KEDIRI – Sepuluh orang
aktivis mahasiswa yang berasal dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kediri nyaris bentrok
dengan aparat gabungan Satpol PP dan kepolisian saat berlangsung unjuk rasa di depan
Balaikota Kediri, Senin (20/5). Mahasiswa akhirnya meninggalkan balaikota,
setelah gagal menemui Walikota.
Aksi saling dorong
antara mahasiswa dengan aparat gabungan tersebut terjadi ketika mahasiswa
dihalang-hali masuk ke balaikota. Mahasiswa yang tersulut amarah kemudian berusaha
merobohkan pagar pintu dari besi dengan cara mendorong dan menggoyang-goyangkan
secara bersama.
Tetapi usaha
mahasiswa gagal. Sebab, jumlah aparat gabungan yang berjaga jauh lebih banyak.
Mahasiswa kemudian hanya bisa berorasi di luar balaikota, sambil meneriakkan
hujatan kepada orang nomor satu di Kota Kediri serta kepada sejumlah pejabat.
“Kawan, kita berdiri di pagar ini. Didalam sana tempat para tikus-tikus. Empat tahun
memimpin Kota Kediri, pak Samsul telah gagal. Angka kemiskinan masih tinggi.
Angka pengangguran juga sama tingginya,” teriak Mahbuba, dalam orasinya
menggunakan pengeras suara.
Mahasiswa tidak
kurang akal. Mereka kemudian membakar poster dari keras yang mereka bawa serta
sendal milik mereka. Lalu mereka bernyanyi bersama dengan mengibarkan atribut
kemahasiswaan. Kobaran api yang menyala itu kemudian mereka tendang ke arah
aparat gabungan yang berjaga di pagar.
Saat aparat lengah mengatasi kobaran api, mahasiswa kembali
mencoba masuk ke balaikota dengan cara memanjat pagar. Akan tetapi, usaha
mereka kembali gagal. Mereka akhirnya pasrah dan melakukan aksi teatrikal di
samping balikota.
Aksi teatrikal tersebut menggambarkan kondisi masyarakat
yang masih tertindas oleh pemimpin. Masyarakat yang belum menikmati
kemerdekaan. Bahkan, mahasiswa juga memerankan figur Walikota Samsul Ashar yang
berasal dari kalangan medis atau dokter, yang gagal menyehatkan warganya. “Kita harus mendatangkan dukun untuk
menyehatkan pak dokter. Banyak persoalan-persoalan disini yang belum tuntas.
Ini bentuk kegagalan dari kepemimpinan pak walikota selama empat tahun. Kami
harus bertemu sekarang juga dengan pak Samsul Ashar,” imbuh Mahbuba.
Kendati telah berorasi dan melakukan aksi teatrikal, tetapi
mahasiswa tidak digubris oleh Walikota Samsul Ashar. Bahkan, tidak ada seorang
pun pejabat sudi menemui mereka. Sehingga para mahasiswa itu kemudian pergi
meninggalkan balaikota dengan kecewa.
No comments:
Post a Comment