KEDIRI
– Dinas Pendidikan, Pemuda dan Oleh Raga (Disdikpora) Kabupaten
Kediri berencana hendak melakukan regrouping (Penggabungan – red)
beberapa sekolah yang dinilai tidak memnuhi standart dinas
pendidikan. Akan tetapi, pihak Disdikpora belum memberikan solusi
terhadap para guru honorer yang berada disekolah yang hendak di
regrouping tersebut.
Selain
SDN Tugurejo I dan II, KecamatanNgasem yang diastikan terkena program
regrouping, beberapa SD lain pun juga akan dilakukan proses
regrouping atau penggabungan. Setidaknya ada 6 SDN lain yang akan
dimampatkan hanya menjadi 3 SD.
Kasi
TK dan SD Disdikpora Kabupaten Kediri Sunaryo mengatakan, beberapa
sekolah tersebut antara lain SDN Bangsongan II dan III, Kayenkidul;
SDN Ngablak I dan II, Banyakan serta SDN Blimbing II dan III,
Tarokan. Disekolah tersebut saat ini sedang dalam proses penjajjakan
untuk dilakukan regrouping. Pasalnya, sekolah tersebut memiliki siswa
krang dari 100 siswa, sehingga pihak Disdikora menganggap sekolah
yang bersangktan tidak memnuhi syarat ketentuan dinas pendidikan.
“Ini sedang dalam proses penajajkan, akan tetapi dimungkinkan sedah
pasti dilakkan regroupin. Karena sekolah itu tidak memenuhi syarat,
yakni siswanya kurang dari 100 anak,” Jelasnya.
Sunaryo
mengatakan, selain pertimbangan efektifitas pembelajaran, regrouping
yang dilakukan oleh Disdikpora juga bertujuan untuk melakkan efisensi
sumberdya manusia, khusunya tenaga pendidik dan eisensi biaya
operasional. Pasalnya, dengan jumah siswa yang tidak memenuhi
ketentuan yang disayaratkan, sementara sekolah yang bersangkutan
masih berdiri, menurut Sunaryo beban biaya operasionalnya dengan
sekolah yang memenuhi syarat ketentuan. “Selain itu regrouping ini
juga untuk efisensi sumberdaya. Jika sekolah dengan jumlah siswa
kurang dari 100 masih berdiri sendiri, bebena operasionalnya sama
dengan sekolah yang masih memenuhi syarat. Makanya kita akan gabung
untuk lebih efisien,” tambahnya.
Terkait
tenaga guru dari sekolah yang hendak di regrouping,Sunaryo
mengatakan, pihaknya akan menempatkannya pada sekolah baru yang
diregrouping. Selain itu, pihaknya juga akan menempatkan pada
sekolah yang dinilainya kekurangan tenaga pengajar.
Akan
tetapi saat dikonfirmasi bagaimana dengan guru honorer yang berada di
sekolah yang terkena regrouping, Sunaryo mengatakan menyerahkan
kebijakan tersebut pada sekolah masing-masing. Pasalnya, par guru
honorer tersebut diangkat oleh pihak sekolah, bukan oleh Disdikpora.
“Kaitannya dengan tenaga honorer, kita akan serahkan pada
kebijakan sekolah masing-masing. Masalahnya tenaga tersebut diaangkat
oleh sekolah yang bersangkutan. Mungkin akan direkomendasi untuk
masuk disekolah lainnya, itu taangung jawab sekolah yang
bersangkutan,” tegasnya.
Sementara,
anggota komisi D DPRD Kabupaten Kediri Choirul Anisa mengatakan,
seharusnya sebelum dilakukan regrouping, pihak Dinas terkait sudah
memiliki solusi terhadap nasib para guru honorer tersebut. Pasalnya,
selama ini Disdikpora sudah menggunakan jasa para guru honorer itu
untuk menutupi kekurangan tenaga penagaar yang ada disekolah
tersebut. “Ini kesannya habis manis sepah dibuang. Selama ini dinas
pendidikan menggunakan tenaga mereka untuk menutup kekurangan tenaga
pengajar. Biarpun guru itu diangkat oleh sekolah setempat, secara
tidak langsung sudah membantu tugas dinas itu. kok sekarang dibiarkan
begitu saja. Harusnya, Disdikora memebrikan solusi terkait hal itu,”
tegasnya. (rif)
No comments:
Post a Comment