Mas Abu - Ning Lik |
KEDIRI - Ada
yang berbeda dalam proses pendaftaran pasangan calon walikota dan wakil
walikota Kediri
Samsul Ashar-Sunardi (SAS) ke KPU setempat, Kamis (16/5) siang. Sejumlah kepala
desa (kades) dari Kabupaten Kediri diduga sengaja dikerahkan untuk ikut
menyemarakkan dukungan.
Pengerahan Kades tersebut dipergoki oleh Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu). Sehingga, fenomena itu menjadi catatan tersendiri bagi panwaslu, untuk dijadikan bahan pembahasan. “Kami menemukan beberapa kepala desa yang dikerahkan dalam acara tadi. Ini menjadi catatan bagi kami,” ujar Ketua Panwaslu Kota Kediri Dian Novia Saka melalui telepon selulernya.
Sebenarnya, selain kades ada sejumlah pelajar di bawah umur dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang ikut dalam acara pendaftaran di Kantor KPU Jalan Jaksa Agung Suprapto Kota Kediri itu. Tetapi, menurut panwaslu bukan sebuah pelanggaran. “Kalau mengenai anak-anak atau pelajar, sesuai UU amandemen 32/2004 tidak apa-apa, karena belum cukup umur untuk memilih. Sedangkan PNS karena walaupun ada, tetapi tidak seragam itu dianggap masyarakat biasa,” beber salah dosen Universitas Pawiyatan Dhaha Kediri itu.
Pantauan dilapangan, kedatangan pasangan SAS diantar oleh ratusan massa. Mereka berasal dari kader dan simpatisan partai pengusung, serta elemen pelajar dan masyarakat.
Seni barongsai dan jaranan khas Kediri menjadi pengantar iring-iringan massa. Sementara Samsul Ashar dan Sunardi diarak menggunakan becak.
Pasangan SAS diusung oleh koalisi empat parpol. Diantaranya, PKB dengan perolehan kursi 4 kursi, Partai Demokrat 3 kursi, PKS 1 kursi, PKNU 3 kursi, PDS 1 kursi. Sehingga jumlah total partai yang mendukung sebanyak 12 kursi
Samsul Ashar dalam sambutannya mengucapkan rasa terima kasih serta meminta doa restu dari seluruh elemen masyarakat. Dia berjanji akan menciptakan Kota Kediri Sehat dan Cerdas untuk menuju masyarakat sejahtera.
Perlu diketahui, Samsul Ashar adalah Walikota Kediri yang masih aktif. Sedangkan Sunardi, wakilnya adalah Direktur Perusahaan Benih PT Bisi Internasional Tbk Kediri. Pasangan CAS adalah, paselon ketiga yang resmi mendaftar ke KPU
Pengerahan Kades tersebut dipergoki oleh Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu). Sehingga, fenomena itu menjadi catatan tersendiri bagi panwaslu, untuk dijadikan bahan pembahasan. “Kami menemukan beberapa kepala desa yang dikerahkan dalam acara tadi. Ini menjadi catatan bagi kami,” ujar Ketua Panwaslu Kota Kediri Dian Novia Saka melalui telepon selulernya.
Sebenarnya, selain kades ada sejumlah pelajar di bawah umur dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang ikut dalam acara pendaftaran di Kantor KPU Jalan Jaksa Agung Suprapto Kota Kediri itu. Tetapi, menurut panwaslu bukan sebuah pelanggaran. “Kalau mengenai anak-anak atau pelajar, sesuai UU amandemen 32/2004 tidak apa-apa, karena belum cukup umur untuk memilih. Sedangkan PNS karena walaupun ada, tetapi tidak seragam itu dianggap masyarakat biasa,” beber salah dosen Universitas Pawiyatan Dhaha Kediri itu.
Pantauan dilapangan, kedatangan pasangan SAS diantar oleh ratusan massa. Mereka berasal dari kader dan simpatisan partai pengusung, serta elemen pelajar dan masyarakat.
Seni barongsai dan jaranan khas Kediri menjadi pengantar iring-iringan massa. Sementara Samsul Ashar dan Sunardi diarak menggunakan becak.
Pasangan SAS diusung oleh koalisi empat parpol. Diantaranya, PKB dengan perolehan kursi 4 kursi, Partai Demokrat 3 kursi, PKS 1 kursi, PKNU 3 kursi, PDS 1 kursi. Sehingga jumlah total partai yang mendukung sebanyak 12 kursi
Samsul Ashar dalam sambutannya mengucapkan rasa terima kasih serta meminta doa restu dari seluruh elemen masyarakat. Dia berjanji akan menciptakan Kota Kediri Sehat dan Cerdas untuk menuju masyarakat sejahtera.
Perlu diketahui, Samsul Ashar adalah Walikota Kediri yang masih aktif. Sedangkan Sunardi, wakilnya adalah Direktur Perusahaan Benih PT Bisi Internasional Tbk Kediri. Pasangan CAS adalah, paselon ketiga yang resmi mendaftar ke KPU
Sementara itu, Wakil Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar
diikuti ratusan muslimat NU saat mendaftarkan diri menjadi calon walikota dan wakil walikota Kediri pereode
(2014-2019) ke Kantor KPU setempat. Mas Abu-Ning Lilik resmi mendaftar sebagai
paselon dari jalur partai politik (parpol)
Pasangan Mas Abu–Ning Lilik tiba di Kantor
KPU Jalan Jaksa Agung Suprapto Kelurahan/Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri pukul
08.30 WIB. Mereka berangkat bersama ratusan pendukungnya dari Pondok Pesantren
(Ponpes) Al-Islah Kelurahan Bandar Kidul, Kecamatan Mojoroto. Sesampainya di
KPU, mereka langsung diterima oleh jajaran KPU dan Pantia Pengawas Pemilihan
Umum (Panwslu) serta pihak kepolisian. “Kami mengucapkan selamat
datang kepada pasangan calon walikota dan walikota Kediri mas Abullah Abu Bakar, bu Lilik
Muhibah,” ujar Ketua KPU Kota Kediri Agus Rofiq, dalam penyambutannya.
Pasangan Mas Abu dan Ning Lilik diusung oleh koalisi tiga
parpol antara lain, PAN, Gerindra dan PPNUI. Selain diantar oleh ratusan
muslimat NU, mereka juga didampingi langsung oleh tim sukses serta pengurus
partai seluruh pengusung hingga tingkat wilayah.
Dalam sambutannya, Mas Abu yang mengenakan baju batik
berwarna ungu mengucapkan rasa terima kasih kepada seluruh pendukung dan
simpatisan yang sudah mengantarnya, khususnya ibu-ibu yang rela meninggalkan
dapurnya (baca : memasak). Dia berjanji akan mengusung perubahan untuk Kota
Kediri lima
tahun mendatang. “Kami bertekad membawa perubahan. Sebab, pertama belum
maksimal kinerja pemerintah dalam menjalankan tugas dan amanah masyarakat. Saya
sebagai wakil walikota ikut bertanggung jawab. Ingin membawa perubahan lebih
baik, tanpa korupsi, tidak ada mutasi jabatan, pemerintah menjalankan tugas
pokok fungsi untuk masyarakat Kota Kediri,” janji pria yang menjabat sebagai
Walikota Kediri itu.
Mas Abu juga mengucapkan ijin kepada Walikota Kediri Samsul
Ashar, dalam melangkah lebih jauh. Keputusannya tersebut, sebagai bentuk
jawaban dari keresahan masyarakat terhadap korupsi dan penyalahgunaan anggaran.
“Kami mengawal dana untuk masyarakat
tidak main untuk anggaran. Kami akan memberikan anggaran untuk masyarakat. Kami
tidak tega melihat anak putus sekolah, lapangan pekerjaan semakin berkurang.
Pemuda harus keluar kota,
untuk mencari pekerjaan. Paradikma pembangunan yang top down. Kami
menginginkan dari pembangunan kampung ke kampung. Sementara pemerintah hanya
mengawal,” terangnya
Mas Abu juga
berjanji akan menggelontor dana partisipasi masyarakat tingkat RT/RW. Mas Abu
bakal mengucurkan dana hingga Rp 50 juta setiap RT untuk dikelola, tanpa
mengurangi beban anggaran.
No comments:
Post a Comment