KEDIRI – Guna
mengantisipasi adanya kecurangan saat pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tingkat
SMP yang sederajat dihari pertama, Walikota Kediri Samsul Ashar menggeledah
satu persatu tas milik para peserta UN di SMP Negeri 1 Kota Kediri.
“Ternyata hanya berisi makanan.
Anak-anak membawa bekal dari rumahnya masing-masing,” ujar Walikota Kediri
Samsul Ashar saat melakukan Inspeksi Mendadak (Sidak) di SMPN 1 Kota Kediri
Jalan Diponegoro Kota Kediri, Senin (22/4).
Masih kata Walikota Samsul Ashar, para guru sudah
memberitahu para siswa-siswinya supaya tidak percaya adanya isu kebocoran soal
maupu peredaran kunci jawab. Sebab, dengan model soal dan macam soal yang
bervariasi hingga 20 jenis, kemungkinan terjadinya kebocoran amat sangat kecil.
“Para siswa sudah dikasihtahu sama gurunya. Macam soalnya
bervariatif, tetapi bobotnya sama. Kalau kemudian menyebar kunci jawaban itu
akan konyol. Dalam kegiatan ini, saya melihat langsung, termasuk memeriksa isi
tas peserta,” ujar Walikota Samsul Ashar
Peserta Unas SMP dan MTS di Kota Kediri tahun ini sebanyak 5.513 siswa. Mereka
mengikuti Unas tersebar di 30 lembaga penyelenggara. Tiga dari mereka terpaksa
mengerjakan soal Unas di Rumah Sakit Bhayangkara Kota
Kediri. Kendati
demikian, mereka mendapatkan perlakuan yang sama baik dari soal maupun
pengawas.
Walikota menambahkan, masing-masing sekolah penyelenggara
Unas sudah menyediakan pensil dan penghapus untuk para peserta. Peralatan itu
sudah disesuai dengan standar pengisian Lembar Jawaban Komputer (LJK).
Sehingga, para peserta tidak diperkenankan membeli peralatan dari luar yang
justru dimungkinkan palsu. “Pensil itu kan
mengandung bahan kayak ferum dan logam. Jika sudah masuk komputer, kemudian
discanner, jika tidak standar, bisa tidak terbaca. Oleh sebab itu, jangan beli
di luar. Ini bukan untuk pengadaan. Tetapi untuk menyalamatkan siswanya,”
ujarnya.
Walikota menjamin pelaksanaan Unas SMP dan MTs berjalan
dengan optimal. Dirinya juga memastikan tidak ada persoalan pada distribusi
soal maupun lembar. Menurutnya, Kota Kediri berbeda dengan sekolah di kabupaten
atau sekolah-sekolah di luar Pulau Jawa.
No comments:
Post a Comment