1.
Menyadari Allahlah pendidik yang sebenarnya –
Agungkan Dia
-
Mendidik manusia mustahil dilakukan tanpa
keterlibatan Allah SWT dalam memberi hidayah, karena pada hakikatnya manusia
tidak tahu apa-apa kemudian Allah mengajari manusia apa yang tidak diketahuinya
-
Allah yang menciptakan manusia, Dia pula yang
tahu karakter manusia yang diciptakan-Nya, dan Dia tahu pula bagaimana manusia
itu dididik
-
Faktor doa menjadi sesuatu yang mutlak
dilakukan oleh pendidik karena menyadari betapa kompleksnya permasalahan
pribadi manusia dan betapa terbatasnya kemampuan pendidik dalam memahami
manusia.
-
Tidak selayaknya seorang pendidik berbangga
diri menepuk dada melihat keberhasilan anak yang dididiknya, karena sangat
banyak kemungkinan yang menyebabkan keberhasilannya; bisa jadi karena ketulusan
doa orang tuanya di tengah malam, karena bakat yang diberikan Allah padanya,
karena makanannya yang terjamin halal, dan yang terutama adalah bimbingan Allah
SWT kepadanya. Allahlah pendidik yang hebat, bukan kita. Agungkan Dia ketika
melihat keberhasilan anak didik kita.
-
Teori-teori pendidikan hasil pemikiran
manusia hendaknya selalu kita kritisi apabila tidak sesuai dengan dalil-dalil
dari Al-Quran dan As-Sunnah
2.
Mensucikan diri
-
Nabi diutus Allah SWT adalah untuk mensucikan
ummatnya, dan Nabi sendiri sebagai pendidik adalah sosok pribadi yang suci yang
terbebas dari dosa (maksum).
-
Kesucian jiwa seorang pendidik sangat
menentukan keberhasilan dalam pendidikan. Seorang pendidik harus selalu
mensucikan niat, mensucikan proses , dan hasil pendidikannya.
-
Seorang pendidik juga dituntut untuk memiliki
tauhid yang bersih jauh dari segala kesyirikan. Dan ini adalah pensucian diri
yang paling utama.
-
Menegakkan shalat berjamaah, puasa,
menjalankan sunnah-sunnah terutama shalat malam, baca Al-Quran, berdzikir akan
mengantarkan kita memiliki jiwa yang suci.
3.
Menjauhi perbuatan dosa
-
Setiap perbuatan dosa akan mengantarkan
pelakunya untuk melakukan dosa-dosa berikutnya, seorang pendidik tidak pantas
bergelimang di dalamnya
-
Perbuatan-perbuatan dosa akan berakibat :
lumpuhnya kekuatan jiwa, mendatangkan kesulitan, memandang baik sesuatu yang
buruk, tertutupnya hati, lupa diri, memadamkan semangat, menghilangkan iman,
melemahkan pikiran, menjauhkan berkah AllahSWT.
4.
Jangan berharap balasan yang lebih banyak
dari pengorbanan kita
-
Jangan pamrih materi mengharapkan imbalan
duniawi semata
-
Jangan riya’ (pamer keberhasilan)
-
Jangan isti’jal (tergesa-gesa ingin melihat
hasilnya)
-
Jangan futur (putus asa)
-
Jangan ujub seolah keberhasilan yang kita
lakukan karena kemampuan kita
5.
Sabar
-
Segala teori pendidikan yang kita pahami,
betapapun banyaknya buku yang sudah kita baca, seringnya kita mengikuti seminar
tentang pendidikan, semuanya tidak akan bisa diaplikasikan kalau kita tidak
memiliki sikap sabar dalam arti mampu mengendalikan diri, memiliki ketahanan
jiwa, tidak terpancing emosi, tekun,
tidak gampang mengeluh, lapang dada dalam mendidik.
No comments:
Post a Comment