Sunday, December 29, 2013

Perbanyak Sholaawat di Malam Tahun Baru di Rabu Wekasan

Pesta kembang Api di SLG Kediri tahun lalu
Tahun Baru 2014 tepat jatuh pada bulan Safar. Telah menjadi kepercayaan banyak orang bahwa bulan Safar adalah bulan yang penuh musibah.
Mitos ini semakin diperparah dengan beredarnya broadcast melalui jejaring Blackberry Messenger (BBM) yang menyebutkan, malam tahun baru ini bertepatan dengan Rabu Wekasan. Rabu Wekasan adalah Rabu terakhir di bulan Safar. Di hari itu, Allah akan menurunkan ribuan malapetaka kepada manusia.
Ada tradisi yang dilakukan sebagian orang, khususnya warga Nahdliyin, di hari Rabu Wekasan melakukan shalawat Nabi. Selain itu, di hari Rabu terakhir bulan Safar, warga Nahdliyin akan mengisinya dengan doa-doa tolak bala.

Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, Saleh Hayat, Senin 30 Desember 2013, mengakui masyarakat Nahdliyin memang mengenal Rabu Wekasan.

"Kalangan Sunni memang akrab dengan Rabu Wekasan. Di Indonesia biasanya warga Nahdliyin menggunakan hari itu untuk memperbanyak shalawat dan membaca doa tolak bala," kata Saleh Hayat.

Namun, soal mitos akan banyak malapetaka di hari itu, Saleh menepisnya. Menurut Saleh, setiap orang yang tertimpa musibah bukan karena pengaruh hari apa atau bulan apa. Di Islam sendiri tidak ada hari atau bulan sial.

"Tidak peduli hari Rabu Wekasan, jika seseorang waktunya celaka ya celaka juga," katanya.

Hubungannya dengan tahun baru yang jatuh pada hari Rabu Wekasan, Saleh menuturkan, perayaan malam pergantian tahun kerap dirayakan dengan pesta dan larut dalam hura-hura. Sehingga, jika musibah datang, itu karena orang-orang menjadi kurang waspada. Atau manusia melakukan perbuatan mungkar.

"Biasanya pergantian tahun selalu diisi dengan berbuatan maksiat. Kemungkinan ini yang membuat celaka. Jika kaitannya Rabu Wekasan membawa celaka hanyalah mitos saja," tutur Saleh. (sumber vivanews.com)