Monday, May 27, 2013

Wawali Dampingi Balita Kelainan



KEDIRI - Kepedulian pemkot kediri  terhadap pasien pra sejahtera benar benar ditunjukkan empatinya oleh Wakil Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar. Ia rela memberikan bantuan dan empatinya terhadap Fadila Oktaviana, balita usia dua tahun asal Kelurahan Jamsaren Kecamatan Pesantren Kota Kediri.

Usai melakukan mediasi dengan direktur RS Gambiran Kota Kediri atas kelanjutan biaya ataupun perawatan Fadila yang mengalami kelainan usus itu, Abdullah Abu Bakar berharap adanya kecepatan dan keramahan dalam pelayanan terhadap para pasien yang ada. “Setelah ini, dan telah di fasilitasi Rumah Sakit Gambiran, saya berharap, dia bisa segera ditangani di Rumah Sakit Dokter Sutomo Surabaya,” ujarnya, Senin (27/5).

Sementara itu Iswanto, ayah Fadila, mengaku senang atas bantuan pemerintah daerah guna penanganan operasi lanjutan dari sakit yang dialami keluarganya. Sebab sudah hampir setahun paska operasi dari rumah sakit dr sutomo Surabaya dirinya mengaku kesulitan biaya dan mengakses kesehatan meski telah memiliki kartu jamkesda. “Kalau disana tidak berlaku Jamkesmas, kalau tidak dapat rekomendasi dari rumah sakit di tempat asal,” ujarnya.

Konvoi Lulusan Dirazia, Pelajar Semburat



KEDIRI - Arak-arakan konvoi merayakan kelulusan yang dilakukan ribuan pelajar SMA di kawasan Monumen Simpang Lima Gumul (SLG) Kediri dibubarkan petugas gabungan dari Satpol PP dan Polres Kediri. Sepasang pelajar yang tertangkap mewek (menangis, red) ketika ditilang petugas.

Tetapi petugas dari Satuan Lalu-lintas tidak merasa iba. Petugas tetap menindak dua pelajar tingkat SMA yang seragamnnya penuh dengan coretan itu. Sebab mereka tidak dapat menunjukkan surat surat kelengkapan berkendaraan.

Pantauan beritajatim.com, aksi perayaan kelulusan dilakukan pelajar tingkat SMA di Kediri dengan mencoret seragam mereka. Di tepi-tepi jalan menjadi tempat titik kumpul mereka. Diantaranya depan Kampus Universitas Pawiyatan Dhaha (UPD), Pertigaan Tepus dan jalanan SLG, sejak pukul 07.30 WIB.

Tulisan yang paling banyak di sergam antara lain, “Mak, Anakmu Lulus. Selamat Brow, Semoga Sukses”. Selain itu, juga tanda tangan sesama teman mereka. Bahkan, ada diantara mereka yang telanjang dada dan menyemprot tubuhnya dengan cat berwarna-warni.

Setelah itu, mereka melakukan konvoi keliling. Jumlah mereka mencapai ribuan memadati bundaran Monumen SLG dan jalan lingkar di sekitar SLG. Sebagian dari mereka melakukan aksi free style sehingga membahayakan para pengguna jalan lainnya.

Petugas gabungan dari Satpol PP dan Polres Kediri yang berjaga di sekitar monumen SLG menghalau mereka. Sehingga para pelajar semburat. Mereka mencari aman dari petugas dengan memilih jalan-jalan sempir di sekitar SLG.

Tak pelak, aksi para pelajar ini sempat membuat arus lalu-lintas tersendat. Seperti di Perempatan Paron, terjadi tumpukan arus hingga mengular. Tetapi para pelajar tidak menghiraukan pengguna jalan lain.
Kasubag Humas Polres Kediri Kota AKP Surono mengatakan, pihaknya sudah menempatkan personilnya dibeberapa titik yang bisa mengakibatkan kemacetan akibat konvoi pelajar. Selain itu, jika menemukan ada yang melanggar lalu lintas, pihaknya tetap melakukan tindakan tilang maupun pengamanan jika melakukan tindak kejahatan

Tujuh Paselon Walikota Kediri Wajib Puasa



KEDIRI - Mulai hari ini, tujuh pasangan calon walikota dan wakil walikota Kediri pereode( 2014-2019) diharuskan berpuasa. Sebab, mereka akan mengikuti tes kesehatan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Soetomo Surabaya.

Anggota Komisioner KPU Kota Kediri Samanhudi mengatakan, tes kesehatan dimulai pada 28 dan 29 Mei 2013. Masing-masing paselon sudah harus mempersiapkan diri sejak hari ini, untuk menahan makan dan minum. “Syarat untuk medical check up ke RSUD Dr. Soetomo Surabaya harus berpuasa selama 12 jam terlebih dahulu. Sehinggi masing-masing pasangan calon harus berpuasa mulai hari ini,” ujar Samanhudi, Senin (27/5)

Mengenai nomor urut tes kesehatan, pria berlatar belakang hukum itu menjelaskan, KPU maupun pihak rumah sakit memberikan keleluasan. Paselon yang datang lebih dahulu, akan mendapat giliran awal. Oleh karena itu, KPU menghimbau agar seluruh paselon stand by di rumah sakit milik Pemerintah Surabaya itu mulai besok. “Mulai besok, pasangan calon harus sudah stand by di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Medicak check up dilakukan selama dua hari. Jika, ada diantara pasangan calon yang tidak bisa mengikuti, harus ada lasan yang jelas. Mereka harus melampirkan surat keterangan resmi ketidak bisa hadiran,” beber Samanhudi.

Sementara mengenai matari tes, kata Samanhudi, merupakan keputusan pihak rumah sakit. KPU tidak memiliki wewenang untuk mengetahuinya. Masih kata Samanhudi, yang diketahuinya medical check up akan melibatkan 60 dokter. Sedangkan  hasilnya, baru bisa diketahui paling cepat dua minggu setelahnya.

Dijelaskan Samanhudi, hasil tes kesehatan merupakan final. Paselon tidak dapat membuat hasil pembanding dari rumah sakit lain. KPU bersama tim sukses paselon sudah membuat nota kesepakatan bersama ihwal keputusan itu.

Untuk diketahui, tujuh pasangan calon walikota dan wakil walikota Kediri itu antara lain, Kasiadi-Budi Raharjo, Imam Subawi-Suparlan, Harry Muller-Ali Imron, Abdullah Abu Bakar-Lilik Muhibah, Samsul Ashar-Sunardi, Bambang Harianto-Hartono dan Arifuddinsyah-Jatmiko.

Cinta Panji dan Dewi Kembali Bersemi di Goa Selomangleng



KEDIRI – Ande-Ande Lumut adalah cerita populer di kalangan masyarakat Jawa. Dalam cerita itu dikisahkan seorang janda (Mbok Rondo) yang tinggal di daerah Dadapan mempunyai lima orang gadis. Anak-anak yang cantik itu bernama Kleting Merah, Kleting Hijau, Kleting Biru dan Kleting Ganyong. Pada suatu hari datang seorang gadis berpakaian kotor. Gadis itu bernama Kleting Kuning.

“ Mbok saya mau ngenger (baca : numpang) disini. Saya akan melakukan apapun yang mbok suruh,” pinta gadis itu. Kelima gadis anak mbok rondo mencemooh. “ Memangnya ini penginapan atau hotel. Seenaknya saja ngenger disini,” cemooh Kleting Merah, Kleting Hijau, Kleting Biru dan Kleting Ganyong. Untunglah si mbok rondo segera mengajak gadis itu. Kleting Kuning seorang anak yang rajin. Sedangkan enam gadis anak si mbok rondo sangat pemalas dan pekerjaanya hanya bersolek.

Pada suatu hari, para kleting mendengar ada seorang pria tampan yang tinggal di seberang desa. Pria tampan nan gagah perkasa itu bernama Ande-Ande Lumut tinggal bersama seorang janda pula. Banyak gadis yang melamarnya, tetapi tak satupun yang diterima. Hingga akhirnya kelima kleting segera berangkat ke rumah Ande-Ande Lumut. Mereka saling mendahului agar segera terpilih menjadi istri Ande-Ande Lumut.

Kisah diatas diperankan kembali dalam Opera Pelataran Goa Selomangleng Kota Kediri. Pemeran berasal dari para seniman didikan Sastro Budoyo Kediri. Sedangkan dalangnya adalah Kompol Dodik Eko Wijanarko. Sang dalang tak lain adalah Kapolsek Mojoroto Kota Kediri, yang juga Wakil Ketua Dewan Kesenian Jawa Timur

Dengan konsep dagelan (baca : lawakan segar) acara tersebut langsung mengundang perhatian masyarakat. Ratusan pengunjung wisata Goa Selomangleng dan Museum Airlangga Kediri tumplek blek mengerumuni. Untuk menambah nuansa sakral dan mistik masyarakat juga disuguhi musik karawitan Sarwo Lawas.

“ Tibalah mereka (para kleting) di pinggir sungai yang memisahkan dua desa,” ujar dalang Dodik Eko Wijanarko. Kelima gadis mbok rondo pun bingung menyeberanginya. “ Bagaimana cara kita menyeberang?’ keluh Kleting Abang. Tiba-tiba munculah raksasa Yuyu Kangkang. “Mau kemanakah kalian ini?” tanya Yuyu Kangkang dengan nada tinggi. Jawab para kleting, hendak menyeberang sungai. “ Maukah kau menolong kami?” pinta Kleting Biru. Kemudian Yuyu Kangkang mengajukan syarat.

“ Aku mau pilusmu (pipi mulusmu). Setelah ku seberangkang, kalian harus menciumku satu per satu,” kata Yuyu Kangkan. Pada awalnya, kelima gadis mbok rondo menolak. Tetapi karena terpaksa, akhirnya mereka bersedia mencium. Dengan cekatan Yuyu Kangkang pun menyeberangkan mereka. Setelah itu, Yuyu Kangkang langsung mencium pipi kleting itu satu per satu. Dalam pikiran mereka yang penting segera bertemu dengan pria idaman yang tak lain adalah Ande-Ande Lumut

Sesampainya di rumah Ande-Ande Lumut, kelima kleting segera masuk dan memperkenalkan diri. Mereka satu per satu berlenggak-lenggok berusaha menarik perhatian Ande-Ande Lumut. Sementara itu, ibu Ande-Ande Lumut melantunkan lagu.

“Anakku, si Ande-Ande Lumut temuilah ada gadis yang ingin melamarmu. Si gadis nanti cantik rupawan, Kleting Merah yang jadi namanya”. Jawab Ande-Ande Lumut. “Duh ibu saya belum menerima rupa cantik bekas si Yuyu Kangkang. Kleting Merah sangat kecewa, begitu pun kleting lainnya.

Sementara itu, setelah menyelesaikan pekerjaanya Kleting Kuning berangkat menyusul keenam kleting. Tibalah di sungai besar. Dia bertemu dengan Yuyu Kangkang.  Kleting Kuning meminta tolong supaya diseberangkan. Tetapi, Yuyu Kangkang menolak. Alasannya, Kleting Kuning mengeluarkan aroma bau busuk, dan di pipinya terdapat kotoran ayam. Yuyu Kangkang hendak menyelam ke sungai. Dengan cekatan Kleting Kuning mengeluarkan pusaka “Sodo Lanang” dipukulkan ke sungai. Hingga sungai terbelah menjadi dua. Dan Kleting Kuning bisa menyeberang.

Kleting Kuning tiba di rumah ibu Ande-Ande Lumut. “ Dinda, akhirnya kau kutemukan,” kata pangeran Panji Asmoro Bangun, yang menyamar menjadi Ande-Ande Lumut. Kleting Kuning tergagap dan bingung ketika menyadari dirinya dihampiri pangeran. Akhirnya dua sejoli, putra dan putri raja itu bertemukan kembali

Kabid Pariwisata Disbudparpora Kota Kediri Esti Rahayu mengucapkan permohonan maaf karena Walikota Kediri dan Kepala Disbudparpora tidak bisa hadir ditengah tengah masyarakat. Dirinya berharap, kedepan setiap seminggu sekali akan ditampilkan budaya-budaya khas masyarakat Kediri, sebagai akar budaya Nasional.

Friday, May 24, 2013

41 Dukun Kediri Terawang BaHar Menang dalam Pilwali Kediri



KEDIRI - Pasangan Calon Walikota Kediri dari PDI Perjuangan Bambang Harianto – Hartono (BaHar) diprediksi bakal memenangkan Pemilihan Walikota Kediri yang baru akan digelar bersamaan Pilihan Gubernur Jatim, pada 29 Agustus mendatang.

Ketua tim Pemenangan Bahar Umamul Hoir mengatakan, dari survey yang dilakukan internal PDI Perjuangan oleh puluhan orang dukun alias paranormal. Hasilnya, dari 50 paranormal, sebanyak 41 orang meyakini BaHar bakal menang telak dalam Pilwali Kediri. “Kita melakukan survey terhadap 50 orang dukun. Hasil intervew terhadap mereka cukup mencengankan yaitu, 41 orang dukun memprediksi pasangan BaHar menang Pilwali Kediri,” ujar Umamul Khoir.

Masih kata Wakabid Bappilu ini, ke-41 dukun yang memprediksi kemenangan pasangan BaHar mengemukakan alasan secara spiritualis. Bahkan, mereka bisa menjamin kemenangan besar BaHar dari enam pasangan calon lainnya.

Sementara sembilan dukun lain berpandangan bahwa keenam paselon lain juga memiliki kans kemenangan mereka sangat tetapi tipis. Diantaranya, pasangan Kasiadi-Budi Raharjo, Imam Subawi-Suparlan, Abdullah Abu Bakar-Lilik Muhibah, Samsul Ashar-Sunardi, Herry Muler-Ali Imron dan Arifudin Syah-Jatmiko.

Untuk diketahui, Bambang Harianto merupakan mantan Ketua DPC PDI Perjuangan dan juga mantan ketua DPRD periode 2004-2009 dan saat ini masih tercatat sebagai anggota fraksi PDI Perjuangan DPRD Provinsi Jawa Timur.. Sedangkan Hartono, merupakan kader partai PDI Perjuangan yang menjabat sebagai Wakil Kepala Bidang (Wakabid) Infokom DPC PDI Perjuangan Kota Kediri.

Akui Kalah Start, Bahar tetap Optimis Menang



KEDIRI – Meski mengakui kalah start dalam perhelatan pemilihan walikota (pilwali) Kota Kediri, pasangan calon walikota Kediri Bambang Harianto – Hartono (Bahar) tetap optimis menang.

“Tim sudah terbentuk, dan juga beberapa program serta strategi sudah kami persiapkan. Meski saya akui kalah start, tapi kami optimis menang,” kata calon Wakil Walikota Kediri Hartono, Jumat (24/5).

Salah satu yang menjadi prioritas pasangan cawali Bahar, dikatakan Hartono yang juga wakil ketua bidang Infokom DPC PDI Perjuangan ini adalah masalah Pendidikan. Selama ini, masyarakat miskin belum bisa merasakan pendidikan yang lebih tinggi. “Kita akan telusuri, ada masalah apa ini, apa mungkin anggaran yang kurang atau tidak tepat sasaran,” ujarnya.

Selanjutnya, dari segi kebudayaan, pihaknya juga akan menggali lagi  beberapa potensi kebudayaan agar dikenal dimasyarakat luas dan menjadi ikon yang bias dikembangkan untuk objek wisata. “Kita akan menggali beberapa potensi budaya agar lebih dikenal dimasyarakat luas dan menambah PAD dari segi objek wisata. Karena, saya menilai masih banyak kebudayaan Kota Kediri yang perlu digali,” ujarnya.

Dalam segi kesehatan, pihaknya juga akan meningkatkan program kesehatan gratis. Pasalnya, selama ini sering kali terjadi, masyarakat miskin susah berobat di Rumah Sakit yang ditunjuk program Jamkesda, dengan berbagai alasan. “Ini juga menjadi persoalan kita, ada apa dengan program Jamkesda, kok selalu permasalahannya klasik,” ujarnya.

Untuk strategi politik, Hartono mengaku akan menggunakan politik yang murah meriah dengan tidak menghambur-hamburkan uang dan terstruktur. “Kita tidak akan membagi-bagikan uang, tetapi kami akan melakukan pendekatan – pendekatan kekeluargaan dengan bekerja untuk masyarakat. Menang tidak menang, tapi niat kami sudah membantu masyarakat,” ujarnya. (arif)

Profil
Nama : Hartono,
Lahir Kediri 1965,
Pendidikan SE, SH, MH.
Istri : Kristinawati,
Anak:
1. Fedrik Andreanata,
2 Christa Bella
3. Ciendy TH,
4 Billy cuan Alexsander.
Pekerjaan : Wiraswasta .

Pengalaman organisasi :
1.Wakabid Infokom PDI Perjuangan kota Kediri,
2.Ketua KH3,
3  Ketua INKAI,
4. Sekretaris paguyuban Samaria,
5. Majelis Gereja,
6 Kadin kdr

Dua Siswa SMA di Kota Kediri Tak Lulus



KEDIRI – Tingkat kelulusan sekolah SMA dan sederajat di Kota Kediri tahun ini naik. Dari 20.071 peserta ujian nasional (Unas), hanya dua siswa yang dinyatakan tidak lulus.

“Alhamdulillah Kota Kediri menduduki peringkat ke tujuh Jawa Timur. Hanya ada dua siswa yang tidak lulus. Mereka tidak ikut ujian selanjutnya. Jadi tidak lengkap. Misalnya, hari ini dia datang, hari berikutnya tidak datang,” ujar Walikota Kediri Samsul Ashar, Jumat (24/5).

Dua siswa tidak lulus yang dimaksud berasal dari SMA Doho dan SMK swasta di Kota Kediri. Walikota memita Dinas Pendidikan (Disdik) dan pihak sekolah menganalisa kegagalan dua siswanya itu.

Kendati tetap ada siswa yang tidak lulus, tetapi Walikota mengaku, masih berbangga diri karena salah satu siswa berhasil menyabet peringkat lima se-Jawa Timur. Pelajar berprestasi tersebut bernama Edo Dwi Prayoga, siswa SMA Negeri 2 Kediri jurusan IPA. “Dibanding tahun lalu, tingkat kelulusan tahun ini cukup bagus, karena mengalami peningkatan. Kunci keberhasilan ini, karena semua pihak bersinergi baik masyarakat maupun pemangku kepentingan seperti, Dinas Pendidikan, Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah,” beber Walikota

Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri Gunawan mengatakan, memberikan apresiasi yang tinggi kepada Edo Dwi Prayoga. Disdik akan memberikan penghargaan kepada yang bersangkutan berupa piagam penghargaan atas prestasi yang telah ditorehkan.

Sayangnya, Edo Dewi Prayoga bukan asli Kota Kediri. Pelajar berpretasi itu berasal dari Kecamatan Prambon, Kabupaten Nganjuk. Gunawan sendiri mengaku, belum memanggil yang bersangkutan, karena baru menerima pengumuman kelulusan dan prestasi yang didapat salah satu anak dirinya, pada Kamis (23/5/2013) malam.

Sementara itu, hari pertama pengumuman kelulusan di Kota Kediri masih terlihat sepi. Belum tampak aktivitas siswa-siswi yang melakukan perayaan kelulusan dengan coret-coret seragam maupun konvoi di jalanan.

Sambil menunggu kelulusa, para pelajar memilih menghabiskan waktu nongkrong di area kafe taman Sekartaji Kota Kediri. Selain itu, ada minum kopi di area wisata Lebak Tumpang. (*)

Thursday, May 23, 2013

Berikan Surat Edaran ke Sekolah., Agar Tidak Coret Seragam




KEDIRI - Guna menghindari aksi sorat-coret seragam sekolah saat perayaan kelulusan, Jumat (24/5) hari ini, Dinas Pendidikan Kota Kediri telah mengirimkan surat edaran ke semua lembaga sekolah agar mengumpulkan seragam sekolah untuk diberikan kepada yang membutuhkan.

Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Kediri Agus DS mengatakan, beberapa waktu lalu, pihaknya sudah mengirimkan surat edaran yang ditujukan kepada kepala sekolah yang ada di Kota Kediri. “Inti surat itu, lembaga sekolah agar membentuk koordinator pengumpulan seragam sekolah. Hasulnya nanti seragam bekas tersebut akan disalurkan kepada siswa yang membutuhkan," ujar Agus DS, Kamis (23/5).

Masih kata Agus, selain memberikan surat edaran agar mengumpulkan seragam sekolah pihaknya juga menghimbau agar kepala sekolah bisa menekan adanya kegiatan kumpul-kumpul para siswanya yang bisa menimbulkan aksi konvoi dijalanan.

Terpisah, Anggota Komisi C DPRD Kota Kediri Yudi Ayubchan juga menghimbau agar lembaga sekolah memberikan pantauan dan imbauan agar siswanya tidak coret-coret dan konvoi dijalan. “Jalan itu kan milik para pengguna jalan. Jadi, kami imbau agarpara guru benar-benar mengawasi agar siswanya tidak melakukan konvoi. Selain itu, seragamnya daripada di corat-coret, mending dikumpulkan dan disumbangkan kepada mereka yang membutuhkan,” harapnya.
 
Sementara pihak Polres Kediri Kota akan menindak tegas para pelajar yang konvoi di jalan raya merayakan kelulusan jika tidak mematuhi rambu lalu lintas. Selain itu, penindakan juga dilakukan kepada pelajar yang ugal-ugalan mengendarai motor, dan tidak melengkapi kendadaraan sesuai standar.

Kasubag Humas Polres Kediri Kota AKP Surono mengatakan, pihaknya akan menerjunkan sekitar 300 personil untuk siaga di jalan-jalan yang dilalui peserta konvoi maupun tempat wisata. “Kami akan menutup jalur masuk Kota Kediri bila konvoi kendaraan mengganggu ketertiban umum,” ujar AKP Surono.

Mekanisme pengumuman kelulusan masih menunggu dari Dinas Provinsi Jawa Timur. Tetapi jika mengacu pada tahun-tahun sebelumnya, bagi siswa yang tidak lulus,maka akan ada surat yang dikirim kerumahnya. Jika tidak ada kiriman surat kerumah sampai sore, maka siswa itu dinyatakan lulus. (rif)

Tuesday, May 21, 2013

3 Pencuri Cilik Nyaris Dihakimi Massa



KEDIRI – Tiga orang pencuri cilik lintas kota nyaris menjadi bulan-bulan massa setelah kepergok membobol toko kelontong di Kediri. Para pelaku akhirnya diserahkan ke polisi.

Rudi Hartono (35) selaku korban mengaku, satu dari tiga pelaku kepadanya mengaku bernama ADT (15) berasal dari Desa Delakup, Kecamatan Ngantru, Kabupaten Tulungagung. Sementara dua lainnya berasal dari Kota Kediri.

Ketiga pelaku tertangkap basah istri Hartono saat berusaha mencongkel pintu tokonya di Jalan Suparjan Mangun Wijaya 2A, Kelurahan Sukorame, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, sekitar pukul 01.00 WIB. “Istri saya mendengar suara gaduh di depan toko. Dia membangun saya. Semula kami mengira seseorang yang sedang memasang baliho di depan toko. Tetapi karena penasaran, kemudian kami keluar melalui pintu samping rumah,” kata Hartono, Selasa (21/5)

Istri Hartono melihat seorang anak berlari ke arah selatan. Spontan, sang istri mengejarnya. Hartono juga ikut melakukan pengejaran. Sampai akhirnya satu pelaku berhasil ditangkap tidak jauh dari tokonya. “Saya geledah saku celananya. Ternyata, dari balik bajunya terdapat sebuah obeng. Saya kemudian meminta KTP-nya. Dia tampak gugup sambil menelpon dua temannya,” terang Hartono.

Tidak lama kemudian, dua teman pelaku datang. Saat itu, warga sekitar sudah berkumpul mengelilingi mereka. Warga sudah sangat geram. Sebab, di lingkungan tersebut sering terjadi aksi pencurian.

Tetapi karena ketiga pelaku masih anak dibawah umur, akhirnya warga mengurungkan niat untuk menghakimi. Warga memilih menyerahkan ketiganya ke kantor Polsek Mojoroto Kota Kediri.

Hartono mengungkapkan, dia mendengar keterangan para pelaku kepada penyidik, bahwa sudah empat kali melakukan aksi pencurian di sekitar rumahnya. Dia mengaku sangat jengkel, karena dua tahun lalu, mengalami kejadian yang sama.

Kasubbag Humas Polres Kediri Kota AKP Surono mengatakan, para pelaku saat ini masih menjalani penyidikan. Kasus tersebut akan segera diambil oleh PPA Polres Kediri Kota, mengingat pelakunya masih anak dibawah umur.

Ribuan Guru Dipertanyakan Kompetensinya



KEDIRI - Sedikitnya dua ribu guru di Kabupaten Kediri telah melakukan kegiatan belajar mengajar di sekolah, kendati belum mengikuti uji kompetensi. Kondisi ini tak ayal, menimbulkan pernyataan dan keraguan bagi sejumlah kalangan terkait kemampuan seorang pendidik tersebut.

Sesuai program kerja pemerintah, untuk mengetahui kualitas yang baik dalam mendidik dan mengajar siswa, ratusan guru tersebut harus melakukan uji kompetensi.

Kabag Humas Pemkab Kediri, Edhi Purwanto  mengatakan memang ada sejumlah guru yagn belum mengikuti uji kompetensi. Mereka berada di semua level pendidikan mulai dari SD, SMP hingga SMA. Pihaknya terus berupaya meningkatkan kualitas para pendidik tersebut, dengan melakukan pelatihan dan uji kompetensi secara berkala. “Kami terus berupaya untuk meningkatkan kualitas para pendidik, salah satunya dengan melakukan uji kompetensi secara berkala,” ujarnya.

Untuk diketahui rincian jumlah guru yang belum mengikuti uji kompetensi masing-masing untuk guru SD sekitar 900 orang, Guru SMP maupun SMA lebih dari 500 orang. Guna mengcover sejumlah guru yang belum mengikuti uji kompetensi, Pemkab melalui dinas pendidikan berniat untuk menambah kuota dan meringankan biaya uji kompetensi guru.

Monday, May 20, 2013

Daftar Paling Akhir, Golkar-Hanura Daftarkan Kader dari Jatim


KEDIRI - Tiga jam jelang penutupan, KPU Kota Kediri menerima pendaftaran dari satu pasangan calon walikota-wakil walikota Kediri. Mereka, Arifudinsyah berpasangan dengan Jatmiko.

Paselon Arifudinsyah-Jatmiko diusung oleh koalisi Partai Golkar dan Hanura. Arifudin merupakan Wakil Ketua Golkar Provinsi Jatim. Sedangkan Jatmiko adalah Sekretaris Hanura Provinsi Jatim.

Arifudinsyah-Jatmiko tiba di KPU Kota sekitar pukul 21.25 WIB. Mereka datang bersama puluhan pendukungnya dari kader maupun simpatisan kedua partai politik (parpol) pengusung. “Berkas kami terima kemudian akan kami teliti, pada saatnya nanti, 19 Juni, KPU akan memberitahukan hasil penelitian. Sesuai ketentuan yang ada, jika ada kekurangan bisa dilakukan perbaikan,” ujar Agus Rofiq, Minggu (19/5).

Arifudinsyah dalam sambutannya berterima kasih kepada kader dan simpatisan partai pengusung. Dia menganggap bahwa, kedatangannya ke KPU merupakan awal niatnya untuk memenangkan Pilwali Kediri 29 Agustus 2013. “Kami sangat berterima kasih kepada KPU yang telah menerima kami. Kami juga berterima kasih kepada kader dan simpatisan partai yang sudah mengantar kami sampai ke KPU ini,” terang Arifudinsyah.

Diakui oleh Arifudinsyah, jika sempat terjadi dinamikan dalam proses pemberian rekomendasi Partai Golkar dan Hanura kepadanya. Tetapi, keputusan tersebut adalah mutlak kewenangan partai. “Partai Golkar tidak bisa memberangkatkan calon. Partai Hanura juga demikian. Akhirnya, koalisi partai menunjuk kami berdua menjadi calon," tambah Arifudinsyah.

Terpisah, Ketua DPD Partai Golkar Gatot Adi Prayogo mengatakan, ada tuju orang bakal calon yang mendaftar ke koalisi Partai Golkar dan Hanura, tetapi akhirnya partai memutuskan memberikan rekomendasi kepada dua kader partai tingkat Provinsi Jatim. “Partai memiliki mekanisme. Mungkin para calon yang mendaftar belum sesuai keinginan partai. Kami menyerahkan keputusan itu kepada partai," kata Gatot Adi Prayogo.

Ditanya alasan mendaftar paling terakhir dan malam hari, Anggota DPRD Kota Kediri itu mengaku, karena ada sedikit dinamika internal partai. Tetapi kendala itu telah diminimalisir dan ditiadakan.

Sebagaimana diketahui, bursa Pilwali Kediri 2014-2019 diikuti oleh tujuh pasangan calon. Mereka, dua paselon dari jalur perseorangan dan lima pasangan dari jalur parpol. KPU akan menutup pendaftaran pada pukul 24.00 WIB. Selanjutnya KPU bakal melakukan verifikasi persyaratan mereka.

Kirab Adipura Rawan Ditumpangi Kampanye Calon Walikota Kediri


KEDIRI – Pemerintah Kota Kediri optimis kembali meraih Piala Adipura, pada tahun ini. Akan tetapi, kirab adipura sebagai tradisi tahunan rawan muatan politis. Pasalnya, tahun ini ada momentum hajatan Pilwali Kota Kediri

Masyarakat Kota Kediri khawatir para calon walikota dan wakil walikota Kediri pereode 2014-2019 akan menumpangi acara kirab adipura untuk meraih dukungan dan simpatik. Oleh karena itu, masyarakat meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri menolak para calon ikut dalam kirab. “Jangan sampai pesta kemeriahan atas jerih payah masyarakat, justru dimanfaatkan oleh para calon untuk meraih simpati melalui kampanye. Pemerintah Kota harus tegas melarang mereka ikut,” tegas Daenuri (34) warga Kelurahan Bandar Kidul, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Senin (20/5)

Kabag Humas Pemkot Kediri Hariadi menjelaskan, Pemkot telah memasuki penilaian P1 dan P2, plus verifikasi. Sehingga, Pemkot semakin percaya diri kembali merengkuh piala adipura. “Sekarang ini dalam tahapan penilaian P1 dan P2. Apabila dalam P1 dan P2 nanti kita masuk nominasi, berarti penerimaan piala adipura akan disampaikan,” tegas Hariadi.

Apabila tahun ini Pemkot Kediri meraih piala adipura, imbuh Hariadi, akan diumumkan pada 4-5 Juni 2013 mendatang. Hariadi menambahkan, sudah barang tentu Pemkot juga akan mengirab piala adipura itu keliling Kota Kediri.

Hariadi menyadari jika momen kirab piala adipura rawan ditumpangi para calon. Untuk itu, pemkot melarang para calon yang ikut memeriahkan kirab mengenakan atribut maupun ajakan untuk memilihnya. “Diharapkan seluruh lapisan masyarakat memeriahkan penyambutan piala adipura. Sementara mengenarai kesempatan itu akan digunakan para calon, harus bisa membedakan. Dimana kita melaksanakan persiapan pilkada, dan dimana saat ini kita menerima hasil dan jerih payah masyarakat dalam bidang kebersihan dan lingkungan,” jelas Hariadi.

Sebagaimana diketahui, Pilwali Kediri akan dihelat pada 29 Agustus mendatang. Ada tujuh pasangan calon yang telah mendaftara KPU Kota Kediri. Dari jumlah itu, dua pasangan calon adalah Walikota Kediri Samsul Ashar dan Wakil Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar. Lainnya, berasal dari kalangan birokrasi, pegawai negeri, politisi, pengusaha, hingga wartawan.

Minta Bertemu Walikota, 10 Mahasiswa Dobrak Pagar Balaikota dan Bakar Sandal

KEDIRI – Sepuluh orang aktivis mahasiswa yang berasal dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kediri nyaris bentrok dengan aparat gabungan Satpol PP dan kepolisian saat berlangsung unjuk rasa di depan Balaikota Kediri, Senin (20/5). Mahasiswa akhirnya meninggalkan balaikota, setelah gagal menemui Walikota.

Aksi saling dorong antara mahasiswa dengan aparat gabungan tersebut terjadi ketika mahasiswa dihalang-hali masuk ke balaikota. Mahasiswa yang tersulut amarah kemudian berusaha merobohkan pagar pintu dari besi dengan cara mendorong dan menggoyang-goyangkan secara bersama.

Tetapi usaha mahasiswa gagal. Sebab, jumlah aparat gabungan yang berjaga jauh lebih banyak. Mahasiswa kemudian hanya bisa berorasi di luar balaikota, sambil meneriakkan hujatan kepada orang nomor satu di Kota Kediri serta kepada sejumlah pejabat. “Kawan, kita berdiri di pagar ini. Didalam sana tempat para tikus-tikus. Empat tahun memimpin Kota Kediri, pak Samsul telah gagal. Angka kemiskinan masih tinggi. Angka pengangguran juga sama tingginya,” teriak Mahbuba, dalam orasinya menggunakan pengeras suara.

Mahasiswa tidak kurang akal. Mereka kemudian membakar poster dari keras yang mereka bawa serta sendal milik mereka. Lalu mereka bernyanyi bersama dengan mengibarkan atribut kemahasiswaan. Kobaran api yang menyala itu kemudian mereka tendang ke arah aparat gabungan yang berjaga di pagar.

Saat aparat lengah mengatasi kobaran api, mahasiswa kembali mencoba masuk ke balaikota dengan cara memanjat pagar. Akan tetapi, usaha mereka kembali gagal. Mereka akhirnya pasrah dan melakukan aksi teatrikal di samping balikota.

Aksi teatrikal tersebut menggambarkan kondisi masyarakat yang masih tertindas oleh pemimpin. Masyarakat yang belum menikmati kemerdekaan. Bahkan, mahasiswa juga memerankan figur Walikota Samsul Ashar yang berasal dari kalangan medis atau dokter, yang gagal menyehatkan warganya.  “Kita harus mendatangkan dukun untuk menyehatkan pak dokter. Banyak persoalan-persoalan disini yang belum tuntas. Ini bentuk kegagalan dari kepemimpinan pak walikota selama empat tahun. Kami harus bertemu sekarang juga dengan pak Samsul Ashar,” imbuh Mahbuba.

Kendati telah berorasi dan melakukan aksi teatrikal, tetapi mahasiswa tidak digubris oleh Walikota Samsul Ashar. Bahkan, tidak ada seorang pun pejabat sudi menemui mereka. Sehingga para mahasiswa itu kemudian pergi meninggalkan balaikota dengan kecewa.

Aksi unjuk rasa yang dilakukan para aktivis mahasiswa tersebut merupakan refleksi peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang jatuh hari ini. Aksi sempat menarik simpatisan para pengguna jalan. Ada sejumlah pengendara yang berhenti untuk melihat aksi mereka. Tetapi, pihak keamanan yang sudah disiagakan, mengatur jalanan arus lalu-lintas agar lancar, selama aksi berlangsung.

Momentum Harkitnas, Walikota Ingatkan Netralitas PNS


KEDIRI – Momen peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) 20 Mei 2013 di Kota Kediri menjadi tantangan bagi para PNS sebagai pelayanan masyarakat yang dikekang oleh aturan kedisiplinan. Walikota Kediri kembali mengingatkan mereka untuk selalu menjaga netralitas.

“Namanya PNS sendiri harus netral tidak boleh memihak. Harkitnas sendiri mengedepankan persatuan dan kesatuan bangsa. Yang sudah digagas oleh pendahulu kita, PNS sendiri adalah pelayanan masyarakat, tidak boleh terpecah pecah,” ultimatum Walikota Kediri Samsul Ashar usai memimpin Upacara Peringatan Harkitnas di Balaikota Kediri, Senin (20/5).

Peringatan Walikota terhadap netralitas PNS sangat realistis. Pasalnya, Kota Kediri dalam waktu dekat akan memiliki hajat besar memilih pimpinan daerah untuk lima tahun yang akan datang. Walikota tidak ingin euforia Pilkada 23 Agustus 2013 mendatang malah menjadi pemecah belah diantara PNS. “Sekali lagi haketat Harkitnas adalah alat untu mempersatukan bangsa, satu Nusa Satu Bangsa. Kalau ada perbedaaan, maka harus kita selesaikan dengan baik. Kalau jaman dahulu, untuk mengusir penjajah dibutuhkan persatuan dan kesatuan. Sekarang kita memperingatinya bersama dengan mengambil nilai-nilai dan maknanya,” tegas pak Dokter, sebutan akrab Samsul Ashar.

Upacara peringatan Harkitnas di Balaikota Kediri sendiri dikuti oleh seluruh PNS, musyawarah pimpinan daerah (muspida) hingga kalangan pelajar. Walikota sebagai pembina upacara membacakan pidato Menteri Komunikasi dan Informasi Tifatul Sembiring.

Isi dari pidato tersebut mengamanatkan kepada seluruh PNS, pegawai instansi pemerintah untuk bekerja sesuai bidang masing-masing, mengabdi kepada masyarakat.

Sunday, May 19, 2013

Jelang Penutupan, 6 Pasangan Cawali Sudah Resmi Mendaftar

Pasangan Bahar dari PDI Perjuangan menyerahkan berkas
KEDIRI – Hingga menjelang 1 hari penutupan pendaftaran pasangan Calon Walikota-Wakil Walikota Kediri, sudah ada enam bakal pasangan calon yang sudah mendaftar. Yakni, Pasangan Kasiadi-Budiraharjo, Imam Subawi – Suparlan, Abdullah Abu Bakar – Lilik Muhibbah, Samsul Ashar – Sunardi, Harry Muler- Ali Imron dan pasangan Bambang Harianto – Hartono.
 
Menurut Ketua KPU Kota Kediri, meski pendaftaran  kurang satu hari, namun pihaknya tetap menyiapkan petugas untuk menerima pendaftaran pasangan calon. “Rencananya, besuk malam pasangan Haryono Budi Pramana – Mandung Sulaksono akan menjadi pasangan calon terakhir yang akan mendaftar,” ujarnya.
 
Untuk diketahui, pada Sabtu (18/5) ada dua pasangan calon yang mendaftar. Yakni, mantan direktur utama PDAM Hari Muller – Ali Imron. Dengan berjalan, dan diiringi kesenian jaranan serta ratusan pendukungnya,  kedatangan Heri Muler – Ali Rohmad (HAI) diterima komisioner dan anggota KPUD.
 
Dalam kesempatan itu, Heri Muler ingin membawa perubahan Kota Kediri menjadi lebih baik dan melanjutkan beberapa program yang dinilai sudah pro rakyat. “Kita akan bawa Kota Kediri ini menjadi lebih baik,” ujarnya.
 
Sementera itu, usai menerima berkas, Ketua KPU Kota Kediri Agus Rofiq langsung memeriksa berkas dukungan 20 partai politik non parlemen yang tergabung dalam Aliansi Lintas Parpol (ALP). Menurut Agus Rofiq, berdasarkan ketentuan, untuk bakal calon walikota yang didukung Partai Politik non parlemen minimal mendapatkan suara sah pada pemilu 2009 sebesar 20.762 suara. Namun parpol pengusung HAI ini jumlah suara sah mencapai 21.344 suara. “Jadi, kami menerima berkas pasangan calon Harry Muler – Ali Imron,” ujarnya.
 
Sementara itu, dari PDI Perjuangan yang mempunyai 5 kursi di DPRD Kota Kediri resmi mencalonkan a Bambang Harianto - Hartono (Bahar) yang juga disebut para simpatisan PDI Perjuangan Kota Kediri sebagai pasangan Jokowi - Ahok. Pasalnya, Hartono yang merupakan Wakabid Infokom DPC PDI Perjuangan ini merupakan keturunan etnis Tionghoa.

"Bahar - Hartono, Jokowi - Ahoknya Kota Kediri," kata simpatisan PDI Perjuangan yang ikut mengantar Bambang Harianto – Hartono (Bahar) mendaftar jadi bakal Calon Walikota Kediri ke KPUD setempat, Sabtu (18/5) siang.

Bahar mengatakan maju menjadi Calon Walikota dengan menggunakan ongkos biaya yang murah. “Niat saya baju menggunakan Bondo nekat (harta sedikit) dan mempunyai target menang,” kata Bahar dalam sambutannya.

Menurut Bahar yang merupakan politisi senior PDI Perjuangan ini tidak mempunyai target yang muluk-muluk. “Target saya tidak muluk-muluk, seperti singkatan Bahar, yakni Bahagia bersama rakyat,” ujarnya.
 
Selain diikuti ratusan simpatisan PDI Perjuangan, pendaftaran pasangan Walikota Kediri Bahar juga dihadiri penghanut kepercayaan, pawai kesenian tradisional Jaranan dan Barongsai serta puluhan tukang becak.

Dalam kesempatan itu, Bahar juga diberikan ucapan selamat oleh Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Kediri Wara S. Renny Pramana yang telah resmi mendaftar menjadi bakal calon Walikota Kediri.
 
Sementara itu, Ketua KPUD Kota Kediri Agus Rofiq mengatakan, akan melakukan pemeriksaan terhadap berkas bakal pasangan calon Bahar dan memeberikan kesempatan perbaikan hingga 16 Juni mendatang.

Bahar - Hartono Disebut Jokowi - Ahoknya Kota Kediri

Bakal pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Bambang Harianto - Hartono disebut simpatisan PDI Perjuangan Kota Kediri sebagai pasangan Jokowi - Ahok. Pasalnya, Hartono yang merupakan Wakabid Infokom DPC PDI Perjuangan ini merupakan keturunan etnis Tionghoa.

"Bahar - Hartono, Jokowi - Ahoknya Kota Kediri," kata simpatisan PDI Perjuangan yang ikut mengantar Bambang Harianto – Hartono (Bahar) mendaftar jadi bakal Calon Walikota Kediri ke KPUD setempat, Sabtu (18/5) siang.

Bahar mengatakan maju menjadi Calon Walikota dengan menggunakan ongkos biaya yang murah. “Niat saya baju menggunakan Bondo nekat (harta sedikit) dan mempunyai target menang,” kata Bahar dalam sambutannya.

Menurut Bahar yang merupakan politisi senior PDI Perjuangan ini tidak mempunyai target yang muluk-muluk. “Target saya tidak muluk-muluk, seperti singkatan Bahar, yakni Bahagia bersama rakyat,” ujarnya.
 
Selain diikuti ratusan simpatisan PDI Perjuangan, pendaftaran pasangan Walikota Kediri Bahar juga dihadiri penghanut kepercayaan, pawai kesenian tradisional Jaranan dan Barongsai serta puluhan tukang becak.

Dalam kesempatan itu, Bahar juga diberikan ucapan selamat oleh Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Kediri Wara S. Renny Pramana yang telah resmi mendaftar menjadi bakal calon Walikota Kediri.
 
Sementara itu, Ketua KPUD Kota Kediri Agus Rofiq mengatakan, akan melakukan pemeriksaan terhadap berkas bakal pasangan calon Bahar dan memeberikan kesempatan perbaikan hingga 16 Juni mendatang.

Guru Honorer Terancam Kehingangan Job

KEDIRI – Dinas Pendidikan, Pemuda dan Oleh Raga (Disdikpora) Kabupaten Kediri berencana hendak melakukan regrouping (Penggabungan – red) beberapa sekolah yang dinilai tidak memnuhi standart dinas pendidikan. Akan tetapi, pihak Disdikpora belum memberikan solusi terhadap para guru honorer yang berada disekolah yang hendak di regrouping tersebut.

Selain SDN Tugurejo I dan II, KecamatanNgasem yang diastikan terkena program regrouping, beberapa SD lain pun juga akan dilakukan proses regrouping atau penggabungan. Setidaknya ada 6 SDN lain yang akan dimampatkan hanya menjadi 3 SD.

Kasi TK dan SD Disdikpora Kabupaten Kediri Sunaryo mengatakan, beberapa sekolah tersebut antara lain SDN Bangsongan II dan III, Kayenkidul; SDN Ngablak I dan II, Banyakan serta SDN Blimbing II dan III, Tarokan. Disekolah tersebut saat ini sedang dalam proses penjajjakan untuk dilakukan regrouping. Pasalnya, sekolah tersebut memiliki siswa krang dari 100 siswa, sehingga pihak Disdikora menganggap sekolah yang bersangktan tidak memnuhi syarat ketentuan dinas pendidikan. “Ini sedang dalam proses penajajkan, akan tetapi dimungkinkan sedah pasti dilakkan regroupin. Karena sekolah itu tidak memenuhi syarat, yakni siswanya kurang dari 100 anak,” Jelasnya.

Sunaryo mengatakan, selain pertimbangan efektifitas pembelajaran, regrouping yang dilakukan oleh Disdikpora juga bertujuan untuk melakkan efisensi sumberdya manusia, khusunya tenaga pendidik dan eisensi biaya operasional. Pasalnya, dengan jumah siswa yang tidak memenuhi ketentuan yang disayaratkan, sementara sekolah yang bersangkutan masih berdiri, menurut Sunaryo beban biaya operasionalnya dengan sekolah yang memenuhi syarat ketentuan. “Selain itu regrouping ini juga untuk efisensi sumberdaya. Jika sekolah dengan jumlah siswa kurang dari 100 masih berdiri sendiri, bebena operasionalnya sama dengan sekolah yang masih memenuhi syarat. Makanya kita akan gabung untuk lebih efisien,” tambahnya.

Terkait tenaga guru dari sekolah yang hendak di regrouping,Sunaryo mengatakan, pihaknya akan menempatkannya pada sekolah baru yang diregrouping. Selain itu, pihaknya juga akan menempatkan pada sekolah yang dinilainya kekurangan tenaga pengajar.

Akan tetapi saat dikonfirmasi bagaimana dengan guru honorer yang berada di sekolah yang terkena regrouping, Sunaryo mengatakan menyerahkan kebijakan tersebut pada sekolah masing-masing. Pasalnya, par guru honorer tersebut diangkat oleh pihak sekolah, bukan oleh Disdikpora. “Kaitannya dengan tenaga honorer, kita akan serahkan pada kebijakan sekolah masing-masing. Masalahnya tenaga tersebut diaangkat oleh sekolah yang bersangkutan. Mungkin akan direkomendasi untuk masuk disekolah lainnya, itu taangung jawab sekolah yang bersangkutan,” tegasnya.

Sementara, anggota komisi D DPRD Kabupaten Kediri Choirul Anisa mengatakan, seharusnya sebelum dilakukan regrouping, pihak Dinas terkait sudah memiliki solusi terhadap nasib para guru honorer tersebut. Pasalnya, selama ini Disdikpora sudah menggunakan jasa para guru honorer itu untuk menutupi kekurangan tenaga penagaar yang ada disekolah tersebut. “Ini kesannya habis manis sepah dibuang. Selama ini dinas pendidikan menggunakan tenaga mereka untuk menutup kekurangan tenaga pengajar. Biarpun guru itu diangkat oleh sekolah setempat, secara tidak langsung sudah membantu tugas dinas itu. kok sekarang dibiarkan begitu saja. Harusnya, Disdikora memebrikan solusi terkait hal itu,” tegasnya. (rif)

Friday, May 17, 2013

Maju Pilwali Kota Kediri, Bahar Gandeng Hartono

Bambang Harianto

KEDIRI - Setelah resmi rekom PDI Perjuangan untuk pemilihan walikota (pilwali) Kota Kediri jatuh ke Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur Bambang Harianto, jajaran DPC PDI Perjuangan langsunng merapatkan barisan.

Sekretaris DPC PDI Perjuangan Yanvi C. Lesmana mengatakan, awalnya untuk pemilihan wakil Walikota mendampingi Bahar - sapaan akrab Bambang Harianto - ada beberapa calon dari luar partai. Akhirnya setelah melalui proses panjang, DPC memutuskan memilih Wakil Ketua Bidang Infokom Hartono. "Daripada mencari kandidat dari luar partai, lebih baik kita angkat kader sendiri," ujar Yanvi ditemui di kantor DPRD Kota Kediri, Jumat (17/5).

Dengan terbentuknya Calon walikota dan wakil walikota Kediri dari PDI Perjuangan, pihaknya langsung menginstruksikan seluruh kader PDI Perjuangan untuk merapatkan barisan. "Tadi malam baru kita putuskan pendamping Pak Bahar, untuk selanjutnya kita akan rapatkan barisan bersama para kader untuk memenangkan pilwali yang dilaksanakan akhir Agustus mendatang," jelasnya.

Sesuai rencana, kata Yanvi, pasangan Calon Walikota Kediri dari PDI Perjuangan Bambang Harianto - Hartono akan mendaftar ke KPU Kota Kediri pada hari terakhir berakhirnya pendaftaran calon walikota kediri, 19 Mei mendatang. "Sesuai rencana awal, kita akan mendaftar ke KPU pada Minggu malam nanti, hari terakhir pendaftaran," jelasnya.

Untuk diketahui, Bambang Harianto merupakan mantan Ketua DPC PDI Perjuangan dan juga mantan ketua DPRD periode 2004-2009 dan saat ini masih tercatat sebagai anggota fraksi PDI Perjuangan DPRD Provinsi Jawa Timur.

Rekom jatuh ketangan Bahar tersebut setelah Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Kediri Wara S. Renny Pramana menyatakan pengunduran diri dari penjaringan calon walikota dari PDI Perjuangan. ”Setelah melalui proses dan pemikiran panjang, akhirnya saya memutuskan mundur dari penjaringan bakal calon wali kota,” ujar Renny.

Dalam surat tertanggal 14 Mei tersebut, ada 3 hal yang menjadi alasan Renny mundur. Yakni, mengutamakan soliditas dan keutuhan partai, menghormati Bambang Harianto (Bahar) sebagai senior partai dan ingin lebih konsentrasi pada jabatan yang diemban saat ini, baik sebagai ketua DPRD maupun ketua DPC.

Langkah pengunduran diri dari penjaringan bakal calon wali kota dari PDI Perjuangan, kata Renny, juga bukan hanya karena kepentingan pribadi. “Langkah ini saya lakukan juga untuk keutuhan partai, agar PDI Perjuangan Kota Kediri tetap utuh dan solid,” jelas politisi yang juga Ketua DPRD Kota Kediri tersebut.

Bahkan, langkah mundur ini, diakui Renny juga sempat membuat beberapa pihak kecewa. Salah satunya Pramono Anung adiknya. “Berkali-kali Pak Pram menanyakan kenapa kok mundur, tapi karena saya sudah yakin mundur, akhirnya Pak Pram pun legowo,” kata Renny.

Terkait keputusan ini, Renny langsung memerintahkan Wakabid Bappilu DPC Umamul Hoir untuk berangkat ke kantor DPP PDI Perjuangan menyerahkan surat pengunduran diri tersebut. “Kemarin saya minta Pak Umam untuk menyerahkan surat ini ke DPP,” ungkapnya.

Proses PAW Dilakukan, Nuruddin Langsung Kembalikan Mobdin



KEDIRI - DPRD Kota Kediri akhirnya menggelar rapat paripurna istimewa pergantian antar waktu (PAW) Nurrudin Hassan, Wakil Ketua DPRD. Mantan politisi PAN yang menyeberang ke PKB itu digantikan oleh Mohammad Subekti.

Menurut Ketua DPRD Kota Kediri Wara S. Renny Pramana mengatakan, selain Nurrudin, ada satu anggota DPRD lainnya yang kini dalam proses PAW. Pergantian masih menunggu ijin dari Gubernur Jawa Timur. “Proses PAW dilakukan setelah pengajuan dari Partai Politik, dan disetujui KPU maupun Gubernur Jawa Timur. Setelah semua proses dilalui, maka saya wajib menggelar paripurna istimewa ini,” ujarnya.

Terpisah, Sekretaris DPRD Kota Kediri Siswanto mengatakan, sejak diberhentikan dari wakil ketua DPRD, Nuruddin Hassan sudah tidak boleh menggunakan fasilitas kedewanan. “Yang bersangkutan sudah tidak diperbolehkan menggunakan fasilitas kedewaan. Salah satunya Mobil Dinas AG 4 AP yang sejak kemarin sudah dikembalikan ke kantor dewan,” ujar Siswanto, Jumat (17/5).

Sementara itu, Subekti mengaku akan menjalankan amanah sebagai wakil rajyat usai dilantik. Salah satunya dalam waktu dekat akan berkoordinasi dengan fraksi PAN. “Ya nanti dalam waktu dekat akan koordinasi dengan fraksi dulu untuk mengemban amanah sebagai wakil rakyat ini,” ujarnya.

Untuk diketahui, dalam proses penghentian dan pengangkatan itu, tidak dihadiri Nuruddin Hasan.

Thursday, May 16, 2013

Ribuan Masyarakat Padati Deklarasi Mas Abu – Ning Lik

KEDIRI - Sekitar 1500 waga Kota Kediri dari berbagai kalangan mengikuti deklarasi pasangan calon Walikota-Wakil walikota Kediri Abdullah Abu Bakar dan Lilik Muhibbah di lapangan Pagora Jalan Ahmad Yani Kota Kediri, Kamis (16/5).

Acara yang digelar usai pendaftaran pasangan calon ke KPU Kota Kediri ini berlangsung sederhana, bernuansakan kombinasi tradisi dan modern serta mewakili elemen perempuan Kota Kediri.

Selain itu, untuk melestarikan budaya, dalam acara itu juga ditampilkan kesenian jaranan, hadrah dan gurp band lokal.

Dalam sambutannya pasangan calon Mas Abu dan Ning Lik mengajak masyarakat menata Kota Kediri tanpa korupsi. “Jika masyarakat mengijinkan kami memimpin Kota Kediri, akan kami tata bersama masyarakat, tentunya tanpa korupsi,” tegas Mas Abu.
 
Pasangan yang diusung koalisi PAN, Gerindra, dan PPNUI, juga berjanji akan menggelontor dana tiap RT dan RW sebesar Rp 50 juta untuk program pembangunan di tingkat lingkungan.“Mungkin masyarakat bertanya, mengapa Mas Abu berpasangan dengan Ning Lik. Baiklah, saya merupakan kalangan muda, sedangkan beliau ini senior, mewakili keterwakilan perempuan, khususnya para muslimat,” ungkap Mas Abu.

Acara deklarasi pasangan calon walikota-wakil walikota Kediri Mas Abu dan Ning Lik berlangsung sekitar satu jam. Diakhir acara, pasangan Mas Abu dan Ning lik didamping 49 orang mewakili 46 kelurahan dan tiga kecamatan se Kota Kediri, menyanyikan lagu Bagimu Negeri, sebagai ungkapan cinta tanah air.

Incumbent Daftar, Kades Kabupaten Kediri Dikerahkan


Mas Abu - Ning Lik

KEDIRI - Ada yang berbeda dalam proses pendaftaran pasangan calon walikota dan wakil walikota Kediri Samsul Ashar-Sunardi (SAS) ke KPU setempat, Kamis (16/5) siang. Sejumlah kepala desa (kades) dari Kabupaten Kediri diduga sengaja dikerahkan untuk ikut menyemarakkan dukungan.

Pengerahan Kades tersebut dipergoki oleh Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu). Sehingga, fenomena itu menjadi catatan tersendiri bagi panwaslu, untuk dijadikan bahan pembahasan. “Kami menemukan beberapa kepala desa yang dikerahkan dalam acara tadi. Ini menjadi catatan bagi kami,” ujar Ketua Panwaslu Kota Kediri Dian Novia Saka melalui telepon selulernya.

Sebenarnya, selain kades ada sejumlah pelajar di bawah umur dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang ikut dalam acara pendaftaran di Kantor KPU Jalan Jaksa Agung Suprapto Kota Kediri itu. Tetapi, menurut panwaslu bukan sebuah pelanggaran. “Kalau mengenai anak-anak atau pelajar, sesuai UU amandemen 32/2004 tidak apa-apa, karena belum cukup umur untuk memilih. Sedangkan PNS karena walaupun ada, tetapi tidak seragam itu dianggap masyarakat biasa,” beber salah dosen Universitas Pawiyatan Dhaha Kediri itu.

Pantauan dilapangan, kedatangan pasangan SAS diantar oleh ratusan massa. Mereka berasal dari kader dan simpatisan partai pengusung, serta elemen pelajar dan masyarakat.

Seni barongsai dan jaranan khas Kediri menjadi pengantar iring-iringan massa. Sementara Samsul Ashar dan Sunardi diarak menggunakan becak.

Pasangan SAS diusung oleh koalisi empat parpol. Diantaranya, PKB dengan perolehan kursi 4 kursi, Partai Demokrat 3 kursi, PKS 1 kursi, PKNU 3 kursi, PDS 1 kursi. Sehingga jumlah total partai yang mendukung sebanyak 12 kursi

Samsul Ashar dalam sambutannya mengucapkan rasa terima kasih serta meminta doa restu dari seluruh elemen masyarakat. Dia berjanji akan menciptakan Kota Kediri Sehat dan Cerdas untuk menuju masyarakat sejahtera.

Perlu diketahui, Samsul Ashar adalah Walikota Kediri yang masih aktif. Sedangkan Sunardi, wakilnya adalah Direktur Perusahaan Benih PT Bisi Internasional Tbk Kediri. Pasangan CAS adalah, paselon ketiga yang resmi mendaftar ke KPU

Sementara itu, Wakil Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar diikuti ratusan muslimat NU saat mendaftarkan diri menjadi  calon walikota dan wakil walikota Kediri pereode (2014-2019) ke Kantor KPU setempat. Mas Abu-Ning Lilik resmi mendaftar sebagai paselon dari jalur partai politik (parpol)

Pasangan Mas Abu–Ning Lilik tiba di Kantor KPU Jalan Jaksa Agung Suprapto Kelurahan/Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri pukul 08.30 WIB. Mereka berangkat bersama ratusan pendukungnya dari Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Islah Kelurahan Bandar Kidul, Kecamatan Mojoroto. Sesampainya di KPU, mereka langsung diterima oleh jajaran KPU dan Pantia Pengawas Pemilihan Umum (Panwslu) serta pihak kepolisian. “Kami mengucapkan selamat datang kepada pasangan calon walikota dan walikota Kediri mas Abullah Abu Bakar, bu Lilik Muhibah,” ujar Ketua KPU Kota Kediri Agus Rofiq, dalam penyambutannya.

Pasangan Mas Abu dan Ning Lilik diusung oleh koalisi tiga parpol antara lain, PAN, Gerindra dan PPNUI. Selain diantar oleh ratusan muslimat NU, mereka juga didampingi langsung oleh tim sukses serta pengurus partai seluruh pengusung hingga tingkat wilayah.

Dalam sambutannya, Mas Abu yang mengenakan baju batik berwarna ungu mengucapkan rasa terima kasih kepada seluruh pendukung dan simpatisan yang sudah mengantarnya, khususnya ibu-ibu yang rela meninggalkan dapurnya (baca : memasak). Dia berjanji akan mengusung perubahan untuk Kota Kediri lima tahun mendatang. “Kami bertekad membawa perubahan. Sebab, pertama belum maksimal kinerja pemerintah dalam menjalankan tugas dan amanah masyarakat. Saya sebagai wakil walikota ikut bertanggung jawab. Ingin membawa perubahan lebih baik, tanpa korupsi, tidak ada mutasi jabatan, pemerintah menjalankan tugas pokok fungsi untuk masyarakat Kota Kediri,” janji pria yang menjabat sebagai Walikota Kediri itu.

Mas Abu juga mengucapkan ijin kepada Walikota Kediri Samsul Ashar, dalam melangkah lebih jauh. Keputusannya tersebut, sebagai bentuk jawaban dari keresahan masyarakat terhadap korupsi dan penyalahgunaan anggaran.  “Kami mengawal dana untuk masyarakat tidak main untuk anggaran. Kami akan memberikan anggaran untuk masyarakat. Kami tidak tega melihat anak putus sekolah, lapangan pekerjaan semakin berkurang. Pemuda harus keluar kota, untuk mencari pekerjaan.  Paradikma pembangunan yang top down. Kami menginginkan dari pembangunan kampung ke kampung. Sementara pemerintah hanya mengawal,” terangnya

Mas Abu juga berjanji akan menggelontor dana partisipasi masyarakat tingkat RT/RW. Mas Abu bakal mengucurkan dana hingga Rp 50 juta setiap RT untuk dikelola, tanpa mengurangi beban anggaran.

Setelah melalui serangkaian proses pendaftaran, pasangan Mas Abu-Ning Lilik, kemudian meninggalkan Kantor KPU Kota Kediri bersama ratusan pendukungnya. Mereka mengendari ratusan sepeda motor dan sejumlah mobil.