KEDIRI – Walikota Kediri Samsul Ashar melakukan aksi mencukur gundul rambut milik sejumlah tokoh masyarakat Kelurahan Mrican, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Jawa Timur yang tergabung dalam Tim 11. Aksi cukur gundul tersebut sebagai bentuk rasa syukur sudah disetujuinya Universitas Brawijaya (UB) Cabang Kediri berdiri di wilayah Kelurahan Mrican oleh DPRD setempat.
Ritual pangkas rambut tersebut berlangsung di Kantor Kelurahan setempat, pada Minggu (10/2) malam. Ratusan warga masyarakat tumplek blek untuk menyaksikan secara langsung bagaimana kepala para tokoh mereka diplontos oleh orang nomor satu di Kota Kediri itu.
Masing-masing, Kepala Kelurahan Haryono, sebagai ketua Tim 11 dan sejumah anggotanya antara lain, Dwitanto, Suwarno, Nuriman, Sumaji, Nurali, Tejo, Jaenuri, H. Parno, Andreas serta Kusno. “Masyarakat Kelurahan Mrican, khususnya Tim 11 sudah memberikan kontribusi, membantu Pemerintah Kota Kediri dalam mendapatkan rekomendasi dari DPRD. Itu merupakan syarat utama dibangunnya UB di Kota Kediri,” ujar Walikota Kediri Samsul Ashar sesudah menggunduli para tokoh masyarakat.
Masih kata Walikota Samsul Ashar, ada kekuatan yang luar biasa dari masyarakat. Warga mengetahui betapa pentingnya UB berdiri di Kota Kediri. Sebab, hal itu akan menjadi masa depan bagi masyarakat Kota Kediri. Pemkot Kediri sudah memfasilitasi keinginan masyarakat tersebut, sampai akhirnya rekomendasi dari DPRD turun. “Masyarakat sudah berjuang keras. Mereka sudah berupaya mengawal rekomendasi itu sejak dari eksekutif, kemudian dibahas ke DPRD. Bagaimana pun juga, apabila masyaraat sudah apatis, kita tidak bisa apa-apa. Banyak kepentingan yang tidak bisa dijangkau. Tetapi dengan perjuangan masyarakat akhirnya terwujud,” terang Samsul Ashar
Dengan turunnya rekomendasi pendirian UB Cabang Kota Kediri dari DPRD, kata Samsul Ashar, langkah selanjutnya adalah menagih janji UB pusat yang ada di Malang. Pemkot Kediri akan mendesak UB agar segera membangun fasilitas perkuliahan di Kelurahan Mrican, sebagaimana rekomendasi dari kalangan wakil rakyat
Terpisah, Wakil Ketua Tim 11 Jaenuri mengatakan, ritual cukur gundul tersebut merupakan nadzar yang idenya datang dari salah seorang anggota tim 11 yang sudah meninggal dunia. Sehingga, anggota yang lain memiliki kewajiban untuk memenuhi nadzar tersebut. “Kebetulan ide tersebut dari almarhum Ir Edi Kusyanto, kebetulan beliau sudah meninggal kira-kira 3-4 bulan lalu. Dia itu bernadzar, apabila nantinya UB secara legal formal telah disetujui, kita akan lakukan gundul bersama dan meminta yang gunduli adalah bapak walikota Kediri, sehingga pada hari ini dilakukan bersama tasyakuran, kita ritual cukur gundul,” ujar Jaenuri
Masih kata Jaenuri, meskipun rekomendasi dari DPRD sudah turun, tetapi Tim 11 masih memiliki tugas untuk mengawal berdirinya UB. Tim baru akan dibubarkan, setelah UB benar-benar sudah berdiri di Kelurahan Mrican dan bisa dinikmati oleh masyarakat umum. “Komitmen kami dalam rangka mengawal UB, kita sepakat pra dan paska. Sehingga sampai detik ini terus kita kawal, sampai nantinya sudah betul betul berdiri dengan baik dan riil di Kelurahan Mrican, nantinya tim 11 akan dibubarkan,” katanya menambahkan.
Selain ritual cukur gundul, sebagai wujud rasa syukur masyarakat Kelurahan Mrican atas ijin pendirian UB di wilayah mereka, warga menggelar tasyakuran bersama. Warga membuat gunungan tumpeng berukuran besar dan aneka hidangan makanan untuk dinikmati bersama. (*)
No comments:
Post a Comment