Tuesday, April 2, 2013

Tata Cara Etika Komunikasi Interpersonal



Menjadi juara putri Kartini PT Gudang Garam Tbk, tentu bukan sesuatu yang mudah. Karena setelah dinobatkan, dia akan memiliki tugas-tugas berat misalnya mendampingi atau menerima tamu penting, mengisi acara-acara internal, maupun tugas lain yang dibebankan. Tugas ini, selain kewajiban sebenarnya juga merupakan peluang dan kesempatan yang harus dimanfaatkan dengan baik.

Melihat tugas-tugas ini, secara tidak langsung sebenarnya Putri Kartini menjadi public relation (PR) performance perusahaan. Khususnya di internal. Untuk itu, maka kemampuan komunikasi interpersonal putri kartini sangat penting untuk diperhatikan.

Secara umum, komunikasi dengan siapapun adalah penting, dan dapat meningkatkan keakraban, saling mengenal, dan saling cinta. Namun kadang, baik diketahui ataupun tidak, ketika seseorang berkomunikasi biasanya ada kata-kata yang salah, kurang pas, kurang berkenan, dan sebagainya, yang membuat orang yang mendengar merasa kurang nyaman.  

Ada pepatah, lidah lebih kejam daripada pedang. Pedang untuk menembus hati masih melalui kulit, sedangkan kata-kata dapat membuat hati sakit ketika kata-kata yang keluar kurang tepat, kurang pada tempatnya, hingga menyinggung perasaan orang lain.

Berkomunikasi yang baik kepada siapapun dan dimanapun akan mempengaruhi suasana komunikasi dan hati antar orang yang sedang melakukan komunikasi. perkataan yang baik, pas, dan tepat waktu, dapat membuat hati si pendengar senang dan merasa nyaman didekat orang yang perkataannya selalu menyenangkan itu.
Berbeda dengan orang yang selalu berkata kasar, sungguh akan memilukan perasaan dan menyakitkan hati, bahkan akan mengundang kemarahan yang berujung pada kekurang senangan hingga permusuhan.

Untuk itulah, maka Etika dan tatacara berkomunikasi yang baik sangat penting dipahami dan dilaksanakan, sesuai dengan forum yang ada. Tetapi secara umum ada beberapa etika dan tata cara komunikasi yang perlu diperhatikan, antara lain :  

1. Menyapa dengan Santun

Ketika bertemu dengan orang lain yang kita kenal, sapalah dengan santun, dengan salam dan senyum. Mendekati dan bersalaman akan lebih membuat rasa persaudaraan semakin erat. Ketika di ruang tunggu dan di sebelahnya ada orang yang tidak kita kenal, lebih elok jika menyapa dan berkenalan, tentunya dengan santun juga. Menyapa dengan santun  dapat membuka hati orang yang tak dikenal agar bisa menerima kita menjadi kawan atau teman atau yang lain. Sedangkan menyapa dengan santun untuk orang yang sudah kita kenal, dapat memperakrab dan memperkuat tali persaudaraan.

2. Menjadi pendengar yang baik.

Ketika sudah memasuki tahap komunikasi, tentu kita harus siap menghadapi cara berkomunikasi mereka. Mungkin ada yang omongnya banyak atau cerewet, ada yang pendiam dan sebagainya. Untuk menghadapi orang yang banyak omongnya, sehingga terus menerus, maka jadilah pendengar yang baik. Meskipun  itu kurang menyenangkan.
Pendengar yang baik bukan hanya mendengarkan, melainkan dengan perilaku yang lain, misalkan sekali-kali tatap matanya sebagai tanda kita memperhatikan, senyum, dan sekali-kali menganggukkan kepala. Sehingga orang lain merasa senang, nyaman, dan diperhatikan atau didengarkan 
Saat mendengarkan, jangan pernah dalam hati Anda berkata yang tidak-tidak, dengarkanlah saja seperti itu, pasti ada manfaatnya di balik itu semua. Lalu apabila berhadapan dengan orang pendiam, dan omongnya sedikit, harus dapat memancing agar ada komunikasi timbal balik. Caranya, antara lain :

3. Mengajukan pertanyaan sederhana.

Jangan menanyakan namanya dahulu, karena kadang bisa dinilai terlalu pribadi dan umumnya jawabannya akan singkat. Sampaikan pertanyaan yang kira-kira dia akan menjawab agak panjang atau sepadan. 

4. Jangan sok tahu.

Gaya sok tahu seseorang, sering membahayakan diri sendiri dalam hal berkomunikasi. Ketika berkomunikasi dan ada timbal baliknya, jangan merasa sok tau tentang apa yang dibicarakan orang yang berkomunikasi dengan kita.

5. Saling Mengisi Cerita
Kadang-kadang, dalam komunikasi Anda memposisikan diri sebagai pendengar dan mencoba memahami yang disampaikan oran lain yang belum begitu Anda kenal atau orang saat orang lain itu sedang bersemangat bicara. Meskipun, sebenarnya Anda tahu apa yang dibicarakan. Tunggu sampai saat yang tepat untuk saling bercerita atau saling mengisi dalam cerita itu. Sehingga keakraban dan komunikasi akan menyambung dengan baik.

6. Jangan memotong pembicaraan

Memotong pembicaraan, kadang dirasakan kurang nyaman dan menyakitkan bagi lawan bicara kita. Apalagi jika pemotongan itu dilakukan pada saat yang kurang, pemahaman yang kita tangkap berbeda dengan apa yang dia ingin sampaikan. Karena dia akan merasa seakan apa yang dia bicarakan tidak didengarkan atau akan dinilai sok tahu.

7. Menyela atau ‘Gengongi’

Sedikit menyela untuk menegaskan atau gegongi (Jawa,Red) jika kita sudah tahu apa yang dibicarakan, kadang bisa membuat komunikasi lebih gayeng. Karena lawan bicara kita akan merasa didengarkan dan nyambung, terbukti bisa menyaut dengan tepat atau gegongi, meskipun menyela.

Semoga bermanfaat.


No comments:

Post a Comment