Monday, May 27, 2013

Wawali Dampingi Balita Kelainan



KEDIRI - Kepedulian pemkot kediri  terhadap pasien pra sejahtera benar benar ditunjukkan empatinya oleh Wakil Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar. Ia rela memberikan bantuan dan empatinya terhadap Fadila Oktaviana, balita usia dua tahun asal Kelurahan Jamsaren Kecamatan Pesantren Kota Kediri.

Usai melakukan mediasi dengan direktur RS Gambiran Kota Kediri atas kelanjutan biaya ataupun perawatan Fadila yang mengalami kelainan usus itu, Abdullah Abu Bakar berharap adanya kecepatan dan keramahan dalam pelayanan terhadap para pasien yang ada. “Setelah ini, dan telah di fasilitasi Rumah Sakit Gambiran, saya berharap, dia bisa segera ditangani di Rumah Sakit Dokter Sutomo Surabaya,” ujarnya, Senin (27/5).

Sementara itu Iswanto, ayah Fadila, mengaku senang atas bantuan pemerintah daerah guna penanganan operasi lanjutan dari sakit yang dialami keluarganya. Sebab sudah hampir setahun paska operasi dari rumah sakit dr sutomo Surabaya dirinya mengaku kesulitan biaya dan mengakses kesehatan meski telah memiliki kartu jamkesda. “Kalau disana tidak berlaku Jamkesmas, kalau tidak dapat rekomendasi dari rumah sakit di tempat asal,” ujarnya.

Konvoi Lulusan Dirazia, Pelajar Semburat



KEDIRI - Arak-arakan konvoi merayakan kelulusan yang dilakukan ribuan pelajar SMA di kawasan Monumen Simpang Lima Gumul (SLG) Kediri dibubarkan petugas gabungan dari Satpol PP dan Polres Kediri. Sepasang pelajar yang tertangkap mewek (menangis, red) ketika ditilang petugas.

Tetapi petugas dari Satuan Lalu-lintas tidak merasa iba. Petugas tetap menindak dua pelajar tingkat SMA yang seragamnnya penuh dengan coretan itu. Sebab mereka tidak dapat menunjukkan surat surat kelengkapan berkendaraan.

Pantauan beritajatim.com, aksi perayaan kelulusan dilakukan pelajar tingkat SMA di Kediri dengan mencoret seragam mereka. Di tepi-tepi jalan menjadi tempat titik kumpul mereka. Diantaranya depan Kampus Universitas Pawiyatan Dhaha (UPD), Pertigaan Tepus dan jalanan SLG, sejak pukul 07.30 WIB.

Tulisan yang paling banyak di sergam antara lain, “Mak, Anakmu Lulus. Selamat Brow, Semoga Sukses”. Selain itu, juga tanda tangan sesama teman mereka. Bahkan, ada diantara mereka yang telanjang dada dan menyemprot tubuhnya dengan cat berwarna-warni.

Setelah itu, mereka melakukan konvoi keliling. Jumlah mereka mencapai ribuan memadati bundaran Monumen SLG dan jalan lingkar di sekitar SLG. Sebagian dari mereka melakukan aksi free style sehingga membahayakan para pengguna jalan lainnya.

Petugas gabungan dari Satpol PP dan Polres Kediri yang berjaga di sekitar monumen SLG menghalau mereka. Sehingga para pelajar semburat. Mereka mencari aman dari petugas dengan memilih jalan-jalan sempir di sekitar SLG.

Tak pelak, aksi para pelajar ini sempat membuat arus lalu-lintas tersendat. Seperti di Perempatan Paron, terjadi tumpukan arus hingga mengular. Tetapi para pelajar tidak menghiraukan pengguna jalan lain.
Kasubag Humas Polres Kediri Kota AKP Surono mengatakan, pihaknya sudah menempatkan personilnya dibeberapa titik yang bisa mengakibatkan kemacetan akibat konvoi pelajar. Selain itu, jika menemukan ada yang melanggar lalu lintas, pihaknya tetap melakukan tindakan tilang maupun pengamanan jika melakukan tindak kejahatan

Tujuh Paselon Walikota Kediri Wajib Puasa



KEDIRI - Mulai hari ini, tujuh pasangan calon walikota dan wakil walikota Kediri pereode( 2014-2019) diharuskan berpuasa. Sebab, mereka akan mengikuti tes kesehatan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Soetomo Surabaya.

Anggota Komisioner KPU Kota Kediri Samanhudi mengatakan, tes kesehatan dimulai pada 28 dan 29 Mei 2013. Masing-masing paselon sudah harus mempersiapkan diri sejak hari ini, untuk menahan makan dan minum. “Syarat untuk medical check up ke RSUD Dr. Soetomo Surabaya harus berpuasa selama 12 jam terlebih dahulu. Sehinggi masing-masing pasangan calon harus berpuasa mulai hari ini,” ujar Samanhudi, Senin (27/5)

Mengenai nomor urut tes kesehatan, pria berlatar belakang hukum itu menjelaskan, KPU maupun pihak rumah sakit memberikan keleluasan. Paselon yang datang lebih dahulu, akan mendapat giliran awal. Oleh karena itu, KPU menghimbau agar seluruh paselon stand by di rumah sakit milik Pemerintah Surabaya itu mulai besok. “Mulai besok, pasangan calon harus sudah stand by di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Medicak check up dilakukan selama dua hari. Jika, ada diantara pasangan calon yang tidak bisa mengikuti, harus ada lasan yang jelas. Mereka harus melampirkan surat keterangan resmi ketidak bisa hadiran,” beber Samanhudi.

Sementara mengenai matari tes, kata Samanhudi, merupakan keputusan pihak rumah sakit. KPU tidak memiliki wewenang untuk mengetahuinya. Masih kata Samanhudi, yang diketahuinya medical check up akan melibatkan 60 dokter. Sedangkan  hasilnya, baru bisa diketahui paling cepat dua minggu setelahnya.

Dijelaskan Samanhudi, hasil tes kesehatan merupakan final. Paselon tidak dapat membuat hasil pembanding dari rumah sakit lain. KPU bersama tim sukses paselon sudah membuat nota kesepakatan bersama ihwal keputusan itu.

Untuk diketahui, tujuh pasangan calon walikota dan wakil walikota Kediri itu antara lain, Kasiadi-Budi Raharjo, Imam Subawi-Suparlan, Harry Muller-Ali Imron, Abdullah Abu Bakar-Lilik Muhibah, Samsul Ashar-Sunardi, Bambang Harianto-Hartono dan Arifuddinsyah-Jatmiko.

Cinta Panji dan Dewi Kembali Bersemi di Goa Selomangleng



KEDIRI – Ande-Ande Lumut adalah cerita populer di kalangan masyarakat Jawa. Dalam cerita itu dikisahkan seorang janda (Mbok Rondo) yang tinggal di daerah Dadapan mempunyai lima orang gadis. Anak-anak yang cantik itu bernama Kleting Merah, Kleting Hijau, Kleting Biru dan Kleting Ganyong. Pada suatu hari datang seorang gadis berpakaian kotor. Gadis itu bernama Kleting Kuning.

“ Mbok saya mau ngenger (baca : numpang) disini. Saya akan melakukan apapun yang mbok suruh,” pinta gadis itu. Kelima gadis anak mbok rondo mencemooh. “ Memangnya ini penginapan atau hotel. Seenaknya saja ngenger disini,” cemooh Kleting Merah, Kleting Hijau, Kleting Biru dan Kleting Ganyong. Untunglah si mbok rondo segera mengajak gadis itu. Kleting Kuning seorang anak yang rajin. Sedangkan enam gadis anak si mbok rondo sangat pemalas dan pekerjaanya hanya bersolek.

Pada suatu hari, para kleting mendengar ada seorang pria tampan yang tinggal di seberang desa. Pria tampan nan gagah perkasa itu bernama Ande-Ande Lumut tinggal bersama seorang janda pula. Banyak gadis yang melamarnya, tetapi tak satupun yang diterima. Hingga akhirnya kelima kleting segera berangkat ke rumah Ande-Ande Lumut. Mereka saling mendahului agar segera terpilih menjadi istri Ande-Ande Lumut.

Kisah diatas diperankan kembali dalam Opera Pelataran Goa Selomangleng Kota Kediri. Pemeran berasal dari para seniman didikan Sastro Budoyo Kediri. Sedangkan dalangnya adalah Kompol Dodik Eko Wijanarko. Sang dalang tak lain adalah Kapolsek Mojoroto Kota Kediri, yang juga Wakil Ketua Dewan Kesenian Jawa Timur

Dengan konsep dagelan (baca : lawakan segar) acara tersebut langsung mengundang perhatian masyarakat. Ratusan pengunjung wisata Goa Selomangleng dan Museum Airlangga Kediri tumplek blek mengerumuni. Untuk menambah nuansa sakral dan mistik masyarakat juga disuguhi musik karawitan Sarwo Lawas.

“ Tibalah mereka (para kleting) di pinggir sungai yang memisahkan dua desa,” ujar dalang Dodik Eko Wijanarko. Kelima gadis mbok rondo pun bingung menyeberanginya. “ Bagaimana cara kita menyeberang?’ keluh Kleting Abang. Tiba-tiba munculah raksasa Yuyu Kangkang. “Mau kemanakah kalian ini?” tanya Yuyu Kangkang dengan nada tinggi. Jawab para kleting, hendak menyeberang sungai. “ Maukah kau menolong kami?” pinta Kleting Biru. Kemudian Yuyu Kangkang mengajukan syarat.

“ Aku mau pilusmu (pipi mulusmu). Setelah ku seberangkang, kalian harus menciumku satu per satu,” kata Yuyu Kangkan. Pada awalnya, kelima gadis mbok rondo menolak. Tetapi karena terpaksa, akhirnya mereka bersedia mencium. Dengan cekatan Yuyu Kangkang pun menyeberangkan mereka. Setelah itu, Yuyu Kangkang langsung mencium pipi kleting itu satu per satu. Dalam pikiran mereka yang penting segera bertemu dengan pria idaman yang tak lain adalah Ande-Ande Lumut

Sesampainya di rumah Ande-Ande Lumut, kelima kleting segera masuk dan memperkenalkan diri. Mereka satu per satu berlenggak-lenggok berusaha menarik perhatian Ande-Ande Lumut. Sementara itu, ibu Ande-Ande Lumut melantunkan lagu.

“Anakku, si Ande-Ande Lumut temuilah ada gadis yang ingin melamarmu. Si gadis nanti cantik rupawan, Kleting Merah yang jadi namanya”. Jawab Ande-Ande Lumut. “Duh ibu saya belum menerima rupa cantik bekas si Yuyu Kangkang. Kleting Merah sangat kecewa, begitu pun kleting lainnya.

Sementara itu, setelah menyelesaikan pekerjaanya Kleting Kuning berangkat menyusul keenam kleting. Tibalah di sungai besar. Dia bertemu dengan Yuyu Kangkang.  Kleting Kuning meminta tolong supaya diseberangkan. Tetapi, Yuyu Kangkang menolak. Alasannya, Kleting Kuning mengeluarkan aroma bau busuk, dan di pipinya terdapat kotoran ayam. Yuyu Kangkang hendak menyelam ke sungai. Dengan cekatan Kleting Kuning mengeluarkan pusaka “Sodo Lanang” dipukulkan ke sungai. Hingga sungai terbelah menjadi dua. Dan Kleting Kuning bisa menyeberang.

Kleting Kuning tiba di rumah ibu Ande-Ande Lumut. “ Dinda, akhirnya kau kutemukan,” kata pangeran Panji Asmoro Bangun, yang menyamar menjadi Ande-Ande Lumut. Kleting Kuning tergagap dan bingung ketika menyadari dirinya dihampiri pangeran. Akhirnya dua sejoli, putra dan putri raja itu bertemukan kembali

Kabid Pariwisata Disbudparpora Kota Kediri Esti Rahayu mengucapkan permohonan maaf karena Walikota Kediri dan Kepala Disbudparpora tidak bisa hadir ditengah tengah masyarakat. Dirinya berharap, kedepan setiap seminggu sekali akan ditampilkan budaya-budaya khas masyarakat Kediri, sebagai akar budaya Nasional.