Thursday, January 31, 2013

Seorang Pelajar Dianiaya Anggota ‘Genk’ Wanita

KEDIRI - Erma Aprilina (18) seorang pelajar asal Jalan Kademangan Kelurahan Lirboyo Kecamatan Mojoroto Kota Kediri, Jawa Timur melapor ke Polisi setelah menjadi korban penganiayaan oleh anggota ‘genk’ wanita yang juga masih temannya sendiri.

Kejadian bermula saat Erma dijemput Tiwi temannya dan diajak kerumah Ika Maya (18) seorang pelajar warga Kelurahan Bujel Kota Kediri. Saat berada didalam Kamar Ika, sudah ditunggu 4 teman Ika. Kemudian, secara beramai- ramai, mereka memangkas rambut Erma, serta menampar pipi dan mulut Erma.

Tidak hanya itu, Erma juga disuruh melepas baju, dan selanjutnya difoto oleh Ika. Puas dengan perbuatannya, Ika kemudian mengantar Erma Pulang. Sesampainya dirumah Ika menangis dan ditanya oleh Mujiati (42) ibunya. Tidak terima anaknya menjadi korban penganiayaan, Mujiati langsung melapor ke Polisi.

Kasubag Humas Polres Kediri Kota AKP Surono mengatakan, pihaknya masih memintai keterangan beberapa saksi dan korban. Dalam waktu dekat, pihaknya juga akan memanggil para pelaku untuk dimintai keterangan atas perbuatan yang dilakukan pada korban. “Kita sudah memeriksa saksi dan korban, dan dalam waktu dekat juga akan memanggil para pelaku untuk dimintai keterangan,” ujarnya.

jika terbukti bersalah, Ika bersama teman temannya akan dikenakan Undang undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak, dengan ancaman hukuman maksimal 12 Tahun Penjara.


Puluhan Rumah Di Perum Bumiasri Terendam Air



KEDIRI – Sekitar 90 rumah warga yang ada di kompleks Perumahan Bumi Asri, Kecamatan Kota, Kediri, tergenang banjir sampai lutut orang dewasa yang diduga akibat drainase yang kurang bagus.

Anggota Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kediri Eko Prayitno, mengatakan banjir itu terjadi setelah hujan yang turun cukup deras dan dalam waktu yang lama. “Hujan mulai siang tadi sampai sekarang belum reda. Hujan ini membuat debit air di sungai sekitar perumahan naik, dan drainase pun juga tidak mampu menampung air,” katanya.

Pihaknya menyebut, ketinggian banjir yang melanda kompleks perumahan yang dihuni puluhan warga ini sampai lutut orang dewasa. Air bahkan sampai masuk ke dalam rumah warga, dan membuat barang-barang mereka terendam.

Hingga, Kamis (31/1) pagi tim Tagana Kediri lainnya masih di lokasi perumahan, memantau kondisi banjir, termasuk jika harus ada upaya evakuasi warga. Air dimungkinkan akan naik lebih tinggi lagi, mengingat cuaca pagi ini masih mendung. “Saluran drainase tidak mampu menampung air di perumahan, dan saat ini hujan belum reda. Kami bersiap, jika ada yang harus dievakuasi,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar mengatakan banjir yang terjadi di perumahan itu dimungkinkan karena lokasi yang lebih rendah. Dulu, daerah itu adalah areal persawahan yang diubah menjadi kompleks perumahan. “Kemungkinan dulu developer saat menguruk tidak menyesuaikan dengan tingginya daerah sekitar. Tempat itu dulu adalah persawahan. Jika lebih rendah (dari daerah sekitar) air mengalir ke sana,” katanya.

Selain itu, Wawali menyebut adanya penyempitan saluran air dibawah rel kereta api yang berada di barat perumahan. “Tadi saya cek adanya penyempitan saluran drainase dibawah rel kereta api,” ujarnya ditemui saat sidak banjir, Rabu (30/1) malam.

Untuk itu, Kamis (31/1) pihaknya mengundang beberapa pihak terkait, serta petugas stasiun kereta api untuk bersama-sama mencari solusi. “Kita siapkan alat berat untuk melakukan pelebaran saluran drainase, terutama dibawah rel kereta api. Karena disana ada penyempitan saluran air,” ujarnya.

Banjir yang terjadi di kompleks perumahan warga ini bukan yang pertama terjadi. Hamper setiap tahun selalu mengalami banjir diperumahan tersebut. “Kalau pas hujannya deras, kadang sudah pasti masuk rumah,” ujar Khodar warga setempat.

Untuk diketahui, banjir sebelumnya juga pernah melanda kompleks Perumahan Wilis Indah, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri. Bahkan, banjir yang terjadi saat itu sampai pinggang orang dewasa.

Di Kota Kediri banyak developer yang mengembangkan kompleks perumahan, termasuk vila. Wali Kota Kediri Samsul Ashar pernah menegaskan akan memperketat proses pendirian izin bangunan terutama untuk perumahan. Namun, sampai saat ini perumahan di Kediri juga masih berkembang. Bahkan, pemkot pun berencana mendirikan hotel di kawasan kota