rooling door. Aula itu merupakan ruang serbaguna yang biasanya dipakai untuk berbagai kegiatan sekolah.
Sementara itu, Wakil Walikota Kediri, Abdullah Abubakar mengaku prihatin dengan kondisi itu. Dalam kunjungannya ke SDN Mjoroto IV, Selasa (26/3), Wawali memasuki dan memeriksa kondisi ruangan yang rusak. Wawali mengaku heran terhadap kualitas bangunan yang buruk. Padahal umur bangunan masih terbilang baru dan dibutuhkan oleh para pelajar untuk menuntut ilmu. “Saya menerima banyak keluhan masyarakat tentang kerusakan bangunan ini. Terus terang saya merasa prihatin karena umur bangunan baru 3 tahun tapi sudah rusak. Padahal semestinya umur bangunan bisa sampai 10 - 15 tahun. Apalagi ini kan dipakai anak - anak kita, kok bisa kualitasnya seperti itu,” ujar Wawali.
Atas hal ini, Wawali akan segera berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan maupun Dinas PU. Kedua dinas terkait itu akan diminta untuk melakukan pemeriksaan kualitas bangunan dan mengambil langkah perbaikan secepatnya. (*)
Ruangan baru yang kualitasnya rendah salah satunya perpustakaan. Di ruangan itu, bagian atapnya sudah bolong dan lapuk. Untuk menjaga agar tidak ambruk, atap terpaksa disangga dengan kayu. Tidak hanya perpustakaan, hal serupa disebut juga terjadi pada kamar mandi dan beberapa ruangan lain. “Pembangunannya 2010 lalu. Tapi sekarang memang kondisinya sudah seperti itu,” ujar salah satu guru.
Selain bangunan baru yang kualitasnya rendah hingga cepat mengalami kerusakan, di sekolah itu juga terdapat satu ruang kelas yang rusak parah. Atap ruangan kelas 5 itu rawan ambrol sehingga para guru akhirnya sepakat untuk melepas seluruh genting. Langkah itu terpaksa dilakukan untuk menjaga keselamatan para siswa. Para guru juga mengambil kebijakan untuk memindahkan lokasi belajar siswa ke ruang aula yang disekat menggunakan rooling door. Aula itu merupakan ruang serbaguna yang biasanya dipakai untuk berbagai kegiatan sekolah.
Sementara itu, Wakil Walikota Kediri, Abdullah Abubakar mengaku prihatin dengan kondisi itu. Dalam kunjungannya ke SDN Mjoroto IV, Selasa (26/3), Wawali memasuki dan memeriksa kondisi ruangan yang rusak. Wawali mengaku heran terhadap kualitas bangunan yang buruk. Padahal umur bangunan masih terbilang baru dan dibutuhkan oleh para pelajar untuk menuntut ilmu. “Saya menerima banyak keluhan masyarakat tentang kerusakan bangunan ini. Terus terang saya merasa prihatin karena umur bangunan baru 3 tahun tapi sudah rusak. Padahal semestinya umur bangunan bisa sampai 10 - 15 tahun. Apalagi ini kan dipakai anak - anak kita, kok bisa kualitasnya seperti itu,” ujar Wawali.
Atas hal ini, Wawali akan segera berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan maupun Dinas PU. Kedua dinas terkait itu akan diminta untuk melakukan pemeriksaan kualitas bangunan dan mengambil langkah perbaikan secepatnya. (*)
No comments:
Post a Comment