KEDIRI – Gorong-gorong di
Kota Kediri
yang terlalu sempit hingga tidak mampu menampung buangan air, menjadikan salah
satu penyebab seringnya ada genangan hingga 30 sentimeter ketika diguyur hujan.
Kepala Bidang Kebersihan Dinas Tata Ruang Kebersihan dan Pertamanan (DTRKP) Kota Kediri Tantowi Jauhari mengatakan, ada lima titik yang selama ini menjadi langganan banjir. Umumnya, dari kelima titik tersebut, genangan air bertahan antara 30-90 menit.
Kelima titik tersebut antara lain, depan Markas Kodim 0809, Jalan Agus Salim, timur Perempatan Bandar, perempatan Petra Kelurahan Balowerti, depan SD Al Irsyad serta Perumahan Bumi Asir Kelurahan Kaliombo. “Dari pantauan kami, banjir di lokasi itu diantaranya akibat lokasi jalan dibawah gorong gorong, tumpukan sampah, serta adanya pipa PDAM maupun pipa seluler yang mempersempti saluran air,” ujar Tantowi Jauhari, Kamis (18/4)
Tantowi Jauhari menguraikan satu persatu satu kelima titik langganan banjir tersebut. Di depan Kodim 0809, banjir disebabkan posisi jalan terlalu rendah dan tumpahan air dari Sungai Kresek di wilayah Kabupaten Kediri yang sangat besar.
Di Jalan Agus Salim, tepatnya sekitar 100 meter arah barat dari depan Hotel Muslim disebabkan oleh tumpukan sampah di dalam gorong-gorong. Selain itu, karena kiriman air dari Kelurahan Tamanan, Campurejo dan Banjarmlati. “Selain itu, di dalam gorong-gorong juga terdapat kabel seluler yang mempersempit volume saluran air. Kemudian yang sulit kita hindari, apabila wilayah Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri turun hujan, air tiba-tiba datang ke Kota Kediri,” imbuh Tantowi Jauhari
Masih kata Tantowi Jauhari, di dua titik lain yaitu, perempatan Petra dan Perumahan Bumi Asri umumnya karena infrastruktur yang tidak berfungsi dengan optimal. Sedangkan di depan SD Al Irsyad disebabkan letak jembatan yang lebih rendah serta adanya pipa PDAM yang melintang dan mempersempit got serta tumpukan pipa seluler.
Petugas kebersihan secara rutin telah menormalisasi saluran dengan mengeruk endapan tanah dan sampah. Namun langkah itu belum mampu mengatasi luapan air terutama disejumlah titik yang selama ini jadi langganan banjir saat hujan turun. “Perilaku masyarakat juga sangat dominan menjadi faktor penyebab banjir. Berdasarkan penelusuran kami, banyak terdapat WC di atas sungai, kemudian jembatan bantu penyeberangan dari kayu maupun bambu yang menyebabkan terjadinya sampah. Jika sampahnya telah menumpuk, kemudian terjadi sedimentasi di sekitarnya. Apabila sungainya dangkal, pada saat debet air besar, kemudian tumpah,” pesan Tantowi Jauhari.
No comments:
Post a Comment