Saturday, March 16, 2013

Demi Piala Adipura, PKL Kembali Dipaksa Libur


KEDIRI - Demi mendapatkan penghargaan Piala Adipura tahun 2013 ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri kembali memerintahkan ratusan pedagang kaki lima (PKL) di Kota Kediri untuk libur selama empat hari, selama ada tim verifikasi penilaian kebersihan dari Kementerian Lingkungan Hidup melakukan tinjau lokasi, mulai Selasa (12/3).

Berdasarkan pantauan, disepanjang jalan PK Bangsa hingga Jalan Brawijaya Kota Kediri sudah sedikit mulai tidak ditemukan PKL yang berjualan, padahal sepanjang jalan itu, terutama di jalan Hayam Wuruk, biasanya dipenuhi para PKL yang menjajakan jualannya diatas trotoar.

Menurut AN salah satu pedagang yang biasanya berjualan di jalan Hayam Wuruk mengaku terpaksa tidak jualan karena ada surat edaran dari satpol PP agar libur mulai Minggu ini. “Sabtu lalu, saya diberi surat edaran, agar tidak berjualan pada mulai Minggu makanya hari ini pilih libur saja,” ujarnya.
Namun, tanpa ada penjelasan lebih lanjut, imbuh penjual es Degan ini, untuk tidak berjualan pada Selasa dan Rabu. “Katanya kita boleh kembali berjualan pada Kamis nanti,” jelasnya.
Kabag Humas Pemkot Kediri Hariadi mengatakan, para PKL awalnya memang diminta libur dua hari, selama ada tim penilai. Namun, pihaknya menghimbau agar mulai Minggu sudah bersih. Meskipun tim penilai baru datang ke Kota Kediri pada Selasa depan. “Mulai kemarin Satpol PP sudah melakukan bersih-bersih terutama Baleho yang sudah masa berlakunya sudah habis,” jelasnya.

Selain itu, pihak Satpol PP juga telah menyurati para PKL di seluruh Kota Kediri agar libur selama ada tim penilai Adipura. Bahkan, parker liar di depan Kediri Town Square juga diminta libur dan ditempatkan petugas Dinas Perhubungan. “Karena yang dinilai menyeluruh, makanya semua PKL di Kota Kediri kami minta libur,” ujarnya.

Selain itu, pihaknya juga menghimbau bagi para PKL agar tidak libur pada selama ada tim penilai Adipura. Melainkan juga kedepan para PKL tidak lagi berjualan diatas trotoar. “Bukan hanya saat ada tim penilai, tapi juga kedepan, kami himbau agar PKL tidak lagi berjualan diatas trotoar,” ujarnya.

Untuk diketahui, sesuai jadwal terbaru, Selasa (12/3) pagi rombongan tim verifikasi Piala Adipura 2013 (P2) dari Kementerian Lingkungan Hidup akan melakukan penilaian Kota Kediri sebagai kota bersih. Sesuai jadwal, tim verifikasi akan melakukan peninjauan lapangan rabu pagi hingga sore hari. (rif)


Ngantuk, Mobil Kiai Asal Probolinggo Jatuh Ke Sungai


KEDIRI - Sebuah mobil yang ditumpangi kiai asal Probolinggo terjun bebas ke sungai Dusun Plosokerep, Desa Keniten, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Minggu (17/03/2013) pagi. Tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan tunggal tersebut, tetapi dua penumpang terluka

Mereka H. Abdul Azis (50) sopir mobil dan Nasrudin (19) penumpangnya. Azis terluka di bagian punggung. Sedangkan Nasrudin di bagian tangan. Keduanya dilarikan ke rumah sakit untuk memperoleh perawatan medis.

Bripka Hudi, anggota Polsek Mojo mengatakan, dua orang korban berhasil dievakuasi dari dalam mobil dengan selamat. Keduanya tengah berada di rumah sakit guna perawatan. "Penyebab kecelakaan tunggal tersebut, diduga karena sopir mengantuk. Sehingga mobil menabrak pagar pembatas jembatan dan terperosok ke sungai," ujar Hudi di lokasi kejadian.

Sementara itu, menurut keterangan Sugeng (35) saksi mata, warga sekitar, kecelakaan terjadi sekitar pukul 05.30 WIB. Dia mendengar suara keras dari sungai yang hanya berjarak sekitar 100 meter dari rumahnya. "Saya mendengar suara bruak. Kemudian saya lari keluar. Ternyata sebuah mobil terjun ke sungai," ujar Sugeng. Mobil terjun bebas dari ketinggian empat meter dan jatuh dalam keadaan terbalik.

Sugeng kemudian menuju ke sungai untuk membantu menyelamatkan korban. Kejadian tersebut mengundang rasa penasaran warga. Sehingga dalam sekejap, lokasi langsung dipenuhi ratusan orang.

Kejadian tersebut membuat jalur alternatif yang menghubungkan Kediri dengan Kabupaten macet total. Padahal, jalur ini adalah satu-satunya jalur pengalihan setelah Jembatan Mondo terputus.

Puluhan personil polisi diterjunkan ke lokasi untuk mengurai kemacetan. Tetapi, petugas kesulitan karena banyaknya warga yang menonton, dan sepeda motor berjajar di tepi jalan.

Muhaimin, anggota Polsek Mojo lainnya mengaku, korban berasal dari Probolinggo dengan tujuan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Falah Ploso, Mojo. Korban sempat mampir ke Bojonegoro sebelum meneruskan perjalanan ke Kediri. "Korban dalam perjalanan menuju ke Ploso untuk menjenguk anaknya yang tengah mondok. Diduga mengantuk, kemudian ada jembatan, langsung banting setir ke kanan dan terperosok ke sungai," ujarnya.

Sampai berita ini diturunkan, sebuah alat berat tengah berupaya mengevakuasi bangkai mobil. Proses evakuasi berjalanan lambat, karena medannya yang dalam dan berundak. (*)

Hamili Gadis Dibawah Umur, Seorang Pemuda Dipolisikan

KEDIRI – Aksi persetubuhan di wilayah hokum Polres Kediri kembali terjadi. Kali ini M. Ma’rup (18) pemuda asal Desa Karangpakis, Kecamatan Purwoasri, Kabupaten Kediri, Jawa Timur harus berurusan dengan Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Kediri, karena menghamili gadis dibawah umur.

Dugaan persetubuhan yang dilakukan M. Ma’rup terhadap LM (16) yang merupakan tetangganya sendiri tersebut dilakukan atas dasar suka sama suka. Pasalnya, mereka berdua adalah pasangan kekasih yang sudah lama berpacaran.

Kejadian asusila ini di lakukan M. Ma’rup sejak bulan Agustus tahun 2012 silam. Pertama kali perbuatan tersebut dia lakukan di rumah korban sekitar pukul 09.00 wib saat kondisi rumah sedang sepi. Dan perbuatan itupun di ulanginya hingga beberapa kali di lokasi yang berbeda. Akibat perbuatan tersebut, kini Lia hamil sekitar 4 bulan.

Melihat kondisi LM yang sering sakit dan perutnya semakin membuncit, keluarga korban menaruh curiga. Keluarga akhirnya mendasak LM untuk menceritakan kejadian yang dialaminya. Atas desakan keluarganya, LM pun mengaku bahwa dirinya telah melakkukan hubungan layaknya suami istri dengan pacar yang bernama M. Ma’rup.

Mendengar pengakuan itu, keluarga akhirnya mencari tersangka dan meminta pertanggung jawaban atas perbuatan yang telah dia lakukan pada anaknya. Saat itu pihak keluarga LM menuntut tersangka tidak lagi menemuinya. Selain itu, pihak keluarga korban juga menuntut tersangka menanggung biaya perawatan calon anak yang di kandung sebesar Rp 200 ribu setiap bulannya.

Namun kerena gelora cinta pada keduanya yang tidak bisa mereka bendung, keduanya secara sembunyi-sembunyi bertemu. Beberapa kali ketemu, keluarga LM akhirnya mengetahuinya juga. Merasa tuntutannya di lecekan oleh tersangka, keluarga LM akhirnya melaporkan kejadian tersebut ke Mapolsek Purwoasri. Karena korban kasus tersebut masih berusia anak-anak, maka penaganganan kasus ini kemudian di limpahkan ke Unit PPA Polres Kediri.

Kasubag Humas Polres Kediri AKP Budi Nur Tjahjo menyatakan, saat ini kasus persetubuhan anak di bawah umur ini masih dalam penanganan Unit PPA. Menurut Budi, perbuatan tersangka tetap dinyatakan melanggar undang-undang perlindungan, biarpun perbuatan tersebut dilakukan atas dasar suka sama suka. “Apapapun alasannya, kasus tersebut sudah melanggar undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindangaan anak, biarpun dilakukan atas adasar suka sama suka. Tersangka kita jerat dengan pasal 81 jo 82 undang-undang nomor 23 tahun 2002 tersebut dengan ancaman hukuman maksimal 15 penjara,” ungkapnya. (*)

Sekolah Dasar di Kediri Diteror Bom


KEDIRI – Beberapa guru di Sekolah Dasar Negri (SDN) Gondang II, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri, Jawa Timur mendadak panik setelah adanya ancaman berupa sms jika di lembaga sekolah tersebut ada sebuah bom, Sabtu (16/3).

Ancaman melalui SMS ini pertama kali diterima oleh Sunardi, Kepala sekolah SD Gondang II sekitar pukul 07.58 wib. Isi SMS itu mengatakan “Awas di area SD Gondang ada bom. Satu jam lagi akan meledak” . SMS tersebut berasal dari nomor yang toidak dia kenal, yakni dari nomor 0857xxxx.

Tidak lama berselang, dua guru juga menerima SMS yang bernada sama. Dua guru tersebut yakni Sri Hartini yang mendapat SMS sekitar pukul 08.17 wib. Dan juga Tri Wahyuning Lestari yang mendapat SMS sekitar pukul 08.18 wib. Isi SMS keduanya sama berisi ancaman bom.

Dalam SMS tersebut menyebutkan “Awas di areal SD Gondang ada bom. Satu jam lagi meledak. Kalau mau selamat segera tinggalkan sekolah” kata-kata SMS tersebut didapat dari nomor yang sama seperti yang diterima oleh kepala sekolah. “Ancaman bom yang kami terima sekitar pukul 07.58 wib. Dan tidak lam kemudian dua orang guru juga menerima SMS yang sama. Mendapat SMS itu kami kemudian melaporkan ke Polsek Plosoklaten. Sambil menunggu petugas datang, para guru kemudian melakukan penyisiran diseluruh lokasi sekolah untk mencari benda yang mencurigakan. Tapi kami tidak menemukan apa-apa,” ujar Sunardi, Sabtu, (16/3)

Kendati mendapat ancaman bom, para guru dan kepala sekolah tidak memberitahukan pada para murid. Seluruh kegiatan belajar siswa tetap berjalan sebagaimana biasanya. “Sengaja para murid tidak kita beri tahu agar tidak terjadi kepanikan. Mereka tetap mengikuti pelajar seperi biasa,” tambahnya.

Petugas kepolisian dari polsek Plosoklaten, Satreskrim dan Bimob Sub Den I C Kediri datang untuk melakukan penyisiran pada seluruh lokasi skolah tersebut. namun dalam penyisiran, petugas tidak menemukan barang yang di curigai sebagai bom.

Kapolsek Plosoklaten AKP Heri Siswoko saat dikonfirmasi menyatakan, aksi teror bom mealui SMS tersebut pertama kali di terima oleh kepala sekolah SD dan kedua guru. Kemudian pihak sekolah melaporkan kejadian tersebut ke Mapolsek Plosklaten. “Sebagaimana instruksi dari kapolres, kami melakukan penyisiran sebagaimana prosedur. Kami juga melakukan pelacakan pada nomor yang telah melakukan terror, namun nomor tersebut tidak dapat sementara tidak dapat di konytak. Namun kami akan melakukan pendalaman lebih lanjut terhadap kasus ini,” ujar Kapolsek.

Sementara Wakil Komandan kompi C Brimob Kediri Iptu Hendarko yang angsung memimpin penyisiran menjelaskan, untuk penyisiran lokasi sekolah tersebut anggotanya menggunakan alat diantara metal detector. Setelah dilakukan penyisiran, Hendarko menyatakan anggotanya tidak menemukan benda yang dicurigai sebagai bom. “Kami Kami sudah melakukan penyisran ke seluruh lokasi sekoah. bisa katakan, lokasi ini stiril atau aman dari benda yang kita curigai sebagai bom,” tegasnya. (*)