Tuesday, March 29, 2011
Mahasiswa STAIN Kediri Gelar Demo Tandingan
KEDIRI,Pasca adanya unjuk rasa kelompok mahasiswa dan dosen yang mengatasnamakan Forum Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kediri, Jawa Timur di kampusnya, Kamis (24/3) lalu, suasana kampus semakin kisruh. Hal ini menyusul munculnya aksi lain yang juga melakukan unjukrasa, Selasa (29/3).
Aksi tersebut mengatasnamakan kelompok pro mahasiswa STAIN. Mereka melakukan unjuk rasa karena menganggap bahwa aksi sebelumnya lebih pada nuansa pemanfaatan mahasiswa sebagai komoditas kepentingan. “Kami tidak ingin terlibat dalam masalah pribadi, jelas-jelas aksi sebelumnya hanya demi kepentingan segelintir orang saja,” ujar Ayik selaku koordinator aksi.
Unjukrasa yang berlangsung pada pukul 12.30 WIB tersebut diikuti sekitar 20 mahasiswa. Mereka juga melengkapi diri dengan alat demonstrasi semisal spanduk yang beraneka ragam tulisan, diantaranya berbunyi ‘Jangan libatkan mahasiswa dalam masalah pribadi’, ‘Mahasiswa jangan melacur’, dan sebagainya.
Massa yang terdiri dari mahasiswa laki-laki maupun perempuan tersebut kemudian melakukan penyisiran ke setiap kantor pengurus kampus. Mereka mendesak agar pihak kampus mengambil sikap tegas terhadap aksi yang sebelumnya terjadi. “Supaya hal ini tidak berlarut-larut, kampus harus secepatnya mengurus dan menindak masalah ini. Jangan kami menjadi korban,” imbuh Ayik dengan lantang saat berada didepan kantor ketua STAIN.
Senada dengan Ayik, Dewi juga menandaskan hal yang sama. Gadis berjilbab ini menuturkan jika dirinya merasa sangat keberatan dengan aksi unjukrasa sebelumnya.”Aksi kemarin itu tidak didasarkan atas analisis yang tepat maupun mendalam. Lagian kalau ada masalah pribadi kenapa kami yang diribetkan,” ujar Dewi.
Setelah puas melakukan aksi penyusuran hingga orasi, massa kemudian berkumpul dihalaman kampus. Mereka menggelar aksi pembakaran ban bekas sebagai wujud keseriusan sikap mereka.
Disisi lain, kelompok pertama yang melakukan aksi sebelumnya, pada waktu yang bersamaan juga masih melanjutkan protesnya. Jika sebelumnya mereka berencana melaporkan Ketua STAIN kepada pihak berwajib, namun hal ini belum mereka lakukan. Mereka menggantinya dengan menggelar Istighotsah di Musholla kampus.
Tak ayal, dua aksi dari kelompok yang berbeda terjadi di kampus yang mencetak kader bangsa. Beruntung selama aksi, meskipun saling panas memanasi namun tidak sampai terjadi bentrok yang berarti.
Sementara itu Ketua STAIN Kediri, Ahmad Subakir ketika dikonfirmasi mengenai adanya aksi yang terkesan melindungi dirinya, Subakir menampiknya. “Wallahi, Demi Allah saya tidak mengetahui atau bahkan menggerakkan mereka,” ujar Subakir.
Disinggung terkait isu yang di usung oleh forum Mahasiswa STAIN Kediri, Subakir enggan berkomentar lebih lanjut. Dirinya hanya berjanji butuh waktu untuk mengecek kebenaran isu yang diusung. “Saya ngomong apapun pasti hasilnya akan sama, jadi itu (isu,red) akan saya cek dulu,” jawabnya.
Sementara menanggapi kisruhnya suasana di perguruan tinggi dimana ia pimpin, dirinya menjamin akan membuat suasana pembelajaran kondusif. “Saya menjamin, pembelajaran akan terus berjalan dan kondusif,” pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, mahasiswa dari kampus yang terletak di jalan Sunan Ampel Kota Kediri tersebut berunjukrasa. Mereka menuntut agar Ketua STAIN turun dari jabatannya karena telah dianggap menyalahgunakan jabatan.
Pada aksi lalu, mahasiswa dan dosen menuding bahwa ketua Stain telah tidak transparan dalam hal keuangan selama menjabat. Selain itu, mahasiswa juga menyikapi adanya dugaan mahasiswa fiktif, hanya menerima ijazah tanpa mengikuti perkuliahan.
Penanganan Korupsi BKS Rp 4,5 M ‘Terganggu’ Persiapan UN
KEDIRI,Kejaksaan Negeri Kota Kediri terpaksa ‘menghentikan sementara’ proses penanganan dugaan kasus korupsi pengadaan Buku Kegiatan Siswa (BKS) yang dilaksanakan Dinas Pendidikan Kota Kediri, Jawa Timur tahun 2009. Pasalnya, saat ini masih dilakukan persiapan Ujian Nasional (UN) tahun pelajaran 2010/2011 tingkat SD hingga SMA.
” Kami tidak bermaksud menghentikan sementara kasus itu. Namun masalah pendidikan ini harus diselesaikan secara hati-hati. Agar tidak mengganggu jalannya UN,” kata Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Kediri Badri Baedowi.
Jaksa penyidik, dikatakan Kajari hanya memanggil saksi-saksi dari kalangan pendidikan, maupun pegawai Disdik Kota Kediri yang bebas tugas. Bahkan, sebagian butir pertanyaan untuk melengkapi Berkas Acara Pemeriksaan (BAP) diberikan kepada saksi agar diisi di rumahnya masing-masing. “Butir pertanyaan yang kami perbolehkan untuk dibawa pulang oleh saksi hanya pertanyaan tertentu. Jadi, tidak akan mempengaruhi independensi keterangan dari para saksi,” terangnya.
Kejaksaan, imbuh Badri, akan segera meminta keterangan dari ahli. Saksi ahli sangat dibutuhkan untuk memantapkan penuntutan yang akan dilakukannya.
Seperti diberitakan sebelumnya, bahwa Kejaksaan Negeri Kota Kediri sudah menetapkan tiga orang tersangka atas kasus dugaan korupsi pengadaan BKS untuk SD, SMP dan SMA se-Kota Kediri senilai Rp 4,5 milliar tersebut.
Ketiga Tersangka masing -masing selaku pembuat perjanjian kesepakatan (PPK) Disdik yaitu, Bambang Tutuko yang saat ini menjadi Kepala Sekolah di SMA Negeri 8 Kota Kediri, Umi Laila yang saat ini menjadi staf Dispendukcapil (Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil serta Warsito yang saat ini menjadi staf Dinas Pendidikan Dan Olaha Raga (Disdikpora).
Mereka akan dijerat dengan pasal tindak pidana korupsi karena dianggap bertanggung jawab didalam proyek pengadaan BKS yang disinyalir tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan tersebut.Sehingga, kejaksaan menemukan kerugiana negara hingga mencapai kurang lebih Rp 1 milliar.
Disinggung mengenai informasi bahwa, proyek tersebut tidak dikerjakan oleh rekanan sebagai pemenang lelang, Badri mengaku telah mendengar kabar tersebut. Untuk itu, pihaknya telah memeriksa PT Temprina, sebagai pelaksana proyek.
” Kami tidak bermaksud menghentikan sementara kasus itu. Namun masalah pendidikan ini harus diselesaikan secara hati-hati. Agar tidak mengganggu jalannya UN,” kata Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Kediri Badri Baedowi.
Jaksa penyidik, dikatakan Kajari hanya memanggil saksi-saksi dari kalangan pendidikan, maupun pegawai Disdik Kota Kediri yang bebas tugas. Bahkan, sebagian butir pertanyaan untuk melengkapi Berkas Acara Pemeriksaan (BAP) diberikan kepada saksi agar diisi di rumahnya masing-masing. “Butir pertanyaan yang kami perbolehkan untuk dibawa pulang oleh saksi hanya pertanyaan tertentu. Jadi, tidak akan mempengaruhi independensi keterangan dari para saksi,” terangnya.
Kejaksaan, imbuh Badri, akan segera meminta keterangan dari ahli. Saksi ahli sangat dibutuhkan untuk memantapkan penuntutan yang akan dilakukannya.
Seperti diberitakan sebelumnya, bahwa Kejaksaan Negeri Kota Kediri sudah menetapkan tiga orang tersangka atas kasus dugaan korupsi pengadaan BKS untuk SD, SMP dan SMA se-Kota Kediri senilai Rp 4,5 milliar tersebut.
Ketiga Tersangka masing -masing selaku pembuat perjanjian kesepakatan (PPK) Disdik yaitu, Bambang Tutuko yang saat ini menjadi Kepala Sekolah di SMA Negeri 8 Kota Kediri, Umi Laila yang saat ini menjadi staf Dispendukcapil (Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil serta Warsito yang saat ini menjadi staf Dinas Pendidikan Dan Olaha Raga (Disdikpora).
Mereka akan dijerat dengan pasal tindak pidana korupsi karena dianggap bertanggung jawab didalam proyek pengadaan BKS yang disinyalir tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan tersebut.Sehingga, kejaksaan menemukan kerugiana negara hingga mencapai kurang lebih Rp 1 milliar.
Disinggung mengenai informasi bahwa, proyek tersebut tidak dikerjakan oleh rekanan sebagai pemenang lelang, Badri mengaku telah mendengar kabar tersebut. Untuk itu, pihaknya telah memeriksa PT Temprina, sebagai pelaksana proyek.
Tuesday, March 22, 2011
Tahap Pertama Belum Cair, Tahap Kedua Terancam Molor
KEDIRI,Dana biaya operasional sekolah (BOS) Kota Kediri, Jawa Timur tahap pertama yang sedianya bisa cair bulan Januari lalu yang hingga Maret ini tak juga kunjung cair, akan mempengaruhi pencairan tahap kedua yang juga terancam molor.
“Kemungkinan juga tahap kedua pencairannnya tidak bisa tepat waktu,” kata Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kota Kediri Muladi, Selasa (22/3).
Salah satu pengaruhnya molornya pencairan dana BOS tahap kedua nanti, diungkapkan Muladi, yakni proses Laporan pertanggung jawaban (LPJ) dari masing-masing lembaga sekolah. Karena baru akan cair bulan Maret ini, maka untuk nulan April kemungkinan masih digunakan membuat LPJ-nya. “Mungkin baru bisa dicairkan bulan berikutnya. Yakni, bulan Mei,” ungkapnya.
Selain itu, dalam pencairan BOS juga tidak bisa dilakukan setiap lembaga sekolah yang selesai membuat LPJ dan rancangan kegiuatan anggaran (RKA), melainkan harus kolektif. “Jadi, jika ada lembaga sekolah yang molor, maka akan mempengaruhi lembaga sekolah yang lain,” ujarnya.
Untuk itu, Muladi berharap, agar lembaga sekolah yang menerima dana BOS, setelah menerima pencairan tahap pertama, untuk segera membuat LPJ, agar nisa secepatnya mencairkan anggaran BOS tahap kedua. Karena tahap kedua nanti, dana itu sangat dibutuhkan masing-masing lembvaga sekolah. Khususnya, digunakan untuk biaya ujian sekolah. “Tahjap kedua nanti, banyak lembaga sekolah yang membutuhkan, terutama untuk biaya ujian sekolah, makanya masing-masing lembaga sekolah, agar cepat-cepat membuatkan LPJ-nya, biar tahap kedua bias cepat cair,” harapnya.
Sekadar diketahui, tahun 2011 ini Kota Kediri menerima dana BOS sebesar Rp 18 miliar, yang dibagi untuk SD Negeri 25.209 siswa, SD Swasta 4405 siswa dengan per siswa menerima Rp 400.000 per tahun. Untuk SMP Negeri sebanyak 7769 siswa, SMP swasta 6023 siswa, dengan pembagian, per siswa menerima Rp 575.000 per tahun.
Sementara itu, untuk tahap pertama ini, ditegaskan Muladi, dalam minggu ini sudah bisa dicairkan, saat ini masih proses finishing berkas-berkas. “Paling cepat besuk (hari ini, red) sudah cair, makanya hari ini kita tuntaskan semua persyaratannya,” jelasnya.
Sebelumnya, Muladi mengaku, salah satu penyebab molornya pencairan dana BOS, adanya agenda mutasi pejabat dilingkungan dinas pendidikan dan juga kepala sekolah yang dimutasi, akhirnya, harus mengulang proses lagi dari awal
Terpisah, anggota Komisi C Yudi Ayubchan sangat menyayangkan sikap Dinas Pendidikan Kota Kediri dengan belum juga dicairkannnya dana BOS hingga memasuki habisnya triwulan pertama atau tahap pertama ini. Apalagi, hal itu akan mempengaruhi kembali molornya pencairan tahap kedua nanti, yang seharusnya bias dicairkan, paling cepat bulan April. “Sebagai wakil rakyat, kami sangat menyayangkan hal itu, dana BOS yang sangat dibutuhkan masyarakat, malah tak kunjung diberikan,” ungkapnya
Jerawat Berefek pada Kejiwaan
Jakarta, Jerawat. Sebagian orang menganggapnya sepele dan tak berbahaya. Sadarkah Anda, jerawat memengaruhi kejiwaan seseorang. Remaja berjerawat kerap merasa rendah diri juga depresi.
Meskipun belum membuktikan benar-benar menyebabkan masalah emosional, analisis terhadap 16 studi menunjukkan hal itu. Jerawat pada remaja memiliki dampak lebih besar dari sekadar meningkatkan penjualan obat jerawat.
"Jerawat memiliki dampak besar pada kehidupan masyarakat," ungkap penulis kajian Steven R. Feldman, profesor dermatologi Wake Forest University School of Medicine.
Dia meneruskan, "Ini sesuatu yang layak diobati, dan bukan hanya karena dapat menimbulkan jaringan parut permanen". Yang menderita psoriasis, misalnya. Mungkin mengalami masalah dengan penyakit jantung, arthritis, dan mental.
Jerawat, tentu saja, telah lama dikenal sebagai momok remaja, meskipun memang kadang menyerang orang tua. Feldman dan kolega mengkaji kemungkinan efek jerawat terhadap kualitas hidup dan kesehatan mental pada remaja. Kajian diterbitkan Dermatology Online Journal.
Secara keseluruhan, studi menyebutkan jerawat memengaruhi kualitas hidup, harga diri, dan suasana hati kaum remaja. Jerawat juga terkait dengan tingginya tingkat kecemasan, depresi dan pikiran bunuh diri.
Secara khusus satu studi menemukan 9 persen dari remaja yang berjerawat menunjukkan tanda-tanda depresi, dengan tingkatan tiga sampai empat kali lebih tinggi dibandingkan masyarakat umum.
Tetapi untuk menyimpulkan bahwa jerawat dan depresi memiliki hubungan sebab-akibat, sepertinya belum bisa dilakukan. Studi-studi tidak membuktikan jerawat yang langsung menyebabkan masalah kejiwaan ini, dan bila berpikir sebaliknya juga tidak mungkin.
"Untuk menyimpulkannya memang rumit, dan kami juga tidak mengantisipasi bahwa depresi menyebabkan jerawat," kata Feldman.
Kabar baiknya sebagian besar jerawat dapat diobati, terutama dalam kasus-kasus yang parah. Obat bernama Accutane (isotretinoin) tetap dipasarkan, meskipun memiliki reputasi menimbulkan efek samping yang serius, termasuk depresi, jika tidak diawasi dengan benar. Karena memiliki hubungan dengan cacat lahir, obat ini juga sangat berbahaya bagi wanita hamil.
Mereka dengan kondisi jerawat yang tidak terlalu parah, atau mereka yang tidak mau menggunakan obat, akan menghadapi dilema besar. Dalam kasus tersebut, mereka ini tidak menyembuhkan, tapi merawatnya. Ada berbagai perawatan jerawat selain pil, termasuk suntikan yang mengurangi inflamasi dan krim yang dijual bebas.
Yang harus dilakukan? Feldman menyarankan penderita jerawat untuk pergi ke dokter untuk mendapatkan perawatan, bisa dokter perawatan primer atau dokter kulit, sebelum muncul jaringan parut atau dampak psikologis. (metrotvnews.com)
Meskipun belum membuktikan benar-benar menyebabkan masalah emosional, analisis terhadap 16 studi menunjukkan hal itu. Jerawat pada remaja memiliki dampak lebih besar dari sekadar meningkatkan penjualan obat jerawat.
"Jerawat memiliki dampak besar pada kehidupan masyarakat," ungkap penulis kajian Steven R. Feldman, profesor dermatologi Wake Forest University School of Medicine.
Dia meneruskan, "Ini sesuatu yang layak diobati, dan bukan hanya karena dapat menimbulkan jaringan parut permanen". Yang menderita psoriasis, misalnya. Mungkin mengalami masalah dengan penyakit jantung, arthritis, dan mental.
Jerawat, tentu saja, telah lama dikenal sebagai momok remaja, meskipun memang kadang menyerang orang tua. Feldman dan kolega mengkaji kemungkinan efek jerawat terhadap kualitas hidup dan kesehatan mental pada remaja. Kajian diterbitkan Dermatology Online Journal.
Secara keseluruhan, studi menyebutkan jerawat memengaruhi kualitas hidup, harga diri, dan suasana hati kaum remaja. Jerawat juga terkait dengan tingginya tingkat kecemasan, depresi dan pikiran bunuh diri.
Secara khusus satu studi menemukan 9 persen dari remaja yang berjerawat menunjukkan tanda-tanda depresi, dengan tingkatan tiga sampai empat kali lebih tinggi dibandingkan masyarakat umum.
Tetapi untuk menyimpulkan bahwa jerawat dan depresi memiliki hubungan sebab-akibat, sepertinya belum bisa dilakukan. Studi-studi tidak membuktikan jerawat yang langsung menyebabkan masalah kejiwaan ini, dan bila berpikir sebaliknya juga tidak mungkin.
"Untuk menyimpulkannya memang rumit, dan kami juga tidak mengantisipasi bahwa depresi menyebabkan jerawat," kata Feldman.
Kabar baiknya sebagian besar jerawat dapat diobati, terutama dalam kasus-kasus yang parah. Obat bernama Accutane (isotretinoin) tetap dipasarkan, meskipun memiliki reputasi menimbulkan efek samping yang serius, termasuk depresi, jika tidak diawasi dengan benar. Karena memiliki hubungan dengan cacat lahir, obat ini juga sangat berbahaya bagi wanita hamil.
Mereka dengan kondisi jerawat yang tidak terlalu parah, atau mereka yang tidak mau menggunakan obat, akan menghadapi dilema besar. Dalam kasus tersebut, mereka ini tidak menyembuhkan, tapi merawatnya. Ada berbagai perawatan jerawat selain pil, termasuk suntikan yang mengurangi inflamasi dan krim yang dijual bebas.
Yang harus dilakukan? Feldman menyarankan penderita jerawat untuk pergi ke dokter untuk mendapatkan perawatan, bisa dokter perawatan primer atau dokter kulit, sebelum muncul jaringan parut atau dampak psikologis. (metrotvnews.com)
Makanan Ini Bisa Turunkan Kolesterol
Kolesterol tinggi merupakan pemicu berbagai penyakit. Masalah ini tidak hanya dialami oleh orang bertubuh gemuk, tetapi juga bisa terjadi pada mereka yang berbadan langsing. Ini bukti bahwa kolesterol dapat menyerang siapa saja dan tak peduli usia.
Tetapi jangan khawatir, Anda dapat mencegah naiknya kadar kolesterol atau menurunkan tingkat kolesterol dengan mudah. Kuncinya, jalanilah pola hidup sehat. Salah satunya dengan rutin mengonsumsi kacang-kacangan, seperti kacang kedelai, kacang merah dan kacang hijau.
Manfaat kacang-kacangan ini diketahui setelah dilakukan penelitian terhadap 583 pria dan wanita berusia 19-86 tahun. Orang yang makan rata-rata 67 gram kacang per hari, setelah diamati terus menerus, menunjukkan tingkat kolesterol mereka menurun, dikutip dari Daily Mail.
Penelitian yang dipimpin Dr Joan Sabate dari Loma Linda University, California, itu juga menemukan bahwa kacang-kacangan juga bermanfaat untuk mengurangi risiko diabetes tipe 2. Walau kacang-kacangan memiliki kandungan lemak tinggi, katanya, tidak selalu membuat orang gemuk.
Itu sebabnya, peningkatan konsumsi kacang sebagai bagian dari diet sangat dianjurkan. (vivanews.com)
Tetapi jangan khawatir, Anda dapat mencegah naiknya kadar kolesterol atau menurunkan tingkat kolesterol dengan mudah. Kuncinya, jalanilah pola hidup sehat. Salah satunya dengan rutin mengonsumsi kacang-kacangan, seperti kacang kedelai, kacang merah dan kacang hijau.
Manfaat kacang-kacangan ini diketahui setelah dilakukan penelitian terhadap 583 pria dan wanita berusia 19-86 tahun. Orang yang makan rata-rata 67 gram kacang per hari, setelah diamati terus menerus, menunjukkan tingkat kolesterol mereka menurun, dikutip dari Daily Mail.
Penelitian yang dipimpin Dr Joan Sabate dari Loma Linda University, California, itu juga menemukan bahwa kacang-kacangan juga bermanfaat untuk mengurangi risiko diabetes tipe 2. Walau kacang-kacangan memiliki kandungan lemak tinggi, katanya, tidak selalu membuat orang gemuk.
Itu sebabnya, peningkatan konsumsi kacang sebagai bagian dari diet sangat dianjurkan. (vivanews.com)
Tahap Pertama Belum Cair, Tahap Kedua Terancam Molor
KEDIRI,Dana biaya operasional sekolah (BOS) Kota Kediri, Jawa Timur tahap pertama yang sedianya bisa cair bulan Januari lalu yang hingga Maret ini tak juga kunjung cair, akan mempengaruhi pencairan tahap kedua yang juga terancam molor.
“Kemungkinan juga tahap kedua pencairannnya tidak bisa tepat waktu,” kata Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kota Kediri Muladi, Selasa (22/3).
Salah satu pengaruhnya molornya pencairan dana BOS tahap kedua nanti, diungkapkan Muladi, yakni proses Laporan pertanggung jawaban (LPJ) dari masing-masing lembaga sekolah. Karena baru akan cair bulan Maret ini, maka untuk nulan April kemungkinan masih digunakan membuat LPJ-nya. “Mungkin baru bisa dicairkan bulan berikutnya. Yakni, bulan Mei,” ungkapnya.
Selain itu, dalam pencairan BOS juga tidak bisa dilakukan setiap lembaga sekolah yang selesai membuat LPJ dan rancangan kegiuatan anggaran (RKA), melainkan harus kolektif. “Jadi, jika ada lembaga sekolah yang molor, maka akan mempengaruhi lembaga sekolah yang lain,” ujarnya.
Untuk itu, Muladi berharap, agar lembaga sekolah yang menerima dana BOS, setelah menerima pencairan tahap pertama, untuk segera membuat LPJ, agar nisa secepatnya mencairkan anggaran BOS tahap kedua. Karena tahap kedua nanti, dana itu sangat dibutuhkan masing-masing lembvaga sekolah. Khususnya, digunakan untuk biaya ujian sekolah. “Tahjap kedua nanti, banyak lembaga sekolah yang membutuhkan, terutama untuk biaya ujian sekolah, makanya masing-masing lembaga sekolah, agar cepat-cepat membuatkan LPJ-nya, biar tahap kedua bias cepat cair,” harapnya.
Sekadar diketahui, tahun 2011 ini Kota Kediri menerima dana BOS sebesar Rp 18 miliar, yang dibagi untuk SD Negeri 25.209 siswa, SD Swasta 4405 siswa dengan per siswa menerima Rp 400.000 per tahun. Untuk SMP Negeri sebanyak 7769 siswa, SMP swasta 6023 siswa, dengan pembagian, per siswa menerima Rp 575.000 per tahun.
Sementara itu, untuk tahap pertama ini, ditegaskan Muladi, dalam minggu ini sudah bisa dicairkan, saat ini masih proses finishing berkas-berkas. “Paling cepat besuk (hari ini, red) sudah cair, makanya hari ini kita tuntaskan semua persyaratannya,” jelasnya.
Sebelumnya, Muladi mengaku, salah satu penyebab molornya pencairan dana BOS, adanya agenda mutasi pejabat dilingkungan dinas pendidikan dan juga kepala sekolah yang dimutasi, akhirnya, harus mengulang proses lagi dari awal
Terpisah, anggota Komisi C Yudi Ayubchan sangat menyayangkan sikap Dinas Pendidikan Kota Kediri dengan belum juga dicairkannnya dana BOS hingga memasuki habisnya triwulan pertama atau tahap pertama ini. Apalagi, hal itu akan mempengaruhi kembali molornya pencairan tahap kedua nanti, yang seharusnya bias dicairkan, paling cepat bulan April. “Sebagai wakil rakyat, kami sangat menyayangkan hal itu, dana BOS yang sangat dibutuhkan masyarakat, malah tak kunjung diberikan,” ungkapnya
Tips Atasi Payudara Berjerawat
Jerawat bukan hanya bisa tumbuh di area wajah, tetapi juga di seluruh bagian tubuh termasuk payudara. Itu karena jerawat bisa muncul ketika minyak menyumbat folikel bulu.
"Bagian payudara terdapat kelenjar minyak sebanyak di area wajah. Folikel bulu halus di area tersebut juga bisa tersumbat, terutama ketika cuaca panas dan tubuh berkeringat," kata Arielle Kauvar, ahli kulit asal New York, seperti dikutip dari Modernmom.com.
Untuk mencegah tumbuhnya jerawat pada area payudara, pastikan Anda mandi dengan teratur dan bersihkan payudara dengan teliti. Saat berkeringat dan bra terasa basah, segera ganti bra dengan yang baru. Hal terpenting adalah Anda harus menjaga payudara selalu dalam keadaan kering.
Gunakan juga pelembab ringan yang mengandung antioksidan untuk mencegah jerawat dan timbulnya kerutan di bagian belahan payudara. Sebagai perawatan, bersihkan payudara dengan cairan pembersih yang mengandung asam salisilat, mentimum atau azulene. Bahan tersebut bisa menjaga pori-pori tetap bersih dan mencegah minyak berlebih.
Mengenakan atasan dan bra berbahan katun, terutama ketika cuaca panas atau saat berolahraga juga bisa jadi solusi untuk mencegah timbulnya jerawat di payudara. Bahan kantun memang cukup nyaman digunakan dan bisa menyerap keringat dengan mudah.
Untuk mengatasi jerawat di area payudara, Anda bisa menggunakan krim obat jerawat yang mengandung benzoil peroksida 5 persen. Formula tersebut berfungsi menyusutkan dan mengeringkan jerawat.
Sebagai langkah pencegahan dan perawatan, gunakan juga masker lumpur khusus untuk payudara. Bukan hanya mencegah timbulnya jerawat, tetapi juga bisa membuat payudara jadi lebih kencang. (vivanews.com)
"Bagian payudara terdapat kelenjar minyak sebanyak di area wajah. Folikel bulu halus di area tersebut juga bisa tersumbat, terutama ketika cuaca panas dan tubuh berkeringat," kata Arielle Kauvar, ahli kulit asal New York, seperti dikutip dari Modernmom.com.
Untuk mencegah tumbuhnya jerawat pada area payudara, pastikan Anda mandi dengan teratur dan bersihkan payudara dengan teliti. Saat berkeringat dan bra terasa basah, segera ganti bra dengan yang baru. Hal terpenting adalah Anda harus menjaga payudara selalu dalam keadaan kering.
Gunakan juga pelembab ringan yang mengandung antioksidan untuk mencegah jerawat dan timbulnya kerutan di bagian belahan payudara. Sebagai perawatan, bersihkan payudara dengan cairan pembersih yang mengandung asam salisilat, mentimum atau azulene. Bahan tersebut bisa menjaga pori-pori tetap bersih dan mencegah minyak berlebih.
Mengenakan atasan dan bra berbahan katun, terutama ketika cuaca panas atau saat berolahraga juga bisa jadi solusi untuk mencegah timbulnya jerawat di payudara. Bahan kantun memang cukup nyaman digunakan dan bisa menyerap keringat dengan mudah.
Untuk mengatasi jerawat di area payudara, Anda bisa menggunakan krim obat jerawat yang mengandung benzoil peroksida 5 persen. Formula tersebut berfungsi menyusutkan dan mengeringkan jerawat.
Sebagai langkah pencegahan dan perawatan, gunakan juga masker lumpur khusus untuk payudara. Bukan hanya mencegah timbulnya jerawat, tetapi juga bisa membuat payudara jadi lebih kencang. (vivanews.com)
Thursday, March 10, 2011
Judi Liga Inggris, Dibekuk
KEDIRI, Fajar kusardyan (38) warga Lingkungan Kauman, Kelurahan Kampung dalem, Rt.02/02 Kota Kediri Andri Kurniawanto (24), Kelurahan Ringin Anom, Rt.08/2, Kecamatan Kota Kediri, dan Alip Jawa Supriyono (42) Kelurahan Kauman Gang, RT 2 /26. Kampung dalem kini harus mendekam di tahanan Mapolres Kediri Kota karena terlibat perjudian bola saat pertandingan Liga Primer Inggris.
Kasubbag Humas Polres Kediri Kota AKP Surono mengatakan, penangkapan ketiga tersangka kasus perjudian bola dengan omset mencapai ratusan juta rupiah tersebut bermula dari informasi masyarakat. “Ketika petugas mendatangi lokasi, di warung kopi milik Fajar, salah satu tersangka, Jalan Panglima Sudirman atau utara Masjid Agung melihat ada sejumlah orang berkumpul. Ternyata mereka menggelar perjudian bola,” kata Surono, Kamis (10/3)
Dari hasil penangkapan ketiga tersangka, petugas kepolisian juga mengamankan barang bukti berupa empat buah Hand phone (HP) yang berisi sms transaksi perjudian bola. Selain itu, juga ada kertas rekapan perjudian bola dengan besar taruhan Rp 100 ribu.
Petugas mengamankan Fajar. Selanjutnya, membawanya ke Mapolres Kediri Kota. Berdasarkan keterangan tersangka, akhirnya petugas mengamankan kedua tersangka lainnya. Mereka ditangkap di rumahnya masing-masing
Anggaran Jamas Terancam Tak terserap
KEDIRI, Anggaran pendamping Jaring Aspirasi Masyarakat (Jamas) Dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) Kota Kediri Jawa Timur sebesar Rp 6 miliar terancam tak terserap. Pasalnya hingga bulan Maret ini, anggaran tersebut belum bisa dicairkan karena terganjal Surat Keputusan (SK) Wali kota yang mengatur pencairan anggaran Jamas hingga kini belum juga diterbitkan.
“Saat ini sudah memasuki bulan Maret, dan April itu sudah harus selesai, padahal tahun lalu sudah bisa dicairkan mulai bulan Februari,” ujar Ketua Komisi C Hadi Sucipto, Kamis (10/3).
Menurut politisi PDI Perjuangan ini, anggaran Jamas dirasa sangatlah diperlukan, mengingat disamping untuk pengabdian kepada masyarakat, juga untuk memberikan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, karena dia paham betul, bisa duduk di kursi DPRD juga dikarenakan atas keinginan masyarakat. “Anggaran jamas sangatlah diperlukan, sebagai wujud pengabdian kita pada masyarakat,” ungkapnya.
Untuk itu, pihaknya akan mengagendakan pemanggilan pihak-pihak terkait yang menangani pencairan anggaran Jamas. “Rencananya besuk (hari in red.) kami akan mempertanyakan mereka, kenapa anggaran Jamas hingga kini belum juga bisa dicairkan,” ujarnya.
Sekadar diketahui pada tahun 2011 ini anggaran untuk Jamas ada perubahan dengan penambahan anggaran. Jika tahun sebelumnya, para anggota DPRD hanya diberi anggaran Rp 150 juta, tahun 2011 ini naik menjadi Rp 200 juta per anggota DPRD. “Tahun ini ada kenaikan, tiap anggota DPRD menerima anggaran Rp 200 juta,” jelasnya.
Dalam peruntukannnya, dijelaskan anggota fraksi PDI perjuangan ini, anggaran ini hanya diperbolehkan unuk pembangunan fisik. “Anggaran ini hanya diperbolehkan untuk proyek pembangunan fisik,” terangnya.
Namun demikian, Hadi Sucipto berharap, agar anggaran jamas tidak hanya digunakan untuk pembangunan fisik, melainkan juga bisa digunakan diluar itu. “Seperti pelatihan-pelatihan, ataupun non fisik yang lain,” harapnya.
Sementara itu, berdasarkan informasi dilingkungan Pemkot Kediri, Walikota Kediri Samsul Ashar hingga kini belum juga kembali dari menghadiri acara Assosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) di Banda Aceh.
Menanggapi belum bisa diterbitkannnya SK tersebut, Kabag Humas Pemkot Kediri, Tri Krisminarko belum bisa dimintai keterangan, ditemui diruang kerjanya sedang tidak ada, begitu juga saat berusaha dikonfirmasi melalui ponselnya, malah tidak aktif. (ak)
“Saat ini sudah memasuki bulan Maret, dan April itu sudah harus selesai, padahal tahun lalu sudah bisa dicairkan mulai bulan Februari,” ujar Ketua Komisi C Hadi Sucipto, Kamis (10/3).
Menurut politisi PDI Perjuangan ini, anggaran Jamas dirasa sangatlah diperlukan, mengingat disamping untuk pengabdian kepada masyarakat, juga untuk memberikan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, karena dia paham betul, bisa duduk di kursi DPRD juga dikarenakan atas keinginan masyarakat. “Anggaran jamas sangatlah diperlukan, sebagai wujud pengabdian kita pada masyarakat,” ungkapnya.
Untuk itu, pihaknya akan mengagendakan pemanggilan pihak-pihak terkait yang menangani pencairan anggaran Jamas. “Rencananya besuk (hari in red.) kami akan mempertanyakan mereka, kenapa anggaran Jamas hingga kini belum juga bisa dicairkan,” ujarnya.
Sekadar diketahui pada tahun 2011 ini anggaran untuk Jamas ada perubahan dengan penambahan anggaran. Jika tahun sebelumnya, para anggota DPRD hanya diberi anggaran Rp 150 juta, tahun 2011 ini naik menjadi Rp 200 juta per anggota DPRD. “Tahun ini ada kenaikan, tiap anggota DPRD menerima anggaran Rp 200 juta,” jelasnya.
Dalam peruntukannnya, dijelaskan anggota fraksi PDI perjuangan ini, anggaran ini hanya diperbolehkan unuk pembangunan fisik. “Anggaran ini hanya diperbolehkan untuk proyek pembangunan fisik,” terangnya.
Namun demikian, Hadi Sucipto berharap, agar anggaran jamas tidak hanya digunakan untuk pembangunan fisik, melainkan juga bisa digunakan diluar itu. “Seperti pelatihan-pelatihan, ataupun non fisik yang lain,” harapnya.
Sementara itu, berdasarkan informasi dilingkungan Pemkot Kediri, Walikota Kediri Samsul Ashar hingga kini belum juga kembali dari menghadiri acara Assosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) di Banda Aceh.
Menanggapi belum bisa diterbitkannnya SK tersebut, Kabag Humas Pemkot Kediri, Tri Krisminarko belum bisa dimintai keterangan, ditemui diruang kerjanya sedang tidak ada, begitu juga saat berusaha dikonfirmasi melalui ponselnya, malah tidak aktif. (ak)
Wednesday, March 9, 2011
Ruislag STAIN Kediri, Pemkot Akan Minta Persetujuan DPRD
KEDIRI – Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri dalam waktu dekat akan meminta persetujuan penhapusan asset milik Pemkot Kediri yang rencananya akan ditempati kampus Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kediri.
“Proses penghapusan asset untuk dilakukan ruislag dengan pihak STAIN Kediri sudah hamper selesai, dan selanjutnya meminta persetujuan DPRD,” ujar Kepala Bagian Pemerintaha Pemkot Kediri Didik Catur, Rabu (9/3).
Sebagai gantinya, dikatakan Didik, pihak STAIN akan memberikan lahan yang taksiran harganya sesuai dengan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) yang berlaku saat ini. “Yang jelas lahan penggantinya disesuaikan dengan NJOP, dan pihak STAIN bersedia memberikan lahan itu, yang lokasinya juga masih di dalam Kota Kediri,” ungkapnya.
Selain ruislag lahan yang saat ini digunakan lapangan, pihak STAIN juga meminta lahan yang saat ini ditempati gedung SDN 5 Ngronggo dan gedung Unit pelaksana teknis Dinas (UPTD) Pendidikan Kota Kediri. “Kami juga sudah menyiapkan tempat untuk pembangunan SDN 5 Ngronggo itu,” jelasnya.
Untuk pembangunan SDN 5 Ngronggo yang rencananya di pindah ke lingkungan Karanganyar Kelurahan Ngronggo, sepenuhnya akan ditanggung pihak STAIN Kediri. “Pembangunan gedung baru akan ditanggung pihak STAIN,” ungkapnya.
Sekadar diketahui, STAIN Kediri berencana meminta lahan milik Pemkot yang berada di wilayah Kelurahan Ngronggo atau sebelah utara kampus STAIN Kediri, yang rencananya digunakan pengembangan kampus untuk dijadikan Universitas Islam Negeri (UIN). Namun demikian, proses tersebut, oleh pihak STAIN Kediri dinilai lamban. “Kami mengajukan proses itu sudah tiga tahun lalu, namun hingga kini belum juga terealisasi,” ujar Ketua STAIN Kediri Achmad Subakir.
Sementara itu, Setyowati salah satu guru kelas 5 SDN 5 Ngronggo mengatakan, pihaknya tidak mempermasalahkannnya jika nantinya gedung SD tersebut dipindah. “Sebagai guru, kita setuju saja, lagi pula sekolahan ini kan milik Negara,” ujarnya.
Selain itu, gedung SDN 5 Ngronggo yang saat ini berada di pinggir jalan raya yang notabene jalur Propinsi, dinilai terlalu bahaya bagi para siswa. “Mungkin memang lebih baik jika dipindah ke Karanganyar itu, selain menghindari kebisingan jalan raya, juga para siswa lebih aman,” ujarnya.
Tuesday, March 8, 2011
Bongkar Sindikat Percaloan CPNS, Diduga Libatkan Oknum BKN
KEDIRI – Petugas Kepolisian Resort Kediri Kota kembali berhasil membongkar sindikat percaloan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Tetapi kali ini, diduga melibatkan oknum Badan Kepegawaian Nasional (BPN).
”Kami memang baru menangkap satu orang pelaku. Sementara dua orang lainnya dalam pengejaran. Satu diantara mereka disebut-sebut oknum dari BPN,” kata Kasat Reskrim Polres Kediri Kota AKP Didit Prihantoro, Selasa (8/3).
Pelaku yang telah berhasil diamankan bernama Kurniawan Prihartio (40). Pria asal Kabupaten Madiun tersebut dibekuk di rumahnya, Perum Bukit Golf Hijau, Bukit Robi 8, Desa Cianti, RT 2/RW 2, Kecamatan Babakan, Madang, Bogor, Jawa Barat.
Kurniawan Prihartio menjalankan aksinya bersama Setio Dwi Abdi (25). Namun, pemuda yang tinggal di Desa Tugusari, RT2/RW2, Kecamatan Bonoworo, Kabumen, Jawa Tengah tersebut belum berhasil diamankan.
Sedikitnya mereka telah menipu delapan orang korban. Kebanyakan adalah keluarga Kamidi (55), warga Jalan Veteran, Kota Kediri. Diantaranya, anak kandung Kamidi bernama Muhaimin dan Imelda, keponakannya.
Penipuan itu berlangsung pada tahun 2009 lalu, tepatnya sebelum rekrutmen CPNS digelar. Dari kegiatan menipu keluarga dan kerabat pursiunan pegawai Pemerintah Kota Kediri tersebut, para pelaku berhasil meraup uang hingga Rp 486 juta. “Awalnya, tersangka Kurniawan bertemu Kamidi di salah satu lapangan tenis. Saat itu, tersangka berusaha meyakinkan korban bahwa dia memiliki banyak kolega di BKN yang mampu memasukan seseorang menjadi PNS. Bahkan, tersangka juga menunjukkan bukti-bukti seseorang yang sudah menjadi PNS karena bantuannya,” jelas Didit.
Setelah korban percaya, tersangka memintanya menyediakan uang sebagai syarat mengurus segala keperluan administrasi. Uang tersebut diberikan kepada tersangka Kurniawan dan pelaku Setyo baik melalui pemberian langsung maupun transfer via BCA.
Sesuai bukti kwitansi yang disita polisi, transaksi pertama terjadi pada tanggal 22 November 2009, Kamidi memberikan uang kepada Setyo sebesar 120 juta. Transaksi kedua sehari setelahnya, korban Dwi Retno transfer ke tersangka Kurniawan sebesar Rp 180 juta.
Sehari setelahnya, kembali terjadi transaksi. Kamidi memberikan uang sebesar Rp 70 juta kepada Setyo. Kemudian pada 26 November 2009, Muhaimin, anak Kamidi menstransfer uang kepada tersangka Kurniawan sebesar Rp 80 juta.
Transaksi kelima pada 7 bulan November 2009, Kamidi memberikan uang kepada Setyo sebesar Rp 6 juta, dan terakhir Kamidi menstransfer uang kepada Setyo pada 6 November 2009 sebesar 30 juta.
Setelah uang yang diminta para pelaku dipenuhi. Ternyata, para korban tidak lolos tes CPNS tahun 2009. Korban merasa ditipu dan akhirnya melapor ke Mapolres Kediri Kota. “Sebelumnya, para korban sempat mendatangi rumah tersangka. Mereka menginginkan uangnya kembali. Tersangka memang janji akan mengembalikannya, tetapi hanya lisan. Setelah ditunggu lama tidak juga ada niat baik, akhirnya memilih lapor,” imbuh Didit.
Akibat perbuatannya, tersangka dijerat pasal 378 KUHP tentang penipuan dengan ancaman hukuman selama tujuh tahun penjara.
Tersangka Kurniawan saat dikonfirmasi, mengaku, hanya Setyo yang paling bertanggung jawab atas penipuan tersebut. Pria yang mengaku berprofesi sebagai pedagang jamur tersebut keberatan memberikan keterangan dengan alasan kepalanya pusing. “Maaf saya tidak tahu apa-apa, kepala saya sedang pusing,” ujarnya singkat.
Ijazah Kejar Paket Tak Boleh Diteken Plt
Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Kediri, Jawa Timur gundah. Pasalnya hingga bulan Maret 2011 ini, ratusan ijazah kelompok belajar (Kejar) Paket A,B,C yang lulus tahun 2010 belum juga bisa menerima ijazah, jabatan kepala dinas pendidikan masih belum definitif. Hingga kemarin, tampuk pimpinan disdik masih dijabat pelaksana tugas (Plt) Wachid Anshari.
Padahal, pelaksanaan ujian kejar paket sudah dilaksanakan pada bulan Oktober 2010 dan seharusnya bulan Desembar lalu ijazah sudah diberikan kepada para peserta. “Idealnya maksimal bulan Januari 2011 lalu, ijazah sudah diberikan, tapi karena Kadisdiknya masih Plt, maka hingga kini belum bisa diberikan,” ujar Kepala Bidang Pendidikan non formal dan Informal, Pembinaan Kelembagaan Olahraga dan Kesenian (PNFI PKORS) Disdik Kota Kediri Suciati, Selasa (8/3).
Menurutnya, berdasarkan Prosedur operasional standar (POS) Ujian Nasional untuk program kejar paket A,B dan C tahun 2010, yang menyatakan, peserta kejar paket bisa dinyatakan lulus jika ijazah ditandatangani Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota atau pejabat yang ditunjuk untuk mewakili. “Namun permasalahannya, hingga kini Pak Wali belum menunjuk pejabat untuk menggantikan Plt Kepala Dinas,” ungkapnya.
Dengan adanya pedoman POS Unas dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), dikatakan Suciati, pihaknya juga telah mengajukan ke Walikota, namun diminta untuk koordinsi dengan Propinsi. “Saat kami koordinasi dengan propinsi, permasalahan itu dikembalikan ke daerah masing-masing,” jelasnya.
Dengan demikian, kini pihaknya kembali mengajukan ke Walikota Kediri untuk segera menunjuk pejabat yang berwenang atau mendefinitifkan Kadsidik. “Namun hingga kini belum juga ada jawaban,” ujarnya.
Untuk itu dia berharap, kepada wali kota Kediri Samsul Ashar untuk segera mendefinitifkan status kepala Dinas Pendidikan atau menunjuk pejabat yeng berwenang. “Kami berharap, agar pak Wali segera menunjuk pejabat dinas pendidikan yang statusnya difinitif, karena pengelola pendidikan luar biasa mengaku sering didatangi para peserta menanyakan ijazah,” harapnya
Terpisah, Kepala Bagian Humas Pemkot Kediri Tri Krisminarko saat dikonfirmasi terkait belum ditujukkannnya status Kadisdik, mengaku masih akan dimintakan keterangan kepada Wali Kota Samsul Ashar terlebih dahulu. “Kalau masalah itu, akan kami koordinasikan dengan pihak-pihak terkait,” ujarnya.
Padahal, pelaksanaan ujian kejar paket sudah dilaksanakan pada bulan Oktober 2010 dan seharusnya bulan Desembar lalu ijazah sudah diberikan kepada para peserta. “Idealnya maksimal bulan Januari 2011 lalu, ijazah sudah diberikan, tapi karena Kadisdiknya masih Plt, maka hingga kini belum bisa diberikan,” ujar Kepala Bidang Pendidikan non formal dan Informal, Pembinaan Kelembagaan Olahraga dan Kesenian (PNFI PKORS) Disdik Kota Kediri Suciati, Selasa (8/3).
Menurutnya, berdasarkan Prosedur operasional standar (POS) Ujian Nasional untuk program kejar paket A,B dan C tahun 2010, yang menyatakan, peserta kejar paket bisa dinyatakan lulus jika ijazah ditandatangani Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota atau pejabat yang ditunjuk untuk mewakili. “Namun permasalahannya, hingga kini Pak Wali belum menunjuk pejabat untuk menggantikan Plt Kepala Dinas,” ungkapnya.
Dengan adanya pedoman POS Unas dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), dikatakan Suciati, pihaknya juga telah mengajukan ke Walikota, namun diminta untuk koordinsi dengan Propinsi. “Saat kami koordinasi dengan propinsi, permasalahan itu dikembalikan ke daerah masing-masing,” jelasnya.
Dengan demikian, kini pihaknya kembali mengajukan ke Walikota Kediri untuk segera menunjuk pejabat yang berwenang atau mendefinitifkan Kadsidik. “Namun hingga kini belum juga ada jawaban,” ujarnya.
Untuk itu dia berharap, kepada wali kota Kediri Samsul Ashar untuk segera mendefinitifkan status kepala Dinas Pendidikan atau menunjuk pejabat yeng berwenang. “Kami berharap, agar pak Wali segera menunjuk pejabat dinas pendidikan yang statusnya difinitif, karena pengelola pendidikan luar biasa mengaku sering didatangi para peserta menanyakan ijazah,” harapnya
Terpisah, Kepala Bagian Humas Pemkot Kediri Tri Krisminarko saat dikonfirmasi terkait belum ditujukkannnya status Kadisdik, mengaku masih akan dimintakan keterangan kepada Wali Kota Samsul Ashar terlebih dahulu. “Kalau masalah itu, akan kami koordinasikan dengan pihak-pihak terkait,” ujarnya.
Monday, March 7, 2011
Pelajar Gasak Tiga Blok Rem Kereta Api
KEDIRI,YW (16), pelajar SMK di wilayah Kecamatan Kertosono, Kabupaten Nganjuk kini harus berurusan dengan pihak yang berwajib. Pemuda yang tinggal bersama ayah tirinya di Jalan Juwono, Desa Drenges Krajan, Kecamatan Kertosono itu terbukti mencuri tiga blok rem Kereta Api (KA).
Kini YW tengah mendekam di sel tahanan Mapolsek Kota Kediri. Pelajar kelas I itu terancam dikeluarkan dari sekolahnya. Sebab, polisi akan tetap memproses YW sesuai dengan hukum yang berlaku. Pemuda yang ditinggal kedua orang tuanya sejak kecil ke Jakarta tersebut dijerat dengan pasal 363 KUHP tentang pencurian dengan pemberatan.
Ketika ditemui di Mapolsek Kota Kediri, YW mengaku, mencurian tiga blok rem kereta api dari besi itu seorang diri. “Tidak untuk apa-apa. Saya hanya berkeinginan membawanya pulang,” akunya, Senin (7/3)
Tiga blok besi tua itu ia ambil dari bawah kereta api di Stasion Kereta Api Kota Kediri. Awalnya, YW berniat main ke Pasar Raya Sri Ratu (SR) bersama Alip (17), kakak kelasnya.
Setelah turun dari kereta, mereka langsung pergi ke pusat perbelanjaan ternama di Kota Kediri itu. Setelah satu jam bermain di Pasar Raya Sri Ratu, mereka pun memutuskan untuk pulang ke Kertosono.
YW pergi ke stasiun lebih dahulu. Sementara, temannya Alip masih berada di SR. Pada saat berada di stasiun, YW melihat ada tiga blok rem kereta api yang tergetak. Tiga barang milik PT Kereta Api Indonesia itu kemudian dia ambil lalu dimasukkannya ke dalam tas.
Setelah itu, YW menghubungi Alip, agar segera ke stasiun karena Kereta Api Brantas hendak berangkat. “Kami diminta segera naik kereta api oleh petugas. Jadi, kami tidak sempat membeli tiket,” imbuh YW.
Sesampainya di daerah Kecamatan Purwoasri, Kabupaten Kediri, petugas kereta api melakukan pemeriksaan tiket. YW dan Alip yang tidak sempat membeli kebingungan. Mereka langsung mengaku bahwa tidak sempat membeli tiket.
Petugas memeriksa barang bawaan keduanya. Alangkah terkejutnya, saat melihat ada tiga blok rem kereta api di dalam tas milik YW. Keduanya langsung diserahkan ke Mapolsek Kertosono. Tetapi, karena TKP pencurian itu berada di Stasiun Kereta Api Kota Kediri, keduanya dilimpahkan ke Mapolsek Kota Kediri.
Kanit Reskrim Polsek Kota Kediri AKP Sucipto menuturkan, kasus pencurian tiga blok rem kereta api itu atas laporan Suburdi (55), petugas bagian peralatan PT KAI asal Jalan Kiai Boto, Kelurahan Bujel, Kecamatan Mojoroto. “Berkas perkaranya segera kami selesaikan,” pungkasnya.
Kini YW tengah mendekam di sel tahanan Mapolsek Kota Kediri. Pelajar kelas I itu terancam dikeluarkan dari sekolahnya. Sebab, polisi akan tetap memproses YW sesuai dengan hukum yang berlaku. Pemuda yang ditinggal kedua orang tuanya sejak kecil ke Jakarta tersebut dijerat dengan pasal 363 KUHP tentang pencurian dengan pemberatan.
Ketika ditemui di Mapolsek Kota Kediri, YW mengaku, mencurian tiga blok rem kereta api dari besi itu seorang diri. “Tidak untuk apa-apa. Saya hanya berkeinginan membawanya pulang,” akunya, Senin (7/3)
Tiga blok besi tua itu ia ambil dari bawah kereta api di Stasion Kereta Api Kota Kediri. Awalnya, YW berniat main ke Pasar Raya Sri Ratu (SR) bersama Alip (17), kakak kelasnya.
Setelah turun dari kereta, mereka langsung pergi ke pusat perbelanjaan ternama di Kota Kediri itu. Setelah satu jam bermain di Pasar Raya Sri Ratu, mereka pun memutuskan untuk pulang ke Kertosono.
YW pergi ke stasiun lebih dahulu. Sementara, temannya Alip masih berada di SR. Pada saat berada di stasiun, YW melihat ada tiga blok rem kereta api yang tergetak. Tiga barang milik PT Kereta Api Indonesia itu kemudian dia ambil lalu dimasukkannya ke dalam tas.
Setelah itu, YW menghubungi Alip, agar segera ke stasiun karena Kereta Api Brantas hendak berangkat. “Kami diminta segera naik kereta api oleh petugas. Jadi, kami tidak sempat membeli tiket,” imbuh YW.
Sesampainya di daerah Kecamatan Purwoasri, Kabupaten Kediri, petugas kereta api melakukan pemeriksaan tiket. YW dan Alip yang tidak sempat membeli kebingungan. Mereka langsung mengaku bahwa tidak sempat membeli tiket.
Petugas memeriksa barang bawaan keduanya. Alangkah terkejutnya, saat melihat ada tiga blok rem kereta api di dalam tas milik YW. Keduanya langsung diserahkan ke Mapolsek Kertosono. Tetapi, karena TKP pencurian itu berada di Stasiun Kereta Api Kota Kediri, keduanya dilimpahkan ke Mapolsek Kota Kediri.
Kanit Reskrim Polsek Kota Kediri AKP Sucipto menuturkan, kasus pencurian tiga blok rem kereta api itu atas laporan Suburdi (55), petugas bagian peralatan PT KAI asal Jalan Kiai Boto, Kelurahan Bujel, Kecamatan Mojoroto. “Berkas perkaranya segera kami selesaikan,” pungkasnya.
Belasan Gepeng Kembali Diamankan
KEDIRI – Meski sering dilakukan rasia terhadap gelandangan dan pengemis (gepeng) oleh dinas social tenaga kerja dan trensmigrasi (Dinsosnakertran), namun tidak membuat jera mereka. Sementara Dinsosnakertran sendiri terkesan, hanya menertibkan dan diberi pembinaan, setelah itu dipulangkan.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinsosnakertran Kota Kediri Mochmmad Ivantoro mengaku, jika para gepeng itu sengaja didrop ke Kota Tahu dan diduga dikendalikan oleh sindikat perdagangan manusia (trafficking). “Kemarin malam kita melihat langsung sebuah pick up menurunkan sebanyak sembilan orang gelandangan. Sehingga Satpol PP melakukan operasi. Ternyata memang benar, mereka tidak memiliki KTP (Kartu Tanda Penduduk) Kediri,” kata Mochmmad Ivantoro, ditemui disela rasia gepeng, Senin (7/3).
Dalam rasia siang itu, petugas Satpol PP berhasil mengamankan 15 gepeng, sementara dua orang gelandangan yang terdiri dari ibu dan anaknya menolak diangkut petugas. Bahkan, keduanya sempat menangis histeris. Sampai akhirnya, petugas Satpol PP Kota Kediri yang berjumlah sebanyak 20 orang membiarkan mereka. Kejadian ini berlangsung di Jalan Patimura, Kota Kediri.
Selain di Jalan Patimura, razia gelandangan dan pengemis juga digelar di sejumlah titik keramaian. Diantaranya, Jalan HOS Cokroaminoto dan Basuki Rahmad, Kota Kediri. Mereka yang diangkut dalam mobil petugas berusia antara 40-70 tahun. “Mereka kita bawa ke Dinas Sosial untuk kita lakukan pembinaan. Sebagian dari mereka akan kita kirim ke luar daerah. Yaitu, bagi mereka yang sudah tidak bisa kita toleransi,” terang mantan Kepala Satpol PP Kota Kediri ini.
Kendati jumlah gepeng yang bertebaran di wilayah Kota Kediri cukup banyak. Namun, Ivantoro menolak jika disebut penanganan masalah sosial tersebut gagal. Alasannya, persoalan tersebut merupakan dinamika. Apalagi, para gelandangan dan pengemis yang beroperasi di Kota Tahu berasal dari luar daerah
Saat ini Satpol PP Kota Kediri tengah menyelidiki dugaan bahwa para gelandangan dan pengemis yang sengaja di dropping ke Kota Kediri tersebut dikendalikan oleh seorang sindikat atau mafia. Jika indikasi itu memang benar, tidak menutup kemungkinan Satpol PP akan berkoordinasi dengan Kepolisian Resort Kediri Kota untuk mengungkap secara bersama-sama.
Thursday, March 3, 2011
Menolak Susui Anak, Kepala Istri Dikepruk Suami
KEDIRI,Gara-gara menolak menyusuai anak kandungnya, seorang ibu rumah tangga di Kota Kediri babak belur. Korban dihajar suaminya sendiri dengan bongkahan cor-coran batu.
Korban bernama Suswati (31), tinggal di Jalan Teuku Umar, Gang I, Kelurahan Ngadirejo, Kecamatan Kota Kediri. Akibat penganiayaan itu, korban mengalami luka robek di kepala dan memar pada kedua pipinya.
Kasubbag Humas Polres Kediri Kota AKP Surono mengatakan, pihaknya sudah menerima laporan korban dan kini tengah menyelidikinya. “Kasus ini sedang kami periksa,” ujarnya
Berdasarkan data dari Polres Kediri Kota, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) bermula saat Puguh Kuswanto (30), suami Suswati mendatangi korban di tempat bekerjanya
Kedatangan pelaku bermaksud meminta korban menyusui Andika (2), anaknya. Tetapi, korban menolak dengan alasan, pelaku sudah berjanji akan mengurus serta memberi susu anak mereka.
Karena korban tidak mau menyusui anaknya, pelaku mengancam akan membunuhnya. Ternyata, hingga pulang kerja, korban tetap menolak permintaan suaminya.
Pelaku naik pitam. Pria yang akrab disapa dengan panggilan Togok itu langsung keluar rumah. Pelaku mengambil bongkahan batu cor-coran. Kemudian pelaku masuk rumah dan memukulkan benda keras itu ke arah kepala istrinya.
Tidak hanya itu saja, pelaku juga menampar kedua pipi istrinya dengan tangan kosong. Setelah melihat korban terluka dan berlumur darah, pelaku pergi bersama anaknya.
Korban mengerang kesakitan. Ia meminta pertolongan warga. Selanjutnya, korban dibawa ke rumah sakit. Sedangkan kasusnya dilaporkan ke Polres Kediri Kota. “Sesuai laporan korban, sudah empat hari anak korban bersama pelaku, di rumah neneknya. Hubungan rumah tangga mereka memang sedang dilanda masalah,” pungkasnya.
Korban bernama Suswati (31), tinggal di Jalan Teuku Umar, Gang I, Kelurahan Ngadirejo, Kecamatan Kota Kediri. Akibat penganiayaan itu, korban mengalami luka robek di kepala dan memar pada kedua pipinya.
Kasubbag Humas Polres Kediri Kota AKP Surono mengatakan, pihaknya sudah menerima laporan korban dan kini tengah menyelidikinya. “Kasus ini sedang kami periksa,” ujarnya
Berdasarkan data dari Polres Kediri Kota, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) bermula saat Puguh Kuswanto (30), suami Suswati mendatangi korban di tempat bekerjanya
Kedatangan pelaku bermaksud meminta korban menyusui Andika (2), anaknya. Tetapi, korban menolak dengan alasan, pelaku sudah berjanji akan mengurus serta memberi susu anak mereka.
Karena korban tidak mau menyusui anaknya, pelaku mengancam akan membunuhnya. Ternyata, hingga pulang kerja, korban tetap menolak permintaan suaminya.
Pelaku naik pitam. Pria yang akrab disapa dengan panggilan Togok itu langsung keluar rumah. Pelaku mengambil bongkahan batu cor-coran. Kemudian pelaku masuk rumah dan memukulkan benda keras itu ke arah kepala istrinya.
Tidak hanya itu saja, pelaku juga menampar kedua pipi istrinya dengan tangan kosong. Setelah melihat korban terluka dan berlumur darah, pelaku pergi bersama anaknya.
Korban mengerang kesakitan. Ia meminta pertolongan warga. Selanjutnya, korban dibawa ke rumah sakit. Sedangkan kasusnya dilaporkan ke Polres Kediri Kota. “Sesuai laporan korban, sudah empat hari anak korban bersama pelaku, di rumah neneknya. Hubungan rumah tangga mereka memang sedang dilanda masalah,” pungkasnya.
Hasil Try Out Jeblok
KEDIRI, Nilai hasil ujian try out tingkat Sekolah menengah pertama (SMP) yang dilaksanakan Dinas Pendidikan Kota Kediri jeblok, di mana peserta yang tidak lulus mencapai 2900 peserta atau 53 persen dari jumlah 5472 peserta.
“Ujian try out ini salah satu ujian percobaan untuk menghadapi persiapan ujian nasional (UN) yang akan dilaksanakan 22 Maret 2010 mendatang," kata Kepala Bidang Pendidikan Dasar Muladi, Kamis (3/3).
Pelaksanaan soal lembaran ujian tersebut, dikatakan Muladi dibuat oleh tim kurikulum Dinas Pendidikan bersama Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sekolah masing-masing. “Saya sangat prihatin hasil pencapaian kelulusan ujian ‘try out’ masih belum maksimal,” katanya.
Namun demikian, ia mengatakan, pihaknya tetap optimistis target angka kelulusan UN mencapai sekitar 100 persen, kendati hasil try out cukup jelek. Pencapaian nilai ujian try out tidak bisa dijadikan acuan kemampuan akademis siswa, karena try out merupakan bentuk percobaan menjelang persiapan UN. “Apalagi ini masih try out pertama, masih bisa diperbaiki dalam hasil try out yang kedua nanti,” katanya.
Jebloknya hasil uji coba tersebut di semua mata pelajaran seperti Bahasa Indonesia, Inggris, dan Matematika. “Saya minta pengelola sekolah tetap mengoptimalkan bimbingan belajar dan penambahan jam belajar di sekolah, terutama mata pelajaran yang di-UNkan,” katanya.
Dalam kelulusan nanti, dijelaskan Muladi juga tidak didasarkan pada hasil UN, melainkan masih ada penilaian lagi berdasarkan nilai rapot masing-masing siswa. “Nilai UN nantinya tidak mempengaruhi kelulusan, karena berdasarkan aturan yang baru, kelulusan siswa diperoleh berdasarkan nilai UN dan juga nilai rapot,” jelasnya.
Dari 35 lembaga sekolah tingkat SMP yang mengikuti try out, tidak ada satupun lembaga sekolahan yang lulus 100 persen. bahkan ada satu lembaga yang tidak lulus 100 persen. Yakni SMP Arrahman. Dari 8 peserta yang ikut ujian, semuanya tidak lulus.
Try out pertama ini dilaksanakan pada 7-10 Februari lalu, try out kedua dilaksanakan pada 28-3 Maret dan try out terakhir dilaksanakan pada 4-7 April. “Mudah-mudahan try out ketiga nanti tingkat keberhasilannya bisa mencapai seratus persen,” pungkasnya.
“Ujian try out ini salah satu ujian percobaan untuk menghadapi persiapan ujian nasional (UN) yang akan dilaksanakan 22 Maret 2010 mendatang," kata Kepala Bidang Pendidikan Dasar Muladi, Kamis (3/3).
Pelaksanaan soal lembaran ujian tersebut, dikatakan Muladi dibuat oleh tim kurikulum Dinas Pendidikan bersama Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sekolah masing-masing. “Saya sangat prihatin hasil pencapaian kelulusan ujian ‘try out’ masih belum maksimal,” katanya.
Namun demikian, ia mengatakan, pihaknya tetap optimistis target angka kelulusan UN mencapai sekitar 100 persen, kendati hasil try out cukup jelek. Pencapaian nilai ujian try out tidak bisa dijadikan acuan kemampuan akademis siswa, karena try out merupakan bentuk percobaan menjelang persiapan UN. “Apalagi ini masih try out pertama, masih bisa diperbaiki dalam hasil try out yang kedua nanti,” katanya.
Jebloknya hasil uji coba tersebut di semua mata pelajaran seperti Bahasa Indonesia, Inggris, dan Matematika. “Saya minta pengelola sekolah tetap mengoptimalkan bimbingan belajar dan penambahan jam belajar di sekolah, terutama mata pelajaran yang di-UNkan,” katanya.
Dalam kelulusan nanti, dijelaskan Muladi juga tidak didasarkan pada hasil UN, melainkan masih ada penilaian lagi berdasarkan nilai rapot masing-masing siswa. “Nilai UN nantinya tidak mempengaruhi kelulusan, karena berdasarkan aturan yang baru, kelulusan siswa diperoleh berdasarkan nilai UN dan juga nilai rapot,” jelasnya.
Dari 35 lembaga sekolah tingkat SMP yang mengikuti try out, tidak ada satupun lembaga sekolahan yang lulus 100 persen. bahkan ada satu lembaga yang tidak lulus 100 persen. Yakni SMP Arrahman. Dari 8 peserta yang ikut ujian, semuanya tidak lulus.
Try out pertama ini dilaksanakan pada 7-10 Februari lalu, try out kedua dilaksanakan pada 28-3 Maret dan try out terakhir dilaksanakan pada 4-7 April. “Mudah-mudahan try out ketiga nanti tingkat keberhasilannya bisa mencapai seratus persen,” pungkasnya.
Subscribe to:
Posts (Atom)