Tuesday, February 19, 2013

Puluhan Ribu Warga Miskin Belum kantongi Kartu Jamkesmas


KEDIRI – Sedikinya terdapat 30 ribu warga miskin di Kabupaten Kediri, Jawa Timur belum mendapatkan Kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Pasalnya, kartu jaminan kesehatan bagi warga miskin ini dikeluarkan oleh pemerintah pusat.

Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kediri menyebutkan, jumlah warga miskin yang mendapatkan jatah kartu jamkesmas sebanyak kurang lebih 564.476 jiwa pada tahun 2013 ini. jumlah ini mengalami kenaikan sekitar 12 persen jika disbanding dengan tahun 2012 lalu yang jumlahnya hanya 519.939 jiwa. Dari jumlah ini, mereka yang sudah mendapatkan kartu Jamkems hanya sekitar 480 ribu jiwa.

Sehingga jika dihitung mereka yang belum mendapatkan kartu tersebut sekitar 30 ribu jiwa lebih. Namun dari kekurangan tersebut, pihak Dinkes Kabupaten Kediri menyatakan tidak bisa berbuat apa-apa. Pasalnya, penentuan jatah kuoa hingga pemberian kartu Jamkesmas ini semuanya ditentukan dan di cetak oleh pemerintah pusat. Nammun menurut Budi untuk pemenuhan kekurangan kartu dari daftar jetah penerima hamkesmas itu, pemerintah pusat akan memenuhinya secara bertahap. "Untuk jamkesmas semuanya ditentukan oleh pemerintah pusat, kami tidak bisa berbuat apa-apa. Termasuk ppemberian kartu Jamkesmas, semuanya ditentukan oleh pemerintah pusat,” ujar Budi Santoso, Koordinator Jaminan Pemeliharaan Kesejahteraan Masyarakat (JPKM) Dinkes Kabupaten Kediri. Selasa, (19/2)

Menurut budi kartu itu akan didistribusikan oleh Dinkes melalui petugas kesehatan ditingkat desa yang bekerjsama dengan peangkat desa setempat. Menurut Budi mekanisme yang akan dilakukan dalam pendistribusian kartu Jamkesmas ini adalah peugas kesehatan di desa, yakni Bidan Desa akan berkoordinasi dengan perangkat desa setempat. Dari jumlah penduduk yang sudah terdaftar menerima kartu Jamkesmas akan diumumkan melalui desa, yang selanjutnya dapat mengambil kartu Jamkesmas melalui bidan desa tersebut. "Disitu sudah tercantum by name dan by address, sehingga setelah diumumkan, kartu jamkesmas tersebut dapat langsung diambil melalui bidan desa setempat," imbuhnya.

Berkait dengan jumlah anggaran Jamkesmas yang akan dikucurkan tahun ini, Budi mengatakan pihak Dinkes Kabupaten Kediri belum mengetahui secara pasti. Hall tersebut menurut Budi lagi-lagi semua akan ditentukan oleh pemerintah pusat. "Untuk tahun ini besarnya berapa kita belum tahu. Jika berdasarkan pengalaman ditahun 2012 lalu kita mendapatkan anggaan sebesar 9,8 milyar rupiah. Dari anggaran tersebut kita mampu menyerap sekitar 9 milyar dan sisanya kembali ke kas Negara," tutur Budi.

Saat dikonfirmasi berkaitan banyaknya jumlah warga mampu yang juga endapatkan jatah Jamkesmas, Budi lagi-lagi beralibi semua ditentukan oleh pemerintah pusat. Namun menurutnya, biarpun terdapat kekeliruan sasaran pada daftar penerima Jamkesmas, menurut Budi Kartu tersebut hanya dapat digunakan berobat pada puskesmas ataupun rumah sakit dengan perawatan di kamar kelas 3. Sehingga jika ada warga mampu yang mendapat jatah jamkesmas, warga yang bersangkutan juga harus menggunakan fasilitas tersebut kalau ingin menggunakan jatah kartu jamkesmasnya. "Memang terdapat banyak kekeliruan. Tapi kita tidak bisa bernbuat apa-apa terhadap kekeliruan tersebut, karena semua ditentukan dari pusat. Namun jatah kartu jamksemas hanya bisa digunakan dipuskesmas ataaupun rumah sakit dengan perawatan di kamar kelas 3. Saya yakin warga mampu tidak mau dirawat di kelas 3. Kalau mereka mau dirawat di vip kartu itu tidak dapat berlaku," pungkasnya. (**)

Usia 2 Tahun, Berat Badan Hanya 6,9 Kilogram


KEDIRI – Nasib malang menimpa Tria Putra Pradama, bocah usia 2 tahun asal Kelurahan Semampir Kota Kediri, Jawa Timur ini. Pasaklnya, anak ketiga dari Kusnadi dan Nanik Sugiarti ini hanya bisa berbaring dengan berat badan dibawah normal. Meski usianya sudah menginjak 2 tahun, namun berat badannya hanya 6,9 kilogram.

Menurut Nanik, saat kelahiran dulu, berat badan anaknya 2,9 kilogram, dalam perkembangannya, Tria sulit untuk mengejar target berat badan. “Untuk urusan makan dan minum ASI tidak ada masalah, tapi berat badannya tidak bisa gemuk,” keluh Nanik ditemui dirumahnya, Rabu (20/2).

Selain berat badannya dibawah normal, ada beberapa kelainan pada tubuh Tria, diantaranya kakinya yang tidak bisa lurus layaknya bocah normal, bicara pun juga masih kesulitan. Melihat kondisi itu, Nanik hanya bisa berharap ada bantuan dari Dinas Kesehatan untuk memulihkan anaknya tersebut. Sebagai ibu rumah tangga, dan suaminya membuka usaha warung kecil, sangat kesulitan jika harus memeriksakan putranya ke dokter. “Harapannya, ada uluran tangan agar anak saya bisa kembali normal,” harapnya.

Sementara itu, Walikota Kediri Samsul Ashar mengatakan, masih akan mencari tahu penyebab balita tersebut kekurangan gizi. “Nanti akan kita diagnosa dulu, apa penyebab balita itu, memang kekurangan gizi atau ada penyakit lain,” ujarnya ketika menjenguk Trias.

Menurut Samsul, diusianya 2 tahun, idealnya untuk berat badan normal Trias harusnya sekitar 12 tahun. “Makanya dengan berat badan 6,9 kilogram, sangat dibawah normal,” ujarnya.

Masih kata Samsul, jika dari hasil diagnosa balita tersebut mengidap penyakit, maka pennanganan awal yang dilakukan adalah menyembuhkan penyakitnya dulu, baru kemudian memperbaiki gizinya. “Kita sembuhkan dulu, jika penyebab tidak bisa gemuk karena mempunyai kelainan hormonal (semacam penyakit). Jika sudah, baru kita beri asupan nutrisi,” ujarnya.

Sementara itu, sesuai data dari Dinas kesehatan Kota Kediri, saat ini ditemukan 16 kasus balita gizi buruk. Dari 16 balita tersebut, 4 penderita gizi buruk sudah berhasil dientaskan melalui penanganan langsung dari Dinas kesehatan. “Jumlah 16 tersebut sejak dulu hingga tahun 2012. sementara per Desember lalu, 4 diantaranya sudah berhasil kami yangani,” ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri dr. Fauzan Adima.

Dari total 12 penderita gizi buruk, dikatakan Fauzan paling banyak penderita gizi buruk bukan karena kekurangan nutrisi. Namun mereka dikarenakan adanya penyakit lain yang diderita yang akhirnya menghambat pertumbuhan. “Dari total balita gizi buruk, 90 persen karena mempunyai penyakit,” ujarnya.

Karena kebanyakan gizi buruk disebabkan mengidap penyakit, kata Fauzan, penanganan awal yang dilakukan adalah menyembuhkan penyakitnya dulu, baru kemudian perbaikan nutrisinya. “Kita sembuhkan dulu penyakitnya, baru kemudian kita perhatikan asupan gizinya. Tentunya dengan pengawasan kita,” pungkasnya. (rif)

Hamili anak Tiri, Seorang Bapak Ditahan Polisi


KEDIRI – Karena Dituduh berselingkuh dengan Bunga (21) anak tirinya sendiri hingga hamil 2 bulan, Saiun (64) warga Dusun Joho Desa Sumberjo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, Jawa Timur akhirnya harus berurusan dengan pihak kepolisian.

Perbuatan Saiun ini dilaporkan oleh istrinya sendiri yang juga ibu kandung Bunga ke Unit PPA Satreskrim Polres Kediri. Kasus ini terbongkar setelah korban sering merasakan mual. Ibu korban akhirnya membawanya ke puskesmas setempat pada Senin (18/02) siang. Hasil pemeriksaan pihak Puskesmas menyatakan korban sedang hamil degan uusai kandungan sekitar 2 bulan.

Kaget dengan hasli pemeriksaan tim medis puskesmas, ibu korban kemudian bertanya pada korban perihal laki-laki yang telah mennghamilinya. Dari mulut korban yang hanya lulus bangk sekolah dasar ini mngaku bahwa dirinya dihamili oleh ayah irinya sendiri.

Keluarga korban yang juga mendengar pengakuan korbanpun ikut geram dengan ulah Saiun. Tak elak, Saiun yang melihat keluarga istrinya mulai naik pitam dengan ulahnya berusaha mengambil langkah seribu menjauhi rumahnya ke arah Simpang Lima Gumul (SLG). Namun apes, arah pelarian Saiun diketahui oleh paman korban yang kemudian berhasil mengejarnya.

Saiun tidak berdaya saat paman korban menangkap dan membawanya ke Balai Desa Ngasem untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Senin, (18/2). Sekitar pukul 21.00 wib Saiun disidang di Kaontor desa oleh para perangkat desa dan keluarga korban. Dalam pertuemuan itu Saiun mengaku menyetubuhi korban sejak tahun 2012 lalu. Dia mengaku melakukan persetubuhan saat rumah dalam keadaan sepi.

Atas pengakuan Saiun tersebut, iu korban didampingi oleh perangkat desa setempat akhirnya melaporkan perbuatan tersebut pada Unit PPA Polres Kediri pada Selasa, (19/2). Setelah petugas meminta keterangan korban, petugas langsung menjemput pelaku, yang sebelunya sudah diamankan pihak keluarga dan perangkat desa setempat.


Kasubbag Humas, AKP Budi Nurtjahjo mengatakan kasus tersebut saat ini sedang dalam penanganan Unit PPA Polres Kediri. Menurut Budi, hingga saat ini petugas masih melakukan pemeriksaan intensif pada pelaku dan korban serta keluarganya. “Jika nantinya memenuhi unsur sebagaimana undang-undang, kita akan jerat pelaku denganpasal pasal 294 KUH Pidana tentang perbuatan cabul, dengan ancaman penjara maksimal selama 7 tahun penjara,” pungkas Budi. (*)

6 Tahun Mangkrak, Pasar Digunakan Hunian


KEDIRI – Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri, Jawa Timur tampaknya sia-sia menghambur-hamburkan uang rakyat hanyak untuk membangun pasar. Namun dalam perjalanan, pasar tersebut tidak difungsikan sebagai sarana jual beli, malah digunakan hunian atau tempat tinggal warga.

Seperti yang terjadi di Pasar Pagi Manisrenggo Kota Kediri, sejak dibangun tahun 2007 lalu, pasar tersebut hanya digungsikan sekitar satu bulan, dan sampai sekarang sudah tidak lagi dijumpai aktifitas jual beli. “Dulu dibangun sekitar tahun 2007, dan hanya digunakan sekitar 1 bulan. Sejak itu, sudah tidak digunakan lagi,” ujar Kasian penunggu pasar pagi Manisrenggo, Selasa (19/2).

Karena tidak digunakan, untuk sementara waktu pasar tersebut ia gunakan tempat tinggal sekaligus beternak ayam. “Untuk tempat tidurnya saya menempati ruang kantor pasar, sementara belakang yang digunakan los pasar, saya gunakan ternak ayam, daripada tidak digunakan,” ujarnya.

Apalagi, saat era Walikota Kediri H.A Maschut, dijelaskan Kasian yang juga membuka waeung ini mengaku mengantongi surat ijin menempati pasar. “Dulu Pak Maschut memberi saya surat untuk menempati pasar ini, daripada mangkrak terus rusak. Bahkan, beberapa waktu lalu Walikota Samsul juga pernah datang kesini menanyakan surat menempati pasar ini, dan saya juga diijinkan,” jelasnya.

Masih kata Kasian, selain Pasar pagi Manisrenggo, ada beberapa pasar pagi lagi yang beralih fungsi. Diantaranya, Pasar Tempurejo, Pasar Grogol, Pasar Tamanan. “Bersamaan Pasar ini dulu, juga ada beberapa pasar lain, yang saat ini nasibnya sama,” ujarnya.

Terpisah, Kabag Humas Pemkot Kediri Hariadi mengaku akan mengundang beberapa pihak terkait untuk menghidupkan kembali pasar tradisional tersebut. “Kami tetap akan terus berupaya menghidupkan pasar tersebut. Salah satunya dengan mengundang satker terkait dan juga PD Pasar agar pasar pagi ini difungsikan seperti semula,” ujarnya.

Salah satu upaya-nya, dijelaskan Hariadi mencari solusi agar pasar tersebut kembali berfungsi, dengan mengadakan serap aspirasi dari masyarakat tingkat kelurahan. “Masukan-masukan dari masyarakat akan kita tampung, dan harapannya bisa menghidukan pasar tersebut,” ujarnya.

Honor RT/RW Dijanjikan Naik


KEDIRI - Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri dalam waktu dekat akan memberikan insentif (honor) tambahan kepada pengurus di tingat RT/RW di setiap kelurahan. Seperti yang diungkapkan Walikota Kediri, Jawa Timur Samsul Ashar saat menjaring aspirasi masyarakat di Kecamatan Pesantren.

”Pemerintah daerah terus berusaha dalam peningkatan intensif atau honor terhadap para pengurus RT yang ada. Dananya akan diambilkan dari pos keuangan kelurahan yang nilainya terus meningkat. Yakni, dari Rp 50 ribu menjadi Rp 150 ribu,” ujar Walikota Samsul Ashar.

Masih kata Walikota Samsul Ashar, Pemkot Kediri juga akan merelokasi Pasar Santren yang berada dekat dengan jalur jalan raya. Masyarakat setempat sangat menghendaki keberadaan pasar. “Rencana perpindahan pasar sebagaimana telah disetujui oleh warga. Dalam waktu dekat akan kita lakukan penantaan ditempat baru. Sehingga masyarakat bisa menikmatinya,” janji Walikota Samsul Ashar.

Walikota dari kalangan medis ini berjanji akan menampung seluruh aspirasi masyarakat. Ia sendiri mengaku, sangat senang melihat animor warganya dalam berperan serta membangun Kota Kediri.

Dalam kegiatan Tilik Kelurahan Pesantren, ratusan warga berbondong-bondong hadir. Hiburan musik dangdut menambah maraknya suasana tersebut. Selain itu, warga masyarakat juga mengambil kesempatan dengan mengadakan pasar malam.

Hampir seluruh Kepala Satuan Kerja di lingkungan Pemkot Kediri, Camat, Kepala Kelurahan, Kepala Bagian juga turut hadir. Mereka berinteraksi secara langsung dengan masyarakat guna penyelesaian sejumlah persoalan dan aduan dari warga. (rif)

Tegur Seorang Pelajar Minta Uang, Seorang Pedagang Malah Dikeroyok


KEDIRI – Apes menimpa seorang pedagang kelontong saat minum kopi diwarung. Pasalnya, niat hati ingin menasehati seorang yang meminta uang pada pembeli lain, dia malah menjadi korban pengeroyokan sejumlah ‘preman’ yang masih mengenakan seragam abu-abu putih.

Nasib kurang beruntung itu dialami Sunyoto (42) warga Kelurahan Reomulyo, Kecamatan Kota Kediri, Jawa Timur Akibat pengeroyokan itu korban menderita luka memar di kepala dan merasa pusing

Karena tidak terima Sunyoto melapor ke Polres Kediri Kota. Saat ini polisi sedang mencari kawanan preman yang sudah melukai korban.

Pengeroyokan itu bermula saat korban berniat menegur salah satu pelaku yang sedang memalak meminta uang secara paksa kepada salah seorang pembeli di warung milik Misiah di kawasan Sumber Jiput Kelurahan Rejomulyo

Tiba-tiba dari belakang, ada seorang pria mengampirinya, kemudian langsung memukul menggunakan tangan kosong. Bukan hanya itu, korban juga dikeroyok para pelaku lain yang masih mengenakan seragam abu-abu putih. “Saya tidak ingat betul wajahnya, yang jelas masih menggunakan seragam sekolah,” ujar Sunyoto.

Kasubag Humas Polres Kediri Kota AKP Surono mengatakan, sudah membawa korban ke rumah sakit untuk dimintakan visum et repertum. "Laporan korban sudah kita terima. Kita juga telah membawa korban ke rumah sakit untuk dimintakan visum. Saat ini, kasusnya dalam penyelidikan," ujar AKP Surono, Selasa (19/2).

Sementara itu, polisi juga mengamankan potongan kayu, potongan tebu, palu dan pecahan kaca sebagai barang bukti.

Persik Tunggu Rekom Penambahan Pemain Asing


KEDIRI – Keinginan Persik menambah amunisi dilini depan, tampaknya masih menunggu rekomendasi penambahan quota pemain asing dari PT Liga Indonesia, selaku penyelenggara kompetisi.

Manajer Persik Anang Kurniawan mengatakan, surat permohonan rekomendasi sudah dikirimkan ke PT LI. Tetapi, sampai sekarang ini balasannya belum turun.

Kendati demikian, dikatakan Kabag Umum Pemerintah Kota Kediri itu, ada satu pemain asing yang sudah mengikuti sesi latihan di Stadion Brawijaya. “Kita belum mendapat jawaban dari PT LI mengenai permohonan penambahan quota pemain asing. Memang seharusnya maksimal quota pemain asing sebanyak tiga orang," katanya, Selasa (19/02/2013)

Anang berharap, PT LI mengijinkan Persik menambah quota pemain asing. Saat ini, tim bertajuk Macan Putih itu sedang membutuhkan seorang pemain dengan posisi striker yang memiliki naluri pencetak gol atau golgeter

Sebab, dari hasil evaluasi dua pertandingan tandang ke Jawa Tengah, manajemen melihat kelemahan tim ada pada lini depan dan faktor fisik. “Buruknya penyelesaian akhir oleh pemain depan membuat,banyak peluang yang terbuang percuma. Disamping itu kondisi fisik yang tidak prima membuat pemain acap kali kedodoran terutama saat pertengan babak," pungkasnya. (*)