Monday, May 20, 2013

Daftar Paling Akhir, Golkar-Hanura Daftarkan Kader dari Jatim


KEDIRI - Tiga jam jelang penutupan, KPU Kota Kediri menerima pendaftaran dari satu pasangan calon walikota-wakil walikota Kediri. Mereka, Arifudinsyah berpasangan dengan Jatmiko.

Paselon Arifudinsyah-Jatmiko diusung oleh koalisi Partai Golkar dan Hanura. Arifudin merupakan Wakil Ketua Golkar Provinsi Jatim. Sedangkan Jatmiko adalah Sekretaris Hanura Provinsi Jatim.

Arifudinsyah-Jatmiko tiba di KPU Kota sekitar pukul 21.25 WIB. Mereka datang bersama puluhan pendukungnya dari kader maupun simpatisan kedua partai politik (parpol) pengusung. “Berkas kami terima kemudian akan kami teliti, pada saatnya nanti, 19 Juni, KPU akan memberitahukan hasil penelitian. Sesuai ketentuan yang ada, jika ada kekurangan bisa dilakukan perbaikan,” ujar Agus Rofiq, Minggu (19/5).

Arifudinsyah dalam sambutannya berterima kasih kepada kader dan simpatisan partai pengusung. Dia menganggap bahwa, kedatangannya ke KPU merupakan awal niatnya untuk memenangkan Pilwali Kediri 29 Agustus 2013. “Kami sangat berterima kasih kepada KPU yang telah menerima kami. Kami juga berterima kasih kepada kader dan simpatisan partai yang sudah mengantar kami sampai ke KPU ini,” terang Arifudinsyah.

Diakui oleh Arifudinsyah, jika sempat terjadi dinamikan dalam proses pemberian rekomendasi Partai Golkar dan Hanura kepadanya. Tetapi, keputusan tersebut adalah mutlak kewenangan partai. “Partai Golkar tidak bisa memberangkatkan calon. Partai Hanura juga demikian. Akhirnya, koalisi partai menunjuk kami berdua menjadi calon," tambah Arifudinsyah.

Terpisah, Ketua DPD Partai Golkar Gatot Adi Prayogo mengatakan, ada tuju orang bakal calon yang mendaftar ke koalisi Partai Golkar dan Hanura, tetapi akhirnya partai memutuskan memberikan rekomendasi kepada dua kader partai tingkat Provinsi Jatim. “Partai memiliki mekanisme. Mungkin para calon yang mendaftar belum sesuai keinginan partai. Kami menyerahkan keputusan itu kepada partai," kata Gatot Adi Prayogo.

Ditanya alasan mendaftar paling terakhir dan malam hari, Anggota DPRD Kota Kediri itu mengaku, karena ada sedikit dinamika internal partai. Tetapi kendala itu telah diminimalisir dan ditiadakan.

Sebagaimana diketahui, bursa Pilwali Kediri 2014-2019 diikuti oleh tujuh pasangan calon. Mereka, dua paselon dari jalur perseorangan dan lima pasangan dari jalur parpol. KPU akan menutup pendaftaran pada pukul 24.00 WIB. Selanjutnya KPU bakal melakukan verifikasi persyaratan mereka.

Kirab Adipura Rawan Ditumpangi Kampanye Calon Walikota Kediri


KEDIRI – Pemerintah Kota Kediri optimis kembali meraih Piala Adipura, pada tahun ini. Akan tetapi, kirab adipura sebagai tradisi tahunan rawan muatan politis. Pasalnya, tahun ini ada momentum hajatan Pilwali Kota Kediri

Masyarakat Kota Kediri khawatir para calon walikota dan wakil walikota Kediri pereode 2014-2019 akan menumpangi acara kirab adipura untuk meraih dukungan dan simpatik. Oleh karena itu, masyarakat meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri menolak para calon ikut dalam kirab. “Jangan sampai pesta kemeriahan atas jerih payah masyarakat, justru dimanfaatkan oleh para calon untuk meraih simpati melalui kampanye. Pemerintah Kota harus tegas melarang mereka ikut,” tegas Daenuri (34) warga Kelurahan Bandar Kidul, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Senin (20/5)

Kabag Humas Pemkot Kediri Hariadi menjelaskan, Pemkot telah memasuki penilaian P1 dan P2, plus verifikasi. Sehingga, Pemkot semakin percaya diri kembali merengkuh piala adipura. “Sekarang ini dalam tahapan penilaian P1 dan P2. Apabila dalam P1 dan P2 nanti kita masuk nominasi, berarti penerimaan piala adipura akan disampaikan,” tegas Hariadi.

Apabila tahun ini Pemkot Kediri meraih piala adipura, imbuh Hariadi, akan diumumkan pada 4-5 Juni 2013 mendatang. Hariadi menambahkan, sudah barang tentu Pemkot juga akan mengirab piala adipura itu keliling Kota Kediri.

Hariadi menyadari jika momen kirab piala adipura rawan ditumpangi para calon. Untuk itu, pemkot melarang para calon yang ikut memeriahkan kirab mengenakan atribut maupun ajakan untuk memilihnya. “Diharapkan seluruh lapisan masyarakat memeriahkan penyambutan piala adipura. Sementara mengenarai kesempatan itu akan digunakan para calon, harus bisa membedakan. Dimana kita melaksanakan persiapan pilkada, dan dimana saat ini kita menerima hasil dan jerih payah masyarakat dalam bidang kebersihan dan lingkungan,” jelas Hariadi.

Sebagaimana diketahui, Pilwali Kediri akan dihelat pada 29 Agustus mendatang. Ada tujuh pasangan calon yang telah mendaftara KPU Kota Kediri. Dari jumlah itu, dua pasangan calon adalah Walikota Kediri Samsul Ashar dan Wakil Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar. Lainnya, berasal dari kalangan birokrasi, pegawai negeri, politisi, pengusaha, hingga wartawan.

Minta Bertemu Walikota, 10 Mahasiswa Dobrak Pagar Balaikota dan Bakar Sandal

KEDIRI – Sepuluh orang aktivis mahasiswa yang berasal dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kediri nyaris bentrok dengan aparat gabungan Satpol PP dan kepolisian saat berlangsung unjuk rasa di depan Balaikota Kediri, Senin (20/5). Mahasiswa akhirnya meninggalkan balaikota, setelah gagal menemui Walikota.

Aksi saling dorong antara mahasiswa dengan aparat gabungan tersebut terjadi ketika mahasiswa dihalang-hali masuk ke balaikota. Mahasiswa yang tersulut amarah kemudian berusaha merobohkan pagar pintu dari besi dengan cara mendorong dan menggoyang-goyangkan secara bersama.

Tetapi usaha mahasiswa gagal. Sebab, jumlah aparat gabungan yang berjaga jauh lebih banyak. Mahasiswa kemudian hanya bisa berorasi di luar balaikota, sambil meneriakkan hujatan kepada orang nomor satu di Kota Kediri serta kepada sejumlah pejabat. “Kawan, kita berdiri di pagar ini. Didalam sana tempat para tikus-tikus. Empat tahun memimpin Kota Kediri, pak Samsul telah gagal. Angka kemiskinan masih tinggi. Angka pengangguran juga sama tingginya,” teriak Mahbuba, dalam orasinya menggunakan pengeras suara.

Mahasiswa tidak kurang akal. Mereka kemudian membakar poster dari keras yang mereka bawa serta sendal milik mereka. Lalu mereka bernyanyi bersama dengan mengibarkan atribut kemahasiswaan. Kobaran api yang menyala itu kemudian mereka tendang ke arah aparat gabungan yang berjaga di pagar.

Saat aparat lengah mengatasi kobaran api, mahasiswa kembali mencoba masuk ke balaikota dengan cara memanjat pagar. Akan tetapi, usaha mereka kembali gagal. Mereka akhirnya pasrah dan melakukan aksi teatrikal di samping balikota.

Aksi teatrikal tersebut menggambarkan kondisi masyarakat yang masih tertindas oleh pemimpin. Masyarakat yang belum menikmati kemerdekaan. Bahkan, mahasiswa juga memerankan figur Walikota Samsul Ashar yang berasal dari kalangan medis atau dokter, yang gagal menyehatkan warganya.  “Kita harus mendatangkan dukun untuk menyehatkan pak dokter. Banyak persoalan-persoalan disini yang belum tuntas. Ini bentuk kegagalan dari kepemimpinan pak walikota selama empat tahun. Kami harus bertemu sekarang juga dengan pak Samsul Ashar,” imbuh Mahbuba.

Kendati telah berorasi dan melakukan aksi teatrikal, tetapi mahasiswa tidak digubris oleh Walikota Samsul Ashar. Bahkan, tidak ada seorang pun pejabat sudi menemui mereka. Sehingga para mahasiswa itu kemudian pergi meninggalkan balaikota dengan kecewa.

Aksi unjuk rasa yang dilakukan para aktivis mahasiswa tersebut merupakan refleksi peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang jatuh hari ini. Aksi sempat menarik simpatisan para pengguna jalan. Ada sejumlah pengendara yang berhenti untuk melihat aksi mereka. Tetapi, pihak keamanan yang sudah disiagakan, mengatur jalanan arus lalu-lintas agar lancar, selama aksi berlangsung.

Momentum Harkitnas, Walikota Ingatkan Netralitas PNS


KEDIRI – Momen peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) 20 Mei 2013 di Kota Kediri menjadi tantangan bagi para PNS sebagai pelayanan masyarakat yang dikekang oleh aturan kedisiplinan. Walikota Kediri kembali mengingatkan mereka untuk selalu menjaga netralitas.

“Namanya PNS sendiri harus netral tidak boleh memihak. Harkitnas sendiri mengedepankan persatuan dan kesatuan bangsa. Yang sudah digagas oleh pendahulu kita, PNS sendiri adalah pelayanan masyarakat, tidak boleh terpecah pecah,” ultimatum Walikota Kediri Samsul Ashar usai memimpin Upacara Peringatan Harkitnas di Balaikota Kediri, Senin (20/5).

Peringatan Walikota terhadap netralitas PNS sangat realistis. Pasalnya, Kota Kediri dalam waktu dekat akan memiliki hajat besar memilih pimpinan daerah untuk lima tahun yang akan datang. Walikota tidak ingin euforia Pilkada 23 Agustus 2013 mendatang malah menjadi pemecah belah diantara PNS. “Sekali lagi haketat Harkitnas adalah alat untu mempersatukan bangsa, satu Nusa Satu Bangsa. Kalau ada perbedaaan, maka harus kita selesaikan dengan baik. Kalau jaman dahulu, untuk mengusir penjajah dibutuhkan persatuan dan kesatuan. Sekarang kita memperingatinya bersama dengan mengambil nilai-nilai dan maknanya,” tegas pak Dokter, sebutan akrab Samsul Ashar.

Upacara peringatan Harkitnas di Balaikota Kediri sendiri dikuti oleh seluruh PNS, musyawarah pimpinan daerah (muspida) hingga kalangan pelajar. Walikota sebagai pembina upacara membacakan pidato Menteri Komunikasi dan Informasi Tifatul Sembiring.

Isi dari pidato tersebut mengamanatkan kepada seluruh PNS, pegawai instansi pemerintah untuk bekerja sesuai bidang masing-masing, mengabdi kepada masyarakat.