Saturday, February 16, 2013

Pembangunan Jembatan Papar tak Jelas


KEDIRI – Pembangunan jembatan Papar semakin semrawut. Pasalnya, hingga kini belum lagi ada kejalasan kelanjutan proses pembangunan jembatan ini, kini pemerintah harus dihadapkan pada persoalan pasar yang terkena dampak langsung pembangunan itu.

Keberadaan pasar desa yang berada tepat dijalur menuju jembatan itu membuat kondisi akan menjadi persoalan tersendiri dalam pelebaran jalur menuju jembatan itu. parahnnya, hingga kini pemerintah Kabupaten Kediri belum mengambil langkah jelas terhadap persoalan ini. Apakah pasar tersebut akan direlokasi ataukah hanya akan di geser saja.

Anggota komisi C DPRD Kabupaten Kediri Ishak Maulana mengatakan, seharusnya pemkab Kediri secepatnya memmbuat pemetaan wilayah secara jelas. Pasalnya, menurut Ishak, jika jembatan tersebut jagu dan dipergunakan nantinya akan banyak perubahan diwilayah sekitar jalur tersebut. “Jika tidak ada pemetaan yang jelas sejak sekarang, apalagi berkait dengan keberadaan pasar yang sangat dekat dengan jalur ini, maka kondisinya akan semakin semrawut. Tapi samapi saat ini kita juga belum diajak bicara terkait persoalan ini,” ujar Ishak

Sementara, para pedagang pasar mengaku pasrah dengann kebijakan yang akamn diambil oleh Pemkab Kediri terkait masalah ini. nammun para pedagang meminta, jika dilakukan relokasi atas pasar yang selama ini menjadi lahan mereka menncari rezeki, pemkab harus benar-benar mempertimbangkan lokasi baru tersebut. “Saya harapkan pmerintah juga memikirkan nasib kita, jangan sampai seperti nasip para pedagang lain, saat setelah direlokasi akhirnya malah bangkrut. Sama saja dengan membunuh kami. Prinsipnya kami tidak keberatan,” Ujar Agung, salah seorang pedagang.

Menurut Agung, di bagian tengah pasar terdapat lahan kosong seluas kurang lebih 200 meter persegi, jika nantinya pemeintah akan melakukan pelebaran jalur d lokasi ekitar pasar tersebt sebenarnya lokasi tersebut bisa digunakan untuk pemindahan kios yang dekat dengan jalur tersebut.

Hingga berita ini diturunkan, pihak Bapeda dan Bagian Humas Pemkab. Kediri belum bisa di konfirmasi. Saat dihubungi via telephon, baik Plt Kepala Bappeda Kabupaten Kediri, Dede Sujana maupun Plt Kabag Humas Pemkab Kediri, Edhi Purwanto terdengar nada tdak aktif. (*)

Keterabatasan Anggaran, Eskavasi Situs Kemuning Di Hentikan


Kediri – Meginjak hari ke 4 proseseskavasi terhadap penemuan situs peninggalan purbakala di Dusun Kemuning, Desa Tirukidul, Kecamatan Gurah, Kaupaten Kediri, Jawa Timur, Tim eskavasi dari Bali Purbakala dan Cagar Budaya (BPCP) Trowulan menemukan reruntuhan batu bata yang diduka merukapan reruntuhan bangunan candi. Namun sayang eskavasi ini terpakas harus dihentikan, tim menyatakan mengalami keterbatasan anggaran untuk meneruskan proses eskavasi.

Belum jelas berapa besaran anggaran yang sudah dipergunakan untuk melakukan eskavasi pada penemuan situs peninggalan ppurbakala ini, tim menyatakan anggaran untuk melakukan proses eskavasi sangat terbatas. Sehingga tim tersebut menyatakan terpakas harus menghentikan sementara proses yang ada.

Coordinator tim eskavasi BPCB Trowulan, Nugroho menyatakan, sejauh ini memang baru beberapa penemuan yang berhasli dilakukan oleh tim yang dipimpinnya. Hal tersebut menurut Nugroho diakibatkan minimnya ketrsediaan anggaran untuk meneruskan proses eskavsi pada lokasi tersebut. namun Nugroho menyatakan, timnya akan kembali melakukan eskavasi lanjutan. Akan tetapi, hal itu juga mempehatikan ketersediaan anggaran. “Yang jelas kami mengakui ada keterbatasan anggaran di kami untuk dapat melanjutkan proses eskavasi dilokasi ini. masalahnya kami juga harus berhitung tentang program lainnya. Karena bukan hanya di situs ini yang harus kami selamatkan. Ada program lain, mulai dari kontrol hingga pengamanan,” ungkap Nugroho

Untuk dapat melanjutkan proses yang ada, pihaknya mengaku butuh bantuan dari pihak pemerintah daerah setempat. Pasalnya, situs ini memang terletak di wilayah administrasi Kabupaten Kediri. “kami akan sangat berterima kasih jika ada partisipasi dari pemerintah setempat, masalahnya sangat banyak yang harus kami selamatkan, sedang anggaran di kami sangat terbatas,” tambah Nugroho

Menurut Nugroho, sesuai dengan UU No 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya, Pemkab setempat harusnya memang memberikan dukungan atas pelestarian situs ini. “Sebenarnya anggaran yang dibutuhkan juga tidak terlalu besar. Senearnya untuk eskavasi selurunya paling tidak dibutuhkan sekitar 500 juta rupiah,” tambah nya.

Sementara, Plt. Kabag. Humas Pemkab Kediri saat dikonfirmasi terkai tal tersebut mengatakan, pihak pemkab belum memiliki anggaran khusus proses eskavasi. “sementara kita belum memiliki anggaran untuk itu. jika mau dianggarkan harus menunggu APBD Perubahan mendatang, “ Ujar Edhi

Terkait hasli eskavasi yang sudah dilakukan timnya, menurut Nugroho reruntuhan batu bata candi yang sudah berhasil di lakukan eskavasi terakhir berada di sisi selatan dari stupa yang diketemukan terlebih dahulu. Reruntuhan batu bata itu setinggi sekitar 1,5 meter dengan lebar sekita 1,6 meter dan panjang sekitar 2 meter. Namun dalam reruntuhan tersebut tim eskavasi belum menemukan arca ataupun peninggalan lain.

“sementara yang berhasil kita ungkap adalah berupa altar, dan reruntuhan batu bata yang kita duga merupakan bangunan candi. Yang jelas periodisasinya jika dilihat dari struktur batu bata yang ada sejaman yang berada Tondowongso, jadi bisa kita simpulkan jaman Kediri,” Ungkapnya. (*)

* Butuh Striker Golgeter, Lini Depan Persik Masih Tumpul


KEDIRI - Sukses melampaui target perolehan poin dalam lawatannya ke Jawa Tengah serta menjadi pimpinan sementara grup 5, tidak membuat Persik Kediri terlena. Manajemen klub bertajuk Macan Putih sedang melakukan evaluasi tim

Manajer Persik, Anang Kurniawan mengatakan, dari hasil evaluasi dua pertandingan tandang, diketahui beberapa kelemahan dari skuat Persik Kediri. Utamanya lini depan mereka yang masih 'tumpul'. "Dari dua pertandingan a way ke Jawa Tengah dapat kita evaluasi. Ternyata, lini depan kita masih belum maksimal. Kita sudah berkoordinasi dengan pelatih untuk mempertajamnya," ujar Anang Kurniawan, Minggu (17/02/2013)

Sebagaimana diketahui, Persik sukses mempermalukan tuan rumah PSIM Yogyakarta dengan skor tipis 1-0 dan menahan imbang PPSM Magelang 1-1, pada penampilan perdanya di ajang kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia 2013. Kedua pundi gol Persik disumbangkan oleh gelandang serang mereka, Oliver Makor. Satu dari dua gol tersebut merupakan hadiah penalti

Pemain berkebangsaan Liberia yang menjadi top skor Divisi Utama Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) musim lalu itu nampaknya belum mendapatkan tandem yang sekelas. Persoalan ini, yang sedang dicarikan solusinya oleh pengurus Persik.

Manajemen tengah melakukan pembicaraan dengan penyelenggara liga terkait penambahan pemain baru. Jika masih ada kesempatan, kemungkinan besar Persik akan membuka bursa perekrutan pemain dengan posisi striker bernaluri golgeter.

Dilamar 4 Calon, PKB Pilih Istikaroh


KEDIRI - Meski tahapan pemilihan walikota (pilwali) Kediri, Jawa Timur belum resmi berlangsung, namun DPC PKB Kota Kediri telah menerima lamaran dari sejumlah orang yang berniat maju memperebutkan kursi AG 1 dan AG 2. Setidaknya, sampai saat ini sudah ada empat nama yang sowan ke pengurus PKB untuk diusung sebagai calon dalam agenda politik itu.

Seperti yang diungkapkan Ketua Dewan Syuro DPC PKB Kota Kediri, KH. Muzer Zaidib, keempat orang tersebut memang telah mendatangi pengurus dan mengutarakan niatnya untuk maju dalam pilwali. Menurut Muzer, keempat calon itu berasal dari beragam latar belakang, mulai dari pengusaha hingga birokrat. Namun keempat orang itu semuanya berasal dari luar partai. “Sudah ada yang sowan ke kami. Ya kami terima saja dengan baik. Kalau untuk calon internal partai, tentu masih kami simpan,” katanya.

Datangnya lamaran itu juga telah disikapi oleh DPC PKB. Nama – nama tersebut langsung dibahas dalam pertemuan harian khusus yang dihadiri oleh pengurus dewan syuro dan tanfidz. Para pengurus sepakat untuk membawa nama – nama tersebut dalam sholat istikaroh agar mendapatkan petunjuk dari Tuhan.

Disinggung tentang koalisi dengan partai lain, Muzer mengaku pihaknya sudah menjajakinya. Apalagi koalisi ini merupakan syarat mutlak agar PKB dapat mengusung calon sendiri dalam pilwali. Pasalnya, jumlah perolehan kursi PKB di dewan kota belum memenuhi sarat minimal untuk mengajukan calon. Diperkirakan pada Mei, PKB telah menetapkan calonnya untuk pilwali. “Prosesnya masih berjalan secara berjenjang, mulai dari DPC, DPW dan DPP,” imbuh Muzer.

Tetapkan Kasus DB Sebagai KLB


KEDIRI - Serangan penyakit demam berdarah (DB) telah menyebar pada hampir semua kecamatan di Kabupaten Kediri, Jawa Timur dan bahkan sudah merenggut korban jiwa. Dengan kondisi ini, Pemerintah Kabupaten Kediri menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB).

“Penetapan (KLB) sudah dilakukan sejak Januari lalu,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri, Adi Laksono.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri, hingga awal Februari 2013, demam berdarah sudah berjangkit di 24 dari 28 kecamatan di kabupaten ini. Penyakit demam berdarah dengue (DBD) disebarkan oleh nyamuk dari genus Aedes, baik Aedes aegypti maupun Aedes albopictus. Di Kabupaten Kediri, penyakit ini sudah menjangkiti 272 warga, dengan tiga orang di antaranya meninggal dunia.

Jumlah penderita DBD pada Januari 2013 tercatat meningkat empat kali lipat dibandingkan periode yang sama pada 2012. Pada Januari 2012, hanya 65 warga yang terserang DBD dengan satu orang meninggal.

Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri memperkirakan tahun ini merupakan puncak siklus lima tahunan wabah demam berdarah. Karenanya, saat ini dipergencar sosialisasi gerakan 3M, yaitu menguras, menutup, dan mengubur, untuk menekan jumlah nyamuk dengan memberantas sarangnya.

Digalakkan pula upaya penanaman ikan di tempat-tempat yang memiliki genangan air. Sedangkan fogging atau pengasapan hanya dilakukan pada kawasan yang diketemukan kasus penderita demam berdarah, yang pelaksanaannya pun dibatasi dalam radius 200 meter saja .

Data Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri mencatat kasus DBD masih menjadi persoalan di wilayah ini. Pada 2012, tercatat 490 warga terserang DBD, dengan tujuh orang meninggal. Sedangkan selama 2011, tercatat 63 warga terserang DBD, dengan dua orang meninggal. Sebelumnya, pada 2010, DBD menyerang 445 warga dengan enam orang di antaranya meninggal. (kompas.com)