Wednesday, June 5, 2013

Ratusan Atlet Bertanding Perebutkan Trophy Muspida



KEDIRI - Demi membangkitkan semangat generasi muda yang tangguh dan demi tegaknya NKRI, Kodim Kediri 08/09 mengelar Kejuaraan Tenis Lapangan tingkat Junior se-Jatim. Dalam kejuaraan ini akan diikuti mulai usia 10,12,14,16, dan 21 Tahun Putra dan Putri.

Kejuaraan yang bertajuk Dandim CUP 2013 ini diikuti setidaknya 124 Atlit yaitu Putra 80 peserta dan Putri 44 peserta dengan memanfaatkan 10 lapangan tenis yang ada di Kota dan Kabupaten Kediri. Masing-masing 2 unit lapangan milik Bank Indonesia, 2 Unit Milik PG Pesantren, 2 unit lapang Pencab Kabupaten Kediri, 2 unit milik Polres Kediri Kota dan 1 unit lapang milik Kodim dan LDII.

Memperebutkan hadiah Rp.16 juta dari dukungan Kodim, Pemerintah Kota dan Kabupaten Kediri, serta seluruh donatur yang membantu kelancaran dan kesuksesa penyelenggaraan maupun prestasi. Kejuaraan Tennis lapangan ini akan membutuhkan waktu tiga hari. Mulai Tanggal 6-9 Juni, dengan memperebutkan trophy Muspida Kediri dengan tema “Kita bangkitkan semangat generasi muda yang tangguh sukses penyelenggaraan dan prestasi”. “Ini sebagai bentuk kepedulian yang dilakukan oleh Kodim dalam mendukung prestasi kaum muda.Dan kegiatan ini sebagai bentuk salah satu ekstra pemanasan terhadap atlit Tenis dalam menghadapi kejuaraan Porprov di Madiun 23-30 Juni 2013 mendatang,” kata Walikota Kediri dr. Samsul Ashar.SP.Pd, usai membuka acara, Kamis (6/6).

Sementara itu Komandan Kodim 08/09 Kediri Letkol Infantri Heryadi mengatakan, kegiatan ini merupakan salah satu bentuk mengolahragakan olahraga dan memasyarakatkan olah raga dari para atlit yang ikut ambil bagian. “Ini juga sebagai ajang pemanasan bagi atlit tenis untuk menghadapi kejuaraan PORPROV IV Madiun,” tambahnya usai mengikuti pembukaan kegiatan akan dimulai Dandim Cup se-Jatim di Makodim Jalan Ahmad Yani Kota Kediri.

NU Berjaya Saat Presiden Gus Dur



KEDIRI  - Calon Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyatakan, Nahdlatul Ulama (NU) mempunyai masa kejayaan saat Indonesia dipimpin KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Ungkapan itulah yang disampaikan Khofifah dihadapan ribuan muslimat se-Kabupaten Kediri, Rabu (5/6).

Selain itu, ketua PP Muslimat NU ini juga menceritakan peran yang saat vital dirinya ketika Gus Dur mencalonkan diri sebagai Presiden RI keempat. Kala itu, Khofifah masih menjabat sebagai Sekretaris Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) MPR RI. Dialah satu-satunya orang yang mengetik surat-menyurat berkas pencalonan Gus Dur. Dia pula yang mengantarkan berkas pendaftaran itu di hari terakhir, sebelum penutupan. “Ada surat keterangan tidak sedang pailit yang seharusnya dari Pengadilan Tata Niaga, ada surat keterangan berkelakuan baik dari Kapolres, kemudian ada surat tidak dipidana dari Pengadilan Negeri dan surat keterangan sehat. Tetapi, semuanya itu kita bikin sendiri. Dan Gus Dur yang menandatangani,” ujar Khofifah dihadapan ribuan muslimat NU, dalam acara peringatan harlah Muslimat NU ke-67 di Stadion Chanda Bhirawa Pare, Kabupaten Kediri, Rabu (5/6).

Keempat surat itu tidak berasal dari instansi terkait, melainkan hasil ketikan Khofifah. Semua surat itu ditanda tangani oleh Gus Dur, hari terakhir pencalonan, pada pukul 04.00 WIB. Dan anehnya, hasil sidang MPR RI menyatakan bahwa, berkas sudah lengkap dan Gus Dur memenuhi syarat pencalonan. “Sidang dibuka pada pukul 10.00 WIB. Kemudian ditunda 30 menit untuk verifikasi berkas. Saya meminta tolong agar semua surat itu diurus dari masing-masing instansi terkait. Saya tunggu hingga pukul 10.00 WIB. Ternyata, hingga batas waktu itu, surat belum ada. Namun, hasil sidang, Sekjen MPR RI menyatakan bahwa calon presiden Gus Dur berkasnya dinyatakan lengkap dan memenuhi syarat,” beber mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan itu disambut tepuk tangan oleh ribuan muslimat dari berbagai daerah se-Kabupaten Kediri.

Setelah terpilih, lanjut Khofifah, Gus Dur memintanya untuk membuatkan lima surat calon wakil presiden. Dia pula yang mengetiknya. Kemudian, esok harinya sekitar pukul 04.00 WIB, Gus Dur memberitahu bahwa nama calon wakil presiden itu adalah ibu Megawati Soekarno Putri, Ketua Umum DPP PDI Perjuangan. “Saya menghubungi seluruh teman-teman dari PDI. Saya meminta kelengkapan berkas ibu Megawati. Tetapi tidak ada satupun yang mengasihkan ke saya. Ketika saya daftar, tidak ada satupun orang yang mau mengantarkan. Jadi, yang mengetik saya sendiri, dan yang mengantar juga saya sendiri," terus Khofifah.

Seandainya Megawati tidak pernah menjadi wapresnya Gus Dur, kata Khofifah, maka beliau tidak pernah menjadi presiden. Dalam perjalanan, Gus Dur diturunkan, kemudian Megawati naik untuk menggantikannya. “Andai bu Mega tidak pernah menjadi wapresnya Gusdur, maka beliau tidak menjadi presiden. Dan yang mengusulkan bu Mega adalah satu satunya Fraksi PKB. Mungkin saudara PDI P yang belum tahu cerita ini. Karena saya tidak pernah menulis di artikel atau surat kabar manapun," jelas Khofifah.

Setelah sampai pendaftaran, kata Khofifah, dirinya sempat ditanya, kenapa hanya satu lembar berkas ibu Megawati?. Khofifah menjawab, lampirannya sama dengan milik Gus Dur. Syarat-syarat yang diajukan persis. Dan yang membuatnya terkegum, persyaratan itu diterima dan dinyatakan lengkap. “Maunah Allah kadang-kadang datangnya injuri time. Diantara dzohiron wa batinan, syarit sudah dilakukan. Mudah-mudahan maunah Allah datang disaat doa terus kita panjatkan. Semoga 29 Agustus mendatang, Jawa Timur akan memperoleh Gubernur dari NU," doa sekaligus harapan Khofifah kepada seluruh muslimat NU yang datang.

Dalam acara Harlah Muslimat NU di Stadion Chanda Bhirawa Pare, Kediri, Ketua DPW PKB Jawa Timur Halim Iskandar turut hadir. Selain itu, hadir pula pengurus PKB Kabupaten Kediri, dan jajaran pengurus Muslimat NU se-Kabupaten Kediri.

Bagikan BLSM, Walikota Sembari Minta Restu


Walikota Kediri Samsul Ashar saat memberikan amplop berisi uang Rp 250 ribu

KEDIRI  - Sempat dipending karena validasi data dianggap amburadul, akhirnya program Bantuan Langsung Sementara Miskin (BLSM) Kota Kediri 2013 terealisasi. Walikota turun langsung untuk membagikan kepada masyarakat pra sejahtera.

“Semoga bantuan ini bisa lebih meningkatkan kesejahteraan panjenengan semuanya. Dan jangan khawatir karena setelah ni, bapak (Walikota, red) juga akan memberikan bantuan kambing bergulir. Bukan bergilir ya. Tetapi setelah kambing itu beranak, ganti dipelihara oleh yang lainnya,” ujar Walikota Kediri Samsul Ashar saat membagi BLSM di salah satu rumah warga di Kelurahan Banjarmlati, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Kamis (6/6).

Pak Dokter, begitu sapaannya, juga memohon doa restu dalam pencalonannya sebagai walikota Kediri pereode 2014-2019. Dia meminta penerima BLSM 'mendukungnya' pada Pemilihan Walikota (Pilwali) Kediri, 29 Agustus 2013 mendatang. “Mohon doa serta restunya," kata Walikota sembari membagikan amplop berisi uang BLSM serta bersalaman dengan para penerima. Satu per satu penerima dipanggil oleh petugas secara bergiliran. Setelah menerima, kemudian mereka langsung pulang ke rumahnya masing-masing.

Sesuai pantauan, di Kelurahan Banjarmlati sendiri ada tiga titik tempat pembagian BLSM. Diantaranya, di rumah Ponimin di Lingkungan Gondak. Disini penerima BLSM sebanyak 77 orang. Kemudian di Lingkungan Pulosari sebanyak 133 orang. Dan terakhir di Lingkungan Banjarmlati sebanyak 101 orang. 

Walikota Kediri datang ke setiap titik bersama sejumlah pejabat Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri dan Dinas Sosial Tenaga Kerja (Dinsosnaker) setempat. Proses pembagian BLSM dipantau langsung oleh petugas kepolisian dan TNI. 

Sebagaimana telah diberikan, kalangan DPRD Kota Kediri meminta agar distribusi program BLSM 2013 ditunda. Sebab, selain bernuansa politis untuk kepentingan calon incumbent. Sebab, Walikota Samsul Ashar kembali mencalonkan diri sebagai Cawali Kediri bergandengan dengan Sunardi, CEO Persik Kediri. Wakil rakyat khawatir program tersebut dibelokkan untuk kampanye.

Selain itu, sejumlah anggota DPRD menemukan data penerima BLSM yang amburadul. Banyak kesalahan dalam pendataan. Seperti temuan Fraksi PDI Perjuangan, di Kelurahan Ketami ada orang yang sudah pindah tempat, tetapi masih masuk penerima BLSM. Selain itu, ada yang hidupnya mampu tetapi juga masuk data.

Sekadar diketahui, jumlah penerima BLSM tahun ini sekitar 12.000 KK.Jatah dana BLSM untuk setiap keluarga sebesar Rp 250 ribu. Jumlah tersebut mengalami lonjakan dibanding penerima BLSM tahun sebelumnya hanya 3.000 KK.