Tuesday, May 21, 2013

3 Pencuri Cilik Nyaris Dihakimi Massa



KEDIRI – Tiga orang pencuri cilik lintas kota nyaris menjadi bulan-bulan massa setelah kepergok membobol toko kelontong di Kediri. Para pelaku akhirnya diserahkan ke polisi.

Rudi Hartono (35) selaku korban mengaku, satu dari tiga pelaku kepadanya mengaku bernama ADT (15) berasal dari Desa Delakup, Kecamatan Ngantru, Kabupaten Tulungagung. Sementara dua lainnya berasal dari Kota Kediri.

Ketiga pelaku tertangkap basah istri Hartono saat berusaha mencongkel pintu tokonya di Jalan Suparjan Mangun Wijaya 2A, Kelurahan Sukorame, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, sekitar pukul 01.00 WIB. “Istri saya mendengar suara gaduh di depan toko. Dia membangun saya. Semula kami mengira seseorang yang sedang memasang baliho di depan toko. Tetapi karena penasaran, kemudian kami keluar melalui pintu samping rumah,” kata Hartono, Selasa (21/5)

Istri Hartono melihat seorang anak berlari ke arah selatan. Spontan, sang istri mengejarnya. Hartono juga ikut melakukan pengejaran. Sampai akhirnya satu pelaku berhasil ditangkap tidak jauh dari tokonya. “Saya geledah saku celananya. Ternyata, dari balik bajunya terdapat sebuah obeng. Saya kemudian meminta KTP-nya. Dia tampak gugup sambil menelpon dua temannya,” terang Hartono.

Tidak lama kemudian, dua teman pelaku datang. Saat itu, warga sekitar sudah berkumpul mengelilingi mereka. Warga sudah sangat geram. Sebab, di lingkungan tersebut sering terjadi aksi pencurian.

Tetapi karena ketiga pelaku masih anak dibawah umur, akhirnya warga mengurungkan niat untuk menghakimi. Warga memilih menyerahkan ketiganya ke kantor Polsek Mojoroto Kota Kediri.

Hartono mengungkapkan, dia mendengar keterangan para pelaku kepada penyidik, bahwa sudah empat kali melakukan aksi pencurian di sekitar rumahnya. Dia mengaku sangat jengkel, karena dua tahun lalu, mengalami kejadian yang sama.

Kasubbag Humas Polres Kediri Kota AKP Surono mengatakan, para pelaku saat ini masih menjalani penyidikan. Kasus tersebut akan segera diambil oleh PPA Polres Kediri Kota, mengingat pelakunya masih anak dibawah umur.

Ribuan Guru Dipertanyakan Kompetensinya



KEDIRI - Sedikitnya dua ribu guru di Kabupaten Kediri telah melakukan kegiatan belajar mengajar di sekolah, kendati belum mengikuti uji kompetensi. Kondisi ini tak ayal, menimbulkan pernyataan dan keraguan bagi sejumlah kalangan terkait kemampuan seorang pendidik tersebut.

Sesuai program kerja pemerintah, untuk mengetahui kualitas yang baik dalam mendidik dan mengajar siswa, ratusan guru tersebut harus melakukan uji kompetensi.

Kabag Humas Pemkab Kediri, Edhi Purwanto  mengatakan memang ada sejumlah guru yagn belum mengikuti uji kompetensi. Mereka berada di semua level pendidikan mulai dari SD, SMP hingga SMA. Pihaknya terus berupaya meningkatkan kualitas para pendidik tersebut, dengan melakukan pelatihan dan uji kompetensi secara berkala. “Kami terus berupaya untuk meningkatkan kualitas para pendidik, salah satunya dengan melakukan uji kompetensi secara berkala,” ujarnya.

Untuk diketahui rincian jumlah guru yang belum mengikuti uji kompetensi masing-masing untuk guru SD sekitar 900 orang, Guru SMP maupun SMA lebih dari 500 orang. Guna mengcover sejumlah guru yang belum mengikuti uji kompetensi, Pemkab melalui dinas pendidikan berniat untuk menambah kuota dan meringankan biaya uji kompetensi guru.