Monday, March 11, 2013

Rayakan Nyepi, Gelar Upacara Mecaru Di Tugu Garuda


KEDIRI – Umat Hindu di Kabupaten Kediri rayakan upacara Mecaru di seputaran tugu Garuda Pare. Senin, (11/3). Acara yang dilakukan sebagai rangkaian upacara menyambut hari raya nyepi ini diikuti oleh seluruh umat Hindu dari berbagai wilayah kecamatan.

Sebelumnya umat Hindu telah melakukan upacara Melasti di Waduk Siman, Kecamatan Kepung pada Sabtu, (9/3) kemarin. Upacara Mecaru atau yang juga dikenal dengan tawur kesanga ini merupakan upacara terhir sebelum memasuki Brata Nyepi. Dalam upacara kali ini dipimpin oleh pandeta Tanaya Winaya.

Usai upacara para pemuda dan peserta upacara mengarak 4 patung perwujutan butakala mengelilingi tugu Garuda sebayak tiga kali. Dengan diiring musik gamelan khas bali sebagai perangkat upacara, para mangku memandu jalannya arak-arakan tersebut sambil membacakan mantra suci. tak pelak, prosesi upacara ini menarik perhatian warga Kabupaten Kediri yang juga ikut mennyaksikan jalannya mecaru kali ini.

Ketua parisade Hindu Kabupaten Kediri Ni Made Sulistyowati mengatakan, berdasarkan salah satu sastra menyebutkan upacara Mecaru seharusnya di lakukan di perempatan jalan besar. Dipilihnya perempatan Garuda Pare sebagai tempat berlangsungnya upacara Ni Made Sulistyowati karena tempat tersebut merupakan perempatan paling besar dan pertama di Kabuapten Kediri. Makna dari tawur kesanga menurut Ni Made Sulistyowati adalah wujud rasa syukur atas limpaham anugerah yang selama ini di berikan. “Menurut sastra upacara tawur kesanga dianjurkan di selenggarakan di kabid pasari nagari, artinya perempatan jalan yang besar. Ini adalah merupakan wujud rasa syukur kita pada tuhan yang maha esa atas limpahan karunianya selama ini,” ujarnya, Senin (11/3).

Senada Ni Made sulistyowati, Ketua I Parisade Hindu Kabupaten Kediri bidang pendidikan Radi hardianto menjelaskan, tawur kesanga atau mecaru ini adalah pemberian sesuguhan bagi butakala, yakni mahluk bawahan atau gaip yang tidak bisa terlihat. Diberikannya sesuguhan bagi mahluk tersebut menurut hardianto agar mahluk tersebut tidak mengganggu dalam melaksanakan brata nyepi. “Mecaru ini adalah upacara untuk memberikan sesuguhan bagi para butakala. Dengan diberikan sesuguhan maka di harapkan mahluk tersebut tidak akan mengganggu para umat hindu yang akan melaksanakan bata nyepi,” ujarnya.

Pimpinan DPRD Dipanggil, Ketua Dewan Mangkir


KEDIRI - Ketua DPRD Kota Kediri Wara Sundari Reni Pramana mangkir dari panggilan pemeriksaan Tim Tipikor Polres Kediri Kota. Kakak dari Wakil Ketua DPR RI Pramono Anung Wibowo itu sedianya akan diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi mega proyek pembangunan Jembatan Brawijaya Kediri, Senin (11/03/2013) ini.

”Dua Wakil Ketua DPRD Sholahudin Faturrahman dan Nurrudin Hassan, beliau sedang diperiksa. Kemudian Ibu Ketua DPRD memberitahu secara lisan, tidak bisa hadir memenuhi panggilan. Mudah-mudahan besok Selasan atau Rabu bisa hadir, tetapi saya berharap besok," ujar Kapolres Kediri Kota AKBP Ratno Kuncoro, usai menghadiri acara pelantikan panwascam se-Kota Kediri di Hotel Insumo Palace Kediri.

Dua Wakil Ketua DPRD, imbuh Kapolres, dimintai keterangan sebagai saksi terkait proses persetujuan dan penganggaran proyek bernilai Rp 71 miliar itu. Hingga berita ini diturunkan, keduanya masih terus dicecar serangkaian pertanyaan oleh penyidik. "Selain pemeriksaan terhadap dewan selesai, akan diteruskan kepada pejabat Pemkot Kediri untuk klarifikasi terkait dugaan penerimaan aliran dana jembatan," terang Ratno Kuncoro.

Sementara Ketua DPRD Wara Sundari Reni Pramana melalui pesan pendek SMS menyatakan sedang berada di Surabaya untuk menghadiri acara rakorda se-Jawa Timur. Sehingga dia tidak bisa menghadiri panggilan kepolisian.

Sebagaimana diberitakan, Polres Kediri Kota sudah menetapkan dua orang tersangka dalam kasus dugaan korupsi Jembatan Brawijaya. Mereka Kepala Dinas PU Kasenan dan Ketua Panitia Lelang Wiyanto.

Penyidik Tipikor menemukan bukti-bukti baru berupa dokumen yang berisi aliran dana proyek ke sebanyak 6 hingga 7 pejabat di lingkungan Pemkot Kediri dan DPRD.

Tidak hanya kalangan pejabat, polisi juga menyebut, dana itu mengalir ke kalangan LSM dan Media. Besarannya mencapai miliaran rupiah. Kini, temuan itu masih dalam pengembangan. (*)