Gus Ipul saat menghadiri Muskercab I PCNU di Kapurejo |
KEDIRI
– Banyaknya beberapa daerah yang takur mencairkan dana bantuan ke madrasah
diniyah (Madin) sangat disesalkan Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf. Untuk
itu, pihaknya berencana melimpahkan program pemberian dana bantuan itu pada
pemerintah pusat, sebagai bentuk kepedulian pemerintah pada pesantren.
“Madin ini sudah ada di tengah masyarakat, dan kami berharap
bisa diperlakukan yang sama dengan lembaga pendidikan lainnya. Kami akan
limpahkan program ini ke nasional jangan ke bawah (tingkat pemerintah daerah),”
katanya ditemui saat Musyawarah Kerja Cabang (Muskercab) I PCNU Kabupaten
Kediri di Pondok Pesantren Salafiah Kapu, Kecamatan Pagu, Sabtu, (13/4).
Gus Ipul (sapaan akrab Saifullah Yusuf) mengatakan sudah
mengonsultasikan tentang program dana bantuan untuk madin itu ke pemerintah
termasuk Presiden dan Menteri Dalam Negeri, dan mereka memberikan apresiasi
yang baik. Madin merupakan salah satu lembaga pendidikan yang ada di Indonesia.
Selama ini, lembaga ini tidak begitu diperhatikan. Para
guru yang mengajar pun hanya bermodalkan ikhlas, tanpa mengharap materi dari
ilmu yang diberikannya selama mengajar.
Untuk itu, ia mengatakan Pemprov Jatim membuat program untuk
memberikan bantuan untuk madin itu. Pada 2012 lalu dianggarkan sampai Rp300
miliar yang diberikan kepada seluruh madin di Jatim. Namun, ia mengaku
menyesalkan dengan tidak diberikannya anggaran itu pada yang berhak. Banyak
pemerintah daerah yang tidak mencairkan anggaran itu, karena takut menyalahi
aturan. “Kendala di beberapa pemda, mengaku takut mencairkan anggaran itu,”
ujarnya.
Bahkan terkait hal ini, Gus Ipul mengatakan sudah mengonsultasikan
masalah ini ke Menteri Dalam Negeri seiring dengan aturan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 32 tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Dana hibah dan
menjelaskan tentang pemberian dana bantuan itu, dan ternyata tidak ada masalah.
“Ini bukan dana hibah tapi program dan ini perintah dari Undang-Undang. Kami
sudah kirim surat
ke menteri dan sudah klarifikasi dan Menteri pun oke," jelasnya.
Ia juga menyesalkan jika pemerintah daerah masih takut untuk
mencairkan dana itu, karena dana itu bukanlah dana korupsi. Dana itu digunakan
untuk keperluan umat. Di Jatim, dana itu sudah dicairkan dan tinggal realisasi
di pemda baik di madin yang ada di kota
ataupun kabupaten.
Namun, ia juga meminta agar ada kejelasan administrasi dari
madin tersebut, agar ke depan tidak ada masalah. Dengan itu, jika dana itu
dicairkan mereka lebih mudah untuk memprosesnya.
Pemberian dana madin merupakan salah satu program oleh
pasangan Soekarwo dan Saifullah Yusuf saat mencalonkan diri menjadi Gubernur
dan Wakil Gubernur pada 2008 lalu. Pada 2012, program itu direalisasikan dengan
menganggarkan sekitar Rp300 miliar di APBD Provinsi Jatim. Namun, belum bisa
direalisasikan sampai tingkat pemda hingga kini.
Di Kabupaten Kediri, terdapat sedikitnya 625 lembaga
pendidikan madin tersebar di seluruh daerah. Dalam APBD 2012 lalu, dianggarakan
sekitar Rp8,8 miliar, tapi kemudian tidak diberikan. Dana itu akhirnya kembali
masuk ke kas daerah karena tidak terserap.
Namun, ia mengatakan pemerintah kembali menganggarkan untuk
madin pada APBD 2013 ini dan nominalnya lebih kecil, hanya Rp600 juta. Sampai
saat ini pun masih belum ada kejelasan kapan anggaran itu akan diberikan pada
pengurus madin. (*)
No comments:
Post a Comment