Thursday, April 18, 2013

Petani Bandel, Polisi di Kediri Kempesi Ban Sepeda Motor

Kapolsek Semen AKP Ridwan Sahara mengempes ban sepeda motor milik petani
KEDIRI - Maraknya aksi pencurian Sepeda Motor yang terjadi diarea perswahan diwilayah Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Petugas Polsek Semen melakukan patroli rutin diarea persawahan, dan jika menemukan sepeda motor yang diletakkan jauh dari pemiliknya, maka ban sepeda motor tersebut akan dikempes.

Kapolsek Semen AKP Ridwan Sahara mengatakan, langkah ini dilakukan untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat agar menjaga sepeda motornya jika sedang ke sawah dan meninggalkan sepeda motornya dipinggir jalan tanpa ada pengamanan ganda. "Kami sudah berkali-kali menghimbau kepada masyarakat, tapi tidak direspon dan tetap menyepelekan hal itu," ujarnya, Kamis (18/4) pagi.

Penggembosan ban tidak serta merta dilakukan, namun, setelah petugas menemukan ada sepeda motor yang diparkir dipinggir jalan. "Jika sampai 10 menit pemilik tidak juga terlihat, baru dilakukan penggembosan," ujarnya.

Masih kata Ridwan, pihaknya sudah berkali-kali melakukan imbauan, namun tampaknya imbauan itu tidak dilaksanakan. Untuk diketahui, dalam 2 minggu terakhir, ada kasus curanmor saat diparkir dipinggir jalan dan ditinggal pemiliknya menggarap sawah.

Antisipasi Penimbunan, Kapolres Sidak SPBU



KEDIRI - Petugas Polres Kediri Kota melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Jalan Mayor Bismo, Kota Kediri, Kamis (18/4).

"Kegiatan ini untuk mengantisipasi kerawanan para konsumen saat mengantri mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar di sejumlah SPBU," ujar Kapolres Kediri Kota AKBP Ratno Kuncoro.

Dalam sidak tersebut, Kapolres mengaku, menemukan antrian panjang kendaraan roda empat yang mengantri di SPBU untuk mendapatkan solar. Selain itu petugas juga mengetahui secara langsung kelangkaan BBM jenis solar di sejumlah SPBU.

Kapolres yang memimpin sidak melakukan pengecekan ke kolam penampungan BBM jenis solar. Hasilnya, stok solar di SPBU Jalan Mayor Bismo hanya tinggal 1,3 ton dari kuota 8 ton.

Sidak petugas kepolisian sebagai bentuk pemantauan atas kondisi sejumlah SPBU di Kota Kediri. Dimana terjadi kebijakan di beberapa SPBU yang membatasi setiap pembelian solar Rp.100.000 hingga Rp.150.000.

Kapolres Kediri Kota juga melakukan dialog dengan sopir secara langsung guna mengetahui keluhan maupun masukkan atas kondisi kelangkaan solar saat ini.

Pantauan di lokasi antrian mobil, truk ataupun kendaraan berbahan bakar solar masih terjadi ketika sidak berlangsung meski solar telah habis sehibgga petugas terpaksa melambaikan tangan tanda isyarat habis serta memasang papan tulisan solar habis.

Gorong-gorong Tak Mampu Tampung, Sebabkan Banjir di KOta Kediri



KEDIRI – Gorong-gorong di Kota Kediri yang terlalu sempit hingga tidak mampu menampung buangan air, menjadikan salah satu penyebab seringnya ada genangan hingga 30 sentimeter ketika diguyur hujan.

Untuk mengatasi masalah ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri mengaku kesulitan mengatasi banjir yang seringkali terjadi saat curah hujan tinggi. banyak gorong-gorong tidak mampu menampung debet air karena beralif fungsi menjadi tempat pembuangan sampah.

Kepala Bidang Kebersihan Dinas Tata Ruang Kebersihan dan Pertamanan (DTRKP) Kota Kediri Tantowi Jauhari mengatakan, ada lima titik yang selama ini menjadi langganan banjir. Umumnya, dari kelima titik tersebut, genangan air bertahan antara 30-90 menit.

Kelima titik tersebut antara lain, depan Markas Kodim 0809, Jalan Agus Salim, timur Perempatan Bandar, perempatan Petra Kelurahan Balowerti, depan SD Al Irsyad serta Perumahan Bumi Asir Kelurahan Kaliombo. “Dari pantauan kami, banjir di lokasi itu diantaranya akibat lokasi jalan dibawah gorong gorong, tumpukan sampah, serta adanya pipa PDAM maupun pipa seluler yang mempersempti saluran air,” ujar Tantowi Jauhari, Kamis (18/4)

Tantowi Jauhari menguraikan satu persatu satu kelima titik langganan banjir tersebut. Di depan Kodim 0809, banjir disebabkan posisi jalan terlalu rendah dan tumpahan air dari Sungai Kresek di wilayah Kabupaten Kediri yang sangat besar.

Di Jalan Agus Salim, tepatnya sekitar 100 meter arah barat dari depan Hotel Muslim disebabkan oleh tumpukan sampah di dalam gorong-gorong. Selain itu, karena kiriman air dari Kelurahan Tamanan, Campurejo dan Banjarmlati. “Selain itu, di dalam gorong-gorong juga terdapat kabel seluler yang mempersempit volume saluran air. Kemudian yang sulit kita hindari, apabila wilayah Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri turun hujan, air tiba-tiba datang ke Kota Kediri,” imbuh Tantowi Jauhari

Masih kata Tantowi Jauhari, di dua titik lain yaitu, perempatan Petra dan Perumahan Bumi Asri umumnya karena infrastruktur yang tidak berfungsi dengan optimal. Sedangkan di depan SD Al Irsyad disebabkan letak jembatan yang lebih rendah serta adanya pipa PDAM yang melintang dan mempersempit got serta tumpukan pipa seluler.

Petugas kebersihan secara rutin telah menormalisasi saluran dengan mengeruk endapan tanah dan sampah. Namun langkah itu belum mampu mengatasi luapan air terutama disejumlah titik yang selama ini jadi langganan banjir saat hujan turun. “Perilaku masyarakat juga sangat dominan menjadi faktor penyebab banjir. Berdasarkan penelusuran kami, banyak terdapat WC di atas sungai, kemudian jembatan bantu penyeberangan dari kayu maupun bambu yang menyebabkan terjadinya sampah. Jika sampahnya telah menumpuk, kemudian terjadi sedimentasi di sekitarnya. Apabila sungainya dangkal, pada saat debet air besar, kemudian tumpah,” pesan Tantowi Jauhari.