Sunday, January 10, 2010

17 Ibu Meninggal Saat Melahirkan

KEDIRI - Catatan ibu meninggal dalam proses kelahiran di Kabupaten Kediri masih relatif tinggi. Sepanjang tahun 2009, terdapat 17 kasus dan merupakan peningkatan 20% dari catatan yang sama di tahun 2008.

Data yang berhasil dihimpun dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri menyebutkan, 17 kasus ibu meninggal merupakan dari 24.707 proses kelahiran yang tercatat, baik di puskesmas, bidan desa maupun di rumah sakit. Jumlah tersebut merupakan peningkatan dibandingkan tahun 2008, dimana terdapat 14 kasus ibu meninggal dari sekitar 24 ribu proses kelahiran. “Berdasarkan rumus nasional, dimana terdapat 256 ibu meninggal dari setiap 100 ribu proses kelahiran, apa yang terjadi di wilayah kami memang masih relatif tinggi,” kata Kepala Bidang Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri, dr.Nugroho Puji Lestario, saat ditemui disela kegiatan sosialisasi di Kantor Dinkes, Minggu (10/1).

Untuk penyebab masih tingginya kasus ibu meninggal dalam proses kelahiran, diakui karena sejumlah hal, diantaranya catatan 4T yang juga relatif banyak. 4T tersebut adalah terlambat deteksi resiko tinggi kelahiran, terlambat mengambil keputusan pertolongan, terlambat merujuk, hingga terlambat penanganan medis. “Terkait 4T itu tak lepas dari tingkat SDM masyarakat. Meski tidak banyak, tapi Kabupaten Kediri kan tergolong daerah kecil dengan kultur masyarakat jawa yang kental. Setiap proses kelahiran pasti ada saja tradisi unik yang terkadang justru menjadikan keterlambatan penanganan,” jelasnya.

Selain catatan 4T yang relatif banyak, masih tingginya kasus ibu meninggal dalam proses kelahiran adalah terkait kondisi kesehatan ibu hamil sendiri. Dari 17 kasus terdata, sebagian diantaranya diakibatkan resiko tinggi kehamilan yang meliputi usia ibu hamil, kondisi fisik yang terlalu pendek dan catatan kehamilan yang terlalu sering.

Untuk menekan kasus ibu meninggal dalam proses kelahiran terus meningkat, Dinas Kesehatan kabupaten Kediri diakui tengah menggalakkan P4K, yaitu Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi. Program yang mengedepankan fungsi bidan desa tersebut diterapkan dengan tujuan melakukan deteksi sejak dini atas setipa kehamilan dari warga masyarakat. “Sejauh ini P4K sudah kami terapkan di 26 desa dan hasilnya cukup menggembirakan. Kedepan bidan desa akan ditugaskan melakukan deteksi dini pada setiap kelahiran, sehingga jika memang dianggap resiko tinggi akan mendapatkan penanganan khusus hingga anjuran sectio (operasi caesar) di rumah sakit,” paparnya.

Sterilisasi Jalan Dhoho


KEDIRI – Setelah melakukan uji coba model parkir dari model sirip menjadi model parallel di sepanjang Jalan Dhoho Kota Kediri, Dinas perhubungan komunikasi dan informasi (Dishubkominfo) Kota Kediri menginginkan untuk sterilisasi dari parkir kendaraan roda dua dan empat.

Hal tersebut diungkapkan Kadishubkominfo, Achmad Sudradjad saat melakukan pemaparan dihadapan pihak kepolisian, LSM, paguyuban pedagang Jalan Dhoho, dinas terkait dan para wartawan beberapa waktu yang lalu. Dia berharap Pemkot melalui Dinas pekerjaan umum (DPU) untuk segera merealisasikan pembangunan area parkir di lahan eks Pasific Motor. “Kami harap dinas PU segera mewujudkan pembangunan area parkir di lahan milik Pemkot, agar pembeli tidak lagi memarkir kendaraannya di sepanjang Jl. Dhoho,” harapnya.

Karena menurut Sudradjad, volume kendaraan yang masuk di Jl. Dhoho sudah tidak memungkinkan lagi jika ditambah dengan adanya parkir di pinggir jalan, depan toko. “Pada jam-jam tertentu jalan tersebut sangatlah macet, jadi membuat petugas kami dan juga melibatkan petugas lantas harus ekstra kerja keras,” ungkapnya.

Saat disinggung terkait keluhan para pedagang jika dengan model parkir tersebut omzet mereka mengalami penurunan, Sudradjad menanggapinya dengan bersikap dingin. menurutnya, para pedagang boleh menolak, tetapi pihaknya menerapkan sistem parkir paralel berdasarkan aturan yang jelas, yakni Undang Undang Lalu Lintas yang baru tahun 2009. “Dalam Undang Undang tersebut, sistem parkir paralel harus diterapkan di semua jalan protokol di Indonesia termasuk di Kota Kediri. Tujuannya, untuk mencegah kemacetan dan demi kelancaran lalu lintas,” jawabnya.

Ahmad Sudrajad berharap, para pedagang bsia memahami aturan dan sistem parkir paralel diterapkan, demi kelancaran lalu lintas di jalan dhoho. Pemerintah Kota Kediri juga sedang mencari terobosan, untuk penyediaan tempat parkir yang luas dan representative.

Sementara itu, Plt Kepala DPU Kota Kediri, Budi Siswanto menanggpi usulan Sudradjad untuk membangun area parkir di lahan milik Pemkot bekas eks Pasific Motor, mengatakan, rencananya tahun ini akan segera dibangun lahan parkir tersebut. “Sebenarnya kami menunggu pihak swasta untuk membangun lahan parkir tersebut, namun tidak juga ada yang berminat,” ungkapnya.

Maka dari itu, pihaknya dengan menggunakan anggaran perawatan untuk jalan sebesar Rp 100 juta akan dialokasikan untuk pembangunan lahan parkir tersebut. “Nanti akan kami ambilkan dari anggaran untuk perawatan jalan,” ujarnya.

Wali Kota Kediri Samsul Ashar juga menginginkan lahan tersebut digunakan untuk lahan parkir Jl. Dhoho, menurutnya lokasinya sangat strategis, antara toko ujung selatan dan utara juga tidak jauh. “Kalau disini kayaknya pas tengah-tengahnya,” ungkapnya beberap waktu yang lalu.