Penolakan pasien tersebut diakui oleh Direktur RSUD Gambiran Kediri dr Sentot Imam Suprapto. Pihaknya berencana memanfaatkan gudang kosong di rumah sakit untuk menambah tempat tidur. “Setiap harinya, rata-rata 8 orang pasien kita tolak, meskipun itu pasien askes dan PNS. Sebab, dengan adanya kartu jamkesda, pasien kelas tiga, kadang kita tarik ke atas," ujar dr Sentot saat rapat bersama kepala satuan kerja (satker) dan staff pegawai Pemkot Kediri yang dipimpin Wakil Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar di ruang Joyoboyo Kota Kediri, Selasa (19/03).
Sentot mengatakan, kapasitas RSUD Gambiran sudah tidak mampu menampung pasien yang datang. Sentot berniat memanfaatkan sebuah gudang untuk tempat tidur. Apabila dimaksimalkan, gudang tersebut dapat dijadikan sebanyak 40 tempat tidur orang dewasa dan anak.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kediri dr Fauzan Adima mengatakan, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan sejumlah rumah sakit untuk melayani pasien jamkesda yang tidak tertampung oleh RSUD Gambiran. Tetapi, belum ada tindak lanjut. “Sebulan lalu, kami undang direktur rumah sakit se-Kota Kediri. Kita sampaikan, bahwa kita membuka pintu lebar kerjasama khususnya terhadap pelayanan jamkesda. Seperti Rumah Sakit Lirboyo, Baptis, dan Mohammadiyah, tetapi belum ada tindak lanjut," kata dokter tim Persik Kediri itu menambahkan.
Wakil Walikota Abdullah berharap, persoalan pelayanan terhadap pasien bisa terus ditingkatkan. Pihaknya meminta Dinkes dan RSUD Gambiran segera merealisasikan program kerjasama kemitraan dengan rumah sakit. “Kami berharap Rumah Sakit Gambiran terus meningkatkan pelayanan agar masyarakat bias mendapatkan pelayanan secara maksimal,” harapnya.
No comments:
Post a Comment