KEDIRI – Beredarnya kunci
jawaban ujian nasional (UN) tingkat SMA beberapa waktu lalu, kalangan DPRD Kota
Kediri akan memanggil Dinas Pendidikan (Disdik) dan Dewan Pendidikan Kota Kediri
(DPKK). Dewan meminta bakal meminta pertanggung jawaban dari para pihak terkait
tersebut.
“Kita akan
konfirmasi terkait temuan yang kita temukan ini ke Dinas Pendidikan, Dewan Pendidikan
dan pengawas lain. Terkait bocornya pelaksanaan Unas ini dan bukan sekedar isu,
tetapi kenyataan,” ujar Anggota Komisi C DPRD Kota Kediri Yudi Ayubchan, Rabu
(24/4).
Politisi Partai
Demokrat itu menambahkan, rencana pemanggilan para pihak terkait masih dalam
proses penjadwalan. Komisi yang membidangi Pendidikan, Pembangunan serta Sarana
dan Prasarana menyikapi persoalan tersebut secara serius karena dampaknya
terhadap citra pendidikan di Kota Kediri.
Terpisah,
Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Kediri Agus DS bersikukuh, bahwa pelaksanaan
Unas SMA berjalan dengan baik dan terjamin kerahasiaanya. Pihaknya beranggapan
bahwa kunci jawaban yang beredar tersebut tidak lebih dari sekedar isu atau
rumor. “Kami menjamin bahwa pelaksanaan Unas SMA sudah sesuai prosedur
dan ketentuan. Tidak ada kebocoran Unas. Mengenai temuan kunci jawaban tersebut
sangat tidak benar. Kami sudah melakukan sosialisasi kepada seluruh sekolah,
dan para guru-guru telah memberitahu murid-muridnya,” bantah Agus DS.
Variasi soal Unas hingga 20 jenis, tegas Agus, menjadi
jaminan bahwa pelaksanaan Unas terhindar dari kebocoran. Selain itu, pengawasan
Unas dilaksanakan secara ketat serta melibatkan pihak keamanan dari kepolisian.
Sebagaimana diberitakan, Unas tingkat SMA, MA dan sederajat
di Kota Kediri meninggalkan persoalan. DPRD setempat menemukan kunci jawaban
dari sejumlah sekolah penyelenggara.
Ironisnya, peredaran kunci jawaban tersebut menggunakan modus yang bervariatif. Bahkan, disinyalir dilakukan oleh jaringan yang tersetruktural. Sedangkan harga satu paket kunci jawaban dibandrol Rp 120-150 ribu per siswa.
Ironisnya, peredaran kunci jawaban tersebut menggunakan modus yang bervariatif. Bahkan, disinyalir dilakukan oleh jaringan yang tersetruktural. Sedangkan harga satu paket kunci jawaban dibandrol Rp 120-150 ribu per siswa.
Banyak modus yang
digunakan dalam praktek kecurangan Unas tersebut. Diantaranya, masing masing
sekolah berbeda kunci jawabannya. Ada
yang berbentuk lajur dari atas ke bawah. Ada
yang berbentuk kolom menyamping. Hal itu menandakan paket kunci masing-masing
sekolah yang berbeda
Kunci jawaban tersebut ditemukan di sejumlah sekolah SMA penyelenggara Unas. Setiap satu sekolahan, ada koordinatornya. Kemudian dari sekolah tersebut ada siswa yang memiliki peran sebagai pengepul menyodorkan kunci jawaban itu ke sesama temannya.
Tidak hanya sampai disitu. Selain ada koordinatornya, juga ada penanggung jawabnya. Dan diatasnya lagi dengan istilah pemegang wilayah Kota atau Kabupaten Kediri. Harga kunci jawaban tersebut dibandrol 120-150 ribu per paket per siswa. Sementara untuk lingkup satu sekolahan mencapai harga Rp 30 juta.(*)
No comments:
Post a Comment