Tuesday, April 30, 2013

Teler, 4 Pemuda di Kediri Ditangkap Polisi

KEDIRI - Polisi Sektor Pare Kota Mengamankan “Gerombolan” kelompok muda mudi mengenakan atribut ala punk dalam kondisi teler berat dan diduga over dosis narkoba. Satu orang harus dilarikan ke Rumah Sakit karena mengalami kondisi yang sangat memprihatikan, Selasa (30/4).

Kasubag Humas Polres Kediri AKP Budi Nurtjahya mengatakan, keempat pemuda tersebut, awalnya tidur didepan rumah warga di Desa Tulungrejo dan hendak diangkut untuk dibawa ke Dinas Sosial Kabupaten Kediri.  Namun, karena kondisi teler dan di salah satu saki pemuda ditemukan 33 butir pil xanax, akhirnya mereka digelandang ke Mapolres Kediri. "Hingga kini keempatnya masih belum dapat dimintai keterangan baik identitas ataupun tempat tinggal asal, karena masih teler," ungkapnya.

Sementara untuk seorang temannya perempuan juga masih belum sadar di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pelem Kecamatan Pare. "Yang dirumah sakit juga belum bisa dimintai identitas. Kondisinya masih mabuk alias fly dan kalaupun jawab masih ngelantur," ujar Budi.

KPUD Coret Ratusan Pendukung Bacawali Kediri dari Jalur Independen




KEDIRI – Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kota Kediri menemukan ratusan pendukung dari bakal calon walikota (Bacalon) Kediri. Pasalnya, dalam dukungan tersebut diketahui berasal dari Pegawai Negeri Sipil (PNS). Hal itu diketahui, saat pihak KPU melakukan proses verifikasi terhadap berkas dukungan pasangan bacalon walikota dan walikota dari jalur independen yang hingga saat ini masih berlangsung.

Pihak KPUD Kota Kediri melalui petugas Panitia Pemungutan Suara (PPS) dan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) terus memelototi bukti dukungan yang disampaikan pasangan balon berupa fotokopi KTP dan surat pernyataan dukungan.

Komisioner KPUD divisi hukum, pengawasan SDM dan organisasi, Masrukin mengatakan, saat ini verifikasi berkas dukungan sudah sampai di tingkat kecamatan. Menurutnya, ada sejumlah temuan yang diperoleh selama verifikasi berlangsung. Misalnya, masih banyaknya identitas PNS yang disertakan dalam berkas dukungan pasangan balon. Padahal, hal ini jelas – jelas melanggar aturan terkait netralitas PNS. “Kalau ada temuan PNS ya langsung dicoret karena jelas hal itu tidak diperbolehkan,” tegas Masrukin, Selasa (30/4).

Meski belum ada angka resminya, namun menurut Masrukin, temuan dukungan dari PNS terbilang cukup banyak. Dia mencontohkan, ditemukan adanya dukungan dari 20 PNS di salah satu wilayah kelurahan. Bahkan ditemukan adanya fotokopi KTP pejabat setingkat asisten sekkota yang ikut disertakan sebagai bukti dukungan.  “Termasuk pak Budi Siswantoro (asisten sekkota kediri) masuk dalam dukungan. Nah, yang memasukkan itu siapa? Lawong dia jelas PNS. Dan dia tidak tahu, kenapa namanya bisa dicatut dalam dukungan calon perseorangan,” ujarnya

Masrukin menjelaskan, dari hasil penelitian, para PNS itu umumnya tidak tahu jika KTP nya digunakan sebagai dukungan bagi salah satu calon. Termasuk, sang asisten sekkota saat dikroscek mengaku tidak pernah memberikan KTP untuk dukung mendukung pasangan balon. Artinya, para PNS dan pejabat itu dicatut nama, tanda tangan dan KTP nya. “Istilahnya memang dicatut karena mereka sama sekali tidak tahu dan tidak pernah memberikan dukungan,” imbuh Masrukin.

Disinggung tentang kemungkinan kasus seperti itu masuk ke ranah hukum, Masrukin yang berlatar belakang penasihat hukum mengatakan bisa saja masalah itu berbuntut proses hukum jika yang bersangkutan merasa keberatan namanya dicatut. Bahkan tidak menutup kemungkinan, kasus itu dilaporkan ke Panwaslu untuk kemudian diteruskan ke pos penegakan hukum terpadu (gakumdu) pilwali. Sedangkan untuk KPUD sifatnya hanya memverifikasi dan langsung melakukan pencoretan karena dukungan itu tidak sah.

Seperti diketahui, ada dua pasangan balon yang mendaftar dari jalur independen. Kedua pasangan balon itu yakni Kasiadi – Budi Raharjo dan Imam Subawi – Suparlan. Pada saat pendaftaran, keduanya telah menyerahkan berbagai bukti dukungan sesuai persyaratan. Selanjutnya, bukti dukungan itu diverifikasi untuk membuktikan kebenarannya. KPUD mencatat, total ada 30.000 lebih berkas dukungan yang harus diverifikasi secara door to door oleh petugas. (rif)


Dibawa Kabur Polisi Gadungan, Warga di Kediri Rugi Puluhan Juta Rupiah




KEDIRI - Wina sugiarto (29) warga Desa Tertek Kecamatan Pare melapor ke Polisi setelah menjadi korban penipuan dan penggelapan.

Peristiwa bermula, saat korban didatangi seseorang yang mengaku anggota polisi dengan mengggunakan seragam lengkap hendak membeli sepeda motor Yamaha V-ixion. Keduanya akhirnya ketemuan di Jalan Mayor Bismo Kota Kediri. Saat menemui korban, pelaku meminjam sepeda motor Honda Revo milik karyawan sebuah dealer. Wina Sugiarto pun sepakat, jika Yamaha V-ixion AG 5647 FR dibeli korban seharga Rp 19.500.000. Setelah itu pelaku mencoba sepeda motor tersebut ke arah utara dan sampai sekarang belum juga kembali. Merasa menjadi korban penipuan, Wina melapor ke polisi.

Kasubag Humas Polres Kediri Kota AKP Surono mengatakan, saat ini pihaknya sudah memeriksa saksi dan korban guna mengetahui ciri-ciri pelaku. “Kami sudah memeriksa saksi dan korban guna mengejar pelaku dengan ciri-ciri yang kita ketahui dari saksi,” ungkapnya.

Masih kata Surono, pihaknya juga sudah mengamankan foto copy BPKB sepeda motor sebagai barang bukti. Akibat menjadi korban penipuan, Wina menderita kerugian sebesar Rp 20 juta.

Antisipasi Mayday, Polres Kediri Kota Siagakan Ratusan Personil



KEDIRI - Meski hingga saat ini belum ada yang mengajukan ijin ke Polres Kediri Kota terkait aksi unjuk rasa pada mayday atau hari buruh internasional, 1 Mei. Polres Kediri Kota tetap menyiagakan ratusan personilnya, jika sewaktu-waktu ada aksi unjuk rasa.

Kapolres Kediri Kota AKBP Ratno Kuncoro mengatakan, pihaknya tetap siaga jika sewaktu-waktu ada aksi pada 1 Mei. Namun demikian, pihaknya berharap, di Kota Kediri tidak ada aksi unjuk rasa saat peringatan hari buruh internasional. “Hingga saat ini memang belum ada laporan jika besuk akan ada aksi. Namun demikian, kita sudah menyiapkan personil jika sewaktu-waktu ada yang melakukan aksi unjuk rasa,” ungkap Ratno, Selasa (30/4).

Masih kata Ratno, beberapa waktu lalu, para serikat pekerja dan Muspida Kota Kediri telah dikumpulkan untuk menandatangani kesepakatan bersama agar tidak melakukan aksi unjuk rasa pada 1 Mei. (*)

Monday, April 29, 2013

Usai Pesta Miras, Pegawai Koperasi di Kediri Tewas di Kamar

KEDIRI – Diduga over dosis (OD) minuman keras (Miras), Andi Hottua (34), pegawai koperasi asal Medan ditemukan tewas di kamar rumahnya di Dusun Purwoharjo, Desa Purwokerto, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, Senin (28/4/2013) siang.
 
Jenasah bapak satu anak itu kali pertama ditemukan oleh Anik Purwanti (27). Saat itu, korban dalam kondisi sudah tidak bernyawa terlentang tidak memakai baju. Sementara dari mulutnya keluar busa berwarna putih.
 
Menurut keterangan saksi, sebelum meninggal dunia, korban meminta ditemani minum miras oplosan jenis Sifas. Korban juga sempat mengeluh sakit dan meminta tolong diantar berobat.
 
“ Kemarin dia minta supaya diantar ke rumah sakit. Pagi ini, saya datang dengan niat untuk mengantar berobat. Tetapi saat saya datang, dia sudah meninggal dunia,” ujar Anik Purwanti.
 
Saksi memberitahukan kejadian itu kepada para tetangga korban. Kemudian oleh para tetangga dilaporkan ke perangkat desa dan diteruskan ke Polsek Ngadiluwih. Setelah itu, anggota polisi datang ke lokasi untuk melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).
 
Petugas menemukan tiba botol bekas minuman keras, yang diduga sempat diminum korban. Untuk memastikan penyebab kematiannya, polisi membawa jenasah korban ke Puskesmas Ngadiluwih. Tetapi, akhirnya jenasah korban dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Kota Kediri untuk dioutopsi.
 
Kasi Humas Polsek Ngadiluwih Aiptu Untung Margono mengatakan, tiga botol bekas miras yang ditemukan di TKP diamankan ke Polsek Ngadiluwih sebagai barang bukti. Sementara Anik Dwi Purwanti dan sejumlah tetangga korban dibawa ke kantor polisi untuk dimintai keterangan.
 
“ Dugaan sementara, korban meninggal dunia karena overdosis minuman keras. Untuk lebih pastinya, kami masih menunggu hasil outopsi dari pihak rumah sakit,” kata Untung Margono. (*)

Saturday, April 27, 2013

Seminggu Roboh, Pohon Makam di Kediri Kembali Berdiri Kokoh

Setelah Seminggu roboh, Pohon makam kembali berdiri
Pohon makam saat roboh seminggu lalu dengan membawa kerangka
KEDIRI - Warga di sekitar dusun Joho Desa Sumberejo Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri, Jawa Timur digegerkan dengan pohon makam yang seminggu lalu roboh akibat angin kencang, sekarang kembali berdiri kokoh, Minggu (28/4).

Menurut Maliki (30) warga setempat, informasi pohon bulu yang usianya sekitar 300 tahun tersebut diketahui Minggu pagi, saat ia jalan-jalan pagi. "Pagi itu, sudah ramai warga yang berdatangan untuk melihat keanehan tersebut," ujarnya ditemui dilokasi.

Saking banyaknya warga yang berdatanngan, warga setempat berinisiatif membuka tempat parkir dengan biaya seikhlasanya.

Pohon yang sempat roboh dan akarnya sempat membawa puluhan kerangka mayat ini juga menjadi daya pikat masyarakat dari luar desa. Beberapa warga yang jalan-jalan pagi ke Simpang Lima Gumul (SLG) menyempatkan diri untuk melihat lebih dekat dan juga mengabadikan momen tersebut.

Sementara itu, menurut tukang gergaji, berdirinya pohon dengan ukuran besar tersebut diperkirakan terjadi pukul 01.00 WIB dinihari. "Sekitar pukul 01.00 dinihari tadi, karena sampai sore kemarin masih roboh," ujarnya.

Untuk diketahui, pohon Bulu yang usianya sekitar 300 tahun ini roboh pada Senin (15/4) sore saat diterjang angin kencang yang melanda di sejunlah wilayah di Kabupaten Kediri.

Friday, April 26, 2013

Rawan Politis, Dewan Minta Pembagian BLT Usai Pilwali Kota Kediri



KEDIRI - Dinilai rawan politis sebagai pencitraan Walikota Kediri dr. Samsul Ashar yang maju kembali menjadi walikota pada Pilihan Walikota (pilwali) Kota Kediri akhir Agustus mendatang. Kalangan DPRD Kota Kediri meminta agar pemberian program Biaya Langsung Tunai (BLT) diserahkan usai pelaksanaan pilwali mendatang.

Ketua Komisi C DPRD Kota Kediri Hadi Sucipto mengatakan, pemberian BLT yang rencananya akan diserahkan menjelang Pilwali, akan menimbulkan keresahan bagi calon walikota yang lain. “Jika diserahkan mendekati pilwali, maka akan menimbulkan keresahan bagi calon lain,” ujaarnya, Jumat (26/4).

Untuk itu, politisi PDI Perjuangan ini menghimbau agar pemberian ditunda, sampai pelaksanaan pilwali. “Memang sesuai dengan amanah anggaran tersebut untuk tahun anggaran 2013, alangkah lebih netralnya jika diberikan usai pilwali,” harapnya.

Masih kata Hadi Sucipto, jika memang terpaksa diberikan sebelum pilwali, pihaknya menghimbau, dalam penyerahan BLT, juga didampingi tokoh partai politik, maupun unsur dewan serta wakil walikota Abdullah Abu Bakar, yang diketahui juga maju menjadi calon walikota. “Kalau memang terpaksa diberikan sekarang, semua unsur harus dilibatkan, mulai tokoh partai politik, unsur DPRD maupun wawali sendiri,” ujarnya.

Sementara itu, Kabag Humas Pemkot Kediri Hariadi mengaku, tidak bisa ditunda penyaluran BLT, karena sudah masuk dalam Rincian Kegiatan Anggaran (RKA). “Sifatnya mendesak, jadi tidak bisa ditunda-tunda lagi,” ujarnya.

Masih kata Hariadi, pihaknya juga membantah, jika penyaluran BLT tersebut digunakan salah satu kampanye walikota. “Tidak ada unsur politis-politis ini, kegiatannya murni untuk sosial,” ujarnya.

Untuk diketahui, Pemkot Kediri tahun 2013 ini menganggarkan BLT sekitar Rp 3 milyar yang dibagikan untuk 14 ribu kepala keluarga (KK).

Puluhan Siswa di Kediri Pilih Nikah, daripada Ikuti Unas

KEDIRI - Hampir 100 siswa SMP dan sederajat di Kabupaten Kediri, dipastikan tidak lulus sekolah. Mereka memilih menikah usia dini dan bekerja, sehingga tidak mengikuti ujian nasional (UN) kemarin.
 
Kabag Humas Pemkab Kediri, Edhi Purwanto mengatakan, puluhan siswa itu sebetulnya telah tercatat dalam daftar peserta ujian nasional SMP dan sederajat. Tetapi menjelang hari H pelaksanaan unas SMP, mereka mengundurkan diri dengan berbagai alasan. “Awalnya mereka terdata untuk ikut UN, tapi setelah beberapa hari menjelang UN, mereka mengundurkan diri dengan berbagai alasan, ada yang bekerja, menikah atau lain-lain,” ujarnya.
 
Sesuai data, siswa SMP dan sederajat yang tidak mengikuti Unas tahun ini sebanyak 98 anak. Tiga diantaranya harus ikut Unas susulan karena sakit, sedangkan sisanya mundur karena menikah, bekerja dan tanpa keterangan. Unas SMP di Kabupaten Kediri tahun ini diikuti 20 ribu lebih siswa SMP dan Mts Negeri maupun Swasta. (*)

Menjadi Korban Perampokan, Janda Kaya Kediri Rugi Ratusan Juta

KEDIRI -  Mutmainah (75) seorang janda kaya asal Dusun Joho desa Sumberejo Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri, Jawa Timur menjadi korban perampokan, Kamis (25/4) petang.
 
Pperistiwa bermula saat korban usai sholat Mahgrib dari masjid masuk ke rumah lalu ke dapur untuk minum kopi. Tiba-tiba dari arah belakang, korban disekap 2 orang tidak dikenal dengan satu memaakai cadar lainnya tidak. Selain menyekap korban, pelaku yang memakai cadar mengancam korban dengan sabit daan mengikat kedua tangan korban dengan kain kerudung yang dibawanya. Kemudian kedua pelaku berhaasil menggasak beberapa perhiasan emas  dan 8 keris pusaka.
 
Kasubag Humas Polres Kediri AKP Budi Nurcaahyo mengatakan, pihaknya sudah melakukan olah TKP serta memeriksa saksi dan korban guna mengungkap pelaku pencurian. “Petugas reskrim sudah melakukan olah TKP serta memeriksa saksi dan korban guna mengejar paara pelaku,” ungkapnya.
 
Sementara itu, akibat peristiwa pencurian tersebut, Mutmainah menderita kerugian mencapai Rp 200 juta. (*)

Thursday, April 25, 2013

Peringati Harlah Kesatuan Gerak PKK, KIM Kota Kediri Gelar Ketoprak

Salah satu pertunjukan Ketoprak yang diperankan para PNS
KEDIRI – Sebagai pemerintaah yang peduli dengan tradisi budaya, humas dan protokol Pemkot Kediri menggelar pagelaran ketoprak dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) kesatuan gerak PKK yang ke 41 oleh Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) di halaman Balai Kota Kediri, Rabu (24/4) malam.
 
Daalam pegalaran ketoprak dengan laakon Joko Gendil tersebut, uniknya lagi, para pemerannya merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun anggota PKK Kota Kediri. Meski baru latihan sekitar 2 bulan, para pemeran ketoprak sudah bisa menjiwai dengan alur cerita dengan tutur bahasa jawa.
 
Dalam sambutannya, ketua tim penggerak PKK Kota Kediri Dahlia Ishaq mengatakan, pagelaran ketoprak ini merupakan sebuah kegiatan yang fenomenal. Selain menghargai budaya jawa, juga baru kali ini, peringatan HUT PKK menggelar kesenian ketoprak yang diperankan oleh para PNS dan juga anggota PKK. “Malam ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan HUT PKK ke 41 yang fenomenal, karena menyuguhkan kesenian ketoprak,” ujaarnya.
 
Selain itu, istri dari Walikota Kediri Samsul Ashar itu juga berpesan, usia PKK yang mencapai 41 menjadikan motivaasi dan semangat bekerja dan terus berusaha mensejahterakan keluarga. “Tugas PKK sangat berat, selain memberikan dukungan suami bekerja, juga menjadi pembimbing untuk mensejahterakan keluarga. Jika keluarga sejahtera, maka bangsa juga akan sejehtara,” pesan Dahlia.
 
PKK sebagai mitra kerja pemerintah, Dahlia juga berpesan agar para anggota PKK bisa menjadi pembimbing serta terus maju dan mandiri, guna hari esok yang lebih baik. “Mari kita wujudkan keluarga yang mandiri menuju hari esok yang lebih baik,” ajak Dahlia dihadapan anggota PKK se-Kota Kediri.
 
Sementara itu, Walikota Samsul Ashar mengaku, peringatan HUT PKK ke-41 dan hari Kartini sangat spesial. Karena salah satu rangkaian kegiatannya menggelar pagelaran ketoprak. “Baru pertama kali ini, group ketoprak yang dinamakan Ketoprak Dewi Kilisuci, kita patut bangga dan memberikan apresiasi kepada PKK yang sanggup membina hingga mampu melestarikan salah satu kesenian budaya jawa ini,” ujarnya.
 
Selain itu, Pak Dokter – sapaan walikota Samsul Ashar – juga memberikan apresiasi terhadap program PKK, salsh satunya penanganan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). “Mari kita wujudkan keluarga mandiri sejahtera, dengan menenkan angka KDRT di Kota Kediri,” ujarnya.
 
Pak Dokter juga berpesan, agar para Kepala SKPD juga memberikan kesempatan kepada pengurus PKK dalam segala kegiatan. “Para kepala SKPD harus memberi kesempatan karena PKK sebagai mitra kerja, harus diberi kesempatan untuk bersama-sama dengan pemerintah membangun Kota Kediri,” pinta Samsul.

Judi Sepakbola Liga Champions, Warga Kediri Ditangkap Polisi



KEDIRI - Petugas Sat Reskrim Polres Polres Kediri Kota menangkap dua pelaku tindak pidana perjudian bursa bola liga Champions Eropa di Kelurahan Pojok Kecamatan Mojoroto Kota Kediri.

Mereka AN (37) warga Lingkungan Klothok Kelurahan Pojok  Kota Kediri dan Ayyidil Kusnaini (33) warga  Desa Gondang Legi kecamatan Prambon Kabupaten Nganjuk. Penangkapan kedua pelaku bermula saat petugas  mendapat informasi bahwa di Lingkungan Klotok ada kegiatan perjudian bursa bola liga champion.  selanjutnya petugas mendatangi TKP dan melakukan serangkaian penyeldiikan.

Setelah dipastikan bahwa para pelaku sedang merekap hasil judi bursa bola, petugas melakukan penangkapan terhadap pelaku. Bersama barang bukti 2  unit HP, 1 buku tabungan BCA, 1 unit ATM BCA dan uang tunai lebih dari Rp 1.500.000, pelaku digelandang ke Mapolres Kediri Kota.

Kasubag Humas Polres Kediri Kota AKP Surono mengatakan, saat ini kedua pelaku sudah diamankan guna proses pengembangan lebih lanjut. “Keduanya sudah kita amankan guna proses pengembangan lebih lanjut,” ujarnya.

Sementara itu, akibat perbuatannya, kedua pelaku akan dijerat pasal 303 KUHP tentang perjudian, dengan ancaman huuman maksimal 10 tahun penjara. (*)

Kesal, Warga Kota Kediri, Hajar Seorang Pelajar



KEDIRI - Suparnti (48) warga Kelurahan Banjarmlati Kecamatan Mojoroto Kota Kediri, Jawa Timur melapor ke polisi setelah Jafar Sodikin (15) anaknya menjadi korban penganiayaan.

Peristiwa bermula, saat korban yang masih pelajar ini berada diluar rumah. Kemudian datang Mochamad Kurnia Yahya (31) yang juga masih tetangganya langsung memukuli korban dengan tangan kosong. Karena takut, korban lari dan sembunyi dalam rumah. Pelaku yang belum puas melampiaskan kemarahan pada korban, langsung mendobrak pintu rumah korban dan kembali melakukan pemukulan terhadap korban dan ibunya menggunakan pigora. Pelaku baru menghentikan penganiayaan, setelah petugas kepolisian datang dan langsung melakukan penangkapan. Akibatnya peristiwa itu, korban mengalami luka dibagian kepala belakang, punggung dan tangan kanan keluar darah.

Kasubag Humas Polres Kediri Kota AKP Surono mengatakan, saat ini pelaku sudah diamankan guna proses hukum lebih lanjut. “Pelaku sudah kita amankan untuk proses hokum lebih lanjut,” ujarnya.

Masih kata Surono, dari hasil keterangan pelaku, ia nekat melakukan penganiayaan pada korban karena kesal terhadap orang tua korban yang tidak merespon saat diajak curhat. Sementara itu, pihak kepolisian juga mengamankan 4 biji kayu pigora dan pecahan kaca sebagai barang bukti. (*)

Wednesday, April 24, 2013

Edarkan Ganja dan Sabu, Karyawan Toko di Kediri Diamankan Polisi



KEDIRI - Seorang karyawan toko aksesori mobil di wilayah Kaliombo, Kota Kediri, Jawa Timur diamankan unit Reskoba Polres setempat karena mengedarkan ganja. Dari penangkapan itu, didapat ganja kering seberat 1 ons.

Dari rumah pria bernama Didik Agus (34) itu, polisi juga menemukan sabu-sabu seberat seperempat gram yang dikemas dalam wadah plastik flip lengkap dengan alat isapnya.

Kasubag Huams Polres Kediri Kota, AKP Surono, penangkapan itu merupakan pengembangan dari tersangka Asrul, pengedar ganja yang telah mendekam dalam tahanan. "Tersangka selain pengguna, juga pengedar," kata AKP Surono, Rabu (24/4).

Didik Agus mengaku mendapatkan ganja hanya sebagai upah dari menjualkan ganja secara eceran. "Hanya memberi teman yang membutuhkan. Setiap satu kilonya (ganja) saya dapat jatah tak lebih dari dua ons. Kelebihannya itu saya nikmati sendiri," kata Didik.

Sementara itu dia mengaku sabu-sabu yang ditemukan di rumahnya itu untuk digunakan sendiri. Dia membeli sabu-sabu itu dari HR, yang saat ini menjadi buron polisi. Seperempat gram sabu itu ia beli seharga Rp 450.000. "Semua saya pakai sendiri," imbuhnya.

Didik mengaku terlibat narkoba karena merasa frustrasi mengatasi tekanan hidup. "Saya bingung, punya banyak utang," dalihnya.

Kini tersangka beserta barang buktinya masih diamankan di Mapolresta. Penyidik akan mengenakan Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika. (*)

Sesosok Mayat Ditemukan di Bendungan Waruturi Kediri



KEDIRI – Sesosok mayat laki-laki diketemukan mengambang di bendungan sungai Brantas Waruturi, Desa / Kecamatan Gampengrejo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Rabu, (24/4). Saat diketemukan, jasad tersebut dalam keadaan telungkup dan hanya mengenakan kaus warna biru, tanpa celana.

Jasad tersebut pertama kali diketemukan oleh Sugianto (37) warga Desa Gampengrejo, yang kesehariannya mencari sampah plstik di loksi bendungan tersebut sekitar pukul 10.00 wib. melihat sesosok mayat terapung di bendungan, Sugito kemudian melaporkan ke putugas jaga bendungan. Petugas kemudain melaporkan ke Polsek Gampengrejo.

Menurut Keterangan Basuki (54) petugas yang mendapat laporan dari Sugianto mengatakan, setelah medapat laporan dari Sugianto, dirinya menuju lokasi tempat diketemukannya jasad tersebut. Basuki menjelaskan, jasad laki-laki itu diperkirakan berusia sekitar 56 tahu. Jasad tersebut mengambang di pintu saluran nomor 9 bendungan Waruturi dalam kendisi telungkup.

Basuki beserta petugas lainnya kemudian meminggirkan jasad yang terapung itu hingga bisa di angkat dari permukaan air. Petugas Kepolisian yang datang kemudian, juga ikut membantu mengangkat jadas yang sudah dipinggirkan ke daratan sebelum akhirnya membawa jasad tersebut ke rumah sakir umum daerah kabupaten Kediri.

Kapolsek Gampengrejo AKP Heru Judho saat dikonfirmasi mengatakan, identitas korban hingga saat ini belum dapata di ketahu oleh petugas. Pasalnya, saat diketemukan pada jasad korban tidak ada satupun indenitas yang tertinggal. Kapolsek mengatakan, cirri yang mungkin bisa di kenali pada jasad tersebut diantaranya, tinggi sekitar 156 centi meter, hanya mengenakan kaus warna biru dan usia di perkirakan sekitar 56 tahun. “Kami belum dapat menemukan identitas korban. Saat ini kami sedang melakukan penyelidikan untuk mengetahui identitasnya. Bila ada yang mengenail cir-ciri tersebut, kami berharap memberitahukan pada pihak kepolisian,” ungkapnya. (*)

Razia Yustisi, Petugas Temukan Sepasang Pelajar di Kediri Berduaan di Kamar Kost


Salah satu penghuni kost saat diminta menunjukkan KTP

KEDIRI – Guna menegakkan Peraturan Daerah (Perda) No 6/2010 tentang Pajak Daerah Kota Kediri, Jawa Timur, petugas Satpol PP Kota Kediri bersama aparat kepolisian melakukan razia tempat kos-kosan, Rabu (24/4).

Beberapa tempat kos yang dirazia di kawasan Selomangleng, kawasan terminal Tamanan, Kota Kediri. Mayoritas penghuni kos ada yang mahasiswa, pekerja tempat hiburan dan pekerja swasta.

Pemilik tempat kos juga telah meminta KTP penghuni kos. Namun pemilik kos tidak membedakan penghuni kos perempuan dan pria.

Banyak tempat kos campuran yang rawan disalahgunakan. Hanya saja pemilik kos seolah tak menghiraukannya. “Kami ingin menertibkan tempat kos supaya tidak disalahgunakan,” ungkap Kasi Penertipan Perda Satpol PP Kota Kediri Dhany AP.

Dalam razia tersebut, petugas juga mendapati adanya sepasang pelajar berada dalam kamar sebuah rumah kos di wilayah Tamanan, Kecamatan Mojoroto. Namun, kedua pelajar tersebut tidak dilakukan penahanan dan hanya dilakukan pendataan. “Untuk mereka berdua, kita data dan akan kami tindak lanjuti bersama Dinas Pendidikan,” ujarnya.

Salah satunya, dengan meminta kedua pelajar tersebut diminta mengambil identitas di kantor Satpol PP. “Kami arahkan mereka untuk mengambil kartu identitasnya ke kantor dan rencananya kami undang orangtua mereka,” kata Dhany.

Dhany menambahkan, selain razia yustisi, aparat  juga melakukan pemeriksaan kelengkapan perizinan peruntukan bangunan. Dalam penertiban didapati banyak bangunan yang melanggar perda. “Banyak rumah kos yang mempunyai lebih dari 10 kamar, belum mempunyai izin. Masih perlu sosialisasi lebih lanjut,” imbuh Dhany.

Razia itu berlangsung di enam rumah kos yang kesemuanya berada di wilayah Kecamatan Mojoroto.

Beredarnya Kunci Jawaban Unas SMA di Kediri, Dewan Akan Panggil Disdik dan DPKK



KEDIRI – Beredarnya kunci jawaban ujian nasional (UN) tingkat SMA beberapa waktu lalu, kalangan DPRD Kota Kediri akan memanggil Dinas Pendidikan (Disdik) dan Dewan Pendidikan Kota Kediri (DPKK). Dewan meminta bakal meminta pertanggung jawaban dari para pihak terkait tersebut.

“Kita akan konfirmasi terkait temuan yang kita temukan ini ke Dinas Pendidikan, Dewan Pendidikan dan pengawas lain. Terkait bocornya pelaksanaan Unas ini dan bukan sekedar isu, tetapi kenyataan,” ujar Anggota Komisi C DPRD Kota Kediri Yudi Ayubchan, Rabu (24/4).

Politisi Partai Demokrat itu menambahkan, rencana pemanggilan para pihak terkait masih dalam proses penjadwalan. Komisi yang membidangi Pendidikan, Pembangunan serta Sarana dan Prasarana menyikapi persoalan tersebut secara serius karena dampaknya terhadap citra pendidikan di Kota Kediri.

Terpisah, Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Kediri Agus DS bersikukuh, bahwa pelaksanaan Unas SMA berjalan dengan baik dan terjamin kerahasiaanya. Pihaknya beranggapan bahwa kunci jawaban yang beredar tersebut tidak lebih dari sekedar isu atau rumor. “Kami menjamin bahwa pelaksanaan Unas SMA sudah sesuai prosedur dan ketentuan. Tidak ada kebocoran Unas. Mengenai temuan kunci jawaban tersebut sangat tidak benar. Kami sudah melakukan sosialisasi kepada seluruh sekolah, dan para guru-guru telah memberitahu murid-muridnya,” bantah Agus DS.

Variasi soal Unas hingga 20 jenis, tegas Agus, menjadi jaminan bahwa pelaksanaan Unas terhindar dari kebocoran. Selain itu, pengawasan Unas dilaksanakan secara ketat serta melibatkan pihak keamanan dari kepolisian.

Sebagaimana diberitakan, Unas tingkat SMA, MA dan sederajat di Kota Kediri meninggalkan persoalan. DPRD setempat menemukan kunci jawaban dari sejumlah sekolah penyelenggara.

Ironisnya, peredaran kunci jawaban tersebut menggunakan modus yang bervariatif. Bahkan, disinyalir dilakukan oleh jaringan yang tersetruktural. Sedangkan harga satu paket kunci jawaban dibandrol Rp 120-150 ribu per siswa.

Banyak modus yang digunakan dalam praktek kecurangan Unas tersebut. Diantaranya, masing masing sekolah berbeda kunci jawabannya. Ada yang berbentuk lajur dari atas ke bawah. Ada yang berbentuk kolom menyamping. Hal itu menandakan paket kunci masing-masing sekolah yang berbeda

Kunci jawaban tersebut ditemukan di sejumlah sekolah SMA penyelenggara Unas. Setiap satu sekolahan, ada koordinatornya. Kemudian dari sekolah tersebut ada siswa yang memiliki peran sebagai pengepul menyodorkan kunci jawaban itu ke sesama temannya.

Tidak hanya sampai disitu. Selain ada koordinatornya, juga ada penanggung jawabnya. Dan diatasnya lagi dengan istilah pemegang wilayah Kota atau Kabupaten Kediri. Harga kunci jawaban tersebut dibandrol 120-150 ribu per paket per siswa. Sementara untuk lingkup satu sekolahan mencapai harga Rp 30 juta.(*)

Materi Soal UN SMP di Kediri Tersisipi Pelajaran Lain


Komisi C saat sidak UN di SMP Negeri 7 Kediri

KEDIRI - Pelaksaan Ujian Nasional (UN) tingkat SMP dan MTs di Kota Kediri amburadul. Pasalnya, di sejumlah sekolah penyelenggara ditemukan soal ujian yang tersisipi mata pelajaran lain.

”Kami mendapat aduaan adanya soal Unas yang tersisipi mata pelajaran lain. Kemudian  kami melakukan sidak ke sekolah ini. Ternyata benar,” ujar Ketua Komisi C DPRD Kota Kediri Hadi Sucipto disela sidak di SMPN 7 Kediri, Rabu (24/4).

Beberapa anggota komisi yang membidangi Pendidikan, Pembangunan serta Sarana dan Prasarana mendatangi SMPN 3 dan SMPN 7. Mereka menyaksikan langsung soal Unas hari pertama dan kedua yang tersisipi soal dari mata pelajaran lain. “Soal Unas hari pertama Bahasa Indonesia tersisipi satu soal Bahasa Inggris. Kemudian soal hari kedua Bahasa Inggris tersisipi satu soal Matamatika yang pelaksanaan ujian dilakukan hari ini,” terang politisi PDI Perjuangan ini.

Sisipan soal Unas tersebut, menurut Hadi akibat kesalahan dari pihak percetakan. Petugas 'pengoplos' soal tidak cermat. Pihaknya langsung mendokumentasikan temuannya itu untuk ditindak lanjuti. “Ini menjadi bahan evaluasi agar tidak terulang kembali. Akan tetapi, kami sangat prihatin. Sebab, kondisi tersebut sudah mempengaruhi konsentrasi siswa dalam mengerjakan soal ujian,” keluh Hadi

Terpisah, Kepala SMPN 7 Andi Joko Santoso mengatakan, pihaknya telah membuat berita acara dan menyerahkan temuan soal yang tersisipi pelajaran lain itu ke pihak kepolisian. “Mengetahui ada sisipan, kita langsung bergerak dan mengamankan soal tersebut, untuk selanjutnya diamankan dan dibuatkan berita acara,” ujarnya.

Untuk diketahui, sesuai data dari Dinas Pendidikan, tercampurnya soal unas untuk tingkat SMP terjadi di 5 sekolahan. Yakni di SMP negeri 7, Mts Tribakti, MTs Negeri Bandar Kidul, SMP Pawyatan Dhaha 1 dan SMP Darussalam. (rif)  

Mengaku Diperkosa, Purel Kafe di Kediri Lapor Polisi



KEDIRI - Melani (25) nama samaran seorang pemandu nyanyi (purel) asal Desa Sonoageng Prambon Nganjuk yang mangkal di Kafe Sekar Kencana (eks Borneo) yang terletak di dekat Simpang Lima Gumul (SLG) Desa Tugurejo Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri, Senin (22/04) dinihari.

Korban mengaku diperkosa oleh Agung (22)  warga Kelurahan / Kecamatan Pare di sebuah pematang sawah Dusun Joho Desa Sumberejo Kecamatan Ngasem. Laporan kasus perkosaan ini sekarang masih dalm penanganan Satreskrim Polres Kediri dan terlapor masih dalam pengejaran.

Kasubbag Humas AKP Budi Nurtjahjo membenarkan adanya laporan kasus perkosaan yang menimpa seorang purel yang bekerja di Kafe Sekar Kencana tersebut. “ Laporan sudah kami terima dan saat ini pelakunya masih dalam proses penyelidikan. Bila terlapor tertangkap, jelas akan kita jerat pasal 285 KUHP tentang tindak pidana perkosaan dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara,” tegas Budi Nurtjahjo.

Kasus perkosaan ini bermula  ketika terlapor bersama 6 temannya karaoke di Kafe Borneo dengan dipandu oleh korban. Usai karaoke, korban mengaku kehilangan 2 buah HP yang sebelumnya ditaruh dalam tas. Dengan alasan membantu mencari atau melacak HP korban yang hilang, kemudian terlapor mengajak korban keluar lokasi dengan mengendarai sepeda motor Honda Bead milik korban. Ditengah perjalanan tepatnya diareal persawahan Dusun Joho Desa Sumberjo Kecamatan Ngasem, kendaraan dihentikan dan keduanya turun dari motor. Seketika itu terlapor memaksa membuka baju korban.

Merasa ada yang tidak beres, akhirnya korban berusaha kabur  kea rah persawahan. Namun apes, ternyata terlapor terus mengejarnya hingga korban terjatuh dengan posisi tengkurap. Melihat korban tak berdaya, kemudian terlapor segera melucuti pekaian korban dan mensetubuhinya. Puas melampiaskan nafsu birahinya, korban ditinggalkan begitu saja dan terlapor kabur. Merasa menjadi korban perkosaan, akhirnya kasus tersebut oleh korban dilaporkan ke Polres Kediri.  Menindak lanjuti laporan korban, pihak Satreskrim Polres Kediri terus melakukan pengejaran terhadap terlapor.

Tuesday, April 23, 2013

Temukan Paket Kunci Jawaban di Kediri, Tiap Siswa Beli Rp 150 Ribu


Salah satu bentuk kunci jawaban yang beredar

KEDIRI - Ujian Nasional (UN) tingkat SMA, MA dan sederajat di Kota Kediri, Jawa TImur meninggalkan persoalan. DPRD setempat menemukan kunci jawaban dari sejumlah sekolah penyelenggara.

Ironisnya, peredaran kunci jawaban tersebut menggunakan modus yang bervariatif. Bahkan, disinyalir dilakukan oleh jaringan yang tersetruktural. Sedangkan harga satu paket kunci jawaban dibandrol Rp 120-150 ribu per siswa. “Dari informasi yang kita gali ada beberapa modus. Masing masing sekolah berbeda kunci jawabannya. Ada yang berbentuk lajur dari atas ke bawah. Ada yang berbentuk kolom menyamping. Ini menandakan paket kunci masing-masing sekolah yang berbeda,” ujar Anggota Komisi C DPRD Kota Kediri Yudi Ayubchan, Selasa (23/4).

Anggota DPRD Yudi Ayubchan menunjukkan paket kunci jawaban
Politisi Partai Demokrat itu menemukan kunci jawaban tersebut di sejumlah sekolah SMA penyelenggara Unas. Setiap satu sekolahan, ada koordinatornya. Kemudian dari sekolah tersebut ada siswa yang memiliki peran sebagai pengepul menyodorkan kunci jawaban itu ke sesama temannya. “Selain ada koordinatornya, juga ada penanggung jawabnya. Kemudian diatasnya lagi, dengan istilah pemegang wilayah Kota atau Kabupaten Kediri. Harga kunci jawaban tersebut setiap siswa ada Rp 120-150 ribu.

Sebelumnya, sempat tersiar kabar jika Unas tingkat SMA, MA dan sederajat di Kota Kediri telah bocor. Disejumlah sekolah penyelenggara diisukan terjadi peredaran kunci jawaban. Bahkan, Dewan Pendidikan Kota Kediri (DPKK) sempat melakukan penelusuran bersama pihak kepolisian

Tetapi Walikota Kediri Samsul Ashar menampik semua kabar maupun isu ihwal peredaran kunci jawaban Unas SMA, MA dan sederajat. Macam soal Unas hingga 20 jenis tidak memungkinkan adanya praktek peredaran kunci jawaban. Walikota menilai isu peredaran kunci jawaban tersebut hanya menyesatkan.

Sementara itu, data Dinas Pendidikan Kota Kediri, peserta Unas SMA, MA, dan sederajat di Kota Kediri sebanyak 9.606. Rinciannya, SMA dan MA sebanyak 4.645 peserta. SMK sebanyak 4.971 peserta. Adapun jumlah penyelenggaran sebanyak 20 lembaga terdiri dari MA 5 lembaga dan SMK 24 lembaga.

Konsumsi Ikan Masih Rendah, Pemkot Kediri Gelar Lomba Menu Gemarikan


Walikota Samsul Ashar saat mencicipi olahan masakan ikan
KEDIRI – Masih rendahnya tingkat konsumsi ikan dikalangan masyarakat Kota Kediri sesuai dengan anjuran, Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri menggelar lomba Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) untuk mendorong peningkatan konsumsi ikan.

“Di negara Asia, orang makan ikan perkapitanya melebihi kapasitas itu adalah Jepang. Dianjurkan 50 kilogram per kapita per tahun. Indonesia masih 35 kilogram, di Jawa Timur 34 kilogram dan di Kota Kediri baru 20 kilogram. Sedangkan di  Jepang sudah mencapai 80 kilogram per kapita per tahun,” ujar Walikota Kediri Samsul Ashar saat lomba Gemarikan di salah satu Mall di Kota Kediri, Selasa (23/4).

Pak Dokter juga mengajak masyarakatnya untuk melihat dan belajar perkembangan anak-anak di Negara Jepang. Mereka menjadi superior di bidang teknologi dan berbagai bidang ilmu pengetahuan lain karena kebutuhan nutrisi otaknya terpenuhi dengan sempurna, salah satunya karena faktor konsumsi ikan tinggi.

Ikan sebagai sumber protein, karena omega 3 dan omega 6 nya seimbang. Jelas Walikota, komponen-komponen tersebut yang dapat masuk ke sel, kemudian memperbanyak diri. Apabila komponen tersebut masuk ke otak, lalu sel otak menjadi bertambah banyak, maka anak-anak bisa cerdas dan pola pikirannya menjadi luas.

Menurut Pak Dokter, masih rendahnya konsumsi ikan karena kesadaran masyarakat masih rendah. Padahal, kata Walikota, ketersediaan ikan di Kota Kediri cukup melimpah. Bahkan, sejumlah daerah sudah membudidayakan ikan sebagai mata pencaharian masyarakat. Selain itu, harga ikan cukup terjangkau, dibanding harga daging ayam maupun sapi. “Ikan tersedia banyak seperti lele, kutuk, bawal. Di Kelurahan Banaran sudah dikembangkan budidaya ikan. Harga ikan jauh lebih murah, daripada daging sapi,” terang Walikota.

Dalam kegiatan tersebut, diadakan lomba melukis ikan oleh anak-anak sekolah dasar dan kreasi masakan berbahan dasar ikan. Lomba kreasi masakan ikan tersebut diikuti oleh sebanyak 46 kelurahan di Kota Kediri. Walikota bersama pejabat di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri mencicipi berbagai aneka kreasi masakan yang dilombakan tersebut.

Edarkan Ganja, Residivisi Kasus Pengeroyokan Dibekuk

Tersangka saat diamankan di Mapolres Kediri Kota
KEDIRI -  Asrul (35) dibekuk petugas Satuan Narkoba Polres Kediri Kota. Pasalnya, residivis kasus pengeroyokan itu terbukti menjadi pengedar narkoba jenis ganja.

Asrul diringkus di belakang salah satu hotel di Kelurahan Semampir, Kota Kediri. Dari tangan warga Kelurahan Banjaran itu polisi mengamankan daun ganja kering seberat 2,5 ons, timbangan, tas ransel, 14 bungkus kertas fefer dan sebuah HP. “Itu bukan barang saya (baca: daun ganja), tetapi milik Miko. Barang bukti itu sudah lama disita polisi," bantah Asrul saat berada di Mapolres Kediri Kota, Selasa (23/4).

Miko adalah tersangka kasus kepemilikan narkotika yang sudah diamankan polisi. Asrul mengakui, menjadi pemasoknya. Barang terlarang itu, ia dapat dari seseorang temannya bernama Didik asal Kota Kediri. “Saya beli dari Didik seharga Rp 1,6 juta. Kemudian saya jual ke Miko. Keuntungan yang saya dapat hanya Rp 100 ribu per gramnya,” terang pria yang tangan dan kakinya penuh tatto itu.

Transaksi antara Asrul dan Miko berlangsung via pesan SMS. Itu dilakukan agar tidak terendus polisi. Tetapi akhirnya petugas berhasil membongkar jaringan mereka dan meringkus Miko, warga Desa Jongbiru, Kecamatan Gampengrejo, Kabupaten Kediri

Setelah mendengar Miko tertangkap polisi, Asrul langsung kabur. Pria yang pernah dipenjaran selama 10 bulan karena kasus perkelahian itu lari ke wilayah Mojokerto. Selama menjadi buronan, Asrul bekerja sebagai kuli bangunan di sejumlah proyek.

Kasubbag Humas Polres Kediri Kota AKP Surono mengatakan, pihaknya masih mengembangkan kasus penyalahgunaan narkoba tersebut. Surono masih mengejar seseorang yang disebut tersangka Asrul sebagai pemasoknya. “Kasus ini masih kita kembangkan. Ada nama-nama yang disebut sebagai pemasok, tetapi masih dalam pengejaran," ujarnya.

Polisi menjerat tersangka dengan pasal 112 undang-undang Narkotika, dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara. Kini tersangka harus mendekam di sel tahanan untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. (*)

Monday, April 22, 2013

Sejumlah Awak Media di Kediri, Masuk dalam Daftar Caleg

Pengurus DPC PDI Perjuangan Kota Kediri saat mendaftar
KEDIRI – Hari terakhir pendaftaran calon legislative (caleg) DPRD Kota Kediri, sejumlah awak media masuk dalam daftar calon sementara (DCS) di beberapa partai Politik. Seperti halnya, Partai Demokrat, ada sekitar 5 nama dari unsure jurnalis.

Ketua DPC Partai Demokrat Kota Kediri Djaka Siswa Lelana mengatakan, masuknya beberapa nama awak media dalam DCS, karena pers juga termasuk dalam tokoh. “Kita tampung semua dari berbagai unsure, tidak terkecuali jurnalis, karena mereka juga merupakan tokoh,” ujarnya usai menyerahkan berkas pendaftaran di KPU Kota Kediri, Senin (22/4).

Dalam penyerahan berkas kali ini, Partai Demokrat Kota Kediri membawa 25 nama caleg untuk dilakukan verifikasi. Menurutnya, untuk mencari caleg tidak segampang mencari orang, makanya beberapa nama yang dipilih merupakan mereka yang mempunyai eleltabilitas serta visi dan misi yang jelas. “Kalau sekadar mencari orang saja mudah, tapi memasukkan untuk mencari caleg, harus benar-benar yang mempunyai nilai jual. Karena target kita pileg mendatang kita harus menang,” ujarnya.

Sementara itu, DPC PDI Perjuangan Kota Kediri dihari terakhir pendaftaran calon DPRD Kota Kediri, mendaftarkan tiga puluh calon legislatifnya ke kantor KPU setempat. Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Kediri Wara S. Renny Pramana mengatakan, pihaknya mendaftarkan para caleg dari PDI Perjuangan untuk memenuhi kebutuhan partai sebagai peserta Pemilu 2014. Dari jumlah 30 tersebut, dengan rincian, Dapil Kota 10, Pesantren 9 dan Mojoroto 11. Untuk keterwakilan perempuan, Kota 4, Pesantren 3 dan Mojoroto 4. “Jumlah caleg yang kami daftarkan sebanyak 30 orang. Dengan kuota perempuan sudah kami penuhi,” katanya.

Puluhan caleg yang didaftarkan ini tersebar di tiga daerah pemilihan. Sedangkan kuota keterwakilan di DPRD Kota Kediri pada pemilu tahun depan seperti ditetapkan KPU setempat sebanyak 30 kursi. “Bismillah target kita maju untuk menang,” tegas Renny.

Untuk prosesi pendaftaran ke kantor KPU, pihak DPC melakukan dengan sederhana. Tanpa arak-arakan, pawai, maupun pengerahan massa. Hanya diserahkan oleh sekretaris DPC Yanvie C. Lesmana, Bid. Hukum, HAM dan Perundang-undangan Ni Made Susilawati dan Bendahara Purwanto.

Sementara itu, Sekretaris DPC PDI Perjuangan Yanvi mengatakan, sengaja tidak arak-arakan saat mendaftar ke KPU, karena ingin menunjukkan jika PDI Perjuangan santun dan menghormati instruksi KPU agar tidak ada pengerahan massa atau arak-arakan. “Yang terpenting bagi kami, semua data lengkap, tidak perlu ramai-ramai, dan kita PDI Perjuangan menunjukkan partai yang santrun,” ujarnya.

Terpisah, Ketua KPU Kota Kediri Agus Rofiq mengatakan, adanya sejumlah nama jurnalis yang meramaikan DCS pileg, tidak ada masalah, selama persyaratan bisa terpenuhi. “Darimana pun, siapa pun tetap kita terima, selama data-datanya lengkap,” ujarnya.

Dari hasil pemeriksaan administrative, KPU Kota Kediri belum menemukan adanya partai politik di Kota Kediri yang belum memenuhi kuota 30 persen keterwakilan perempuan. “Dari hasil sementara, semua partai politik sudah memenuhi kuota 30 persen keterwakilan perempuan,” ujarnya.

Sidak UN SMP, Walikota Kediri Geledah Tas Peserta


KEDIRI  – Guna mengantisipasi adanya kecurangan saat pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tingkat SMP yang sederajat dihari pertama, Walikota Kediri Samsul Ashar menggeledah satu persatu tas milik para peserta UN di SMP Negeri 1 Kota Kediri. 

“Ternyata hanya berisi makanan. Anak-anak membawa bekal dari rumahnya masing-masing,” ujar Walikota Kediri Samsul Ashar saat melakukan Inspeksi Mendadak (Sidak) di SMPN 1 Kota Kediri Jalan Diponegoro Kota Kediri, Senin (22/4).

Masih kata Walikota Samsul Ashar, para guru sudah memberitahu para siswa-siswinya supaya tidak percaya adanya isu kebocoran soal maupu peredaran kunci jawab. Sebab, dengan model soal dan macam soal yang bervariasi hingga 20 jenis, kemungkinan terjadinya kebocoran amat sangat kecil.  “Para siswa sudah dikasihtahu sama gurunya. Macam soalnya bervariatif, tetapi bobotnya sama. Kalau kemudian menyebar kunci jawaban itu akan konyol. Dalam kegiatan ini, saya melihat langsung, termasuk memeriksa isi tas peserta,” ujar Walikota Samsul Ashar

Peserta Unas SMP dan MTS di Kota Kediri tahun ini sebanyak 5.513 siswa. Mereka mengikuti Unas tersebar di 30 lembaga penyelenggara. Tiga dari mereka terpaksa mengerjakan soal Unas di Rumah Sakit Bhayangkara Kota Kediri. Kendati demikian, mereka mendapatkan perlakuan yang sama baik dari soal maupun pengawas.

Walikota menambahkan, masing-masing sekolah penyelenggara Unas sudah menyediakan pensil dan penghapus untuk para peserta. Peralatan itu sudah disesuai dengan standar pengisian Lembar Jawaban Komputer (LJK). Sehingga, para peserta tidak diperkenankan membeli peralatan dari luar yang justru dimungkinkan palsu. “Pensil itu kan mengandung bahan kayak ferum dan logam. Jika sudah masuk komputer, kemudian discanner, jika tidak standar, bisa tidak terbaca. Oleh sebab itu, jangan beli di luar. Ini bukan untuk pengadaan. Tetapi untuk menyalamatkan siswanya,” ujarnya.

Walikota menjamin pelaksanaan Unas SMP dan MTs berjalan dengan optimal. Dirinya juga memastikan tidak ada persoalan pada distribusi soal maupun lembar. Menurutnya, Kota Kediri berbeda dengan sekolah di kabupaten atau sekolah-sekolah di luar Pulau Jawa. 

Selain SMPN 1 Kota Kediri, Walikota juga melakukan sidak di dua sekolah SMP lainnya yaitu, di SMPN 3 Kota Kediri dan SMPN 2 Kota Kediri. Walikota memeriksa satu ruang kelas yang dipakai Unas. Kendati demikian, Walikota hanya bisa melihat pelaksanaan Unas dari luar ruangan dan berdialog dengan para dewan guru.

Puluhan Siswa Ajak Masyarakat Lindungi Bumi


Aksi didepan pintu masuk Jalan Dhoho Kota Kediri
KEDIRI - Dalam rangka hari bumi, 21 siswa Sekolah Dasar (SD) Islamic International School (IIC) Desa Gringging Kabupaten Kediri menggelar sosialisasi untuk menyelamatkan bumi di simpang empat Jalan Dhoho Kota Kediri, Senin (22/4) pagi.

Dengan membawa poster ajakan menyelamatkan bumi, para siswa ini dengan didampingi para guru juga meneriakkan yel-yel selamatkan bumi di pas perempatan saat lampu merah.

Selain membentangakan poster di tengah jalan pada saat lampu merah menyala, mereka juga membagi-bagikan pin ajakan untuk mencintai bumi. Selain itu, 3 anak menggunakan busana unik, yakni baju uang, baju sampah dan replika bola dunia yang diangkat. Aksi ini menggambarkan eksploitasi bumi demi keuntungan finansial kelompok orang tertentu.

M. Tafirulllah Hidayat seorang guru IIS mengatakan adanya siswa yang memakai baju uang, menggambarkan jika selama ini, bumi selalu digunakan eksploitasi bagi mereka yang punya duit. “Makanya kami mengajak masyarakat bersama-sama menyelamatkan bumi, agar mereka yang berduit tidak melakukan eksploitasi terhadap bumi,” ujarnya.