Saturday, April 13, 2013

Media Sosial Sering Merusak Pertemanan

London - Sebuah survei terbaru menemukan bahwa seiring melonjaknya penggunaan media sosial, perilaku yang kasar dan tidak sopan pun meningkat.

Sikap kasar dan saling melempar hinaan merusak pertemanan di internet, dibuktikan oleh sebuah survei yang menunjukkan bahwa orang-orang semakin kasar di media sosial dan dua dari lima pengguna mengakhiri hubungan setelah pertengkaran virtual.

Dilansir VOA News, seiring melonjaknya penggunaan media sosial, survei tersebut menemukan bahwa perilaku kasar pun meningkat, dengan 78% dari 2.698 orang melaporkan peningkatan sikap kasar di internet dan orang-orang tidak ragu bersikap tidak sopan di dunia maya dibandingkan di dunia nyata.

Satu dari lima orang telah mengurangi pertemuan langsung dengan seseorang yang mereka kenal di dunia nyata setelah berhubungan di internet.

Joseph Grenny, salah satu direktur firma VitalSmarts yang melakukan survei tersebut mengatakan, perseteruan di internet sekarang sering merembet ke dunia nyata dengan 19% orang memblokir atau menghapus pertemanan seseorang dari jaringan media sosial mereka karena pertengkaran virtual.

"Dunia telah berubah dan sejumlah signifikan hubungan terbentuk di dunia maya namun kesopanan tidak berbanding lurus dengan teknologi," ujar Grenny saat merilis survei yang dilakukan selama tiga minggu pada Februari 2013 itu.

Yang cukup mengejutkan adalah begitu banyak orang tidak senang dengan perilaku ini namun orang-orang masih melakukannya.

"Mengapa Anda mencela-cela orang lain di internet namun tidak ke wajahnya secara langsung," lanjut Grenny.

Grenny mengatakan bahwa para responden survei memiliki kisah-kisah tersendiri seperti anggota keluarga yang tidak mau lagi berbicara setelah pertengkaran di internet ketika seorang pria memasang foto memalukan saudara perempuannya, menolak menghapuskannya, dan malah menyebarkannya ke semua kontak.

Ketegangan di tempat kerja juga seringkali berasal dari pembicaraan di forum perbincangan ketika para karyawan membicarakan kolega lain secara negatif.

"Orang-orang sepertinya sadar bahwa pembicaraan-pembicaraan penting seperti itu tidak seharusnya dilakukan di media sosial. Namun seperti ada dorongan untuk mengeluarkan emosi saat itu juga dan melalui kenyamanan situs-situs ini," ujar Grenny.

Grenny menyarankan tekanan sebaya diperlukan untuk mendorong perilaku yang benar di dunia maya jika orang berlaku di luar batas.

Ia mengatakan ada tiga aturan yang dapat memperbaiki perbincangan di internet, yaitu menghindari monolog, mengganti kata-kata yang malas dan menghakimi, serta tidak menyerang secara personal terutama jika emosi sedang naik.

“Ketika membaca respon terhadap tulisan Anda di internet dan Anda merasa pembicaraan menjadi terlalu emosional untuk pertukaran di dunia maya, Anda benar. Berhenti saja. Lakukan hal itu di dunia nyata, atau lebih baik lagi bicarakanlah secara face-to-face," pungkasnya. (sumber : inilah.com)

Takut Cairkan Madin, Pemprov Jatim Berencana Limpahkan ke Pusat


Gus Ipul saat menghadiri Muskercab I PCNU di Kapurejo
KEDIRI – Banyaknya beberapa daerah yang takur mencairkan dana bantuan ke madrasah diniyah (Madin) sangat disesalkan Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf. Untuk itu, pihaknya berencana melimpahkan program pemberian dana bantuan itu pada pemerintah pusat, sebagai bentuk kepedulian pemerintah pada pesantren.

“Madin ini sudah ada di tengah masyarakat, dan kami berharap bisa diperlakukan yang sama dengan lembaga pendidikan lainnya. Kami akan limpahkan program ini ke nasional jangan ke bawah (tingkat pemerintah daerah),” katanya ditemui saat Musyawarah Kerja Cabang (Muskercab) I PCNU Kabupaten Kediri di Pondok Pesantren Salafiah Kapu, Kecamatan Pagu, Sabtu, (13/4).

Gus Ipul (sapaan akrab Saifullah Yusuf) mengatakan sudah mengonsultasikan tentang program dana bantuan untuk madin itu ke pemerintah termasuk Presiden dan Menteri Dalam Negeri, dan mereka memberikan apresiasi yang baik. Madin merupakan salah satu lembaga pendidikan yang ada di Indonesia. Selama ini, lembaga ini tidak begitu diperhatikan. Para guru yang mengajar pun hanya bermodalkan ikhlas, tanpa mengharap materi dari ilmu yang diberikannya selama mengajar.

Untuk itu, ia mengatakan Pemprov Jatim membuat program untuk memberikan bantuan untuk madin itu. Pada 2012 lalu dianggarkan sampai Rp300 miliar yang diberikan kepada seluruh madin di Jatim. Namun, ia mengaku menyesalkan dengan tidak diberikannya anggaran itu pada yang berhak. Banyak pemerintah daerah yang tidak mencairkan anggaran itu, karena takut menyalahi aturan. “Kendala di beberapa pemda, mengaku takut mencairkan anggaran itu,” ujarnya.

Bahkan terkait hal ini, Gus Ipul mengatakan sudah mengonsultasikan masalah ini ke Menteri Dalam Negeri seiring dengan aturan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Dana hibah dan menjelaskan tentang pemberian dana bantuan itu, dan ternyata tidak ada masalah. “Ini bukan dana hibah tapi program dan ini perintah dari Undang-Undang. Kami sudah kirim surat ke menteri dan sudah klarifikasi dan Menteri pun oke," jelasnya.

Ia juga menyesalkan jika pemerintah daerah masih takut untuk mencairkan dana itu, karena dana itu bukanlah dana korupsi. Dana itu digunakan untuk keperluan umat. Di Jatim, dana itu sudah dicairkan dan tinggal realisasi di pemda baik di madin yang ada di kota ataupun kabupaten.

Namun, ia juga meminta agar ada kejelasan administrasi dari madin tersebut, agar ke depan tidak ada masalah. Dengan itu, jika dana itu dicairkan mereka lebih mudah untuk memprosesnya.

Pemberian dana madin merupakan salah satu program oleh pasangan Soekarwo dan Saifullah Yusuf saat mencalonkan diri menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur pada 2008 lalu. Pada 2012, program itu direalisasikan dengan menganggarkan sekitar Rp300 miliar di APBD Provinsi Jatim. Namun, belum bisa direalisasikan sampai tingkat pemda hingga kini.

Di Kabupaten Kediri, terdapat sedikitnya 625 lembaga pendidikan madin tersebar di seluruh daerah. Dalam APBD 2012 lalu, dianggarakan sekitar Rp8,8 miliar, tapi kemudian tidak diberikan. Dana itu akhirnya kembali masuk ke kas daerah karena tidak terserap.

Namun, ia mengatakan pemerintah kembali menganggarkan untuk madin pada APBD 2013 ini dan nominalnya lebih kecil, hanya Rp600 juta. Sampai saat ini pun masih belum ada kejelasan kapan anggaran itu akan diberikan pada pengurus madin. (*)

Diduga Bocor, Polisi di Kediri Gagal Grebeg Judi Sabung Ayam




Polisi Grebek lokasi judi sabung ayam
KEDIRI – Diduga bocor, petugas Polres Kediri Kota, Jawa Timur gagal menggrebeg arena judi sabung ayam di Dusun Ngesong, Desa Tiron Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri, Sabtu(13/4) siang.

Polisi, terpaksa gigit jari, karena lokasi sabung ayam sudah tidak ada barang bukti sama sekali. Bahkan, tak satupun pelaku perjudian berhasil ditangkap dilokasi, polisi juga tidak melakukan penyitaan barang bukti dari hasil pengrebekkan tersebut.

Judi yang dikenal warga sebagai judi sabung ayam pinggir kali itu ditengarai sudah lama beroperasi.Dan penggrebekan yang dilakukan Polres Kediri Kota itu usai ada pelaporan masyarakat jika daerah tersebut mulai pagi sudah banyak dikerumuni warga. “Kami meminta dan menghimbau masyarakat maupun pengurus RT untuk memberikan peringatan kepada warga yang dapang dilokasi untuk menggelar perjudian sabung ayam,polisi bertindak atas laporan warga masyarakat jam segini diwilayah sini ada aksi perjudian sabung ayam dan langsung kita tindak lanjuti,” kata Kabag Ops Polres Kediri Kota Komisaris Polisi Sudarto.

Untuk diketahui, dalam pengrebekkan tersebut, Polres Kediri Kota mengerahkan puluhan personil dengan menggunakan kendaraan truk patroli Polres Kediri Kota.(*)

Polisi Kediri Tempatkan 2 Personil Jaga Lokasi Unas


Naskah Unas disimpan di Mapolres Kediri Kota

KEDIRI - Polres Kediri Kota akan menerjunkan ratusan personil untuk mengamankan jalannya ujian nasional (unas) tingkat SMA dan sederajat, Senin (15/4) depan. Ratusan personil itu akan ditugaskan mulai pengambilan soal dari Surabaya, penyimpanan, distribusi ke setiap sekolah penyelenggara Unas hingga pengembalian hasil Unas ke kantor dinas pendidikan wilayah Provinsi Jawa Timur.

Kabag Operasional Polres Kediri Kota Komisaris Polisi Sudarto mengatakan, pihaknya akan menempatkan tiga personil di masing masing sekolah, selama berlangsung ujian nasional. “Kita tempatkan masing-masing 2 personil disetiap lembaga sekolah penyelenggara Unas,” ujarnya, Sabtu (13/4).

Penempatan personil untuk mencegah adanya kecurangan dalam unas, yang kemungkinan dilakukan pihak sekolah maupun peserta.

Sudarto menambahkan, Polres Kediri Kota sekarang sudah melakukan pengamanan soal Unas SMA yang dating, Jumat malam. Soal Unas disimpan di ruangan khusus dengan tiga kunci, masing-masing dibawa pihak kepolisian dan petugas dinas pendidikan serta pengawas dari Perguruan Tingi.

Untuk pemilahan dilakukan oleh petugas dinas pendidikan dengan pengawasan dan penjagaan ketat polisi. Untuk diketahui pelaksanaan ujian nasional tingkat SMA dan sederajat, rencananya serentak dilakukan pada Senin 15 april Senin depan Sedangkan unas smp dan sederajat akan dilakukan tanggal 22 april mendatang.

Sementara itu, Dinas pendidikan Kota Kediri mengimbau kepada para peserta ujian nasional (unas) untuk lebih teliti sebelum mengerjakan. Menurut Kepala Bidang Menengah Umum Dinas Pendidikan Kota Kediri Noto, model soal tahun ini berbeda dengan sebelumnya. Jika tahun sebelumnya terdapat 5 model soal, tahun ini ada 20 model soal. “Dengan model soal yang banyak, para peserta jangan terkecoh jika ada kunci jawaban via sms yang beredar. Sudah dipastikan kunci jawaban tersebut menyesatkan,” harapnya.

Selain itu, untuk jam masuk dimulainya unas juga ada perbedaan. Jika dulu dimulai pukul 08.00 WIB, sekarang dimulai pukul 07.30 WIB. “Ini dilakukan, karena ujian paket C, jika dulu dihari yang lain, tahun ini dilakukan setelah selesai Unas regular,” ujarnya.

Masih kata Noto, dinas pendidikan kota kediri, jumat malam menerima naskah unas sebanyak 120 koli, yang berisi naskah unas SMA/MA 6 mata pelajaran dan SMK 3 mata pelajaran. Sabtu pagi, pihak dinas pendidikan langsung melakukan pemilahan naskah Unas, yang dibagi sesuai sub rayon, dengan mendapatkan pengawalam ketat dari pihak kepolisian, dinas pendidikan, pengawas perguruan tinggi dan dewan pendidikan kota Kediri.

Terpisah, Dewan Pendidikan Kota Kediri (DPKK) mulai melakukan sejumlah pantauan kegiatan ujian nasional (Unas) tingkat SMA. Pentauan itu dilakukan mulai dari kedatangan naskah unas dari dinas pendidikan provinsi sampai datang ke mapolres kediri kota hingga saat dilakukan pemilahan.

Menurut Ketua Dewan pendidikan Kota Kediri Atrub, sejauh ini pihaknya belum menemukan adanya tanda-tanda kecurangan. Mulai kedatangan, hingga pemilahan soal sudah dilakukan sesuai prosedur yang telah ditetapkan. Namun demikian, pihaknya tetap memantau kegiatan Unas sampai proses Unas berlangsung, dengan siap menerima pengaduan dari masyarakat, jika menemukan adanya kecurangan. “Sejauh ini, semuanya berjalan sesuai petunjuk dan teknis. Yakni, sudah ada beberapa tim yang ikut memantau,” ujarnya.

Masih kata Atrub, dengan model naskah unas yang berbeda dengan tahun sebelumnya, kemungkinan adanya kecurangan atau kebocoran soal sangat kecil. Selain itu, pihaknya juga menghimbau kepada peserta Unas agar tidak terkecoh dengan jika adanya bocoran kunci jawaban via SMS. Mengingat, dengan model soal Unas yang ada 20 jenis, sudah bisa dipastikan kunci jawaban tersebut menyesatkan.

Untuk diketahui, tahun ini peserta unas SMA/MA dan SMK sebanyak 9606. Dengan rincian, SMA/MA 4635 peserta dan SMK 4971 peserta.

Tak Restui Anaknya Menikah, Oknum Polisi Rusak Acara Pernikahan



KEDIRI - Acara pernikahan yang seharusnya merupakan pesta paling sakral dan penuh kemeriahan justru berbalik menjadi petaka. Peristiwa tersebut terjadi saat pernikahan pasangan pengantin Hasan Fatoni dan Dewi Puspita di Desa Tertek Kecamatan Pare Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Jumat (12/4).
Peristiwa bermula saat Purwanto, seorang oknum Polisi berpangkat Aiptu dan tugas di Polsek Ngantru warga asal Desa Kecamatan Kras Kabupaten Kediri, bersama Antok anaknya datang dan mengamuk dan diduga melakukan pengrusakan memecah kaca rumah dan piring saat jamuan makan berlangsung di rumah pemilik hajat menggunakan sebuah engkol.

Kasubbag Humas AKP Budi Nurtjahjo membenarkan adanya kejadian pengrusakan yang diduga dilakukan oleh oknum anggota polisi tersebut. Namun begitu, pihak Polres Kediri saat ini belum bisa memastikan pelaku yang sebenarnya karena saat ini masih dalam penyelidikan. “Untuk pelaku masih kita selidiki kebenarannya. Kalau dari data yang kami dapatkan, memang informasi yang melakukan penggrusakan adalah seorang anggota polisi yang dinas di Polsek Ngantru Tulungagung dengan pangkat Aiptu sedang dalam cuti dinas bersama anaknya,” kata Budi Nurtjahjo, Sabtu (13/4).

Lebih lanjut Budi menjelaskan, kalau memang nanti benar bahwa palakunya adalah sorang anggota Polisi, maka pelaku akan bisa ditindak karena melanggar pasal 406 KUHP tentang pengrusakan sekaligus bisa dikenakan pelanggaran disiplin pada kesatuannya. “Kita sebagai anggota polisi tidak kebal hukum. Kalau memang melakukan pelanggaran, maka semua tetap ditindak sesuai prosedur hukum yang berlaku.” imbuh Budi Nurtjahjo.

Pantauan di lapangan, petaka tersebut muncul saat pasangan mempelai pulang dari melaksanakan Ijab Qobul di Kantor KUA Kecamatan Pare sekitar pukul 10.00 Wib.
Tanpa diketahui penyebabnya, Aiptu Purwanto bersama Antok anaknya dengan mengendarai Mobil Avanza datang ke lokasi pesta pernikahan dan tiba-tiba ngamuk serta melakukan pengrusakan. “Informasi yang kami dapatkan, ternyata Purwanto adalah orang tua dari pengantin perempuan dan tidak merestui pernikahan anak gadisnya,” pungkas Budi Nurtjahjo. (*)