Saturday, March 9, 2013

Sambut Nyepi, Umat Hindu Upacara Melasti


KEDIRI – Ribuan umat Hindu di Kabupaten Kediri, Jawa Timur melakukan upacara Melasti di Waduk Siman, Kecamatan Kepung, kabupaten Kediri, Sabtu (9/3/2013). Upacara itu dilakukan untuk menyambut datangnya hari raya Nyepi tahun saka 1935 yang jatuh pada 12 Maret mendatang.

Upacara tersebut di ikuti oleh seluruh umat Hindu di Kabupaten Kediri. Kegiatan ini di mulai sejak pagi hari sekitar pukul 09.00 wib hingga pukul 12.00 wib. Namun para umat yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Kediri sudah tampak hadir sejak pukul 07.00 wib. Mereka datang berombongan dengan di pimpin oleh seorang Mangku di wilayah maing-masing.

Ketua Parisade Hindu Kabupaten Kediri Ni Made Susilowati menyatakan, tujuan upacara Melasti adalah adalah untuk membersihkan Buana Alit yaitu diri kita sendiri dan untuk membersihkan Buana Agung, yaitu alam semesta. Dengan pembersihan tersebut menurur Ni Made Sulistiowati seluruh umat Hindu sudah bersih atau suci sebelum melakukan perayaan Hari Raya Nyepi. ”Ini merupakan agenda rutin yang di lakukan oleh parisade Hindu kabupaten Kediri sebelum memasuki hari raya Nyepi tahun saka 1935 ini. Tujuannya adalah untuk membersihkan Buana Alit dan Buana Agung,” jelas Ni Made Sulistiowati.

Lebih lanjut Ni Made Sulistiowati berharap umat Hindu di kabupaten Kediri dan seluruh Indonesia berdoa untuk keutuhan Negara Republik Indonesia (NKRI). Selain itu dirinya juga berharap agar seluruh umat manusia di beri kekuatan lahir dan batin. ”Harapan kami, seluruh umat Hindu di Kabupaten Kediri dan seluruh Indonesia berdua agar NKRI tetap terjaga dan bersatu. Kami juga berdoa agar seluruh umat manusia di seluruh dunia di beri kekuatan lahir dan batin,” tambahnya.

Senada dengan hal tersebut, Wagimin salah satu Mangku di Wilayah Kecamatan kandangan menjelaskan, kegiatan rutin yang dilakukan menyambut hari raya nyepi ini sudah sejak lama di lakukan oleh umat Hindu di Kabupaten Kediri. Kegiatan tersebut senantiasa di lakukan di Waduk Siman, menurutnya karena di tempat tersebut memiliki keterkaitan sejarah. Menurut Wagimin, lokasi ini dulunya di buka dan di bangun oleh Empu Baradah yang juga merupakan leluhur penganut Hindu pada masanya. ”Selalu dilakukan disini karena ada hubungannya dengan sejarah. Disini dulunya di buka dan di bangun oleh Empu Baradah yang merupakan leluhur kita,”jelasnya. (*)