Thursday, April 14, 2011

Tuntut Mundur Ketua, Sembelih Kambing dan Bebek


KEDIRI, Mahasiswa dan dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kediri, Jawa Timur kembali berlangsung, Kamis (15/4) di kampusnya sendiri Jalan Sunan Ampel Kelurahan Ngronggo Kota Kediri. Dalam aksinya, mereka mengusung kambing dan bebek ke kampus untuk disembelih. Dalam tuntutannya, mereka tetap menuntut Achmad Subakir mengundurkan diri jabatan Ketua.

Sebelum melakukan orasi, para mahasiswa dan dosen keliling kampus sambil menggelandang seekor kambing yang dipasangi spanduk bergambarkan foto Ahmad Subakir. Massa demonstran juga membawa 4 ekor bebek dan sejumlah poster bertuliskan kecaman dan tuntutan agar Ahmad Subakir mengundurkan diri.

Untuk aksi yang ketiga kalinya ini massa demonstran juga mendapatkan dukungan moril dari dosen senior, diantaranya Mahdil Mawahib, Ketua Program study Ahwal Al-Syakhsiyah atau ilmu hukum, jurusan Syariah, dosen jurusan Usluhudin Sardjuningsih dan beberapa anggota Senat Kampus, Muhammad Irfan Burhani. “Ayo mahasiswaku semua, yang merasa peduli dengan kebaikan kampus ini, ayo ikut aksi bersama kami,” teriak Mahdil melalui pengeras suara.

Dalam orasinya Mahdil juga menegaskan adanya sejumlah kesalahan Ahmad Subakir, diantaranya penerbitan ijazah palsu yang merupakan pelanggaran tertinggi di kampus, serta tidak memiliki kecakapana menjadi seorang pemimpin. “Di statuta kampus jelas disebutkan pimpinan civitas akademika harus jujur dan bertanggung jawab. Pimpinan kita tidak, dia selalu berjalan tanpa koordinasi, berjalan tanpa didahului rapat,” lanjut Mahdil disambut teriakan pembenaran demonstran.

Sementara salah satu koordinator aksi Nasihudin mengatakan, diusungnya kambing dan itik dalam aksi tersebut sebagai sindiran terhadap Ahmad Subakir, yang dalam beberapa kesempatan menyebut dosen dan mahasiswa dengan sebutan hewan tersebut. “Sehari sebelum kami demo dulu, dia mengatakan akan menyambut bebek-bebek dan wedhus (kambing) yang akan berdemo. Kami ingin buktikan, siapa yang sebenarnya wedhus dan siapa yang sebenarnya bebek,” tegas Nasihudin.

M. Yasin dosen Tarbiyah mengatakan, dalam aksi kali ini, pihaknya meminta para anggota senat untuk segera melakukan rapat senat terbuka untuk menurunkan Achmad Subakir. “Kami meminta kepada para senat untuk segera menggelar rapat senat terbuka untuk menurunkan Subakir,” tegasnya.

Menurutnya, surat persetujuan untuk menggelar rapat senat sudah dikirimkan ke beberapa anggota senat. Dari 12 anggota senat, sudah delapan yang menyatakan setuju menggelar rapat senat. “Hanya kurang empat yang belum menerima surat kami, salah satu diantaranya Subakir,” jelasnya.

Secara terpisah Ketua STAIN Ahmad Subakir, dikonfirmasi melalui telepon selulernya masih enggan banyak bicara. Dia juga menolak memberikan tanggapan atas tuntutan mundur oleh dosen dan mahasiswanya. “Di kampus segala keputusan diambil oleh Senat, termasuk saya dilengserkan apa tidak. Saya persilahkan Senat menggelar rapat, biar mereka yang melihat dan mengambil keputusan,” tandas Subakir.

Sementara itu, Pembantu Ketua III Dimyati Huda mengaku, jika pihaknya belum bias memastikan rapat senat seperti yang menjadi tuntutan mereka, karena untuk mengumpulkan para anggota senat membutuhkan waktu lama. “Tapi kalau memang kondisinya seperti ini, akan kami usahakan minggu depan akan menggelar rapat senat,” jelasnya.

Saat disinggung terkait permintaan massa untuk menggelar rapat senat terbuka, Dimyati yang juga anggota senat ini belum bisa memutuskannya. “Saya masih mencari aturannnya dulu, apa boleh rapat senat itu digelar terbuka, kecuali saat menggelar wisuda,” ujarnya.