Monday, April 22, 2013

Sejumlah Awak Media di Kediri, Masuk dalam Daftar Caleg

Pengurus DPC PDI Perjuangan Kota Kediri saat mendaftar
KEDIRI – Hari terakhir pendaftaran calon legislative (caleg) DPRD Kota Kediri, sejumlah awak media masuk dalam daftar calon sementara (DCS) di beberapa partai Politik. Seperti halnya, Partai Demokrat, ada sekitar 5 nama dari unsure jurnalis.

Ketua DPC Partai Demokrat Kota Kediri Djaka Siswa Lelana mengatakan, masuknya beberapa nama awak media dalam DCS, karena pers juga termasuk dalam tokoh. “Kita tampung semua dari berbagai unsure, tidak terkecuali jurnalis, karena mereka juga merupakan tokoh,” ujarnya usai menyerahkan berkas pendaftaran di KPU Kota Kediri, Senin (22/4).

Dalam penyerahan berkas kali ini, Partai Demokrat Kota Kediri membawa 25 nama caleg untuk dilakukan verifikasi. Menurutnya, untuk mencari caleg tidak segampang mencari orang, makanya beberapa nama yang dipilih merupakan mereka yang mempunyai eleltabilitas serta visi dan misi yang jelas. “Kalau sekadar mencari orang saja mudah, tapi memasukkan untuk mencari caleg, harus benar-benar yang mempunyai nilai jual. Karena target kita pileg mendatang kita harus menang,” ujarnya.

Sementara itu, DPC PDI Perjuangan Kota Kediri dihari terakhir pendaftaran calon DPRD Kota Kediri, mendaftarkan tiga puluh calon legislatifnya ke kantor KPU setempat. Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Kediri Wara S. Renny Pramana mengatakan, pihaknya mendaftarkan para caleg dari PDI Perjuangan untuk memenuhi kebutuhan partai sebagai peserta Pemilu 2014. Dari jumlah 30 tersebut, dengan rincian, Dapil Kota 10, Pesantren 9 dan Mojoroto 11. Untuk keterwakilan perempuan, Kota 4, Pesantren 3 dan Mojoroto 4. “Jumlah caleg yang kami daftarkan sebanyak 30 orang. Dengan kuota perempuan sudah kami penuhi,” katanya.

Puluhan caleg yang didaftarkan ini tersebar di tiga daerah pemilihan. Sedangkan kuota keterwakilan di DPRD Kota Kediri pada pemilu tahun depan seperti ditetapkan KPU setempat sebanyak 30 kursi. “Bismillah target kita maju untuk menang,” tegas Renny.

Untuk prosesi pendaftaran ke kantor KPU, pihak DPC melakukan dengan sederhana. Tanpa arak-arakan, pawai, maupun pengerahan massa. Hanya diserahkan oleh sekretaris DPC Yanvie C. Lesmana, Bid. Hukum, HAM dan Perundang-undangan Ni Made Susilawati dan Bendahara Purwanto.

Sementara itu, Sekretaris DPC PDI Perjuangan Yanvi mengatakan, sengaja tidak arak-arakan saat mendaftar ke KPU, karena ingin menunjukkan jika PDI Perjuangan santun dan menghormati instruksi KPU agar tidak ada pengerahan massa atau arak-arakan. “Yang terpenting bagi kami, semua data lengkap, tidak perlu ramai-ramai, dan kita PDI Perjuangan menunjukkan partai yang santrun,” ujarnya.

Terpisah, Ketua KPU Kota Kediri Agus Rofiq mengatakan, adanya sejumlah nama jurnalis yang meramaikan DCS pileg, tidak ada masalah, selama persyaratan bisa terpenuhi. “Darimana pun, siapa pun tetap kita terima, selama data-datanya lengkap,” ujarnya.

Dari hasil pemeriksaan administrative, KPU Kota Kediri belum menemukan adanya partai politik di Kota Kediri yang belum memenuhi kuota 30 persen keterwakilan perempuan. “Dari hasil sementara, semua partai politik sudah memenuhi kuota 30 persen keterwakilan perempuan,” ujarnya.

Sidak UN SMP, Walikota Kediri Geledah Tas Peserta


KEDIRI  – Guna mengantisipasi adanya kecurangan saat pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tingkat SMP yang sederajat dihari pertama, Walikota Kediri Samsul Ashar menggeledah satu persatu tas milik para peserta UN di SMP Negeri 1 Kota Kediri. 

“Ternyata hanya berisi makanan. Anak-anak membawa bekal dari rumahnya masing-masing,” ujar Walikota Kediri Samsul Ashar saat melakukan Inspeksi Mendadak (Sidak) di SMPN 1 Kota Kediri Jalan Diponegoro Kota Kediri, Senin (22/4).

Masih kata Walikota Samsul Ashar, para guru sudah memberitahu para siswa-siswinya supaya tidak percaya adanya isu kebocoran soal maupu peredaran kunci jawab. Sebab, dengan model soal dan macam soal yang bervariasi hingga 20 jenis, kemungkinan terjadinya kebocoran amat sangat kecil.  “Para siswa sudah dikasihtahu sama gurunya. Macam soalnya bervariatif, tetapi bobotnya sama. Kalau kemudian menyebar kunci jawaban itu akan konyol. Dalam kegiatan ini, saya melihat langsung, termasuk memeriksa isi tas peserta,” ujar Walikota Samsul Ashar

Peserta Unas SMP dan MTS di Kota Kediri tahun ini sebanyak 5.513 siswa. Mereka mengikuti Unas tersebar di 30 lembaga penyelenggara. Tiga dari mereka terpaksa mengerjakan soal Unas di Rumah Sakit Bhayangkara Kota Kediri. Kendati demikian, mereka mendapatkan perlakuan yang sama baik dari soal maupun pengawas.

Walikota menambahkan, masing-masing sekolah penyelenggara Unas sudah menyediakan pensil dan penghapus untuk para peserta. Peralatan itu sudah disesuai dengan standar pengisian Lembar Jawaban Komputer (LJK). Sehingga, para peserta tidak diperkenankan membeli peralatan dari luar yang justru dimungkinkan palsu. “Pensil itu kan mengandung bahan kayak ferum dan logam. Jika sudah masuk komputer, kemudian discanner, jika tidak standar, bisa tidak terbaca. Oleh sebab itu, jangan beli di luar. Ini bukan untuk pengadaan. Tetapi untuk menyalamatkan siswanya,” ujarnya.

Walikota menjamin pelaksanaan Unas SMP dan MTs berjalan dengan optimal. Dirinya juga memastikan tidak ada persoalan pada distribusi soal maupun lembar. Menurutnya, Kota Kediri berbeda dengan sekolah di kabupaten atau sekolah-sekolah di luar Pulau Jawa. 

Selain SMPN 1 Kota Kediri, Walikota juga melakukan sidak di dua sekolah SMP lainnya yaitu, di SMPN 3 Kota Kediri dan SMPN 2 Kota Kediri. Walikota memeriksa satu ruang kelas yang dipakai Unas. Kendati demikian, Walikota hanya bisa melihat pelaksanaan Unas dari luar ruangan dan berdialog dengan para dewan guru.

Puluhan Siswa Ajak Masyarakat Lindungi Bumi


Aksi didepan pintu masuk Jalan Dhoho Kota Kediri
KEDIRI - Dalam rangka hari bumi, 21 siswa Sekolah Dasar (SD) Islamic International School (IIC) Desa Gringging Kabupaten Kediri menggelar sosialisasi untuk menyelamatkan bumi di simpang empat Jalan Dhoho Kota Kediri, Senin (22/4) pagi.

Dengan membawa poster ajakan menyelamatkan bumi, para siswa ini dengan didampingi para guru juga meneriakkan yel-yel selamatkan bumi di pas perempatan saat lampu merah.

Selain membentangakan poster di tengah jalan pada saat lampu merah menyala, mereka juga membagi-bagikan pin ajakan untuk mencintai bumi. Selain itu, 3 anak menggunakan busana unik, yakni baju uang, baju sampah dan replika bola dunia yang diangkat. Aksi ini menggambarkan eksploitasi bumi demi keuntungan finansial kelompok orang tertentu.

M. Tafirulllah Hidayat seorang guru IIS mengatakan adanya siswa yang memakai baju uang, menggambarkan jika selama ini, bumi selalu digunakan eksploitasi bagi mereka yang punya duit. “Makanya kami mengajak masyarakat bersama-sama menyelamatkan bumi, agar mereka yang berduit tidak melakukan eksploitasi terhadap bumi,” ujarnya.