Wednesday, June 5, 2013

NU Berjaya Saat Presiden Gus Dur



KEDIRI  - Calon Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyatakan, Nahdlatul Ulama (NU) mempunyai masa kejayaan saat Indonesia dipimpin KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Ungkapan itulah yang disampaikan Khofifah dihadapan ribuan muslimat se-Kabupaten Kediri, Rabu (5/6).

Selain itu, ketua PP Muslimat NU ini juga menceritakan peran yang saat vital dirinya ketika Gus Dur mencalonkan diri sebagai Presiden RI keempat. Kala itu, Khofifah masih menjabat sebagai Sekretaris Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) MPR RI. Dialah satu-satunya orang yang mengetik surat-menyurat berkas pencalonan Gus Dur. Dia pula yang mengantarkan berkas pendaftaran itu di hari terakhir, sebelum penutupan. “Ada surat keterangan tidak sedang pailit yang seharusnya dari Pengadilan Tata Niaga, ada surat keterangan berkelakuan baik dari Kapolres, kemudian ada surat tidak dipidana dari Pengadilan Negeri dan surat keterangan sehat. Tetapi, semuanya itu kita bikin sendiri. Dan Gus Dur yang menandatangani,” ujar Khofifah dihadapan ribuan muslimat NU, dalam acara peringatan harlah Muslimat NU ke-67 di Stadion Chanda Bhirawa Pare, Kabupaten Kediri, Rabu (5/6).

Keempat surat itu tidak berasal dari instansi terkait, melainkan hasil ketikan Khofifah. Semua surat itu ditanda tangani oleh Gus Dur, hari terakhir pencalonan, pada pukul 04.00 WIB. Dan anehnya, hasil sidang MPR RI menyatakan bahwa, berkas sudah lengkap dan Gus Dur memenuhi syarat pencalonan. “Sidang dibuka pada pukul 10.00 WIB. Kemudian ditunda 30 menit untuk verifikasi berkas. Saya meminta tolong agar semua surat itu diurus dari masing-masing instansi terkait. Saya tunggu hingga pukul 10.00 WIB. Ternyata, hingga batas waktu itu, surat belum ada. Namun, hasil sidang, Sekjen MPR RI menyatakan bahwa calon presiden Gus Dur berkasnya dinyatakan lengkap dan memenuhi syarat,” beber mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan itu disambut tepuk tangan oleh ribuan muslimat dari berbagai daerah se-Kabupaten Kediri.

Setelah terpilih, lanjut Khofifah, Gus Dur memintanya untuk membuatkan lima surat calon wakil presiden. Dia pula yang mengetiknya. Kemudian, esok harinya sekitar pukul 04.00 WIB, Gus Dur memberitahu bahwa nama calon wakil presiden itu adalah ibu Megawati Soekarno Putri, Ketua Umum DPP PDI Perjuangan. “Saya menghubungi seluruh teman-teman dari PDI. Saya meminta kelengkapan berkas ibu Megawati. Tetapi tidak ada satupun yang mengasihkan ke saya. Ketika saya daftar, tidak ada satupun orang yang mau mengantarkan. Jadi, yang mengetik saya sendiri, dan yang mengantar juga saya sendiri," terus Khofifah.

Seandainya Megawati tidak pernah menjadi wapresnya Gus Dur, kata Khofifah, maka beliau tidak pernah menjadi presiden. Dalam perjalanan, Gus Dur diturunkan, kemudian Megawati naik untuk menggantikannya. “Andai bu Mega tidak pernah menjadi wapresnya Gusdur, maka beliau tidak menjadi presiden. Dan yang mengusulkan bu Mega adalah satu satunya Fraksi PKB. Mungkin saudara PDI P yang belum tahu cerita ini. Karena saya tidak pernah menulis di artikel atau surat kabar manapun," jelas Khofifah.

Setelah sampai pendaftaran, kata Khofifah, dirinya sempat ditanya, kenapa hanya satu lembar berkas ibu Megawati?. Khofifah menjawab, lampirannya sama dengan milik Gus Dur. Syarat-syarat yang diajukan persis. Dan yang membuatnya terkegum, persyaratan itu diterima dan dinyatakan lengkap. “Maunah Allah kadang-kadang datangnya injuri time. Diantara dzohiron wa batinan, syarit sudah dilakukan. Mudah-mudahan maunah Allah datang disaat doa terus kita panjatkan. Semoga 29 Agustus mendatang, Jawa Timur akan memperoleh Gubernur dari NU," doa sekaligus harapan Khofifah kepada seluruh muslimat NU yang datang.

Dalam acara Harlah Muslimat NU di Stadion Chanda Bhirawa Pare, Kediri, Ketua DPW PKB Jawa Timur Halim Iskandar turut hadir. Selain itu, hadir pula pengurus PKB Kabupaten Kediri, dan jajaran pengurus Muslimat NU se-Kabupaten Kediri.

No comments:

Post a Comment