Friday, January 22, 2010

TPA Klotok Overload, Ketinggian Sampah Mencapai 15 Meter


KEDIRI - Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Klotok overload. Volumenya sudah melebihi kapasitas yang hanya 3.000 meter kubik. Bahkan, sejak awal Januari lalu, ketinggian sampah sudah mencapai 15 meter. .

Jika pada awalnya pagar pembatas hanya setinggi 3 meter, namun karena penumpukan terus menerus akhirnya pagar ditinggikan menjadi 10 meter. “Kalau tidak ditinggikan akan membahayakan keselamatan warga,” kata Kepala Bidang Kebersihan Dinas Tata Ruang kebersihan dan pertamanan (DTRKP) Kota Kediri Hadi Wahyono.

Hadi Wahyono juga mengakui bahwa TPA Klotok sudah overload. Dari kapasitas 3.000 meter kubik, setiap hari ada 700 meter kubik yang dibuang ke sana. Sehingga, seminggu sekali harus dilakukan pengurukan agar bisa digunakan lagi. Namun, sistem itu tidak bisa terus diterapkan. Lahan TPA seluas 2 hektare tidak bisa lagi menampungnya. “Apalagi, ketinggian sampah telah melebihi batas pagar,” jelasnya saat meninjau lokasi TPA, Jumat (22/1).

Untuk mencegah agar tidak terjadi longsor, Hadi mengatakan, pemerintah harus segera melakukan terobosan. Sejauh ini, sudah ada dua alternatif yang bisa dipilih. Yaitu perluasan lahan TPA atau pengadaan teknologi pengolahan sampah agar bisa didaur ulang.

Untuk alternatif pertama, Dia mengaku sudah menyiapkan 2,1 hektare lahan yang bisa dipakai untuk perluasan TPA. Namun, saat ini masih terkendala belum adanya jembatan yang menghubungkan antara TPA dengan lahan yang akan digunakan.. “Sebenarnya kita sudah punya lahan disebelah utara TPA ini, namun karena ada sungai, jadi kami membutuhkan jembatan untuk akses masuk,” ujarnya.

Lebih lanjut dijelaskan Hadi, sebenarnya TPA Klotok ini sudah menggunakan system pengolahan Sanitary Landfill, namun karena manajemennya tidak jalan dan sampah terus datang hingga tidak bisa dikendalikan, maka metode tersebut dijalan. “Akhirnya kami gunakan metode damping,” ungkpanya.

Untuk itu Hadi berharap, agar masyarakat sadar dalam membuang sampah untuk memilah-milah mana sampah yang berguna dan tidak. “Kesadaran masyarakat sangat diperlukan dalam penanganan masalah sampah ini, dengan adanya kesadaran masyarakat untuk memilah-milah dalam membuang sampah, maka permasalahan sampah tidak akan menumpuk seperti sekarang ini,” harapnya.

Dari hasil pantauan di lokasi, air sampah yang seharusnya masuk kedalam proses sirkulasi, namun karena sampah overload akhirnya langsung terbuang kedalam sungai. Namun demikian, menurut Hadi air tersebut sebenarnya juga bahaya bagi manusia, tapi air tersebut sudah bercampur dengan air hujan, jadi tidak terlalu bahaya. “Kalau hanya air lindi akan sangat bahaya bagi manusia, tapi ini sudah bercampur dengan air hujan, jadi tidak terlalu bahaya,” ungkapnya.