Saturday, March 30, 2013

Ribuan Masyarakat Ikuti Mlaku Bareng Launching Pilwali Kota Kediri

KEDIRI - Ribuan orang yang berasal dari unsur musyawarah pimpinan daerah (muspida), pengurus partai politik, tokoh agama, akademisi, aktivis dan seluruh elemen masyarakat mengikuti jalan sehat Launching Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) Kota Kediri< Jawa Timur 2013, Minggu (31/03/2013) pagi.

Jalan sehat ini menempuh jarak sekitar 5 kilometer. Sementara rutenya mulai start dari depan Kantor KPU Kota Kediri Jalan Jaksa Agung Suprapto menuju Jalan Ahmad Dahlan lalu Jalan Kawi selanjutnya Jalan Veteran dan finish di tempat semula.

Ketua KPU Kota Kediri Agus Rofiq memberangkatkan peserta jalan sehat, pada pukul 06.00 WIB. Jalan sehat ini juga diikuti oleh tim Drum Band pelajar SMAN 5 dan pemain Barongsay "The Night Dragon". Dan dibarisan terdepan adalah maskot KPU yaitu, sponge bob mengenakan caping (topi dari anyaman bambu) yang dinaikkan pada mobil pick up

Masyarakat tampak antusias mengikuti kegiatan jalan sehat ini. Tidak heran, karena KPU Kota Kediri sudah menyiapkan sederet hadiah kepada para peserta. Antara lain, kulkas, mesin cuci, televisi, kipas angin dan sejumlah door prize lainnya.  "Sukseskan Pemilukada Kota Kediri 2013. Pastikan nama anda terdaftar sebagai pemilih," tegas Agus Rofiq. Ketua KPU Kota Kediri itu juga memaparkan seluruh tahapan Pemilukada Kota Kediri, yang akan dielat pada 29 Agustus mendatang, tepatnya hari Kamis Kliwon.

Sementara itu, sesi pengundian hadiah dihibur oleh penampilan Orkes Dangdut Pardesi. Para peserta mendapat suguhan gratis suara merdu dari artis-artis cantik Karesidenan Kediri. Sesi pengundian ini, sekaligus sebagai penutup acara. (*)

Eyang Subur, Tukang Jahit Asal Jombang yang Hebohkan Jakarta

Jombang - Nama Eyang Subur mulai santer menghiasi media massa sejak satu minggu terakhir ini, yakni semenjak artis Adi Bing Slamet berkomentar miring terhadap pria yang berusia 67 tahun tersebut. Lantas siapa sebenarnya Eyang Subur?

Bagi warga Tugu Kepatihan Gang IV Jombang, Eyang Subur bukanlah sosok yang asing. Karena di gang itulah Eyang Subur dilahirkan 67 tahun silam. Subur merupakan anak pertama dari pasangan almarhum Matari dan Rubi'ah. Dia mempunya dua adik kandung, yakni Sutik (62) dan Sutikah (59). "Ya di rumah ini Eyang Subur mulai kecil hingga dewasa," kata Sutik, adik kandung Eyang Subur, Minggu (31/3/2013).

Subur kecil memulai pendidikan formalnya di SDN Sulung (sekarang SDN Jombang 1). Selepas dari sekolah dasar, ia kemudian melanjutkan ke SMPN 1 Jombang dan kemudian melanjutkan ke SMEAN (Sekolah Menengah Ekonomi Atas Negeri) di kota santri tersebut. Nah, setelah lulus SMEA itulah, Subur membuka usaha sebagai tukang jahit di rumahnya. Subur menerima pesanan baju dari tetangga sekitar. "Dulu kalau menjahit di teras rumah," kata Sutik sembari menunjuk teras rumahnya yang sederhana.

Menjadi tukang jahit di kota kecil tidak banyak menjanjikan secara ekonomi. Sekitar tahun 1970-an, anak pertama dari tiga bersaudara ini kemudian hijrah ke Jakarta untuk mengadu nasib. Lagi-lagi, di ibukota dia membuka usaha tersebut. Walhasil, seiring laju waktu, usaha tersebut semakin moncer. Tidak tanggung-tanggung, pelanggan Subur mulai dari kalangan artis hingga pejabat tinggi.

Lantas mulai kapan pria yang punya banyak istri itu menekuni dunia paranormal? Sutik tak tahu secara pasti. Karena saat berada di Jombang, kakak kandungnya itu tidak pernah bersentuhan dengan dunia supranatural. Namun Sutik menduga, Eyang Subur mulai dikenal luas saat kampungnya di Jakarta dilanda kebakaran hebat. Saat itu, seluruh rumah ludes dilalap si jago merah.

Namun tidak demikian dengan rumah Eyang Subur. Tempat tinggal keluarga itu masih mentereng dan tidak tersentuh api sedikitpun. "Sejak itu, kakak saya dikenal dengan Eyang Subur, orang sakti asal Jombang," kata Sutik mengenang sembari menunjukkan foto-foto Eyang Subur berpose dengan sejumlah artis, termasuk Adi Bing Slamet dan juga Tarzan 'Srimulat'.

Sutik yang saat ini menghuni rumah warisan orangtua sempat kaget ketika kakaknya ramai diberitakan oleh media. Apalagi, yang menggelindingkan masalah itu adalah Adi Bing Slamet, yang tak lain mantan murid kakaknya itu. Padahal, antara Adi dan keluarga Eyang Subur cukup dekat. Sutik juga mengatakan bahwa Adi dulu sering datang ke Jombang.

"Saking dekatnya, Adi itu kalau memanggil saya ya Bulik Sutik. Karena saya juga sudah menganggapnya seperti keponakan. Tapi dia kok tega memfitnah kakak saya," kata Sutik prihatin.

Teman-teman sekolah Eyang Subur di Jombang juga cukup kaget dengan pemberitaan di media akhir-akhir ini. Mereka tidak percaya dengan tudingan yang dilontarkan oleh Adi Bing Slamet. Maklum saja, selama ini Subur dikenal baik hati dengan semua orang. Bahkan, Suwaskito pernah mengunjungi rumah temannya itu di Jakarta.

"Saya pernah ke rumahnya yang seperti istana di Jakarta. Saya terakhir ketemu saat reuni SMP di Jombang, saat itu teman saya ada yang diberi hadiah mobil," kata Suwaskito yang pernah satu kelas dengan Eyang Subur saat di SMPN 1 Jombang. (www.beritajatim.com)

Walikota Samsul Ikuti Nggowes Bareng PDI Perjuangan

Walikota Kediri Samsul Ashar (tengah putih)
KEDIRI - Walikota Kediri, Jawa Timur Samsul Ashar ikuti kegiatan nggowes bersama ratusan simpatisan PDI Perjuangan Kota Kediri, Minggu (31/3) pagi.

Kegiatan rutin nggowes bersama yang rutin dilaksanakan pada hari Minggu ini untuk mensosialisasi nomor 4, yang merupakan nomor urut peserta partai politik.

Ketua DPC PDI Perjuangan Wara S. Renny Pramana mengatakan, kegiatan nggowes bersama pengurus DPC, PAC dan Ranting serta simpatisan ini merupakan agenda rutin setiap hari Minggu untuk mensosialisasikan nomor urut 4.“Kegiatan nggowes ini merupakan agenda rutin tiap hari minggu, untuk memperkenalkan nomor 4 yang merupakan nomor urut PDI Perjuangan dalam peserta partai politik,” ujarnya.

Masih menurut perempuan yang juga ketua DPRD Kota Kediri ini, ada beberapa keuntungan dalam kegiatan nggowes bersama ini. Selain tentunya tubuh menjadi sehat, juga memberikan pemahaman nomor urut PDI Perjuangan.“Tentunya sepedahan membuat tubuh kita sehat setelah berolah raga. Selain itu, juga adanya kebersamaan dan keakraban antar pengurus PDI Perjuangan Kota Kediri,” ujarnya.

Dalam kegiatan gowes rutin ini, biasanya dilakukan sekitar 2 jam dengan mengelilingi kota wilayah barat, kadang wilayah timur, dengan mengambil start dan finish di kantor DPC PDI Perjuangan Kota Kediri.
Mereka membawa atribut PDI Perjuangan yang diletakkan di masing-masing sepeda. Semua peserta gowes juga mengenakan kaos PDI Perjuangan, dengan nomor urut punggung 4.(*)

Tabrak Panther, 2 Pelajar Kediri Tewas

KEDIRI  Nahas menimpa Dimas Indraswara (17) seorang pelajar sebuah SMA warga Desa Tanjung, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri. Dia tewas seketika usai menabrak Mobil Isuzu Panther, Jumat (29/3) malam. Dimas berkendara mengendarai sepeda motor dengan memboncengkan Rohmadina (16) warga kelurahan Bawang, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri melaju dari timur ke barat dengan kecepatan tinggi.
 
Sementara, dari arah berlawanan, melaju mobil isuzu panther yang dikemudikan Shohibul Huda (23) warga Desa Sidomulyo, Kecamatan Puncu. Tiba dilokasi kejadian, otor yang dikendarai oleh Dimas tiba-tiba oleng ke kanan dan langsung mnabrak obil panther yang sedang melaju.
 
Akibat tabrakan itu, kondisi sepeda motor yang dikendarai Dimas hancur di bagian depannya. Sementara Dimas dan Rohmadina seketika tidak sadarkan diri akibat mengalami luka cukup serius. Keduanya kemudian dilarikan ke RSUD kabupaten Kediri. Setelah mendapatkan perawatan medis nyawa keduanya tidak bisa diselamatkan.
 
Kanit laka Polres Kediri Iptu Rini Pamungkas saat dikonfirmasi terkait kejadian itu mengatakan, kecelakaan tersebut juga menyatakan kecelakaan yang telah menelan 2 korban jiwa ini diakibatkan kondisi kendaraan sepeda motor yang oleng ke kanan hingga menabrak mobil panter yang melaju berlawanan arah. Namun untuk memastikan penyebab kecekaan, pihaknya masih mengumpulkan beberapa bukti dan keterangan para saksi. “Data sementara, kejadian itu disebabkan oleh kendaraan bermotor yang tiba-tiba oleng dan menabrak mobil isuzu panther. Namun untuk memastikan penyebab kecelakaan tersebut, kami sedang mengumpulkan beberapa bukti dan keterangan saksi yang berada dilokasi kejadian.”ujar Rini.
 
Kini kondisi kedua jenazah sudah diserahkan oleh pihak kepolisian ke keluarga masing-masing untuk di kebumikan. Diketahui, Dimas merupakan anak dari salah seorang polisi yakni, Aiptu Siswari yang berdinas di bagian SKUKP Polda  Jatim di Kediri. (*)

Diduga Putus Asa Tak Dirawat, Kakek Bau Tanah di Kediri Mencoba Bunuh Diri

KEDIRI - Diduga Putus asa karena tidak ada yang merawat, kakek bau tanah nekat mengakhiri hidupnya dengan jalan pintas. Korban menusuk perutnya sendiri dengan pisau dapur.

Untung, perbuatan Kasini (74) cepat diketahui. Sehingga, nyawa pria tua asal Kelurahan Gayam RT 5/RW1, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Jawa Timur itu bisa diselamatkan.

Tetangganya membawa Kasini ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Gambiran Kota Kediri. Saat ini, yang bersangkutan tengah menjalani perawatan.

Kapolsek Mojoroto Kompol Dodik Eko Wijayanto mengatakan, saat ditemukan, korban terkapar di rumahnya. Sebilah pisau dapur masih menancap di perutnya. "Tim medis masih berusaha mencabut pisau yang menancap di perut bagian kiri korban," ujar Kompol Dodik Eko Wijayanto, Sabtu (30/03/2013)

Berdasarkan hasil penyelidikan, Dodik menjelaskan, alasan bunuh diri korban karena putus asa. Dia ingin mati sebab tidak ada yang merawatnya. (*)


Atasi Harga Cabai, DPRD Akan Panggil Dinas Pertanian


KEDIRI - Komisi B DFPRD Kabupaten Kediri, Jawa Timur berencana memanggil dinas terkait guna memantau langkah pengendalian harga sejumlah komoditas yang melambung khususnya harga cabai. Pasalnya, pemerintah daerah dinilai mempunyai cukup peran untuk melakukan normalisasi harga.

Anggota komisi B DPRD Kabupaten Kediri Muhaimin mengatakan, kenaikan harga cabai dalam beberapa hari terakhir menjadi perhatian banyak pihak. Sebab, komoditas cabai merupakan salah satu komponen yang mempengaruhi inflasi. “Seharusnya pemerintah kabupaten kediri melalui dinas pertanian melakukan pemetaan produktifitas petani sehingga kenaikan harga bisa diantisipas. Untuk itu dalam waktu dekat kami akan segera menggelar hearing untuk mengetahui sejauhmana langkah yang sudah diambil dinas terkait guna normalisasi harga,” ujarnya.

Untuk diketahui, harga cabai rawit kualitas standar di tingkat petani mencapai Rp 36 ribu per kilo. Sementara di tingkat distributor dan pedagang harganya mencapai sekitar Rp 40 hingga Rp 50 ribu per kilogram. (*)

Pengaruh Cuaca, Produksi Pangan di Kediri Turun

KEDIRI - Target produksi pangan bulog sub divre V Kediri, Jawa TImur tahun ini turun sekitar 6 ribu ton, dibanding tahun lalu. Turunnya target produksi pangan, karena kondisi musim yang kurang mendukung, serta adanya serangan hama di sejumlah daerah pemasok beras.

Kepala seksi analisis pasar bulog kediri, Dwi Santoso mengatakan, sebelumnya target produksi beras tahun ini mencapai 90 ribu ton, tetapi setelah melihat kondisi real dilapangan target diturunkan sesuai hasil koordinasi dengan bulog Jawa Timur. “Tahun ini memang sedikit turun, selain kondisi cuaca, juga produksi petani yang turun,” ujarnya.

Masih menurut Dwi, produksi pangan diwilayah kerja Bulog Kediri meliputi Kota dan Kabupaten Kediri serta Nganjuk, tahun ini di dominasi beras kualitas premium. Sedangkan penyerapan beras hingga kini telah mencapai 2 ribu ton, dan akan bertambah besar saat musim panen raya. Tahun lalu Bulog Kediri mentargetkan produksi beras sebanyak 80 ribu ton lebih, sedangkan tahun ini target diturunkan menjadi 75 ribu ton. (*)

Ribuan Persikmania Siap Ungukan Stadion Wilis Madiun

KEDIRI – Tampaknya tak terpengaruh munculnya kericuhan suporter Bonek pendukung Tim Persebaya dengan Arema mania (pendukung kesebelasan Arema Indonesia) beberapa waktu lalu hingga “memakan” korban 1 orang meninggal dunia. Polres Madiun ijinkan 1500 suporter persik mania mendatangi atau ngluruk datang ke Madiun.

Demi membela klub kesayangannya bertanding melawan Madiun Putra tanggal 1 April 2013 mendatang dalam lanjutan Kompetisi Divisi Utama PT liga Indonesia.

Hanif selaku Ketua FKSP (Forum Komunikasi Suporter Persik) menjelaskan dari hasil pertemuan dengan pihak kepolisian serta elemen suporter Madiun Putra yang berjuluk The man dalam pertemuan itu tercapai kesepakatan jika suporter team tamu (Persik Mania) dilarang untuk memakai atribut jika berada diluar area lapangan.

Dan sebaliknya suporter tamu diijinkan untuk memakai atribut dan memasang spanduk jika berada di dalam lapangan. “Kami telah berkomunikasi dengan pihak kepolisian dan penanggung suporter MP dengan kesepakatan yang telah disetujui bersama.Direncanakan tret tetet persik akan membawa 5 Bus dan sejumlah mobil pribadi,” terangnya, Sabtu (30/3/13).

Sementara itu Hanif menjamin mereka yang berangkat naik 5 armada bus serta dua mobil kendaraan pribadi tersebut merupakan supporter yang telah bertiket. (*)