Tuesday, March 5, 2013

Atasi Jembatan Mondo, Pemprov Berencana Bangun Jembatan Darurat


KEDIRI – Peristiwa jembatan ambrol di Desa Mondo Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri menggugah pihak pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur untuk membangun jembatan darurat sementara waktu.

“Untuk sementara waktu, dalam waktu dekat akan kita bangun jembatan darurat, karena jembatan ini sangat vital, menghubungkan Kabupaten Kediri dan Kabupaten Tulungagung,” kata Wakil Gubernur Jawa Timur saat sidak di lokasi jembatan Mondo, Selasa (5/3).

Dalam waktu dekat, kata Gus Ipul, pihaknya akan koordinasi dengan Pemkab Kediri untuk segera memperbaiki jembatan mondo. Tetapi untuk mengatasi dampak runtuhnya jembatan, secepatnya akan dibangun jembatan alternatif.

Sebelumnya jembatan penghubung wilayah kediri dengan tulungagung di desa Mondo Kecamatan Mojo, runtuh total setelah sebulan dibiarkan rusak. Akibatnya, arus lalu lintas terpaksa dialihkan ke jalan desa Mondo dan Keniten, dengan jarak tempuh mencapai empat kilometer.

Keracunan Massal Pengajian, Polisi Amankan Pasutri Penyelenggara Acara


KEDIRI – Halim (40) dan istrinya diamankan petugas Satuan Reskrim (Satreskrim) Polres Kediri, Jawa Timur. Mereka dibawa ke Mapolres Kediri untuk dimintai keterangan terkait insiden keracunan massal yang menimpa 28 jamaah pengajian rutin muslimat NU.

Kasubbag Humas Polres Kediri AKP Budi Nurtjahjo mengatakan, Halim dan istrinya dimintai keterangan terkait penyelenggaraan acara dan asal mula hidangan yang disuguhkan kepada jamaah. “Hari ini kita periksa bapak dan ibu Halim, yang kemarin menyelenggarakan pengajian rutin. Mereka, dimintai keterangan terkait makanan atau kue itu didapat darimana, masak sendiri apa beli kepada orang lain,” ujar Budi Nurtjahjo, Selasa (05/03/2013)

Kedua, imbuh Budi, diperiksa sebagai saksi. Tetapi tidak menutup kemungkinan statusnya akan dinaikkan. Tetapi, kata Budi, tergantung hasil penelitian sampel sisa makanan di Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Jawa Timur. “Kemarin, kami sudah mengambil sampel dari sisa makanan, dan muntahan para korban. Sampel itu sudah kita bawa ke Labfor Polda Jatim untuk dimintai keterangan. Hasilnya, masih kita tunggu,” terang Budi menjelaskan.

Seperti diberitakan sebelumnya, sebanyak 28 orang jamaah pengajian muslimat NU mendadak muntah-muntah, dan diare usai menyantap nasi rames yang disuguhkan keluarga Halim. Semua korban dilarikan ke RSUD Pelem, Kecamatan Pare. Dari jumlah itu, sebanyak 9 orang sudah dipulangkan. (*)

Oprasi Sakauw, Polres Hanya Tangkap Dobel L Dan Miras


KEDIRI – Gelar opreasi Sakauw se Polda Jatim, jajaran Polres Kediri hanya berhasil mengungkap narkoba jenis dobel L dan Miras. Padahal, target operasi tersebut adalah narkotika, psikotrpika dan obat keras. Untuk mengungkap narkotika dan psikotropika, belum satupun jajaran polres Kediri belum satupun berhasil mengungkapnya.

Dalam tempo 12 hari, Jajaran Polres Kediri dalam operasi ini berhasil mengungkap 14 kasus dengan 18 tersangka. Dari 18 tersangka tersebut terdiri dari 16 tersangka laki-laki dan 2 tersangka perempuan. Narkoba jenis dobel L yang berhasil di amankan sebanyak 5.247 butir. Sedang miras yang berhasil 301 botol dan 4 jurigen berisi 30 dengan jumlah tersangka sebanyak 37 orang.

Kasat Rekoba Polres Kediri AKP Siswanto mengatakan, seluruh tersangka narkoba maupun miras yang berhasil terjaring dalam operasi ini masih pada tingkatan pengedar. Untuk mengungkap jaringan yang lebih atas jajarannya membutuhkan waktu lebih lama lagi. “Pada jaringan narkoba yang berhasil kita tangkap rata-rata pada tingkat pengedar, begitu juga pada miras yang berhasil kita tangkap juga rata-rata merupakan penjual. Untuk kasus narkoba biasanya jaringan itu terputus pada tingkat orang ke tiga diatasnya, masalahnya kebanyakan tersanga menyatakan tidak kenal sehingga hingga kini Bandar besarnya susah untuk di tangkap," ungkap Siswanto.

Kasat Reskoba menyatakan saat ini jajarannya sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut terhadap peredaran narkotika dan psikotropika di Kabupaten Kediri. Untuk bisa mengungkap jaringan itu, pihaknya mengaku membutuhkan metode dan strategi khusus. Salah satu yang menjadi persoalan yang dihadapi jajaran kepolisian dalam pengungkapan jaringan peredaran narkotika dan psikotropika adalah anggota jajaran reserse narkoba yang sudah banyak di kenali oleh para pengedar tersebut. “Untuk bisa mengunkap jaringan narkotika dan psikotropika kita butuh waktu dan strategi khusus. Jika kita menggunakan strategi undercover boy atau pembelian secara terselubung rata-rata anggota kita asli orang Kediri, sehingga sudah banyak di kenali oleh jaringan itu. maka yang bisa kita lakukan adalah surveyland yaitu dengan membuntuti jaringan yang ada ini. saya yakin suatu ketika kita bisa mengungkapnya,” imbuh Siswanto. (*)

Satpol PP Harus Inovatif


KEDIRI - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) sebagai petugas penegak Peraturan Daerah (Perda) diminta agar lebih inovatif dalam menjalankan tugasnya. Hal itu diungkapkan Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf dalam sambutannya saat memimpin Apel dalam rangka HUT Satpol PP yang ke 63 dan HUT Satuan Perlindungan Masyarakat di lapangan GOR Jayabaya Kota Kediri, Selasa (5/3)

”Keahlian itu akan melahirkan prestasi. Prestasi bisa lahir dari inovasi-inovasi, selalu lakukan perbaikan-perbaikan yang inovatif dalam menjalankan tugas," kata Saifullah Yusuf.

Menurutnya Satpol PP dan linmas merupakan bagian terdepan di pemerintah daerah. Jadi harus tampil yang terbaik. "Kalau Satpol PP-nya bagus, maka yang didalam bagus, dan akan menarik untuk masuk kedalam," ujarnya.

Dalam suatu proses pembangunan, kata Gus Ipul, Satpol PP menjadi awal persepsi publik. "Boleh suatu pemerintah maju, kemajuan itu tidak ada gunanya, jika diperempatan masih ada gelandangan dan pengemis. Karena itu akan menghambat sebuah pembangunan," ujarnya.

Satpol PP dalam bentuk penampilan harus tegas tidak kelihatan loyo, maka akan ganggu keberhasilan Jawa Timur. Dan kedepan diperlukan Satpol PP yang cerdas. "Kedepan diperlukan petugas Satpol PP yang cerdas, cara kerja hebat," ujarnya.

Dalam menjalankan tugasnya. Satpol PP Membantu pemerintah menegakkan peraturan daerah. Menghadapi pkl, pelanggaran-pelanggaran. "Satpol pp punya tugas berat," ujarnya.

Kedepan sanggup memperbaiki, melakukan inovasi dalam melaksanakan tugas sesuai aturan. "Gagah menyenangkan. Tegas, tapi tetap bisa senyum," pesannya.

Gus Ipul juga berpesan kepada petugas Satpol PP se- Jawa Timur, agar Satpol PP tidak lagi menggunakan kekuatan fisik dalam menegakkan peraturan daerah (Perda). “Menegakkan perda dengan kekuatan fisik merupakan metode lama. Saat ini Satpol PP harus merubah kebiasaan dengan lebih mengutamakan dialog,” pintanya.

Langkah itu, menurut Gus Ipul lebih efektif ketimbang harus beradu fisik yang bisa mengakibatkan bentrok antara petugas Satpol PP dan masyarakat. “Masyarakat kalau diajak dialog, pasti mau. Jangan lagi lah menggunakan kekerasan,” pintanya.

Gus Ipul menambahkan, seluruh personil Satpol PP se - Jawa Timur saat ini sudah dibekali kemampuan menyelesaikan masalah dengan damai. Jika sebelumnya banyak petugas Satpol PP harus bentrok dengan pedagang kaki lima, saat dilakukan penggusuran lapak. Ia berharap, penggusuran PKL dilakukan dengan damai melalui upaya dialog untuk mendapatkan solusi yang tidak merugikan masyarakat.

Sementara itu, dalam pagelaran wayang yang juga dalam rangka HUT Satpol PP yang ke 63, Walikota Kediri Samsul Ashar dalam sambutannya berpesan agar Satpol PP kedepan menunjukkan karya terbaiknya sebagai bagian dari Pemerintah Kota Kediri dan juga Pemerintah Provinsi. “Tingkatkanlah kinerja social dengan selalu menunjukan karya terbaik,” pesan Samsul di halaman Balai Kota Kediri, Senin (4/3) malam.

Masih kata Pak Dokter, pagelaran wayang merupakan bentuk apresiasi terhadap kebudayaan. Dalam setiap lakon ada makna yang terpendam dan pesan-pesan moral yang penuh dengan filosofis. “Mari kita simak pegalaran wayang ini, dan menggali makna filosofis yang terpendam didalamnya,” ajaknya.

Selain dalam rangka HUT Satpol PP yang ke-63, saat ini juga bertepatan dengan hari jadi Perlindungan Masyarakat (Linmas) yang ke 51. Walikota Samsul berharap, Provinsi Jawa Timur semakin tegak penuh wibawa. “Mudah-mudahan Satpol PP selalu mendukung keamanan dan ketertiban di berbagai daerah di seluruh Jawa Timur,” harapnya.

Untuk diketahui, pagelaran wayng kulit tersebut menghadirkan dalang Ki Anom Suroto dengan lakon Wahyu Probokayun ini merupakan rangkaian hari jadi Satpol PP Provinsi Jawa Timur yang tahun ini dipusatkan di Kota Kediri ini.