Wednesday, September 28, 2011


Puluhan SD di Kota Kediri Bakal Diregrouping
KEDIRI - Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Kediri berencana melakukan penggabungan atau Regrouping terhadap puluhan unit Sekolah Dasar (SD). Tujuannya adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan, efisiensi dan efektivitas pengendalian terhadap satuan pendidikan di tingkat dasar.

Program Regrouping sekolah memang dianjurkan. Bahkan pemerintah melalui Mendagri telah mengeluarkan surat Nomor 421.2/2501/Bangda/1998 tentang Pedoman Pelaksanaan Regrouping SD. Tetapi, Dewan Pendidikan (DP) setempat meminta agar ada kajian secara mendalam. Sebab, bisa jadi kebijakan tersebut akan menimbulkan dampak psikologis baik, guru, maupun siswa.

Kepala Dinas pendidikan Kota Kediri Abdul Wachid Ansori mengungkapkan, Regrouping akan diterapkan terhadap seluruh SD yang berada dalam satu komplek. Disdik bakal meluncurkan program tersebut pada tahun ajaran baru 2012 mendatang

Di Kota Kediri ini ada lima komplek SD tersebar di tiga Kecamatan, Pesantren, Kota dan Mojoroto. Antara lain, komplek SD Jagalan, SD Banjaran, SD Kampungdalem, SD Setonopande, dan SD Ngronggo. Diantara kelimananya, komplek SD Banjaran yang didalamnya adalah SDN Banjaran III dan VI menjadi pilot project.

Alasannya, siswa kelas II SDN Banjaran III Kediri terpaksa masuk sekolah siang hari. Masalahnya, gedung SDN Banjaran III Kediri minim. SDN Banjaran III hanya memiliki empat lokal ruangan. Padahal, SDN Banjaran VI, di komplek itu pula memiliki ruangan lebih serta tidak dimanfaatkan. Harapannya, kebijakan Regrouping bisa mengakomodir semua siswa di komplek SD Banjaran supaya dapat masuk pagi

" Satu komplek SD nantinya kita tempatkan satu kepala sekolah dan satu wakil. Jadi, tidak ada lagi rivalitas tidak sehat seperti di SDN Banjaran III dengan VI itu. Pengambilan kebijakan serta pengawasan menjadi efektif. Kedepan, seluruh SD yang berada di dalam satu komplek kita perlakukan sama," tegas Wachid Ansori.

Dengan program Regrouping, Wachid Ansori mengakui, pihaknya bakal melakukan rolling terhadap kepala SD. Ada sejumlah kepala SD yang akan dirolling. Ada pula yang 'dikantorkan' alias ditarik ke Kantor Disdik.

Hadi Sekti Mukti, anggota Komisi C DPRD meminta, kedepan tidak ada lagi siswa khususnya tingkat SD yang masuk siang seperti murid kelas II SDN Banjaran III Kediri. Pasalnya, 'sekolah sundulan' seperti yang terjadi di SDN Banjaran III Kediri bisa mempengaruhi prsikologis anak. Pihaknya setuju program Regrouping apabila memang dapat menghapuskan sistem 'sundulan'.

Terpisah, Wakil Ketua DP Heri Nurdianto mengultimatum kepada Disdik supaya melakukan pengkajian secara mendalam terhadap rencana Regrouping. Dia khawatir Regrouping justru menimbulkan dampak psikologis terhadap murid atau guru.

Sementara Tika, orang tua Tia, salah satu siswa kelas II SDN Banjaran III Kediri mengaku senang apabila siswa kelas II masuk pagi. Pasalnya, sekolah siang hari yakni masuk pukul 10.00 WIB hingga 13.00 WIB membuat putranya kurang nyaman. Apalagi kondisi kelasnya dalam keadaan rusak.