Tiang pancang yang digunakan untuk proses renovasi Masjid |
Imam Mubarok salah satu pemerhati budaya Kediri sangat menyayangkan proses renovasi
itu. Menurutnya, dengan melakukan renovasi tanpa mengindahkan bangunan cagar
budaya sudah melanggar aturan. “Kami sudah koordinasi dengan pihak takmir
masjid, tapi mereka tetap bersikukuh melanjutkan renovasi dengan alasan bangunan
cagar budaya yang berupa situs yang gagal dan akan diperindah,” ujarnya, Jumat
(8/11).
Pihaknya juga sudah koordinasi dengan pihak Dinas Kebudayaan
Pemuda dan Olah Raga (Disbudparpora) Kota Kediri dan menyayangkan proses
renovasi bangunan Masjid yang mempunyai nilai sejarah cikal bakal Kediri itu. “Bahkan
pihak Disbudparpora sendiri juga menghimbau agar tidak diteruskan melakukan
renovasi, tapi pihak takmir tetap juga bersikukuh,” jelasnya.
Apalagi, lanjut Barok, dalam proses renovasi perluasan itu,
pihak proyek juga menhancurkan sebuah pendopo dibelakang masjid untuk keperluan
memasang pondasi. “Ini sangat disayangkan sekali, bangunan peninggalan sejarah
dipugar tanpa mengindahkan tatanan situs sejarah,” ujarnya.
Lebih lanjut Barok juga menyebutkan, didalam masjid ada
sebuah relief bergambar Garuda yang merupakan logo Kediri dan sampai sekarang masih tetap utuh. “Logo
peninggalan abad 11 berupa Garuda itu masih ada didalam. Artinya, untuk
renovasi sebuah cagar budaya harus koordinasi dengan BP3 Trowulan terlebih
dahulu,” terangnya.
Dengan adanya renovasi atau pemugaran ini, lanjut pria yang
juga dosen disalah satu perguruan tinggi swasta di Kota Kediri ini menyebut, pemugaran
situs merupakan sebuah hal yang tidak baik bagi generasi kedapan. Untuk itu
pihaknya meminta adanya sikap tegas dari pemerintah agar proses renovasi ini
untuk mengindahkan situs peninggalan sejarah. “Kami tidak bisa berbuat apa-apa,
larangan bukanlah kewenangan kami. Kami hanya bisa melakukan komunikasi dengan
berbagai instansi pemerintah maupun masyarakat untuk memahami hal ini,”
ujarnya.
Untuk diketahui, stus Setono Gedong lokasinya berada di
belakang Masjid Aulia Setono Gedong, dicapai melalui sebuah gang yang cukup
besar di Jalan Doho yang letak dan arahnya berseberangan dengan jalan simpang
yang menuju ke arah Stasiun Kereta Api Kediri. Di
dekat situs ini juga terdapat kompleks makam keramat yang banyak dikunjungi peziarah.
Konon di atas pondasi candi itu
sempat akan dibangun sebuah masjid oleh para wali. Namun karena alasan yang
tidak diketahui, pembangunan masjid itu tidak jadi dilaksanakan. Materialnya
konon kemudian digunakan untuk membantu menyelesaikan pembangunan Masjid Demak
di Demak, dan Masjid Sang Cipta Rasa di Cirebon.
No comments:
Post a Comment